Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN METODE FAST FEEDBACK MODEL

PENGELOMPOKKAN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI
TEOREMA PYTHAGORAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia
melalui proses transformasi pendidikan yaitu membudayakan
dan memberadabkan manusia (Dimyati, 2006). Melalui proses
pendidikan manusia berupaya mengembangkan kepribadian dan
kemampuannya (Wijaya,1992). Inovasi model dan evaluasi
pembelajaran sangat penting dalam hal mentransformasikan
ilmu, namun hal tersebut tidak dapat terpenuhi karena
banyaknya siswa yang ditampung melebihi kapasitas yang
ditentukan sehingga umumnya guru hanya menggunakan
metode ceramah saja.

Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 kapasitas kelas hanya


dibatasi 32 siswa (Permendiknas:2007). Jumlah siswa yang ideal
dalam setiap kelasnya hanya berkisar 20-32 siswa.
Keadaan yang demikian dapat dipastikan perkembangan belajar
setiap individu tidak dapat diperhatikan dengan baik, sehingga
diperlukan strategi atau cara untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah mereka
terima. Strategi yang dilakukan biasanya dengan memberikan
evaluasi berupa tugas atau tes, akan tetapi dengan jumlah siswa
yang melebihi kapasitas kelas yang ditentukan mengakibatkan
lamanya waktu pengoreksian. Pengoreksian yang memakan
waktu lama ini mengakibatkan kesalahan siswa terlambat
diketahui, sementara pembelajaran terus berlanjut sehingga
tidak ada waktu untuk melakukan perbaikan kembali. Keadaan
seperti ini mengakibatkan siswa yang belum mengerti materi
tertentu untuk selanjutnya tidak akan mengerti materi
berikutnya, karena dalam pembelajaran matematika antara
materi yang satu dengan materi yang lainnya saling
berkesinambungan.
Evaluasi yang pengoreksiannya memakan waktu cukup lama
dapat diatasi dengan menggunakan metode fast feedback yaitu
metode evaluasi dengan teknik pengoreksian yang cepat.
Kelebihan metode fast feedback ini adalah pengoreksiannya
cepat dan dapat langsung diketahui hasilnya sehingga dapat
segera dilakukan remidiasi jika terjadi miskonsepsi siswa (Berg,
2008).

Kelebihan lain dari metode ini yaitu dapat dilakukan sesering


mungkin selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil penelitian terkait dengan penerapan metode fast feedback
adalah aplikasi metode fast feedback pada pembelajaran
matematika tentang garis dan sudut dan diperoleh hasil belajar
matematika meningkat yang ditunjukkan dengan meningkatnya
persentase keberhasilan dari siklus I sebesar 75% menjadi 87,5%
setelah diberikan feedback oleh guru (Ratnasari, 2010). Wikanthi
(2012), Aplikasi metode fast feedback pada pembelajaran
matematika tentang kubus juga mengalami peningkatan
terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan
meningkatnya persentase keberhasilan dari siklus I sebesar
62,5% menjadi 95% setelah diberikan feedback berupa
pembelajaran.
Metode fast feedback ini pernah diteliti sebelumya oleh Berg, dkk
(2003) di salah satu universitas di Filipina dengan jumlah
mahasiswa 40 sampai 70 orang per kelas. Hasil dari penelitian
tersebut terbukti bahwa dengan menggunkan metode fast
feedback pengajar dapat mengoreksi jawaban atau respon siswa
terhadap tugas yang diberikan hanya dalam hitungan detik.

Kegiatan review yang dilakukan tersebut untuk menentukan


tindakan yang akan dilakukan selanjutnya yaitu memberikan
tugas baru atau diberikan pembelajaran terlebih dahulu sebelum
memberikan tugas berikutnya.
Mazur (1997) dari Harvard University telah mengembangkan
pengajaran konseptual untuk kelas besar di Universitas Harvard,
dengan menggunakan metode fast feedback, guru dapat
melakukan diskusi saat itu juga dengan siswa sehingga dapat
mempelajari berbagai konsep siswa secara cepat dan melakukan
perbaikan terhadap konsep yang salah melalui kegiatan
menyimpulkan hasil diskusi atau memberikan argumen maupun
demostrasi untuk meyakinkan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
menerapkan metode fast feedback dapat meningkatkan
persentase keberhasilan pembelajaran matematika pada materi
garis dan sudut dan juga pada kubus, maka dari itu peneliti
tertarik mengadakan penelitian tentang Penerapan Metode Fast
Feedback Model Pengelompokkan Jawaban Untuk Meningkatkan
Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Materi Teorema
Pythagoras, dan memilih SMP Negeri .... Kabupaten .... sebagai
tempat penelitian dan kelas VIII sebagai obyek penelitian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Apakah metode fast feedback model pengelompokan jawaban
dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa
kelas VIII SMP Negeri .... Kabupaten .... pada materi teorema
pythagoras?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah materi siswa kelas VIII SMP Negeri .... Kabupaten ....
pada materi teorema pythagoras dengan menggunakan metode
fast feedback model pengelompokan jawaban.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
dalam pembelajaran matematika khususnya dalam merespon
kesulitan siswa secara cepat untuk segera mendapatkan
feedback sehingga standar kompetensi dapat tercapai dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman terhadap materi teorema pythagoras
sehingga kesalahan dapat diidentifikasi secara cepat dan dapat
segera diremidiasi
b. Bagi Guru
Mendapatkan feedback secara cepat sehingga dapat dilakukan
perbaikan dalam metode mengajar yang dilakukan sehingga
transformasi ilmu dalam proses pembelajaran berjalan dengan
lancar Contoh ptk matematika smp kelas 8
c. Bagi Sekolah
Memberikan kesadaran akan pentingnya fast feedback guna men
ingkatkan mutu sekolah
d. Bagi Peneliti Lain
Untuk menambah wawasan dan referensi bagi peneliti lain yang
akan mengembangkan model baru metode fast feedback.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pemecahan Masalah
Hamsah (2003), mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat
berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk
baru. Bahkan di dalam pembelajaran matematika, selain
pemecahan masalah mempunyai arti khusus, istilah tersebut
mempunyai interpretasi yang berbeda, misalnya menyelesaikan
soal cerita yang tidak rutin dan mengaplikasikan matematika
dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Herman (2001), pemecahan masalah juga dapat
mendorong untuk dapat melakukan evaluasi cara memilih
pembelajaran dengan pendekatan masalah memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: mengaplikasikan pemahaman pengetahuan
dalam kehidupan, memilih masalah yang berkaitan dengan
situasi nyata dalam kehidupan, dan mengembangkan sifat ilmiah
seperti jujur, teliti, terbuka, propesional, dan kerja keras.
Pemecahan masalah adalah proses memikirkan dan mencari
jalan keluar bagi masalah tersebut (Gulo W, 2002).
2. Pengertian Evaluasi
Dimyati (2006), evaluasi adalah suatu proses belajar atau
transformasi belajar yang dapat dinilai keberhasilannya melalui
evaluasi pembelajaran karena evaluasi pembelajaran itu sendiri
adalah suatu proses untuk menentukan nilai belajar dan
pembelajaran yang dilaksanakan. Melalui kegiatan penilaian atau
pengukuran belajar dan pembelajaran, evaluasi juga merupakan
suatu bentuk umpan balik yang diberikan guru bagi siswa.
Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
mengukur keberhasilan program pendidikan (Arikunto, 2003).

Menurut Purwanto (2002), evaluasi merupakan suatu proses


yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai.
Evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Berdasarkan pengertian di atas, penelitan ini mengacu pada
pengertian evaluasi menurut Purwanto (2002), karena penelitian
ini menggunakan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan siswa
dalam mencapai KKM, sehingga dapat menentukan langkah
selanjutnya yang akan diambil.
3. Tujuan Evaluasi
Menurut (Suharsimi, 2007; Sudijono, 2008; Daryanto, 2008)
evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran, untuk menghimpun keteranganketerangan atau
bahan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh siswa,
mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pembelajaran yang
telah dilakukan dalam proses pembelajaran, untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak
lanjutnya.
Depdiknas (2003), mengemukakan tujuan evaluasi pembelajaran
adalah untuk melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan
belajar mengajar, memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan
guru, memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan
program belajar mengajar, mengetahui kesulitan-kesulitan apa
yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan belajar dan
mencarikan jalan keluarnya, dan menempatkan siswa dalam
situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan
kemampuannya. Contoh ptk matematika smp kelas 8 Menurut
Tagliante (1996), evaluasi bertujuan untuk menemukan kesulitan
pembelajaran dalam mengikuti pelajaran, yang selanjutnya akan
diberikan perlakuan yang cepat, sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapainya.
4. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi menurut Sudijono dan Daryanto (2008), adalah
sebagai alat diagnostik untuk mengetahui kelemahan siswa dan
sebab-sebab dari kelemahan tersebut, sebagai pengukur
keberhasilan dalam pembelajaran, sebagai sarana untuk
memperbaiki dan melakukan penyempurnaan kembali. Menurut
Suharsimi (2007), evaluasi mempunyai fungsi: Kurikuler (alat
pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran), instruksional (alat
ukur ketercapaian tujuan proses belajar mengajar), diagnostik
(mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau penyelesaian
berbagai kesulitan belajar siswa), placement (penempatan siswa
sesuai dengan bakat dan minatnya, serta kemampuannya) dan
administratif bimbingan konseling (pendataan berbagai
permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan
penyuluhanya).

5. Umpan Balik (Feedback)


a. Pengertian umpan balik (Feedback)
Dimyati dan Mudjiono (2006), feedback adalah segala informasi
yang diperoleh selama proses pembelajaran yang digunakan
untuk menentukan tindakan perbaikan. Guru membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar dengan cara menanggapi hasil
kerja siswa sehingga siswa lebih menguasai materi dan hasil
belajarnya meningkat. Feedback adalah salah satu upaya
mengobservasi siswa berkaitan dengan bagaimana ia melakukan
aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk
meningkatkan kemampuan siswa itu (Suherman, 1998).
Suwarsih (2011), feedback merupakan pemberian informasi yang
diperoleh dari pekerjaan siswa untuk meningkatkan hasil
belajarnya. Feedback digunakan untuk mengetahui sejauh mana
siswa memahami konsep atau materi yang pelajaran dan untuk
menentukan tindakan selanjutnya dalam
pembelajaran. Download PTK matematika smp doc Menurut
Sudjito (2010), feedback memegang peranan sangat penting
dalam baik bagi siswa maupun bagi guru. Melalui feedback,
siswa dapat mengetahui sejauh mana mengerti bahan yang
diajarkan oleh guru, bagi guru feedback juga dapat digunakan
sebagai sarana untuk mengetahui sejauh mana materi yang
diajarkannya dimengerti oleh siswa. Feedback bisa dijadikan
sarana koreksi bagi siswa dalam belajar sekaligus menjadi
koreksi bagi guru dalam mentransformasikan ilmu.
Berdasarkan pengertian di atas, penelitian ini mengacu pada
pengertian feedback menurut Suwarsih (2011), karena dari hasil
evaluasi guru dapat mengetahui kesalahan siswa sehingga dapat
dilakukan feedback untuk menentukan tindakan selanjutnya
dalam pembelajaran.

b. Jenis-jenis umpan balik (Feedback)


Menurut Sudjito (2010), feedback terbagi menjadi dua, yaitu slow
feedback dan fast feedback. Contoh dari slow feedback (umpan
balik lambat) yaitu guru memberi tugas dan pekerjaan rumah
dengan tenggang waktu cukup lama untuk mengerjakannya.
Keadaan ini sangat memungkinkan siswa untuk saling contoh
dan bukan merupakan hasil pikirannya sendiri. Setelah tugas dan
pekerjaan rumah dikumpulkan, guru membutuhkan waktu lama
untuk koreksi tugas dan setelah dikoreksi tidak dilakukan
konsolidasi karena minimnya waktu sedangkan banyak materi
yang harus diselesaikan, padahal ada kemungkinan sebagian
siswa masih ada yang belum mengerti, dan untuk mengatasi
masalah di atas digunakan metode
fast feedback (umpan balik cepat), yang bisa dilaksanakan saat
pelajaran berlangsung tanpa membuang banyak waktu untuk
koreksi.
Secara umum umpan balik atau feedback terbagi ke dalam dua
jenis yaitu intrinsic feedback dan extrinsic feedback
(Apruebo,2005). Intrinsic feedback berkaitan dengan penilaian
terhadap dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas dan atau
perilaku yang telah dilakukannya, serta tentang kemampuan
yang telah ditunjukkannya. Misalnya dalam melaksanakan tugas
gerak, apakah aktivitas yang dilakukan sudah sesuai dengan
yang diinstruksikan guru, apakah sudah mampu menyelesaikan
keseluruhan tugas gerak, apakah merasa nyaman dengan alat
bantu yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian gerakan
senam telah sesuai dengan urutan yang harus dilakukan.
Extrinsic feedback adalah umpan balik yang berasal dari luar
dirinya. Download PTK matematika smp kelas 8 doc Misalnya
koreksi dari guru penjas atas gerakan yang sudah dilakukan,
cemoohan rekan karena salah memberikan umpan ketika
bermain bola, atau dari lingkungan sekitar seperti cuaca yang
terlalu panas sehingga mengharuskannya sering beristirahat
ditempat yang teduh.
c. Macam-macam Fast Feedback
Penelitian mengenai fast feedback sudah dilakukan dengan
berbagai model antara lain Penggunaan Metode Fast Feedback
Secara Klasikal, Penggunaan Metode Fast Feedback dengan Peer
to Peer Support In Group, Penggunaan Metode Fast Feedback
Stick Card, Penggunaan Metode Fast Feedback Model Papan
Angkat, Penggunaan Metode Fast Feedback Model Indikasi
Warna, Penggunaan Metode Fast Feedback Model Voting. Untuk
melengkapi model-model yang pernah diteliti sebelumnya,
peneliti mengembangkan model lain dari metode ini yaitu model
Pengelompokkan Jawa ban. Contoh ptk matematika smp
kurikulum 2013
d. Langkah-langkah Fast Feedback
Berg (2008), langkah-langkah fast feedback sebagai berikut:
topik pembelajaran diperkenalkan oleh guru, diberikan
ketentuan-ketentuan seperlunya, tugas pertama diberikan oleh
guru kepada siswa, tugas dikerjakan secara individu atau bisa
juga berpasangan, siswa dipastikan agar konsentrasi dalam
pengerjaan tugas tersebut, pekerjaan siswa diamati oleh guru
dan beberapa siswa diwawancarai selama 20-60 detik, kesalahan
umum yang dilakukan siswa dibahas serta diberikan penjelasan
dari jawaban yang benar sebagai feedback untuk siswa, tugas
kedua diberikan kepada siswa, jawaban siswa diamati dan
beberapa siswa diwawancarai selama 20-60 detik, jika tugas
sudah selesai, siswa dibiarkan untuk mendiskusikan jawaban
mereka, kesalahan umum dibahas dan diberikan penjelasan
jawaban yang benar, demikian seterusnya hingga pembelajaran
usai.

Gambar 1. Langkah-lagkah Fast Feedback


Catatan penting dalam metode ini bahwa fast feedback tidak
digunakan untuk memberikan nilai rapor akhir kepada siswa,
tetapi dipakai untuk membenahi konsep siswa sehingga proses
pembelajaran selanjutnya lebih efektif.
e. Langkah-langkah Penggunaan Metode Fast Feedback Model
Pengelompokkan Jawaban
Langkah-langkah fast feedback model pengelompokkan jawaban
sebagai berikut siswa diberikan kartu tugas untuk dikerjakan
secara individu, pengajar mengambil beberapa jawaban siswa
yang berbeda dan satu diantaranya merupakan jawaban benar
sebagai kunci jawaban, jawaban siswa yang dipilih tersebut
ditempel pada papan yang telah disediakan, siswa diminta
mencocokan jawaban mereka kemudian mengelompokkan
jawaban mereka sesuai dengan jawaban yang sudah ditempel,
pengajar menghitung jumlah jawaban benar siswa yang berada
pada papan yang berisi kunci jawaban, jika jumlah siswa yang
menjawab benar kurang dari 70% maka dilakukan pembelajaran
untuk memperbaiki kesalahan siswa, selanjutnya pengajar
mengeluarkan kartu tugas kedua yang setara tingkat
kesulitannya untuk melakukan cek kembali, jika jawaban benar
siswa lebih dari 70% maka dilanjutkan ke siklus berikutnya yang
tingkat kesulitannya lebih tinggi. Download PTK matematika smp
doc

6. Penelitian Tindakan Kelas


a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan jenis guru sebagai peneliti.
Penelitian tindakan kelas(Classroom Action Research) adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardhani, 2010).
Menurut Arikunto (2009), merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Menurut Suhardjono (2009) Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
Hopkins (2008) mendefinisikan bahwa penelitian tindakan
mengkombinasikan tindakan substantif dan prosedur penelitian
yang merupakan tindakan terdisiplin yang dikontrol oleh
penyelidikan usaha seseorang untuk memahami problem
tertentu seraya terlibat aktif dalam proses pengembangan dan
pemberdayaan.
Wayan (2008), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk
memecahkan masalah di kelas dan memperbaiki kualitas
pembelajaran yang dilakukan di kelas. PTK berfokus pada proses
belajar mengajar di kelas yang bertujuan untuk memecahkan
permasalahan dengan tindakan langsung di kelas (Eko, 2008).
Prosedur PTK meliputi perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).
PTK juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses
pembelajaran menjadi lebih efektif karena guru melakukan
sendiri penelitian terhadap proses pembelajaran. Contoh ptk
matematika smp kelas 8 Hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut, guru akan dapat menggali dan menemukan metode
pembelajaran baru yang lebih inovatif dalam upaya perbaikan
serta dapat meningkatkan profesionalisme tugas guru (Wardhani,
2010; Suroso, 2009).Download ptk matematika smp kelas 8 pdf
Berdasar pengertian di atas, penelitian ini mengacu pada
pengertian PTK menurut Eko (2008), karena setelah proses
belajar mengajar, akan dilakukan evaluasi saat itu juga untuk
mengetahui hasil siswa dan segera mungkin guru melakukan
feedback.

b. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


Prosedur penelitian tindakan kelas ada 4 yaitu: planning yaitu
dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan;
acting yaitu tahap ini merupakan pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai
tindakan di kelas; observing yaitu dalam tahapan ini tidak dapat
dipisahkan dari pelaksanaan tindakan karena pengamatan
dilakukan saat tindakan sedang berlangsung dalam waktu yang
sama; reflecting yaitu tahap refleksi merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini
sangat tepat dilakukan oleh guru pelaksana yang telah selesai
melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan (Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2008).
c. Model Penelitian Tindakan Kelas
Beberapa model penelitian tindakan kelas men urut Hopkins
yaitu: pertama, model Kurt Lewin merupakan model pertama
dalam penelitian tindakan kelas dan merupakan acuan pokok
atau dasar dari berbagai model penelitian tindakan kelas yang
lain. Download ptk matematika smp kelas 8 pdf Model ini
memiliki konsep bahwa dalam satu siklus penelitian tindakan
kelas terdiri dari empat langkah yaitu planning, acting,
observing, dan reflecting.

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin


Kedua, model penelitian tindakan kelas ini merupakan
pengembangan dari model Kurt Lewin. Model penelitian tindakan
kelas Kurt Lewin pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat
dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang
merupakan satu siklus.

Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan


McTaggart
Ketiga, model penelitian tindakan kelas ini juga dikembangkan
berdasarkan model Kurt Lewin tetapi lebih detail dan rinci pada
setiap tingkatannya untuk mempermudah tindakan. Proses yang
telah dilaksanakan dalam semua tingkatan tersebut digunakan
untuk menyusun laporan penelitian. Model ini, setelah
ditemukannya ide dan permasalahan yang menyangkut dengan
peningkatan praktis maka dilakukan tahapan reconnaissance
atau peninjauan ke lapangan. Contoh ptk matematika smp
kurikulum 2013 Kegiatan monitoring terhadap efek tindakan
yang mungkin berupa keberhasilan dan hambatan disertai
dengan faktor-faktor penyebabnya pada akhir tindakan,. Hasil
monitoring tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbaikan
yang dapat diterapkan pada langkah tindakan kedua dan
seterusnya sampai diperoleh informasi atau kesimpulan apakah
permasalahan yang telah dirumuskan dapat di pecahkan.

Gambar 4. Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Elliot


Keempat,model penelitian tindakan kelas menurut Hopkins
dikembangkan erdasarkan model yang sudah ada.

Gambar 5. Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Hopkins


Kelima, model penelitian tindakan kelas menurut Ebbutt terdiri
dari tiga tingkatan. Pertama, ide awal dikembangkan menjadi
langkah tindakan pertama, kemudian tindakan pertama tersebut
dimonitor implementasi pengaruhnya terhadap subjek yang
diteliti. Semua akibatnya dicatat secara sistematis termasuk
keberhasilan dan kegagalan yang terjadi. Catatan monitor
tersebut digunakan sebagai bahan revisi rencana umum tahap
kedua. Kedua ini, rencana umum hasil revisi dibuat langkah
tindakannya, dilaksanakan, monitoring efek tindakan yang terjadi
pada subjek yang diteliti, dokumentasikan efek tindakan tersebut
secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk masuk ke
tingkat ketiga. Download PTK matematika smp doc Pada
tingkatan ini, tindakan seperti yang dilakukan pada tingkat
sebelumnya dilakukan, efek tindakan didokumentasikan,
kemudian kembali ke tujuan umum penelitian tindakan untuk
mengetahui apakah permasalahan yang telah dirumuskan dapat
terpecahkan.

Gambar 6. Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Ebbutt


Keenam, model yang dikembangkan oleh Mc Kernan disajikan
dalam model proses waktu yang menekankan pada usaha
memecahkan masalah rasional dan kepemilikan demokratis oleh
komunitas peneliti. Tahapan model Mc Kernan pada siklus
tindakan 1 terdiri dari menjabarkan masalah, assessment
kebutuhan, hipotesis gagasan, membuat rencana tindakan,
imlementasi rencana, mengevaluasi tindakan, keputusan-
keputusan (merefleksikan, menjelaskan, memahami tindakan)
kemudian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Gambar 7. Model Penelitian Tindakan Kelas menurut McKernan
Berdasarkan beberapa model PTK diatas, penelitian ini
menggunakan model PTK menurut Kemmis dan McTaggart
karena model ini mudah dipahami dan dilaksanakan.

Gambar 8.Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis


dan McTaggart

B. Penelitian yang Relevan


Hasil penelitian terkait dengan penerapan metode fast feedback
adalah Aplikasi Metode Fast Feedback Pada Pembelajaran
Matematika Tentang Garis dan Sudut dan diperoleh hasil belajar
matematika meningkat yang ditunjukkan dengan meningkatnya
persentase keberhasilan dari siklus I sebesar 75% menjadi 87,5%
setelah diberikan feedback oleh guru (Ratnasari, 2010). Wikanthi
(2012), Download PTK matematika smp kelas 8 doc Aplikasi
Metode Fast Feedback Pada Pembelajaran Matematika Tentang
Kubus juga mengalami peningkatan terhadap hasil belajar siswa
yang ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase keberhasilan
dari siklus I sebesar 62,5% menjadi 95% setelah diberikan
feedback berupa pembelajaran.
Metode fast feedback ini pernah diteliti sebelumya oleh Berg, dkk
(2003) di salah satu universitas di Filipina dengan jumlah
mahasiswa 40-70 orang per kelas. Hasil dari penelitian tersebut
terbukti bahwa dengan menggunkan metode fast feedback
pengajar dapat mengoreksi jawaban atau respon siswa terhadap
tugas yang diberikan hanya dalam hitungan detik. Kegiatan
review yang dilakukan tersebut untuk menentukan tindakan yang
akan dilakukan selanjutnya yaitu memberikan tugas baru atau
diberikan pembelajaran terlebih dahulu sebelum memberikan
tugas berikutnya.
Mazur (1997) dari Harvard University telah mengembangkan
pengajaran konseptual untuk kelas besar disana, dengan
menggunakan metode fast feedback guru dapat melakukan
diskusi saat itu juga dengan siswa sehingga dapat mempelajari
berbagai konsep siswa secara cepat dan melakukan perbaikan
terhadap konsep yang salah melalui kegiatan menyimpulkan
hasil diskusi atau memberikan argumen maupun demostrasi
untuk meyakinkan siswa.
C. Kerangka Pikir
Kegiatan belajar mengajar pada saat ini biasanya evaluasi hanya
berupa tugas atau test yang dikumpul dan pengoreksiannya
memakan waktu yang lama sehingga kesalahan yang terjadi
pada siswa terlambat diketahui, dengan lamanya pengoreksian
berdampak pada siswa yang tidak paham terhadap suatu materi
seterusnya tidak akan paham, sedangkan dalam pembelajaran
matematika materi yang satu dengan yang lain saling
berkesinambungan. Download ptk matematika smp kelas 8
pdf Waktu belajar di kelas menjadi tidak efektif. Kondisi tersebut
membuat tingkat pemahaman siswa pada suatu materi menjadi
rendah sehingga perlu diterapkan pengajaran menggunakan
metode fast feedback guna upaya meningkatkan pemahaman
siswa. Berdasarkan uraian di atas maka dapat digambarkan
kerangka berpikir seperti terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Kerangka Berpikir


D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka
hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah dengan
menerapkan metode fast feedback dapat meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah siswa kelas VIII SMP
Negeri ..... Kabupaten .... pada materi teorema phytagoras
menggunakan model pengelompokkan jawaban.

CONTOH PROPOSAL LAPORAN PTK


MATEMATIKA SMP KELAS VII

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
tindakan kelas yang dikembangkan berdasarkan model Kurt
Lewin tetapi lebih detail dan rinci pada setiap tingkatannya untuk
mempermudah tindakan. Hal-hal yang dilakukan yaitu setelah
ditemukannya ide dan permasalahan yang menyangkut dengan
peningkatan praktis maka dilakukan tahapan reconnaissance
atau peninjauan ke lapangan. Kegiatan monitoring terhadap efek
tindakan yang mungkin berupa kemampuan pemecahan masalah
dan hambatan disertai dengan faktor-faktor penyebabnya pada
akhir tindakan. Download PTK matematika smp doc Hasil
monitoring tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbaikan
yang dapat diterapkan pada langkah tindakan kedua dan
seterusnya sampai diperoleh peningkatan kemampuan dalam
memecahkan masalah atau kesimpulan apakah permasalahan
yang telah dirumuskan dapat di pecahkan.

B. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP SMP Negeri 2 ... Kabupaten ... yang
berlokasi di Jl. ... Desa ... Kecamatan .... Kabupaten.... Kelas yang
menjadi obyek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-B yang
berjumlah 42 siswa. Peneliti memilih kelas ini karena saran dan
arahan dari guru matematika yang mengampu.
C. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1.Teknik Pengumpul Data
Peneliti yang sekaligus adalah guru mengumpulkan data dengan
cara:
a. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode
fast feedback pada setiap tahap feedback, guru memberikan
kartu tugas kepada siswa untuk di kerjakan.
b. Selama kegiatan berlangsung, pengamat lain melakukan
observasi terhadap jalannya kegiatan dan mengisi lembar
observasi kegiatan belajar mengajar (KBM).
c. Guru memberikan kartu soal sebagai evaluasi akhir kepada
siswa setelah seluruh pembelajaran berlangsung.
2. Alat Pengumpul Data
a. Kartu tugas
Kartu tugas berisi soal-soal yang digunakan untuk mengetahui
respon siswa terhadap soal-soal tersebut.
Tabel 1
Kisi-kisi Butir Soal

b. Lembar observasi
KBM lembar observasi digunakan untuk mengetahui efektivitas
kegiatan belajar mengajar matematika dengan menggunakan
metode fast feedback.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dan arsip yang berupa administrasi kegiatan
belajar mengajar (KBM) sebagai bukti pelaksanaan penelitian di
kelas. Contoh ptk matematika smp kurikulum 2013
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel
terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dalam penelitian ini yang
disebut variabel bebas adalah metode fast feedback model
pengelompokkan jawaban, sedangkan variabel terikatnya adalah
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
E. Analisis Data
Hasil dari kartu tugas dan lembar observasi KBM, dianalisa
secara deskriptif kualitatif. Efektivitas pembelajaran dengan
menggunakan metode fast feedback dapat dilihat dari jumlah
siswa yang menjawab benar tugas dari guru pada satu siklus.
Dilihat dari jumlah siklus dalam satu tahapan feedback dan
waktu yang dibutuhkan dalam melakukan seluruh siklus tersebut.
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pada setiap siklus, minimal 70% siswa dapat menjawab
dengan benar tugas yang diberikan guru.
2. Waktu untuk melakukan satu siklus feedback maksimal 10
menit.
3. Jumlah siklus feedback yang dilakukan guru pada setiap
pembelajaran sampai minimal 70% siswa berhasil mengerjakan
tugas dengan benar maksimal 3 kali.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) berdasar model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis
dan McTaggart karena model ini mudah dipahami dan
dilaksanakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Gambar 10.Desain Penelitian Tindakan menurut Kemmis dan


McTaggart
1. Persiapan
Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk setiap tahap feedback. Setelah itu peneliti membuat kartu
tugas yang akan diberikan selama proses
pembelajaran. Download PTK matematika smp kelas 8
doc Peneliti juga membuat lembar observasi KBM yang diisi oleh
pengamat lain yang mengamati jalannya proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran dan setiap tahap fast
feedback sesuai RPP. Langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut: siswa diberi kartu tugas untuk dikerjakan secara
individu; pengajar mengambil dua atau tiga jawaban siswa dan di
antara ketiga jawaban siswa tersebut salah satunya dipilih
jawaban yang benar sebagai kunci jawaban; ketiga jawaban
tersebut ditempel pada papan yang sudah disiapkan di depan
kelas; siswa diminta mencocokan jawaban mereka kemudian
mengelompokkannya sesuai dengan jawaban yang sudah
ditempel di papan; pengajar menghitung jumlah jawaban benar
siswa atau yang ditempel di papan yang berisi kunci jawaban;
jika jumlah jawaban siswa yang menjawab benar < 70% maka
dilakukan pembelajaran untuk memperbaiki kesalahan siswa
kemudian dilakukan cek kembali dengan mengeluarkan kartu
tugas kedua yang tingkat kesulitannya setara; jika jawaban benar
siswa 70% maka dilanjutkan ke tahap soal berikutnya yang
tingkat kesulitannya lebih tinggi. Download PTK matematika smp
doc
Persentase keberhasilan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Secara umum prosedur pelaksanaan metode fast feedback dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 11. Prosedur pelaksanaan metode fast feedback

Gambar 12. Bagan langkah pembelajaran menggunakan Metode


Fast Feedback
3. Pengamatan (Observing)
Selama pembelajaran berlangsung, seorang pengamat
mengamati jalannya penelitian. Pengamat ini akan mengisi
lembar observasi KBM yang berguna untuk mengetahui
efektivitas kegiatan belajar mengajar matematika dengan
menggunakan metode fast feedback. Contoh ptk matematika
smp kelas 8
4. Refleksi
Setelah pembelajaran pada siklus 1 selesai, peneliti merefleksi
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi pada hari itu
dan diperbaiki pada hari itu atau pada siklus selanjutnya. Jika
indikator keberhasilan sudah tercapai, berarti penelitian berhasil.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMP


MATEMATIKA PYTHAGORAS
TERBARU

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadsudrajat. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007.
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standarpro
ses_permen-41-2007_.pdf . Diunduh 21 Oktober 2012.
Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Berg. 2008. Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods.
Netherland: Vrije University. Amsterdam.
Daryanto, H. 2008. Evaluasi Pendiidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Hamzah. 2003. Problem Posing dan Problem Solving Dalam
Pembelajaran Matematika. Bandung: Pustaka Ramadan.
H udojo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Malang.
Hopkins, D. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka
Media.
Ratnasari, T. A.2010. Skripsi Aplikasi Metode Fast Feedback pada
Pembelajaran Matematika tentang Garis dan Sudut.Jurnal
Porsiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains
UKSW.Fakultas Sains dan Matematika.UKSW.
Sudijono, A. 2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : PT
RajaGrafindo persada. hal 8-16
Sudjito, D. N. 2010. Skripsi Penggunaan Fast Feedback secara
Klasikal dalam Pembelajaran Fisika tentang Cermin Datar.
Salatiga : UKSW.
Suhardjono. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : PT.
Bumi Aksara.
Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pararaton.
W, Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia.
Wardhani, IGAK dan K. Wihardit. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Wikanthi. 2010. Aplikasi Metode Fast Feedback pada
Pembelajaran Matematika Tentang Kubus. Skripsi. Universitas
Kristen Satya Wacana

Anda mungkin juga menyukai