BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia melalui proses
transformasi pendidikan yaitu membudayakan dan memberadabkan manusia
(Dimyati, 2006). Melalui proses pendidikan manusia berupaya mengembangkan
kepribadian dan kemampuannya (Wijaya,1992). Inovasi model dan evaluasi
pembelajaran sangat penting dalam hal mentransformasikan ilmu, namun hal
tersebut tidak dapat terpenuhi karena banyaknya siswa yang ditampung melebihi
kapasitas yang ditentukan sehingga umumnya guru hanya menggunakan metode
ceramah saja.
Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 kapasitas kelas hanya dibatasi 32 siswa
(Permendiknas:2007). Jumlah siswa yang ideal dalam setiap kelasnya hanya
berkisar 20-32 siswa.
Keadaan yang demikian dapat dipastikan perkembangan belajar setiap individu
tidak dapat diperhatikan dengan baik, sehingga diperlukan strategi atau cara untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah
mereka terima. Strategi yang dilakukan biasanya dengan memberikan evaluasi
berupa tugas atau tes, akan tetapi dengan jumlah siswa yang melebihi kapasitas
kelas yang ditentukan mengakibatkan lamanya waktu pengoreksian. Pengoreksian
yang memakan waktu lama ini mengakibatkan kesalahan siswa terlambat diketahui,
sementara pembelajaran terus berlanjut sehingga tidak ada waktu untuk melakukan
perbaikan kembali. Keadaan seperti ini mengakibatkan siswa yang belum mengerti
materi tertentu untuk selanjutnya tidak akan mengerti materi berikutnya, karena
dalam pembelajaran matematika antara materi yang satu dengan materi yang
lainnya saling berkesinambungan.
Evaluasi yang pengoreksiannya memakan waktu cukup lama dapat diatasi dengan
menggunakan metode fast feedback yaitu metode evaluasi dengan teknik
pengoreksian yang cepat. Kelebihan metode fast feedback ini adalah
pengoreksiannya cepat dan dapat langsung diketahui hasilnya sehingga dapat
segera dilakukan remidiasi jika terjadi miskonsepsi siswa (Berg, 2008).
Kelebihan lain dari metode ini yaitu dapat dilakukan sesering mungkin selama
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil penelitian terkait dengan penerapan metode fast feedback adalah aplikasi
metode fast feedback pada pembelajaran matematika tentang garis dan sudut dan
diperoleh hasil belajar matematika meningkat yang ditunjukkan dengan
meningkatnya persentase keberhasilan dari siklus I sebesar 75% menjadi 87,5%
setelah diberikan feedback oleh guru (Ratnasari, 2010). Wikanthi (2012), Aplikasi
metode fast feedback pada pembelajaran matematika tentang kubus juga
mengalami peningkatan terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan
meningkatnya persentase keberhasilan dari siklus I sebesar 62,5% menjadi 95%
setelah diberikan feedback berupa pembelajaran.
Metode fast feedback ini pernah diteliti sebelumya oleh Berg, dkk (2003) di salah
satu universitas di Filipina dengan jumlah mahasiswa 40 sampai 70 orang per kelas.
Hasil dari penelitian tersebut terbukti bahwa dengan menggunkan metode fast
feedback pengajar dapat mengoreksi jawaban atau respon siswa terhadap tugas
yang diberikan hanya dalam hitungan detik.
Kegiatan review yang dilakukan tersebut untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya yaitu memberikan tugas baru atau diberikan pembelajaran
terlebih dahulu sebelum memberikan tugas berikutnya.
Mazur (1997) dari Harvard University telah mengembangkan pengajaran
konseptual untuk kelas besar di Universitas Harvard, dengan menggunakan metode
fast feedback, guru dapat melakukan diskusi saat itu juga dengan siswa sehingga
dapat mempelajari berbagai konsep siswa secara cepat dan melakukan perbaikan
terhadap konsep yang salah melalui kegiatan menyimpulkan hasil diskusi atau
memberikan argumen maupun demostrasi untuk meyakinkan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan metode fast
feedback dapat meningkatkan persentase keberhasilan pembelajaran matematika
pada materi garis dan sudut dan juga pada kubus, maka dari itu peneliti tertarik
mengadakan penelitian tentang Penerapan Metode Fast Feedback Model
Pengelompokkan Jawaban Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah Pada Materi Teorema Pythagoras, dan memilih SMP Negeri ....
Kabupaten .... sebagai tempat penelitian dan kelas VIII sebagai obyek penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut. Apakah metode fast feedback model
pengelompokan jawaban dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
siswa kelas VIII SMP Negeri .... Kabupaten .... pada materi teorema pythagoras?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah materi siswa kelas VIII SMP
Negeri .... Kabupaten .... pada materi teorema pythagoras dengan menggunakan
metode fast feedback model pengelompokan jawaban.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pembelajaran
matematika khususnya dalam merespon kesulitan siswa secara cepat untuk segera
mendapatkan feedback sehingga standar kompetensi dapat tercapai dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman terhadap materi teorema pythagoras sehingga kesalahan
dapat diidentifikasi secara cepat dan dapat segera diremidiasi
b. Bagi Guru
Mendapatkan feedback secara cepat sehingga dapat dilakukan perbaikan dalam
metode mengajar yang dilakukan sehingga transformasi ilmu dalam proses
pembelajaran berjalan dengan lancar Contoh ptk matematika smp kelas 8
c. Bagi Sekolah
Memberikan kesadaran akan pentingnya fast feedback guna men ingkatkan mutu
sekolah
d. Bagi Peneliti Lain
Untuk menambah wawasan dan referensi bagi peneliti lain yang akan
mengembangkan model baru metode fast feedback.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pemecahan Masalah
Hamsah (2003), mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan
ide baru, menemukan teknik atau produk baru. Bahkan di dalam pembelajaran
matematika, selain pemecahan masalah mempunyai arti khusus, istilah tersebut
mempunyai interpretasi yang berbeda, misalnya menyelesaikan soal cerita yang
tidak rutin dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Herman (2001), pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk dapat
melakukan evaluasi cara memilih pembelajaran dengan pendekatan masalah
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mengaplikasikan pemahaman pengetahuan
dalam kehidupan, memilih masalah yang berkaitan dengan situasi nyata dalam
kehidupan, dan mengembangkan sifat ilmiah seperti jujur, teliti, terbuka,
propesional, dan kerja keras. Pemecahan masalah adalah proses memikirkan dan
mencari jalan keluar bagi masalah tersebut (Gulo W, 2002).
2. Pengertian Evaluasi
Dimyati (2006), evaluasi adalah suatu proses belajar atau transformasi belajar yang
dapat dinilai keberhasilannya melalui evaluasi pembelajaran karena evaluasi
pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses untuk menentukan nilai belajar dan
pembelajaran yang dilaksanakan. Melalui kegiatan penilaian atau pengukuran
belajar dan pembelajaran, evaluasi juga merupakan suatu bentuk umpan balik yang
diberikan guru bagi siswa. Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan
untuk mengukur keberhasilan program pendidikan (Arikunto, 2003).
Menurut Purwanto (2002), evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pengajaran telah dicapai. Evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Berdasarkan pengertian di atas, penelitan ini mengacu pada pengertian evaluasi
menurut Purwanto (2002), karena penelitian ini menggunakan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam mencapai KKM, sehingga dapat menentukan
langkah selanjutnya yang akan diambil.
3. Tujuan Evaluasi
Menurut (Suharsimi, 2007; Sudijono, 2008; Daryanto, 2008) evaluasi bertujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
suatu kegiatan pembelajaran, untuk menghimpun keteranganketerangan atau
bahan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf
kemajuan yang dialami oleh siswa, mengetahui tingkat efisiensi metode-metode
pembelajaran yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran, untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Depdiknas (2003), mengemukakan tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar, memperbaiki dan
menyempurnakan kegiatan guru, memperbaiki, menyempurnakan dan
mengembangkan program belajar mengajar, mengetahui kesulitan-kesulitan apa
yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya,
dan menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan
kemampuannya. Contoh ptk matematika smp kelas 8 Menurut Tagliante (1996),
evaluasi bertujuan untuk menemukan kesulitan pembelajaran dalam mengikuti
pelajaran, yang selanjutnya akan diberikan perlakuan yang cepat, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapainya.
4. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi menurut Sudijono dan Daryanto (2008), adalah sebagai alat
diagnostik untuk mengetahui kelemahan siswa dan sebab-sebab dari kelemahan
tersebut, sebagai pengukur keberhasilan dalam pembelajaran, sebagai sarana untuk
memperbaiki dan melakukan penyempurnaan kembali. Menurut Suharsimi (2007),
evaluasi mempunyai fungsi: Kurikuler (alat pengukur ketercapaian tujuan mata
pelajaran), instruksional (alat ukur ketercapaian tujuan proses belajar mengajar),
diagnostik (mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau penyelesaian
berbagai kesulitan belajar siswa), placement (penempatan siswa sesuai dengan
bakat dan minatnya, serta kemampuannya) dan administratif bimbingan konseling
(pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan
dan penyuluhanya).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas yang
dikembangkan berdasarkan model Kurt Lewin tetapi lebih detail dan rinci pada
setiap tingkatannya untuk mempermudah tindakan. Hal-hal yang dilakukan yaitu
setelah ditemukannya ide dan permasalahan yang menyangkut dengan peningkatan
praktis maka dilakukan tahapan reconnaissance atau peninjauan ke lapangan.
Kegiatan monitoring terhadap efek tindakan yang mungkin berupa kemampuan
pemecahan masalah dan hambatan disertai dengan faktor-faktor penyebabnya pada
akhir tindakan. Download PTK matematika smp doc Hasil monitoring tersebut
dapat digunakan sebagai bahan perbaikan yang dapat diterapkan pada langkah
tindakan kedua dan seterusnya sampai diperoleh peningkatan kemampuan dalam
memecahkan masalah atau kesimpulan apakah permasalahan yang telah
dirumuskan dapat di pecahkan.
B. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP SMP Negeri 2 ... Kabupaten ... yang berlokasi di Jl. ...
Desa ... Kecamatan .... Kabupaten.... Kelas yang menjadi obyek dalam penelitian
ini adalah kelas VIII-B yang berjumlah 42 siswa. Peneliti memilih kelas ini karena
saran dan arahan dari guru matematika yang mengampu.
C. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1.Teknik Pengumpul Data
Peneliti yang sekaligus adalah guru mengumpulkan data dengan cara:
a. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode fast feedback pada setiap tahap
feedback, guru memberikan kartu tugas kepada siswa untuk di kerjakan.
b. Selama kegiatan berlangsung, pengamat lain melakukan observasi terhadap
jalannya kegiatan dan mengisi lembar observasi kegiatan belajar mengajar (KBM).
c. Guru memberikan kartu soal sebagai evaluasi akhir kepada siswa setelah seluruh
pembelajaran berlangsung.
2. Alat Pengumpul Data
a. Kartu tugas
Kartu tugas berisi soal-soal yang digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap soal-soal tersebut.
Tabel 1
Kisi-kisi Butir Soal
b. Lembar observasi
KBM lembar observasi digunakan untuk mengetahui efektivitas kegiatan belajar
mengajar matematika dengan menggunakan metode fast feedback.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dan arsip yang berupa administrasi kegiatan belajar mengajar (KBM)
sebagai bukti pelaksanaan penelitian di kelas. Contoh ptk matematika smp
kurikulum 2013
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang dipilih untuk dicari
pengaruhnya terhadap variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dalam penelitian ini yang disebut variabel
bebas adalah metode fast feedback model pengelompokkan jawaban, sedangkan
variabel terikatnya adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
E. Analisis Data
Hasil dari kartu tugas dan lembar observasi KBM, dianalisa secara deskriptif
kualitatif. Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan metode fast feedback
dapat dilihat dari jumlah siswa yang menjawab benar tugas dari guru pada satu
siklus. Dilihat dari jumlah siklus dalam satu tahapan feedback dan waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan seluruh siklus tersebut. Indikator keberhasilan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pada setiap siklus, minimal 70% siswa dapat menjawab dengan benar tugas yang
diberikan guru.
2. Waktu untuk melakukan satu siklus feedback maksimal 10 menit.
3. Jumlah siklus feedback yang dilakukan guru pada setiap pembelajaran sampai
minimal 70% siswa berhasil mengerjakan tugas dengan benar maksimal 3 kali.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berdasar
model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan McTaggart karena model ini
mudah dipahami dan dilaksanakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Secara umum prosedur pelaksanaan metode fast feedback dapat dilihat pada
gambar berikut:
DAFTAR PUSTAKA