Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk
menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebih
besar (tumbuh), dan berkembang (banyak).
Manfaat edukatif budidaya ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan
memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (echosystem) menjadi
anak dan tenaga kerja yang
berpikir sistematis, namun manusiawi dan penuh kesabaran.
Hasil budidaya tanaman pangan biasanya berupa biji atau umbi. Hasil budidaya
tanaman pangan dapat dimanfaatkan dengan cara langsung dimasak atau dijadikan
bahan baku industri. Pangan hasil olahan dari hasil budidaya tanaman harus
bermutu baik dan memenuhi syarat keamanan pangan mulai dari proses budidaya,
pascapanen, dan pengolahan. Persyaratan dasar yang harus dipenuhi meliputi
(GAP)/ (GFP) untuk budidaya, (GHP) untuk penanganan pascapanen serta (GMP)
untuk pengolahan.
Informasi:
Good Agriculture Practices (GAP)/Good Farming Practices (GFP) adalah
suatu pedoman yang menjelaskan cara budidaya tumbuhan/ternak yang baik agar
menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak dikonsumsi.
Good Handling Practices (GHP) adalah suatu pedoman yang menjelaskan cara
penanganan pascapanen hasil pertanian yang baik agar menghasilkan pangan
bermutu, aman, dan layak dikonsumsi.
Good Manufacturing Practices (GMP) adalah suatu pedoman yang menjelaskan
cara pengolahan hasil pertanian yang baik agar menghasilkan pangan bermutu,
aman, dan layak dikonsumsi.
Standar mutu pangan hasil pertanian mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian
Republik Indonesia Nomor 20/Permentan/OT.140/2/2010 tentang Sistem Jaminan
Mutu Pangan Hasil Pertanian. Peraturan ini dibuat sebagai bentuk perlindungan
masyarakat dan peningkatan daya saing atas produk pangan hasil pertanian atau
hasil budidaya. Pangan hasil pertanian adalah pangan yang berasal dari tanaman
hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan maupun pangan yang berasal dari
produk ternak dan hasil peternakan yang belum mengalami pengolahan, yang
dapat dikonsumsi langsung dan/atau bahan baku pengolahan pangan.
Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi
agar dapat dimanfaatkan secara luas. Pada prinsipnya, kerja pengolahan adalah
mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan
mencampur,memodifikasi bahan tersebut.
Bahan pangan adalah hasil pertanian yang secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1. Bahan Nabati
Bahan pangan nabati adalah bahan pangan yang berasal dari tumbuh - tumbuhan.
Contoh: buah-buahan maupun sayuran.
Sayuran dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Berdasarkan bagian dari tanaman . misalnya akar, umbi, batang, daun, buah,
bunga, biji dan sebagainya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran untuk
dikonsumsi.
b. Pengelompokan berdasarkan iklim, yaitu sayuran yang tumbuh di daerah iklim
panas
atau tropis, contohnya: daun dan bunga pepaya, petai, jengkol, cabai, terong,
kangkung, buncis, daun salam, sereh, ubi jalar, kunyit, jahe, daun singkong.
Sayuran yang tumbuh di daerah iklim sedang dan sub-tropis contohnya: wortel,kol,
brokoli, kentang, seledri, jamur, dan selada.
buah-buahan juga dapat digolongkan dalam dua golongan berdasarkan iklim, yaitu
buah-buahan iklim panas atau tropis dan buah-buahan iklim sedang atau sub-tropis.
Buah-buahan yang tumbuh di daerah tropis contohnya nanas, pisang, pepaya,
alpukat, mangga, rambutan, duren dan sebagainya. Buahbuahan yang tumbuh di
daerah iklim sedang dan sub-tropis contohnya: anggur, apel, jeruk, berbagai jenis
berry, dan sebagainya
2. Bahan Hewani
Bahan pangan hewani, yaitu bahan pangan yang berasal dari hewan. Beberapa
jenis bahan pangan yang masuk dalam kategori hewani, diantaranya adalah daging,
ikan, telur,susu.