Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI MINERAL

Bijih Besi

Oleh Kelompok 4:

Diah Wulandari ( 1106902 )

Khurry Muamalla ( 1106927 )

Milda Hari Andika ( 1102424 )

Desi Anggraini (1206369)

Wike Afliza Putri (1206368)

Sri Yana Rahmawati (1206366)

Deni Syahputra ( 1206374)

Fikriansyah Ersyad (1206358)

Firstianto Mairiza (1202045)

Ikke Putra Landupa (1206356)

Wanda Febrian (1202054)

Haura Paranisha ( 1202049)

TEKNIK PERTAMBANGAN (S1)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013
BIJIH BESI

A. Definisi dan Ganesa Bijih Besi


a. Definisi

Bijih besi adalah batuan yang mengandung mineral besi dan sejumlah
mineral pengotor seperti silika, alumina, magnesia dan nikel. Besi yang
terkandung dalam batuan tersebut dapat diekstraksi dengan teknologi yang sudah
ada pada saat ini dan mempunyai nilai ekonomis. Umumnya bijih besi lebih
mudah berikatan dengan unsur oksigen sehingga di alam besi lebih banyak
berbentuk oksida seperti hematite (Fe2O3), magnetit (Fe3O4) dan limonit
(2Fe2O3.nH2O). [Hulbrut. S., 1971].

Bijih besi merupakan bahan baku utama dalam pembuatan besi dan baja.
Indonesia memiliki potensi sumber daya bijih besi yang cukup besar yang selama
ini belum dimanfaatkan secara optimal dikarenakan berbagai kendala, diantaranya
adalah rendahnya kandungan besinya.

Saat ini, cadangan biji besi nampak banyak, namun seiring dengan
bertambahnya penggunaan besi secara eksponensial berkelanjutan, cadangan ini
mulai berkurang, karena jumlahnya tetap. Sebagai contoh, Lester Brown dari
Worldwatch Institute telah memperkirakan bahwa bijih besi bisa habis dalam
waktu 64 tahun berdasarkan pada ekstrapolasi konservatif dari 2% pertumbuhan
per tahun.
Besi diperoleh dengan mengolah biji besi menjadi besi kasar. Biji besi
diperoleh dari alam dalam bentuk oksida besi. Pengolahan biji besi dilakukan
untuk mengurangi oksigen, sehingga disebut proses reduksi. Biji besi yang
ditemukan di alam mempunyai berbagai bentuk.
Bentuk Biji Besi
1. Berbentuk batu
Terdiri dari :
Batu besi merah ( Fe2O3), disebut hematit, mengandung kadar besi 45% -
65%, sedikit phosphor dan berwarna merah.
Batu besi magnit (Fe3O4), mengandung kadar besi 40% - 70%. Kandungan
Phosphor hampir tidak ada, warna hijau tua kehitaman dan bersifat magnet,
mengandung pasir besi titan (TiO2) 95 - 11%.
Batu besi sawo matang (Fe2O3.3H2O) mengandung kadar besi 25% - 50%,
mengandung phosphor dan air.
2. Berbentuk pasir :
Terdiri dari :
Pasir besi titan (TiO2) yang mengandung oksida besi Fe33O4 kira-kira 70%
dan bercampur dengan oksida titan (Ti2O2) 9% - 10%.
3. Berbentuk butiran halus campur tanah liat
Terdiri dari :
Pasir besi spat (Fe.CO3) atau disebut (sperosiderit) dengan kandungan besi
40% bercampur dengan tanah liat. Pasir besi spat ini mengandung karbon 10% -
25%.

b. Ganesa Bijih Besi

Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan
adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik,
terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang
memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan
tua, dicirikan dengan penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi
Barisan (Pb,Pbl). Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses
rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian
kontak magma dengan batuan yang diterobosnya.
Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang
berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona
lemah ini hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa.
Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan
bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak
mengandung bijih.
Proses terjadinya cebakan bijih besi didaerah penelitian berkaitan dengan
proses-proses tersebut diatas, dalam hal ini peristiwa tektonik, metamorfosa dan
metasomatisme kontak berperan untuk terjadinya cebakan bijih besi di daerah
penelitian. Bila dikaitkan dengan batuan yang tersingkap didaerah penelitian yaitu
batuan metamorfosa seperti marmer yang dulunya merupakan batugamping, maka
dapat disimpulkan bahwa terbentuknya bijih karena terjadinya proses
metamorfosa pada batugamping. Kemudian akibat proses magmatisme pada
batugamping terjadi proses penggantian (replacement) sehingga larutan yang
mengandung mineral bijih terendapkan bersamaan dengan terbentuknya batuan
metamorfosa (marmer).
Setelah proses mineralisasi (pasca-mineralisasi), terjadi kembali peristiwa
tektonik setempat yang membentuk sesar mendatar dan sesar normal, struktur
tersebut akan membentuk kembali geometri dari cebakan mineral atau akan terjadi
dislokasi.

B. Sistem Pertambangan Bijih Besi

Metode penambangan mineral atau endapan bijih menggunakan metode tambang


terbuka , yaitu:

a. Open Pit
Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih
nikel, endapan bijih besi, endapan bijih tembaga, dan sebagainya.

Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan


bijih atau mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah
akan digali ke bagian bawah sehingga akan membentuk cekungan atau pit.

Cara pengangkutan pada open pit tergantung dari kedalaman endapan dan
topografinya.

Pada dasarnya cara pengangkutannya ada 2 (dua) macam, yaitu :

Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan
diangkut oleh truck / belt conveyor / mine car / skip dump type rail cars,
dan sebagainya, langsung dari tempat penggalian ke tempat dumping
dengan menelusuri tebing-tebing sepanjang bukit.

Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan


hasil galian / peledakan ke tempat dumping dengan menggunakan cara
kombinasi alat-alat angkut. Misalnya dari permuka/medan kerja (front) ke
tempat crusher digunakan truk, dan selanjutnya melalui ore pass ke
loading point; dari sini diangkut ke ore bin dengan memakai belt conveyor,
dan akhirnya diangkut ke luar tambang dengan cage.

b. Open Cast/ Open Mine/ Open Cut

Penambangan dengan cara ini hampir sama dengan cara penambangan


open pit. Namun, teknik penambangan ini dilakukan untk daerah lereng bukit.
Medan kerja yang digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type).
Bentuk tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan, hal tersebut tergantung
dari letak endapan penambangan yang diinginkan.
C. Proses Pengolahan
Pengolahan Bijih Besi Menjadi Bahan Baku (Raw Materials)
Proses awal pembentukan logam dilakukan melalui proses
penuangan (pengecoran) bijih logam, sehingga logam-logam itu berbentuk
benda tuangan yang disebut ingot, dimana ingot-ingot ini akan diolah
menjadi besi kasar (pig iron) dan akan dibentuk sedemikian rupa kedalam
bentuk lain yang kita kehendaki baik melalui proses pengecoran
(penuangan) maupun proses lainnya seperti pengerjaan panas (hot working
processes) dan pengerjaan dingin (cold working processes).
Proses pengolahan logam menjadi bahan baku ini dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek kebutuhan kualitas produk akhir yang
dikehendaki dimana setiap proses yang dilakukan akan berpengaruh besar
terhadap sifat dan karakteristik logam tersebut. Untuk membahas lebih
jauh tentang pengolahan logam ini akan kita lihat terlebih dahulu,
bagaimana proses terbentuknya bijih logam tersebut.
Dapat dilihat pada skema gambar dibawah ini

Pemisahan logam dari bijih (Ores)

Pada dasarnya semua jenis logam merupakan materi alam berupa


unsur mineral organic, karena proses evolusi secara alamiah telah membentuk
sedimentasi didalam perut bumi. sedimentasi (endapan) ini merupakan gabungan
partikel-partikel ion-ion logam yang berinteraksi secara elektrostatik dari gas
electron yang bermuatan positif dan atom-atom logam yang bermuatan negative
bercampur dengan berbagai unsur batuan inilah yang disebut sebagai bijih atau
ores, dan melalui proses ini pula akan diperoleh berbagai material yang sangat
berguna disamping unsur besi seperti gas Perbedaan tekanan panas bumi terhadap
kandungan bijih logam akan berbeda komposisinya untuk satu daerah dengan
daerah lainnya sesuai dengan ketebalan kulit bumi.
Biji besi umumnya disertai batu pengering yang terdiri dari silikat
atau aluminat.

Batu pengiring (kotoran) perlu dipisahkan dengan dicuci pada saluran goyang
kemudian dihaluskan dengan proses pemecah secara bertingkat.

Pemecahan diawali dengan proses breaking menggunakan hammer mill


yang mampu mereduksi dimensi bijih besi dari 300 1500mm menjadi 100
200mm, dilanjutkan dengan proses crushing menggunakan gyratori mill
yang mampu mereduksi dimensi bijih besi hingga 10mm dan terakhir proses
grinding menggunakan ball mill yang menghasilkan butiran bijih besi
berukuran 0,005 0,15mm.

Butiran halus bijih besi kemudian dilewatkan pada roda magnetik untuk
memisahkan bijih besi yang mengandung kadar Fe tinggi dengan yang
berkadar Fe rendah.

Bijih besi yang mengandung kadar Fe tinggi kemudian disinter untuk


mengurangi kadar air, karbon dan zat asam lainnya. Serbuk dicampur dengan
serbuk arang kayu atau serbuk kokas, dibakar dalam dapur berputar.

Disini terjadi reduksi tidak sempurna, biji besi setengah meleleh. Akibat
dapur berputar akan terbentuk gumpalan berukuran kira-kira 30 60mm yang
disebut sinter.

D. Manajemen Penambangan

Pengelolaan pertambangan mineral dan batubara harus mematuhi standar


nasional dan internasional yang terkait.

Manajemen adalah proses pemanfaatan SDM dan sumber daya lain untuk
mencapai tujuan perusahaan. Unsur-unsur manajemen terdiri dari SDM dan
Sumber daya lainnya. Unsur-unsur managenen terdiri dari :

1. Manusia
2. Bahan / material
3. Mesin / peralatan
4. Metode / cara kerja
5. Modal / uang

Perlunya manajemen karena keberadaan 5 unsur diatas terbatas, sehingga


harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin.

Perkembangan harga bahan galian khususnya bijih besi berdasarkan data


Bank Dunia menunjukkan trend yang terus naik, tetapi sejak april hingga juni
2012 cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan, bahkan pada bulan
Agustus 2012 penurunannya sangat tajam mencapai 15.74 % dan pada bulan
september 2012 mengalami penurunan 7.73 %, tetapi pada bulan Oktober 2012
harga bijih besi mulai naik kembali. Perkembangan harga bijih besi berdasarkan
harga spot import bijih besi cina (CFR Tianjin Port) untuk bijih besi kandungan Fe
62%, bulan Februari 2013 tertuang dalam grafik berikut:

Dalam grafik dibawah ini juga kami cantumkan harga bijih besi dalam
mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah rata-rata bulanan bank indonesia.

GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA BIJIH BESI SELAMA SATU TAHUN


PRODUKSI BIJIH BESI KALIMANTAN TENGAH

Bijih besi dari Kalimantan Tengah dijual / diekspor masih dalam bentuk
mentah berupa "Lump Ore". Produsen utama bijih besinya adalah PT. Kotabesi
Iron Mining ( 1,5 jt ton), PT. Feron Tambang Kalimantan ( 0,6 juta ton) dan PT.
Mentaya Iron Ore Mining ( 0,35 jt ton) yang wilayah Kuasa Pertambangannya
terletak di Kabupaten Kotawaringin Timur, kemudian disusul oleh PT. Kapuas
Prima Coal dan PT. Visi Hutan Mandiri yang wilayah KP nya terletak di
Kabupaten Lamandau serta PT. Graha Surya Tambang yang wilayah izinnya
berada di Kabupaten Seruyan. Produksi bijih besi ini untuk sementara
diperkirakan juga akan mengalami penurunan akibat ada perusahaan yang tidak
diizinkan lagi berproduksi karena belum terbitnya Pinjam Pakai Kawasan Hutan
dari Menteri Kehutanan.

PRODUKSI BIJIH BESI


GRAFIK PRODUKSI BIJIH BESI TAHUNAN
KALIMANTAN TENGAH

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa perusahaan tambang bijih besi
yang ada di kalimantan memiliki jumlah produksi yang berbeda beda.
Hal ini membuktikan bahwa manajemen ekonomi pada sebuah
perusahaan adalah melihat dari segi hasil produksi dan harga atau nilai jual dari
hasil produksi tersebut. Tujuanya adalah agar memperoleh keuntungan dari
penjualan tersebut sehingga tidak terjadi besar pasak daripada tiang.

Inilah yang menjadi salah satu dari prinsip ekonomi yang juga
manajemen ekonomi.

E. Perhitungan Ekonomi

Pada perhitungan ekonomi kami mengambil contoh salah satu perusahaan


tambang yang ada di kalimantan yaitu PT. Kotabesi Iron Minning. Pada PT.
Kotabesi Iron Minning hasil produksi biji timah yang diperoleh setiap tahunya
adalah kurang lebih 1,5 juta ton pertahun. Operasi tambang dilakukan selama 3
tahun. Biaya operasi 35 juta pertonnya. Kemudian perusahaan mempunyai
beberapa truk dengan harga 350 juta/buah. Berdasarkan pengalaman truk truk
tersebut mempunyai umur produktif selama 6 tahun. Setelah itu truk truk
tersebut dijual sesuai dengan perkiraan senilai 50 juta. Perusahaan tersebut
memiliki depresiasi selama 2 tahun dan memiliki book value.

Dari data yang didapatkan diatas dapat kita cari:


1. modal kerja perusahaan tersebut dengan menggunakan rumus
MK = Biaya Operasi X Produksi Tambang X Y.bulan
ton tahun 12 bulan
maka di dapatkan hasil:
MK = 35 X 1,5 X 36
1,5 12 12
MK = 23,33 X 0,125 X 3
= 8,74 juta
2. dapat menghitung depresiasi dan book value
a. Depresiasi pertahunya
1
SLD = (IS)
N

1
SLD = ( 350 50 )
6

SLD = Rp 50 juta/tahun
b. jumlah depresiasi yang dibayarkan selama 2 tahun

t
Dept = (IS)
N

2
Dep3 = ( 350 50 )
6

Dep3 = Rp 100 juta


c. Nilai buku atau book value pada akhir tahun kedua adalah
BV1 = I - Dept
BV1 = 350 100
BV1 = Rp 250 juta

Adapun jadwal tahunan depresiasi aset diperlihatkan dalam tabel berikut

Tahun ke- Nilai Buku Depresiasi Dept

0 350 0 0

1 300 50 50

2 250 50 100

3 200 50 150
4 150 50 200

5 100 50 250

6 50 50 300

Grafik depresiasi garis lurus

Anda mungkin juga menyukai