Satuan Acara Penyuluhan 1
Satuan Acara Penyuluhan 1
B. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu yang memiliki bayi
mampu mengerti dan menerapkan pentingnya pemberian makanan tambahan pada
bayi diwaktu yang tepat.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan,ibu-ibu yang memiliki bayi atau balita
dapat memahami tentang pengertian PMT, manfaat PMT, dan macam-macam PMT.
F. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi
G. Media
1. Leaflet
2. Laptop/LCD
H. Pengorganisasian
1) Moderator
Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta, mengatur
proses dan lama penyuluhan dan menutup acara penyuluhan.
2) Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami.
3) Fasilitator
Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
4) Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
5) Notulen
Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
6) Peserta
Masyarakat Tambak Wedi Baru RW.04
Memperhatikan
.
Memberikan pertanyaan
4. Menjelaskan manfaat dan tujuan PMT
memperhatikan
pada bayi dan balita.
a. Menanyakan kepada peserta apabila ada
yang kurang jelas
b. Menerima dan menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
Penutup 10 1. Menutup pertemuan dengan membacakan Memperhatikan
menit kesimpulan materi yang telah dibahas
bersama dengan anak.
2. Membagikan leaflet Menerima leaflet
3. Member salam penutup memperhatikan dan
menjawab salam.
J. Evaluasi
1. ibu mampu menyebutkan definisi dari PMT
2. ibu mampu menyebutkan macam-macam dari PMT
3. ibu mampu menyebutkan waktu tepat pemberian dari PMT
4. ibu mampu menyebutkan manfaat dan tujuan dari PMT
K. Referensi
1. Lusa. 2009. penyakit menular seksual. http//lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/.
[30 April 2010]
2. Anonim. 2010. kencing nanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Gonore.[30 April 2010]
3. Mansjoer, Arif M. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius
4. http://kutau-komputer.blogspot.com/2011/11/hubungan-pemberian-makanan-
tambahan.html
A. Pengertian PMT
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada
bayi atau anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI
(Depkes, 2006).
Pemberian makanan tambahan adalah memberi makanan lain selain ASI
untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi dengan jumlah yang didapat dari
ASI (Rosidah, 2008).
B. Jenis-jenis PMT
1. Makanan Tambahan Lokal
Makanan tambahan lokal adalah makanan tambahan yang diolah di rumah
tangga atau Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah
diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan
sebelum dikonsumsi oleh bayi. Makanan tambahan lokal ini disebut juga dengan
makanan pendamping ASI lokal (Depkes, 2006)
Pemberian makanan tambahan lokal memiliki beberapa dampak positif,
antara lain ibu lebih memahami dan terampil dalam membuat makanan tambahan
dari pangan lokal sesuai dengan kebiasaan dan sosial budaya setempat, sehingga ibu
dapat melanjutkan pemberian makanan tambahan secara mandiri, meningkatkan
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat serta memperkuat kelembagaan seperti
Posyandu dan Puskesmas, memiliki potensi meningkatkan pendapatan masyarakat
melalui penjualan hasil pertanian dan sebagai sarana dalam pendidikan atau
penyuluhan gizi (Depkes, 2006).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan makanan bayi di rumah
antaranya menyiapkan makanan bayi dengan mengikuti cara-cara yang bersih dan
higiene, menggunakan bahan makanan yang segar dan beku, melakukan metode
masak yang baik di antaranya pengukusan lebih baik dari perebusan dan penyaringan
lebih baik dari penggorengan, menambahkan sedikit gula bila dibutuhkan dan tidak
memberi madu pada tahun pertama usia bayi karena kemungkinan madu
mengandung Clostridium bolitunium yang tidak aman bagi bayi, menghaluskan atau
membuat pure (bubur) buah segar yang dicuci bersih dan dikupas seperti pisang,
pepaya, pir dan melon, serta makanan bayi yang dimasak dirumah dapat segera
dibekukan atau disimpan dalam wadah tertutup dan disimpan di dalam lemari es
selama satu atau dua hari kemudian di panaskan dan segera diberikan pada bayi
(Depkes, 2006)
6 8 bulan ASI
Bubur Susu 1
Nasi Tim Saring 1
8 10 bulan ASI
Buah 1
Bubur Susu 1
Nasi Tim Dihaluskan 2
10 12 bulan ASI
Buah 1
Nasi Tim 3
12 24 bulan ASI
Nasi Tim atau Makanan 1
Makanan Kecil 1
Nama Kelompok :
Di Balai RW.04 Tambak Wedi Baru Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya pada :
Dengan Peserta :
Evaluasi Hasil :
Mengetahui
Pembimbing Akademik PPKM Pembimbing Lahan
Nama Kelompok 15 :