4. Pada saat bersepeda atau berlari, praktikan lainnya mencatat semua yang
tampil di display.
5,074010493 kkal/menit
2,692438708 kkal/menit
KE=Et Ei
5,0740104932,692438708
b. Praktikan 2
Y DNi =1,804110,0229038 X +4,71733 104 X 2
4 2
1,804110,0229038(74)+4,71733 10 (74)
2,692438708 kkal/menit
2,60050 kkal/menit
KE=Et Ei
2. Beban 2 Kg
a. Praktikan 1
4 2
Y DNi =1,804110,0229038 X +4,71733 10 X
2,99090 kkal/menit
2,51233 kkal/menit
KE=Et Ei
2,99089722,5123357
b. Praktikan 2
4 2
Y DNi =1,804110,0229038 X +4,71733 10 X
2,83742 kkal/menit
4 2
Y DNo =1,804110,0229038 X +4,71733 10 X
2,51234 kkal/menit
KE=Et Ei
2,6924387082,600500272
3,4 (2,381575)
2,381571.5
b. Praktikan 2
T (W S)
R=
W 1.5
2,52(0,091945)
0,091941.5
8,78 menit
2. Beban 2 Kg
a. Praktikan 1
T (W S)
R=
W 1.5
2,83 (0,478565)
0,478561.5
12,53 menit
b. Praktikan 2
T (W S)
R=
W 1.5
11,42 menit
5.6.3 Konsumsi energi dengan faktor denyut jantung, usia dan berat badan (EE)
1. Beban 1 Kg
a. Praktikan 1
EE=20,4022+ ( 0,4472 HR ) ( 0,1263 w ) +( 0,074 A )
23,213 kkal/menit
b. Praktikan 2
EE=20,4022+ ( 0,4472 HR ) ( 0,1263 w ) +( 0,074 A )
5,3296 kkal/menit
2. Beban 2 Kg
a. Praktikan 1
EE=20,4022+ ( 0,4472 HR ) ( 0,1263 w ) +( 0,074 A )
9,3498 kkal/menit
b. Praktikan 2
EE=20,4022+ ( 0,4472 HR ) ( 0,1263 w ) +( 0,074 A )
6,6712 kkal/menit
3,4 (23,2135)
23,2131.5
2,85 menit
b. Praktikan 2
T (W S)
R=
W 1.5
2,52(5,32965)
5,32961.5
0,22 menit
2. Beban 2 Kg
a. Praktikan 1
T (W S)
R=
W 1.5
2,83 (9,34985)
9,34981.5
1,57 menit
b. Praktikan 2
T (W S)
R=
W 1.5
2,87 (6,67125)
6,67121.5
0,93 menit
5.8 Kesimpulan
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan, pengeluaran energi KE hanya
membutuhkan faktor denyut nadi untuk menganalisa aktivitas yang dilakukan,
sementara untuk energi kondisi real mempertimbangkan faktor individual dan
situasional. Untuk hasil perhitungan KE dan EE memiliki perbedaan pengaruh
yang dilakukan untuk mengetahui energi yang dikeluarkan dan aktivitas tersebut
seperti pada perhitungan KE hanya diperlukan data denyut nadi awal (sebelum
beraktivitas) dan denyut nadi akhir (setelah beraktivitas), sementara pada
perhitungan EE mempertimbangkan faktor denyut nadi setelah beraktivitas, bobot
badan dan usia dari masing-masing praktikan. Untuk R (resting period) dari hasil
pengamatan, diketahui bahwa semakin lama praktikan untuk beristirahat, maka
denyut nadi praktikan akan semakin stabil seperti pada pengamatan awal denyut
nadi praktikan sehingga praktikan dapat melakukan aktivitas kembali. Untuk
resting time bernilai positif, dapat diartikan bahwa praktikan memerlukan istirahat
untuk melakukan aktivitas selanjutnya. Sementara untuk resting time yang bernilai
negatif, dapat diartikan praktikan belum membutuhkan waktu untuk istirahat dan
aktivitas yang dilakukan aktivitas ringan sehingga praktikan masih dapat
melanjutkan aktivitas tersebut. Perancangan waktu istirahat yaitu untuk mengukur
tingkat istirahat praktikan sehingga setiap praktikan memiliki perancangan waktu
istirahat yang berbeda seperti makan, minum, tidur, duduk dan yang lainnya.