Anda di halaman 1dari 9

SEPATAGUNG, INOVASI ALAT

TANAM JAGUNG TERINTEGRASI 1. PENDAHULUAN


DENGAN SEPATU KERJA PETANI Jagung ( Zea mays L.) sangat
diniminati oleh masyarakat dunia. Saat ini
kebutuhan jagung dunia mencapai 770
Muhamad Shopia Ramdhan1), Bayu Wicaksana2), juta ton/tahun, dengan 42% diantaranya
Via Mardiana3), Yusuf Faizal4), Nurmagfiroh ATD5). merupakan kebutuhan masyarakat di
1) benua Amerika (Sugiarto, 2008). Di
Departeman Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Email: Indonesia, jagung menjadi komoditas
ramdhan.tmb48@gmail.com penting karena merupakan tanaman
2)
Departeman Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas pangan alternative setelah jagung. Bahkan
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Email:
wicaksanatmb48@gmail.com
di beberapa daerah di Indonesia jagung
3)
Departeman Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas telah menjadi bahan pangan utama, selain
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Email: itu jagung juga telah banyak digunakan
engineersukasastra@gmail.com untuk bahan pakan ternak dan industry.
4)
Departeman Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Email: Saat ini kebutuhan jagung untuk
yusuf.faizhal@gmail.com pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan
5)
Departeman Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas nasional. Hal ini mengharuskan adanya
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Email: pembagian yang jelas mengenai
aprilia.tunggal.dewi@gmail.com
pembagian jagung untuk bahan pangan
juga untuk bahan pakan, sehingga
Abstract diperlukan upaya-upaya peningkatan
produktifitas tanaman jagung untuk
Corn ( Zea Mays L ) is the main food source of the
world after rice and wheat. The demand for these memenuhi permintaan masyarakat.
commodities experienced thus increasing Semakin banyaknya minat masyarakat
production of maize to the attention of many terhadap jagung, budidaya tanaman
people. In Indonesia, the planting of the seed corn jagung pun mulai banyak diperhatikan
is still done traditionally caused due to mismatch banyak orang. Pasalnya, budidaya yang
condition of land with modern technology that has baik akan menghasilkan kualitas jagung
been made, besides the price factor for a
yang baik pula.
mechanical corn cropping tool less attractive to
farmers. So farmers still use traditional cropping Namun, dalam proses
tool which impact on the length of time required budidayanya terdapat permasalahan
when planting. Sepatagung present provide seperti cara penanaman benih jagung itu
appropriate solutions. Corn planting tool in the sendiri. Sebenarnya sudah dibuat
form of semi-mechanical drill is suitable for use teknologi-teknologi modern yang
by Indonesian farmers because agriculture in ditujukan untuk membantu para petani
accordance with Indonesian culture, in addition to
jagung dalam proses penanaman benih
a more ergonomic, use sepatagung also has a
working capacity which is almost equal to the jagung, namun, pada pelaksanaannya
mechanical planting equipment. The method used teknologi modern yang telah dibuat tidak
is to make a direct cropping tool that has been digunakan oleh petani karena terjadi
integrated with the shoes and make modifications ketidaksesuaian budaya pertanian petani
to the shoe. The results achieved are generated itu sendiri, selain itu biaya operasi yang
mechanical spring corn planting tool that has a
mahal menyebabkan para petani urung
great working capacity with affordable price, easy
operated and more ergonomic. niat menggunakan alat tanam yang
sebenarnya dapat meningkatkan hasil
Keyword : SEPATAGUNG, Zea mays L, Planter, penanaman atau kapasitas kerja. Alat
Semi-mechanical, Tugal tanam mekanis yang telah dibuat seperti

1
CO seeder memang sudah sederhana untuk mobilisasi penanaman ditiadakan
tetapi harga yang ditetapkan kurang dapat yang digantikan oleh waktu untuk
dijangkau oleh petani kecil di pedesaan. melubangi lahan dan memasukan benih
Selain itu, luas lahan yang dalam waktu yang hamper bersamaan.
dipunyai oleh petani jagung di Indonesia
tidak begitu luas sehingga untuk solusinya 2. METODE
para petani lebih memilih menggunakan Pelaksanaan program ini
alat tanam tradisonal yang berpengaruh dilakukan pada bulan April sampai Juli
terhadap lamanya waktu kerja yang 2014 di bengkel Departemen Teknik
dibutuhkan. Sehingga, sangat diperlukan Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
sebuah alat yang membantu petani jagung Pertanian. Survei dilakukan di petani
yang bertujuan meningkatkan kapasitas mitra di kawasan Ciampea, Bogor pada
kerja, biaya operasional yang murah serta bulan Maret dan dilanjutkan dengan
dapat digunakan dilahan yang sempit. identifikasi permasalahan-permasalahan
Oleh karena itu, inovasi-inovasi yang yang ada pada petani mitra pada bulan
dilakukan terhadap alat tanam mekanis April . Dilanjutkan dengan merumuskan
untuk penanaman jagung atau biji-biji ide awal rancangan fungsional,
lainnya gencar dilakukan, salahsatunya menyempurnakan ide rancangan
adalah pembuatan SEPATAGUNG yang struktural, konsultasi rancangan dengan
dapat diklaim dapat meningkatkan dosen pembimbing, lalu dilanjutkan
kapasitas kerja serta lebih ergonomis. Alat dengan pemilihan elemen alat yang sesuai
tanam yang biasa digunakan para petani dengan alat yang akan dibuat, analisis
adalah semacam tugal yang dibuat untuk gambar teknik , serta proses pabrikasi.
melubangi lahan yang selanjutnya secara Selanjutnya dilakukan pengujian alat di
manual dimasukkan beberapa benih Desa Balerejo, Lampung Timur tepatnya
jagung oleh petani kedalam lubang yang di Kelompok Tani Mulyo Utomo.
telah dilubangi. Pengukuran yang dilakukan meliputi
Banyak alat tanam mekanis yang pengukuran waktu tempuh jalan, jumlah
telah beredar dipasaran namun tetap saja benih yang jatuh, lebar olah tanah,
terdapat permasalahan yang dialami oleh kedalaman injakan dengan menggunakan
para petani, seperti ketidaknyaman para SEPATAGUNG sehingga dihasilkan nilai
petani menggunakan alat tanam tersebut kapasitas lapang efektif dan kapasitas
yang membuat petani tidak cocok lapang teoritis sehingga dihasilkan
sehingga kembali pada cara tanam efisiensi alat .
tradisional yang membutuhkan waktu Metode yang dilakukan adalah
yang lama. Sehingga selain ketiga tujuan dengan membuat alat tanam jagung semi
yakni memperoleh alat tanam semi mekanis dengan melakukan modifikasi
mekanis yang biaya operasionalnya dengan memanfaatkan injakan kaki
murah, kapasitas kerja yang tinggi, serta operator adalah pada bagian sepatu untuk
dapat digunakan dilahan yang sempit melubangi tanah, hal tersebut
ternyata aspek ergonomis dari suatu alat dihubungkan dengan karakter ergonomika
tanam mekanis juga sangat diperhatikan dari sifat tubuh manusia dalam
oleh para petani. Kenyamanan yang menggunakan alat atau mesinSetelah
dirasakan petani saat menggunakan alat dilakukan pengujian dilakukan analisis
tanam akan berpengaruh terhadap perhitungan, analisis desain, pembuatan
kapasitas kerja yang dhasilkan. Tingkat prototype, uji laboratorium, serta
keefisienan waktu pun akan meningkatkan sosialisasi pada mitra Ketika uji
kapasitas kerja seperti pengalihan waktu laboratorium terdapat permasalahan pada

2
beberapa bagan sehingga dilakukan B. Perancangan alat
redesign serta dilakukan perhitungan Perancangan teknologi dilakukan
ulang. berdasarkan pada hasil kunjungan
A. Gambaran Alat lapang anggota kelompok ke
wilayah kerja mitra jetani Jagung
di Kecamatan Ciampea Kabupaten
Bogor dan studi pustaka.
Perancangan mempertimbangkan
beberapa aspek ergonomika, aspek
desain dan karakter utama dari
jenis benih yang digunakan dalam
Gambar 1. Desain alat yang penanaman jagung dan
diterapkan karakteristik alat yang digunakan
dalam proses penanaman benih
jagung. Karakter utama dalam
penentuan bentuk dan ukuran alat
diantaranya:
- Dimensi, ukuran dan jenis benih
jagung yang digunakan mitra,
- Bentuk fisiologis benih jagung
yang digunakan mitra,
- Sifat fisik dan kimia benih jagung,
- Mekanisme kerja alat tanam semi-
Gambar 2. Desain Alas Tugal yang mekanis yang sudah digunakan
diterapkan
mitra,
- Dimensi alat tanam semi-mekanis
yang sudah digunakan mitra, dan
- Analisis aspek ergonomika pada
alat tanam jagung yang telah
digunakan.
C. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan pada proses pembuatan alat
tanam jagung semi mekanis tersebut
adaah sebagai berikut :
Gambar 3. Desain Hopper yang
diterapkan

- Alat Rivet
Mesin bor listrik Gergaji besi
Mesin bubut Las listrik
Gerinda
Toolbox

3
- Bahan Mur,baut
Sepatu Tangki atau hopper
Besi silinder Kawat baja
Selang atau saluran benih Pegas
Besi plat Sabuk gendong

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterangan :


a. Spesifikasi teknologi 1. Hopper : Penampung benih
jagung
2. Tuas : untuk menggerakkan
1 metering device (Sistem penjatah)
1 3. Alas Sepatu : tempat
2 1
1

menempelnya tugal
1
4. Selang/pipa : menyalurkan benih
4
3 ke lubang pengeluaran
1 1
Gambar 4. Hasil Perancangan
SEPATAGUNG

b. Hasil pengujian alat umumnya menempatkan tempat


Proses menanam jagung pada benih (hopper) di ujung alat dan di
umumnya dilakukan secara manual bebani ke tangan dipindahkan ke
dan mekanis, hal tersebut punggung, dimana punggung
bergantung pada luas lahan yang merupakan bagian tubuh yang
akan ditanami . Untuk lahan yang dapat menopang beban yang cukup
relatif besar dapat menggunakan besar. Selain itu mata tugal yang
tenaga mekanis tetapi diperlukan biasanya dibebankan ke tangan
biaya yang cukup besar pula serta saat melubangi atau mobilisasi
keterbatasan traktor untuk dipindahkan ke ujung tumit. Ujung
mengerjakan lahan yang miring tumit merupakan bagian tubuh
atau sudah ditanami. Sedangkan yang berfungsi menopang seluruh
untuk penanaman manual bagian tubuh, sehingga gaya
dibutuhkan tenaga yang cukup tekannya yang cukup besar
besar serta waktu penanaman yang digunakan untuk melubangi lahan.
relatif lama. Alat tanam yang Dasar-dasar desain disesuaikan
paling efektif digunakan dalam dengan kaedah yang ada untuk
lahan yang sempit adalah tipe semi mendapatkan desain yang baik
mekanis. guna kenyamanan dan kemudahan
Peralatan semi mekanis hasil dalam bekerja. Aspek ergonomika
pengembangan teknologi dari dan keselamatan kerja sangat
SEPATAGUNG berupa modifikasi diperhatikan. Pemanfaatan energi
model penanaman yang awalnya yang terdapat dalam tubuh
manual dijadikan semi mekanis. manusia serta kebiasaan petani
Alat semi mekanis yang pada

4
dalam bekerja menjadi landasan SEPATAGUNG dalam proses
dalam membuat desai protype alat penanaman terhadap 100 lubang
ini. Sehingga tujuan dan target tanam yang ditanami, didapatkan
dapat tercapai. Dari hasil prototype rata-rata hasil pemberian benih
maka diperoleh efisiensi kerja sebanyak 72 lubang yang tertanam
lebih tinggi dibandingkan alat satu biji benih per lubang, 13
tanam semi mekanis lainnya lubang yang tertanam dua biji
karena waktu efektif untuk benih atau lebih perlubang, 3.4
mobilisasi penanam ditiadakan lubang yang tertanam benih rusak
dimana waktu penanam digunakan dan 11.6 lubang yang tidak
untuk melubangi lahan. Penjatah tertanam benih atau benih tidak
benih digerakkan oleh gerakan masuk ke dalam lubang
tangan naik dan turun seirama penananaman. Berdasarkan hasil
dengan mobilisasi penanam. pengujian yang telah dilakukan
Hasil pengujian yang sebanyak lima kali, maka
dilakukan dengan menggunakan didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Pengujian Tiga orang / jalur ( Melubang,


Efektifitas SEPATAGUNG Menaruh benih, Memberi pupuk
Tidak dan menutup lubang) = 6,7 jam x 3
Tertanam masuk ke
Tertanam
No
satu biji
dua atau Rusak lubang = 20 jam/ orang (apabila
lebih atau tidak
tertanam dikerjakan sendiri)
1 72 15 2 11
2 71 12 5 12
3 72 13 3 12 Kapasitas Lapang Teoritis (KLT)
4 70 15 6 9 SEPATAGUNG
5 75 10 1 14
Rata- Luas Lahan 100 m x 100 m = 1
Rata 72 13 3.4 11.6
hektare
Jarak tanam (Jajar Legowo) =
1. Perhitungan Efisiensi Lapang :
Kapasitas Lapang Teoritis (KLT) (20cm + 50 cm) x 15 cm
penanaman manual Jumlah alur tanam = 100 m : 70
Kecepatan berjalan manusia cm = 143 alur
normal = 3 km/ jam = 50 Jarak tempuh = 143 alur x 100 m =
m/menit/orang 14.300 m
Luas Lahan 100 m x 100 m = 1 Waktu tempuh tanam = 14.300 m /
hektare 50 m/menit/ orang = 286
Jarak tanam = 50 cm x 30 cm menit/orang =
Jumlah alur tanam = 200 alur 4,7 jam/orang
Jarak tempuh = 200 alur x 100 m = Dua orang/jalur (Melubang
20.000 m sekaligus menaruh benih, dan
Waktu tempuh tanam = 20.000 m / menutup lubang) = 4,7jam x 2 =
50 m/menit/ orang = 400 9,4 jam/orang (apabila dikerjakan
menit/orang = sendiri)
6,7 jam/orang

5
Kapasitas Lapang Efektif (KLE) KLT = 20 jam/ha = 0,05 ha/jam
penanaman manual Efektifitas Lapang = 0,03 ha/jam /
Luas Lahan 100 m x 100 m = 1 0,05 ha/jam x 100% = 60 %
hektare
Jarak tanam = 50 cm x 30 cm 2. Perhitungan kebutuhan benih :
Jumlah alur tanam = 200 alur Jarak tanam = 50 x 30 cm
Jarak tempuh = 200 alur x 100 m = Berat 100 butir = 265 gram
20.000 m Luas Lahan = 30 x 5 m
Waktu pengukuran = 37.800 detik Berat Jenis Jagung = 0,75 kg/L
= 630 menit Berat 100 butir benih = 265 gram
Waktu tempuh tanam = 20.000 m / (sumber : www.jualbenih.com)
630 menit = 31,7 m/ menit = Kebutuhan benih/alur = 30 m /
10,5 jam/orang (0,3m/alur) = 100 butir
Tiga orang / jalur ( Melubang, Banyak alur / Luas lahan = 5 m /
Menaruh benih, Memberi pupuk (0,5/alur) = 10 alur / luas lahan
dan menutup lubang) = 10,5 jam x Kebutuhan butir benih jagung /
3 = 31,5 jam/ orang (apabila lahan = 100 butir/alur x 10
dikerjakan sendiri) alur/luas lahan x 100 butir/ 265
gram = 2,65 kg
Kapasitas Lapang Efektif (KLE) Volume Hopper keseluruhan =
SEPATAGUNG Volume bagian atas + 2x prisma
Luas Lahan = 100 m x 100 m tegak trapesium
Jarak tanam = (20cm + 50cm) x = 30cm x 10cm x 20cm + 2x (
15cm x ((15+5)/2)cm x 13cm x 10cm)
Jumlah alur tanam = 143 alur = 6000 cm2 + 1300 cm2 = 4500
Waktu pengukuran = 20.428,6 cm2
detik = 340,476 menit = 7,3 Liter
Kecepatan maju pengukuran = Kapasitas Hopper = 4,5 Liter x
14300m/ 340,476 menit = 42 0,75 kg/liter
m/menit = 5,95 jam/orang = 5,4 kg
Dua orang/jalur (Melubang
sekaligus menaruh benih, dan Kebutuhan Benih (2,7 kg) < (5,4
menutup lubang) = 5,95 jam x 2 = kg) Kapasitas Hopper
11,916 jam/orang (apabila
dikerjakan sendiri) 3. Analisis Kemampuan Tugal :
Berat badan (m) = 45 kg
Efisiensi Lapang = KLE/KLT D = 5mm (diukur pada ujung
- Efisiens lapang SEPATAGUNG tugal)
KLE = 11,9 jam/ha = 0,08 ha/jam Gravitasi (g) = 10 N/kg
KLT = 9,4 jam/ha = 0,1 ha/jam A = D2 = x 3,14 x ( 5 x 10-
3
Efektivitas Lapang = 0,08 ha/jam / m)2 = 19,625 x 10-6 m2
0,1 ha/jam x 100% = 75,2 % P = F/A ; F= m.g
- Efisiensi lapang tugal manual F = 45 kg x 10 N/kg = 450 N
KLE = 31,5 jam/ha = 0,03 ha/jam

6
P = 450 N / 19,625 x 10-6 m2 = Berat beban 10 kg = 3,6
22.929.936,31 N/m2 (Pa) = 22,9 Kkal/menit
Mpa Berat beban 30 kg = 5,3
Dapat disimpulkan bahwa Kkal/menit
dengan tekanan terimplementasi Berat beban 50 kg = 8,1
ujung tugal sebesar 22,9 Mpa Kkal/menit
merupakan tekanan yang besar Berat hopper terisi benih penuh = 6
untuk membuat sebuah lubang. kg = 6/10 * 3,6 Kkal/menit = 2.16
Kkal/menit
4. Analisis Ergonomika dalam beban
kerja :
Perbandingan beban kerja
menggendong

Sumber : (Herodian dkk, 1995)


kapasitas. Pengujian alat ini baru
dilakukan di bengkel industri alat dan
Hasil pengujian
mesin pertanian sekalipun telah
SEPATAGUNG di dapatkan nilai
dilakukan pengujian bersama mitra.
efisiensi yang cukup tinggi jika
Dalam desain alat terjadi
dibandingkan dengan menggunakan
banyak perubahan desain prototipe
peralatan manual yang dimiliki oleh
dikarenakan ketidaksesuaian desain
mitra. Untuk menghasilkan data
dengan kondisi lapang yang ada serta
efisiensi kerja dilakukan dengan
permasalahan yang timbul ketika
pengukuran kapasitas kerja lapangan
prototipe diuji coba. Pemilihan bahan
secara manual di lahan. Namun, data
dan pabrikasi prototype yang baik
pengukuran kapasitas lapang di lahan
menghasilkan desain yang optimal.
tidak berada pada kondisi stabil.
Perubahan desain paling banyak
Perbedaan kondisi lingkungan lahan
adalah pada penjatah benih dimana
antara wilayah satu dengan wilayah
banyaknya permasalahan serta
lain menjadi salah satu faktor
karakteristik jagung manis yang getas.
ketidakstabilan data pengukuran

7
4. KESIMPULAN d. Bapak Sukirin selaku Petani Jagung di
Berdasarkan pada hasil desa Balerejo, Lampung Timur,
pengujian dan terciptanya teknologi e. Bapak Solikin selaku Ketua
sepatagung yakni alat anam jagung Gabungan Kelompok Tani Tanaman
semi mekanis yang telah dimodifikasi jagung DesaBalerejo, Lampung
pada bagian sepatu dengan Timur,
f. Bapak Suparno selaku kepala desa
memanfaatkan keergonomisan
Balarejo , Lampung Timur.
operator maka daat disimpulkan
g. Serta Gabungan kelompok tani Mulyo
bahwa telah tercipta teknologi tepat Utomo yang telah membantu tim
guna yang mampu membantu para ketika proses pengujian alat.
petani jagung dalam proses
penananaman benih jagung sehigga 6. DAFTAR PUSTAKA
dihasilkan alat tanam yang emunyai
kapasitas kerja yang lebih tinggi Henkei & Pense.2002. Structure Ana
dibandingkan dengan alat tanam semi Properties of Engineering
mekanis yang telah beredar Materials Fifth Edition. New
sebelumnya. Selain itu, penggunaan York : McGraw-Hill
sepatagung juga sesuai dengan budaya Companies.
pertanian di Indonesia karena
Scaffer, et la. 1999. The Sccience And
disesuaikan dengan keergnomisan
Design of Engineering
operator yang notabene merupakan Materials Second Edition. New
masyarakat Indonesia. Biaya York : McGraw-Hill
operasional yang murah serta dapat Companies.
digunakan dilahan yang sempit
menjadikan sepatagung dapat Sukria, Heri Ahmad dan Krisnan,
Rantan. 2009. Sumber dan
dijadikan solusi untuk menghadapi
Ketersediaan Bahan Baku
ermasalahan yang terjadi pada saat
Pakan di Indonesia. Bogor :
penanaman benih jagung.
IPB Press.
5. UCAPAN TERIMAKASIH Sugiarto, 2008. Peningkatan produksi
Dalam melaksanakan program kreativitas dan mutu jagung. Makalah
mahasiswa yang meliputi kegiatan awal Seminar Mekanisasi
seperti proses pembuatan proposal sampai
proses pembuatan laporan akhir yang Pertanian: Peran Strategis
didalamnya terdapat kegiatan perancangan Mekanisasi Pertanian dalam
alat serta uji-uji yang telah dilakukan, Pengembangan
kami mengucapkan terimakasih kepada :
Agroindustri Jagung. Jakarta.
a. Dr. Ir I Dewa Made Subrata, M.Agr,
selaku dosen pembimbing atas
bimbingan dan arahan yang telah
diberikan kepada tim,
b. Dr. Ir. Desrial, M.Eng, selaku Ketua
Jurusan Teknik Mesin dan Biosistem,
c. Bapak Samin selaku Ketua Kelompok
Tani Tanaman jagung di Ciampea
Bogor,

8
9

Anda mungkin juga menyukai