240210140103
H
Ren
K ar Ukura
Sampel Warna Bentuk Kilap Tekstur dem
el. ik n
en
e-
Merah + Mengker Lembek + Mengec
1 ++++
+++ ut + ++ il ++++
Merah + Mengker Lembek + Mengec
2 +++
+++ ut ++ ++ il ++++
Merah + Mengker Lembek + Mengec
Keriting 3 ++
++ ut +++ + il +++
Merah + Mengker Mengec
4 ++ Lembek +
++ ut ++++ il ++++
Merah + Mengker Mengec
5 ++ Kering
++ ut ++++ il +++
0 Merah Lonjong +++ Keras Besar
1 Merah Lonjong +++ Keras Besar
2 Merah Lonjong ++ Keras Sedang 14,2
Cabai
Merah Mengker 9%
merah 3 + Layu Sedang
1 agak tua ut
Blansing Merah Mengker Mengec
3 4 + Layu
tua ut ++ il
Merah Mengker Mengec
5 + Layu +
tua ut +++ il
Merah
Cerah ++
+++ Mengker Menyus
0 Kilap ++ Lembek +
tangkai ut + ut +
hijau ++
+
Merah
Mengker Lembek + Menyus
1 cerah ++ Kilap++
Cabai ut ++ + ut ++
++ 22.2
merah Merah + Mengker Lembek + Menyus 3%
2 2 Kilap +
blansing ++ ut +++ ++ ut +++
5 Menyus
Merah + Mengker Lembek +
3 Kilap - ut +++
+ ut ++++ +++
+
Mengker Menyus
Merah Lembek +
4 ut ++++ Kilap - ut +++
tua ++++
+ ++
Mengker Menyus
Merah Lembek +
5 ut ++++ Kilap - ut +++
tua + ++++=
++ ++
3 Cabaime Keras, 54,3
Merahce Kilap ++ Panjang
rah + Na 0 Panjang agar 0%
rah ++ ++++
Bisulfit berkeriput
1% 1 Warnam Memanja Kilap ++ Sedikitke Panjang
erahsedi ng, ++ mpes ++++
Langen Kinanti
240210140103
H
Ren
K ar Ukura
Sampel Warna Bentuk Kilap Tekstur dem
el. ik n
en
e-
sedikitke
kittua
riput
Memanja
ng,
Warnam
sedikitke Kilap ++ Kempesd Panjang
2 erahsedi
riput, + anlunak ++++
kittua
ujungme
ngkerut
Keriputu
Warnam Kilap ++ Kempesd Panjang
3 jungmen
erahtua + anlunak ++++
gkerut
Sangatke
Warnam riputujun Kempesd Panjang
4 Kilap ++
erahtua gmengke anlunak ++++
rut
Sangatke
Warnam riput, Kempesd Panjang
5 Kilap ++
erahtua ujungme anlunak ++
ngkerut
4 CabaiMe Lurus 48 %
Merahtu Panjang Keras
rah + Na 75%
a 80%, +++++ 80%
Bisulftit 0 Kilap ++ Mengg
merahcer Mengker Lunak
2% ulung
ah 20% ut + 20%
25%
Merahtu Panjang Keras
a 80% +, +++++ 20% Menyus
1 Kilap +
merahcer Mengker Lunak ut
ah 20% ut ++ 80%
Panjang
MerahTu
+++++ Lunak Menyus
2 a 100% Kilap +
Mengker 100% ++ ut +
++
ut ++
Panjang
MerahTu +++++ Lunak ++ Menyus
3 Kilap
a +++ Mengker + ut ++
ut +++
Panjang
Merahtu +++++ Lunak ++ Menyus
4 Kilap
a +++ Mengker + ut +++
ut++++
5 Merahtu Panjang Kilap Lunak ++ Menyus
a +++ +++++ ++ ut +++
Mengker
Langen Kinanti
240210140103
H
Ren
K ar Ukura
Sampel Warna Bentuk Kilap Tekstur dem
el. ik n
en
e-
ut ++++
Merahce
Panjang Kilap
0 rah Keras Lurus
+++++ +++++
+++
Panjang
Merahce Keras
+++++ Kilap Menyus
1 rah Lunak
Mengker ++++ ut
++ +
ut +
Panjang
Merahce +++++ Keras Menyus
Kilap
2 rah Mengker Lunak ut
+++ 45,4
+ ut ++ +
++ 5%
Panjang
5
+++++ Keras Menyus
Merah Kilap
3 Mengker Lunak ut
+++ ++
ut ++ ++
++
Panjang
+++++ Keras Menyus
Merah Kilap
4 Mengker Lunak ut
++ +
ut +++ +++
++
Panjang
Keras Menyus
Merah +++++
5 Kilap Lunak ++ ut
+ Mengker
+ +++
ut +++
6 Cabai Panjang 11,9
Merah +
Keriting 0 Pipih +++ Lembek mengec 9%
++
Blansing il ++++
Uap 3 Merah + Mengker Mengec
1 ++ Lembek
menit + ut il +++
Mengeke
Merah Kering + Mengec
2 rut +
gelap + + il ++
keriting
Mengker
Merah Kering + Mengec
3 ut -
gelap ++ ++ il ++
keriting
Merah Mengker Keras
Mengec
4 gelap ++ ut - kering ++
il ++
+ keriting ++
5 Merah Mengker - Keras Mengec
gelap ++ ut kering ++ il ++
Langen Kinanti
240210140103
H
Ren
K ar Ukura
Sampel Warna Bentuk Kilap Tekstur dem
el. ik n
en
e-
++ keriting +++
Merah Sedikit
Mengec
0 cerah ++ mengker ++++ Lembek
il +++
+ ut
Merah Sedikit
Mengec
1 cerah ++ mengker ++++ Lembek
il +++
+ ut 19,
Merah + Mengker Mengec 82 %
2 +++ Lunak
++ ut + il +++
Cabai
Mengker
merah
7 ut ++,
blansing Merah Sebagian Mengec
3 sebagian +++
5 gelap ++ lunak il +++
batang
copot
Merah Kering
Mengker Mengec
4 Gelap ++ ++ Padat ++
ut +++ il +++
+ +
Merah Kering
Mengker Mengec
5 gelap++ + padat +++
ut ++++ il +++
++ +
8 Cabai Normal 38.1
keriting Merah Keras ++ , 0%
0 Normal +++++
(Na- cerah +++ panjang
bisulfit +++++
1%) Normal
Merah Keras ++
1 Normal +++++ panjang
cerah +++
+++++
agak
Merah keras +++ Panjang
2 memben ++++
cerah + ++++
gkok
Merah
cerah, Keras ++
Panjang
batang Lebih +
+++,
3 hijau memben ++++ mengkeru
mengke
agak gkok t, mulai
rut
kekuning layu
an
4 Merah Lebih +++ Keras ++ Panjang
cerah, memben mengekru +++,
batang gkok + t, sedikit mengke
hijau layu rut
sedikit
kekuning
Langen Kinanti
240210140103
H
Ren
K ar Ukura
Sampel Warna Bentuk Kilap Tekstur dem
el. ik n
en
e-
an
Merah
cerah, Semakin
Panjang
batang memben Keras +
+++,
5 hijau gkok dan ++ mengkeru
mengke
lebih menggul t, layu
rut
kekuning ung
an
Merah
Lonjong,
tua 95%, Kilap ++ Keras ++ Panjang
0 runcing
merah + ++ +++++
di ujung
cerah 5%
Merah
cerah, Panjang
Lonjong,
batang Kilap ++ Keras ++ +++
1 runcing
hijau + + mengke
di ujung
kekuning rut
an layu
Merah
cerah, Panjang
Lonjong, Keras ++
batang Kilap ++ +++
2 runcing +, mulai 32,9
hijau + mengke
di ujung layu 9%
kekuning rut
9 an layu
Merah
cerah, Panjang
Lonjong, Keras ++,
batang +++
3 runcing Kilap ++ mulai
hijau mengke
di ujung layu
kekuning rut
an layu
Merah,
Panjang
tangkai Lonjong,
Layu, ++
4 kuning runcing Kilap ++
keriput mengke
kecoklat di ujung
rut
an
Merah, Kasar, Panjang
Lonjong,
tangkai sangat ++
5 runcing Kilap ++
kecoklat mengkeru mengke
di ujung
an t rut
10 Cabai + Merah 25,5
Keriting Kilap ++ Keras ++ Utuh +
Na- 0 cerah ++ 8%
+ +++ ++ ++++
bisulfit +++
1 Merah Keriting Kilap ++ Keras ++ Utuh +
Langen Kinanti
240210140103
H
Ren
K ar Ukura
Sampel Warna Bentuk Kilap Tekstur dem
el. ik n
en
e-
cerah ++
++ ++ ++ ++++
+++
Merah Keriting
Kilap ++ Keras ++
2 cerah ++ keriput + Utuh
++ +
++ +
Keriting
Merah +
3 keriput + Kilap + Keras + Utuh
++
3% ++
Keriting
Merah
4 keriput + Kilap Kering Utuh
tua
+++
Keriting
Merah Kering +
5 keriput + -
tua +++ +++
++++
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017)
Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum seluruh cabai dengan
berbagai perlakuan mengalami perubahan warna dan penurunan kecerahan, yang
awalnya semua berwarna merah cerah dan mengkilap menjadi merah tua dan tidak
mengkilap. Bentuk, tekstur dan ukuran dari cabai juga berubah seiring dengan
lamanya pengeringan. Cabai yang tadinya lunak berubah menjadi keras karena
kehilangan kadar air. Kehilangan kadar air juga menyebabkan pengkerutan pada
permukaan cabai. Perubahan tekstur dan berat erat hubungannya dengan
penyusutan sel. Mekanisme penyusutan yaitu, pati tergelatinisasi, membran
sitoplasma berubah, dinding sel sedikit berubah, pektin termodifikasi, protein
nukleus dan sitoplasma terdenaturasi, kloroplas dan kromoplas mengalami
penurunan. Semua komponen tersebut keluar sel sehingga beratnya berkurang.
Menurut Tjahjadi (2008), pengeringan dapat merusak zat gizi tertentu seperti pada
vitamin C pada cabai. Selain itu, pengeringan pangan di bawah sinar matahari
juga menyebabkan sel mikroorganisme rusak. Karena mikroorganisme
memerlukan air untuk dapat tumbuh dan berkembang biak. Air yang terdapat
dalam sel mikroorganisme dikeluarkan melalui proses osmosis. Osmosis adalah
suatu proses pergerakan air melalui membran semi-permeabel, dari larutan
berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah. Saat air dihilangkan
dari bahan pangan melalui pengeringan, maka konsentrasi zat terlarut dalam
Langen Kinanti
240210140103
bahan pangan menjadi lebih pekat. Dengan demikian air yang terdapat dalam sel
mikroorganisme (larutan berkonsentrasi rendah) berdifusi kelarutan
berkonsentrasi lebih tinggi disekitarnya dan akibatnya sel mikroorganisme itu
rsak. Enzim yang berasal dari bahan pangan dan mikroorganisme kontaminan juga
tidak dapat aktif karena tidak tersedia cukup air untuk melanjutkan substrat untuk
reaksi-reaksi kimia dan biokimia (Tjahjadi, C., dkk., 2011).
Sampel cabai dengan perlakuann pada pengeringan dengan sinar matahari
terbaik adalah sampel cabai keriting dengan perlakuan penambahan Na Bisulfit
1%. Sampel ini memiliki warna merah yang masih cerah dibanding dengan
sampel cabai lainnya. Pre-treatment dengan perendaman dalam sodium
metabisulfit bertujuan untuk menjaga warna bahan. Sedangkan proses blansing
sendiri dapat menghentikan aktivitas enzim yang tidak diinginkan dan
mempercepat proses pengeringan karena sel-sel pecah dan rusak sehingga air akan
keluar dan menguap (Novary, 1997). Senyawa sulfit dapat bereaksi dengan ikatan
disulfida pada protein enzim sehingga dapat menginaktivasi enzim penyebab
perusakan warna (Eskin, 1990). Pada saat blansing, terjadi oksidasi non-enzimatik
karena enzim yang terdapat dalam bahan mengalami kerusakan akibat perebusan.
Perlakukan panas pada blanching ini dapat menginaktivasi enzim oksidatif yang
dapat mencegah kehilangan yang lebih besar selama proses pengeringan. Panas
dari perebusan ini menyebabkan terjadinya pemecahan dinding sel dan
mendenaturasi protein-protein yang berkaitan dengan senyawa karotenoid,
sehingga terjadi pelepasan senyawa-senyawa karotenoid dari jaringan matriksnya
yang menyebabkan kandungan -karoten meningkat selama perebusan
(Rodrigues-Amaya, 2006; Dutta et al., 2005). Setelah diblansing, cabai pada
umumnya memilki warna merah yang lebih cerah. Menurut Potter (1986), hal ini
disebabkan oleh pigmen likopen yang berada di dalam cabai yang mendapat
perlakuan blansing tereksitasi keluar karena adanya rangsangan pemanasan.
Pigmen likopen termasuk ke dalam golongan pigmen karotenoida yang peka
terhadap pemanasan dengan batasan tertentu, karena jika terlalu dipanaskan justru
warna tersebut akan memudar.
Pengeringan dengan cara petani mempunyai beberapa keuntungan antara
lain adalah tidak memerlukan bahan bakar sehingga biaya pengeringan murah,
Langen Kinanti
240210140103
0 24
3 (Cabai merah Warna Merah cerah Merah cerah
besar+ Na- Tekstur Keras, renyah Rapuh
bisulfit 1%) Bentuk Lonjong berisi Tidak seragam
Besar, tidak Lonjong, keriput,
Ukuran seragam agak
menggulung
Kilap Kilap Kilap
Rendemen 59,23%
4 Warna Merah cerah Merah tua
Cabai merah + Tekstur Keriput Sangat keriput
Na Bisulfit 2% Lonjong
Lonjong
Bentuk memanjang,
memanjang
mengkerut
Panjang,
Ukuran pendek, besar, Ukuran mengecil
sedang
Kilap Tidak kilap Tidak kilap
Rendemen 60%
5 Warna Merahcerah Merahgelap
Cabaibesar - Tekstur Keras Lembek
Na Bisulfit 3% Bentuk Lonjong LonjongBerkerut
Ukuran ++++ +++
Kilap ++++ ++
Rendemen 63,59%
6 Merah cerah Merah tua agak
Warna
Cabai keriting gosong
blansing 3 Tekstur Agak keras Agak kering
menit Bentuk Keriting Panjang keriput
Ukuran +++ ++
Kilap +++ +++
Rendemen 29,87%
Merah cerah merah tua
Warna
keorenan kehitaman
Tekstur Lunak Lunak
7 Keriting, Lunak dan
Bentuk
Blansing uap bergelombang keriting
5 menit Panjang dan Panjang dan
Ukuran
menciut menciut
Kilap Kilap ++ Kilap +
Rendemen 52%
Jam Ke-
Kelompok Pengamatan Gambar
0 24
8(Cabai Warna Merah ++ Merah tua++
Langen Kinanti
240210140103
terdapat pada kulit bahan pangan tersebut (Dutta, Chaudhuri, dan Chakraborty,
2005). Sampel cabai dengan perlakuan terbaik dengan pengeringan oven adalah
sampel cabai merah besar dengan perlakuan penambahan Na Bisulfit 1%. Sampel
ini memiliki warna merah yang masih cerah dibanding dengan sampel cabai
lainnya.
Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa sampel cabai dengan
rendemen terendah adalah cabai keriting dengan blansing 3 menit dengan
rendemen sebesar 29,87% sedangkan sampel cabai dengan rendemen terbesar
adalah cabai merah dengan penambahan blansing 3 menit dengan rendemen
sebesar 80,37%. Keuntungan dengan pengeringan oven antara lain suhu dan
kelembaban dapat diatur, ukuran oven dapat disesuaikan dan dapat bekerja siang
malam. Hasil pengamatan dari kedua metode menunjukkan bahwa pengeringan
menggunakan sinar matahari menghasilkan cabai dengan rendemen yang lebih
rendah daripada pengeringan dengan menggunakan oven.
Menurt Taib (1988), pengeringan produk atau hasil pertanian dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan
aliran udara serta kadar air. Ukuran bahan juga mempengaruhi cepat lambatnya
pengeringan. Selain itu jenis alat pengering juga mempengaruhi proses
pengeringan. Selain yang telah disebutkan kelembaban udara (RH) juga
mempengaruhi proses pengeringan. Kelembaban udara berbanding lurus dengan
waktu pengeringan. Semakin tinggi kelembaban udara maka proses pengeringan
(waktu pengeringan) akan berlangsung lebih lama (Broker, dkk.,1981). Muchtadi
(1989) menambahkan, apabila bahan pangan dikeringkan dengan menggunakan
udara sebagai medium pengering, maka semakin panas udara tersebut semakin
cepat pengeringannya. Berbeda dengan RH, kecepatan aliran udara berbanding
terbalik dengan waktu pengeringan. Semakin tinggi kecepatan aliran udara, proses
pengeringan akan berjalan lebih cepat. Faktor lain yaitu kadar air bahan yang
dikeringkan, Taib, dkk. (1988) menyatakan bahwa pengeringan bertujuan untuk
mengurangi kadar air bahan untuk menghambat perkembangan organisme
pembusuk. Kadar air suatu bahan berpengaruh terhadap banyaknya iar yang
diuapkan dan lamanya proses pengeringan.
Langen Kinanti
240210140103
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
JAWABAN PERTANYAAN
Kecepatan pengeringan dan kadar air dari produk akhir sangat penting
dalam proses pengeringan, faktor-faktor utama yang memengaruhi
kecepatan pengeringan bahan pangan adalah:
Sifat fisik dan kimia dari produk (bentuk, ukuran, komposisi, kadar
air).
Pengaturan geometris produk sehubungan dengan permukaan alat
atau media perantara pemindah panas (cara penumpukan bahan,
frekuensi pembalikan, dan lain-lain).
Tipe alat pengering (efisiensi pemindahan panas).
Kondisi lingkungan (suhu, kelembaban dan kecepatan aliran
udara).