a. Apa saja peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las
oksi-asetelin?
b. Apa saja alat pelindung diri yang harus di pakai dalam praktikumpengelasan
las oksi-asetelin ?
c. Bagaimana keselamatan kerja yang harus di perhatikan dala praktikum
pengelasan oksi-asetelin?
d. Bagaimana proses pengerjaan job sheet dalam praktikum pengelasan oksi-
asetalin?
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui peralatan dan bahan yang digunakan dalam
praktikum pengelasan oksi-asetelin.
b. Mahasiswa dapat mengetahui alat pelindung diri yang harus di pakai dalam
praktikum pengelasan oksi-asetelin.
c. Mahasiswa dapat mengetahui keselamatan kerja yang harus di perhatikn
praktikan dalam pengelasan oksi-asetelin.
d. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengerjaan jobsheet dalam praktikum
pengelasan oksi-asetelin.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 proses pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW)
Tegangan yang digunakan pada las busur listrik sangat menentukan terjadinya
loncatan bunga api, semakin besar tegangan semakin mudah terjadi loncatan bunga
api listrik. Hal yang perlu diperhatikan, bahwa tegangan yang tinggi akan
membahayakan operator las, karena tubuh manusia hanya mampu menderita
tegangan listrik sekitar 42 volt. Selain penggunaan arus dan tegangan yang bisa
membahayakan operator, nyala busur listrik juga memancarkan sinar ultra violet dan
sinar infra merah yang berinteraksi sangat tinggi. Pancaran atau radiasi dari sinar
tersebut sangat membahayakan mata maupun kulit manusia (Bintoro, 1999).
Keuntungan pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW)
1. Biaya awal invesmen rendah
2. Secara operasional handal dan sederhana
3. Biaya material pengisi rendah
4. Material pengisi dapat bermacam-macam
5. Pada semua material dapat memakai peralatan yang sama
6. Dapat dikerjakan pada ketebalan berapapun
7. Dapat dikerjakan dengan semua posisi pengelasan
Kekurangan dari pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc
Welding (SMAW)
1. Lambat, dalam penggantian elektroda
2. Terdapat slag yang harus dihilangkan
3. Pada low hydrogen electrode perlu penyimpanan khusus
4. Efisiensi endapan rendah.
d. Porositi
Porositi adalah lubang yang diakibatkan oleh gelembung gas yang telah
membeku. Penyebab utamyanya adalah kintaminasi atmosfir yang tinggi pada
permukaan benda kerja.
Gambar 2.19 Porositi
2.11 Jenis Sambungan Pengelasan
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
a. Elektrode dengan diameter 2,6 AWS E Co 15
b. Pipa diameter 20 mm
c. Pelat 10 x 2,5 cm tebal
d. pelat 10 x 2,5 cm tipis
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum pengelasan yang kami lakukan, kami menedapatkan beberapa
ilmu tentang bagaimana teknik penyambungan yang baik dan benar serta
memeperhatikan keslamatan kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Semakin besar
arus listrik yang digunakan maka hasil pengelasan berlubang. Sebaliknya jika
menggunakan arus yang rendah maka busur tidak akan sempurna melelehnya
akibatnya terjadi benjolan. Jadi untuk melakukan pengelasan harus memeperhatikan
bahan yang akan di las titik leburnya harus di ketahui agar pengelasan dapat
sempurna
5.2 Saran
Kami memeberikan sarankepada orang yang mengelas kalau bahwa kalau
melakukan pengelasan harus hati-hati dan cermat agar prosesnya berjalan lancer dan
aman, pada waktu proses mengelas elektrodenya jangan terlalu dekat dengan benda
kerja karena akan lengket ke benda kerja. Usahakan memiliki kerenggangan sekitar
kurang lebih 2 mm dan saran yang terakhir adalah pada saat awal pengelasan selalu
berdua dan mengikuti prosedur yang ada.