Anda di halaman 1dari 2

Penyakit Stroke

Stroke sebagai salah satu penyakit yang paling menakutkan karena hasil akhirnya
yang bisa fatal baik meninggal dunia atau cacat tetap. Berdasarkan data yang berhasil
dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak
karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di
Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun
dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius
menetap nomer 1 di seluruh dunia. Penyakit stroke adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi
mendadak akibat pasokan darah ke suatu bagian otak sehingga peredaran darah ke otak
terganggu. Kurangnya aliran darah dan oksigen dapat merusakkan atau mematikan sel-sel
saraf di otak sehingga menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara,
penurunan kesadaran.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah di otak antara lain
adalah terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah ( stroke iskemik ) maupun pecahnya
pembuluh darah (stroke perdarahan), yang sama sama dapat menyebabkan aliran suplai
darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian jaringan otak. Menurut dr.Yuda Turana
Sp.S saat ini bukan hanya gejala kelemahan tubuh saja yang menjadi fokus utama tetapi bisa
saja terkena gangguan pada fungsi kognitif seperti lupa mendadak, gelap satu mata, pusing,
bicara pelo atau cadel mendadak, gangguan menelan, kesemutan seluruh badan mendadak,
gangguan keseimbangan mendadak. Stroke dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun
emosional seseorang.
Penyakit stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: penyakit stroke
iskemik maupun penyakit stroke hemoragik. Penyakit stroke iskemik yaitu tersumbatnya
pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
80% penyakit stroke adalah penyakit stroke iskemik. Penyakit stroke iskemik ini dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu penyakit stroke trombotik adalah proses terbentuknya thrombus yang
membuat penggumpalan; penyakit stroke embolik adalah tertutupnya pembuluh arteri oleh
bekuan darah; dan hipoperfusion sistemik adalah berkurangnya aliran darah ke seluruh
bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
Penyakit stroke hemoragik adalah penyakit stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus penyakit stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi. Penyakit Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu penyakit hemoragik intraserebral
adalah pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak; penyakit hemoragik subaraknoid
adalah pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan
otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Beberapa faktor resiko terjadinya stroke , antara lain merokok, alkohol, diabetes,
hiperlipidemia, obesitas, penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat, penyakit
jantung koroner, stenosis arteri karotis, penyakit anemis sel sabit, dan usia lanjut.
Gejala awal stroke umumnya pusing, kepala serasa berputar (seperti penyakit
vertigo), kemudian disusul dengan gangguan berbicara dan menggerakkan otot mulut. Gejala
lainnya adalah tergangguanya sensor perasa (tidak bisa merasakan apapun, seperti dicubit
atau ditusuk jarum) dan tubuh terasa lumpuh sebelah, serta tidak adanya gerakan refleks.
Sering juga terjadi buta mendadak atau kaburnya pandangan (karena suplai darah dan
oksigen ke mata berkurang drastis), terganggunya sistem rasa di mulut dan otot-otot mulut
(sehingga sering dijumpai wajah penderita menjadi mencong), lumpuhnya otot-otot tubuh
yang lain, dan terganggunya sistem memory dan emosi. Sering dijumpai penderita tidak
dapat menghentikan tangisnya karena lumpuhnya kontrol otak pada sistem emosinya. Hal itu
membuat penderita stroke berlaku seperti penderita penyakit kejiwaan, padahal bukan. Hal-
hal seperti ini yang perlu dimengerti oleh keluarga penderita.
Stroke merupakan suatu hasil akhir yang dari suatu proses faktor resiko, oleh karena
itu dalam pencegahan sebaiknya kita menitik beratkan pada menjaga, mencegah, dan
mengatasi faktor resiko. Sebagai contohnya adalah memperbaiki keadaan hiperlipidemi,
dengan cara memperbaiki pola makanan dan meningkatkan aktifitas fisik (olahraga teratur),
dapat pula dibantu dengan obat obatan seperti golongan statin simvastatin, atorvastatin,
dsb); menghentikan konsumsi rokok; menghentikan konsumsi alkohol; mengurangi obesitas
dengan menurunkan berat badan sesuai berat badan ideal dan olahraga teratur; jika
mempunyai penyakit diabetes dan hipertensi, harus mengkonsumsi obat obat diabetes
teratur dan menjaga pola makan serta olahraga teratur; dan cegah kondisi stress.

http://ulasankesehatan.blogspot.com/2012/07/stroke.html
http://medicastore.com/stroke.html
http://artikelbajumuslim.blogspot.com/2012/11/tentang-penyakit-stroke.html

Anda mungkin juga menyukai