Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan suatu Pedoman Pengendalian
Pertumbuhan Fisik Tata Bangunan dan Lingkungan serta Pedoman Investasi yang dilakukan pada
kawasan-kawasan prioritas. Berdasarkan hal tersebut penyusunan RTBL diprioritaskan pada
kawasan potensial berkembang dengan pertumbuhan fisik yang cepat. Kawasan Pasar Konveksi
Amur merupakan salah satu kawasan potensial di Kabupaten Agam terutama di wilayah Agam
Timur, dan merupakan kawasan pengembangan kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa di
Kabupaten Agam yang dapat menampung aktifitas perdagangan konveksi berskala regional dengan
fasilitas pendukung dan memberikan pedoman pembangunan disepanjang kawasan.
Tahap akhir dari Penyusunan RTBL Pasar Konveksi Amur yaitu penyusunan Laporan Rencana.
Laporan Rencana merupakan lanjutan dari Laporan Draft Rencana yang berisi tentang Rencana
Pengembangan Kawasan Koridor Pasar Konveksi Amur, Rencana Pengembangan Kawasan
Prioritas dan Rencana Tahapan dan Pelaksanaan Pembangunan yang berisi program investasi dan
indikasi program pembangunan.
Laporan ini disusun atas kerjasama Bappeda Kabupaten Agam dengan CV. Harrisa Consultant
selaku Konsultan Rencana. Dengan diselesaikannya laporan ini, CV. Harrisa Consultant
mengucapkan terima kasih pada semua instansi yang terkait dalam proses penyusunan RTBL
Kawasan Pasar Konveksi Amur. Semoga Buku Laporan ini menjadi dasar dalam pembangunan
Kawasan Pasar Konveksi Amur saat ini dan dimasa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 3 GAMBARAN KAWASAN PENGEMBANGAN .......................................................... 3 1 BAB 6 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN ............................................................... 6 1
iii
6.7.1. Air Bersih ................................................................................................ 6 21
6.7.2. Listrik ....................................................................................................... 6 22
6.7.3. Telepon ................................................................................................... 6 22
6.7.4. Drainase dan Air Kotor ............................................................................ 6 22
6.7.5. Persampahan .......................................................................................... 6 23
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.11 Persentase kapasitas Produksi Industri Kabupaten Agam Tahun 2000 ............. 2 7
Gambar 2.12 Jumlah Penduduk SWP IV Kabupaten Agam Tahun 2000 ................................ 2 8
Gambar 3.1 Peta Kelerangan Kawasan Perencanaan .......................................................... 3 2
v
Gambar 3.2 Peta Pemanfaatan Lahan .................................................................................. 3 3 Gambar 7.12 Gambar Perspektif Kawasan SPBU .................................................................. 7 19
Gambar 3.3 Peta Kondisi Bangunan ..................................................................................... 3 4 Gambar 7.13 Foto/Gambar Situasi Kawasan SPBU ............................................................... 7 20
Gambar 3.4 Peta Fungsi Bangunan ...................................................................................... 3 5
Gambar 3.5 Kondisi Visual Kawasan Perencanaan .............................................................. 3 7
Gambar 3.6 Kondisi Koridor Kawasan Perencanaan............................................................. 3 8
Gambar 3.7 Peta Jaringan Listrik .......................................................................................... 3 14
Gambar 3.8 Peta Jaringan Telepon....................................................................................... 3 15
vi
DAFTAR TABEL
vii
RTBL Pasar Konveksi Amur
TABEL VIII.1
INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN RTBL KAWASAN PASAR KONVEKSI AMUR
TAHUN 2003- 2012
Bangunan Cottage Pembangunan Ruang Tidur Zona A kawasan Pasar Amur Swasta Swasta
6 Unit Pembangunan Toilet Pribadi
Pembangunan Ruang Bersama
Pembangunan Pantry
Pembangunan Toilet Tamu
Pembangunan Teras
Pembangunan Car port (2 kendaraan)
Pembangunan Area Taman
Kawasan Telaga Taman Burung 1. Bangunan Kerangkeng (3 Unit) Zona A kawasan kawasan rekreasi Swasta Swasa
Pasar Amur
Kandang Burung (30 Unit)
Jalur Penonton
Ruang Habitat Burung (30 Unit)
Taman Hijau
4. Bangunan Pengelola
Ruang Karcis / Lobby
Ruang Informasi
Ruang Administrasi
Ruang Direktur
Toilet Direktur
Ruang Staf
R. Tidur Penjaga/Staf
Pantry / Dapur Kecil
Gudang
Toilet Staf
Wisata Air Pengadaan sarana wisata air berupa : Zona A kawasan rekreasi Pasar Swasta dan Swasta, APBD
Amur Pemda Kabupaten
1. Bangunan Pengelola Wisata Air
Ruang Penyewaan
Ruang Karcis / Lobby
Ruang Pengelola
Work Shop Repairt
2. Tempat Pemancingan
3. Tempat Parkir Sepeda Air
4. Dermaga
Area Restoran 1. Bangunan Restoran 2 Unit Zona A kawasan rekreasi Pasar Swasta, Swsta dan
Amur Mastyarakat masyarakat
Ruang Makan
Dapur Umum
Pantry
Ruang Cuci
Gudang Bahan Makanan
Gudang Alat
Gudang Umum
Kasir
Ruang Pengelola Restoran
Ruang Saji
Toilet Umum Pengunjung
Toilet Staf
Ruang Istirahat Karyawan
Kamar Penjaga
3. Bangunan Pujasera
Kios Makanan / Minuman
Sovenir Shop
Kawasan SPBU Bangunan SPBU 1. Bangunan SPBU Kawasan Pengembagan Fasilitas Swasta Swasta
Pendukung perjalanan (Zona A)
Ruang Administrasi
Ruang Direktur
Toilet Direktur
Ruang Staf
R. Tidur Penjaga/Staf
Pantry / Dapur Kecil
Gudang
Toilet Staf
2. Bangunan Komersil
Ruang Etalase
Counter
Kasir
Gudang Stok Barang
Ruang Istirahat Staf
3. Bangunan Genset
Ruang Generator
Ruang Kontrol Panel
Work Shop
Ruang Pompa Pengendali
4. Implasement SPBU
SPBU Bensin
SPBU Solar
SPBU Sepeda Motor
Unit Pemadam Kebakaran
PROGRAM LINGKUNGAN
Di Kawasan Transportasi 1. Jalan
Perencanaan Pelebaran jaringan jalan arteri Disepanjang jalan arteri (Jalur jalan Dinas PU Cipta APBN, APBD Kab.
primer (jalan Padang Bukittinggi) Padang-Bukittinggi) Karya, Pemda, Loan dan swasta
Dinas
Peningkatan dan Perbaikan
Pehubungan dan
kondisi jalan lokal/lingkungan Pariwisata dan
Pembangunan jalan akses dari pihak swasta
utara
Pelebaran jalan akses ke Sungai
Pua
Pembangunan jalan internal akses
menuju Pasar Amur
Pembangunan jalan internal akses
menuju kawasan telaga
Pembangunan jalan internal di
kawasan SPBU Pasar Amur
Traffic light
Penyediaan zebra cross
2. Terminal
Air Bersih Penyediaan jaringan air bersih Di Kawasan Perencaaan PDAM Kab. Agam, APBD Kabupaten,
Penyediaan hidran kebakaran Pasar, Kawasan SPBU Dinas Kebakaran PDAM
Drainase Pengembangan saluran drainase Di sepanjang jalan arteri Padang - Dinas PU APBD Propinsi,
primer Bukittinggi APBD Kab, Loan
dan Swadaya
Pengembangan saluran sekunder Pada jaringan jalan kolektor
masyarakat
Pengembangan dan peningkatan Pada kawasan prioritas dan
saluran drainase lokal/lingkungan lingkungan perumahan
Listrik Penambahan gardu dan jaringan Pada kawasan prioritas (kawasan Pemda, PLN, APBD Kab dan
pada kawasan pengembangan SPBU dan Kawasan rekreasi swasta swasta
Sepanjang jalan baru dan kawasan
Pengadaan lampu jalan prioritas
Taman di kawasan pasar, kawasan
Pengadaan lampu taman SPBU dan Kawasan rekreasi
Telepon Penambahan jaringan telepon pada Pada kawasan prioritas dan Telkom swasta
kawasan pengembangan dan kawasan pengembangan
kawasan prioritas
Penyediaan Telepon Umum (TU) Kawasan perumahan, kawasan
berupa telepon koin dan telepon pasar, kawasan rekreasi dan
kartu kawasan SPBU
Persampahan Pada kawasan prioritas (pasar, Pemda, swasta APBN, APBD Kab.
Penambahan Bak/tong sampah SPBU dan kawasan rekreasi) dan masyarakat
Pada kawasan perumahan, pasar,
Penambahan TPS rekreasi dan kawasan SPBU
Program pengelolaan sampah oleh
masyarakat
Fasilitas Tata Hijau Pembuatan Ruang Terbuka Hijau Pada kawasan pasar, kawasan Pemda APBD Kab.
Taman Bunga rekreasi dan kawasan SPBU
Jalur Hijau, pohon pelindung dan serta jalur hijau di sepanjang
pengarah jalan utama
Berkenaan dengan hal diatas maka pembangunan perkotaan perlu dikembangkan secara
terencana dan terpadu dengan memperhatikan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, iklim
berusaha dan kebutuhan fasilitas pelayanan sosial bagi warga kota dan sekitarnya.
Bab 1 Disamping itu, untuk mewujudkan kondisi fisik kota yang teratur, rapi, efisien, nyaman,
indah dan dapat memberikan kemudahan bergerak, maka pengaturan tata ruang kota,
Pendahuluan baik, tepat dan terarah akan sangat membantu dalam pengambilan kebijakan penanganan
perkotaan. Kebijakan pembangunan wilayah perkotaan perlu memperhatikan pentingnya
peranan fungsional dan finansial, mekanisme dan tanggung jawab dalam penyediaan dan
pemeliharaan prasarana, mobilisasi sumber dana, penggunaan yang efisien serta
1.1. LATAR BELAKANG kemampuan institusional.
untutan globalisasi telah membuat mekanisme desentralisasi menjadi pilihan utama Sejalan dengan pembangunan perkotaan diatas maka penataan ruang di Propinsi
T sebagai asas pemerintahan daerah, sehingga otonomi menjadi prioritas utama. Hal
ini dapat dilihat dari telah terwujudnya Undang-undang No. 22 Tahun 1999
tentang Otonomi Daerah, berupa kewenangan yang luas dan bertanggung jawab
Sumatera Barat mempunyai peluang yang cukup besar dengan memperhatikan isu pokok
pengembangan wilayah Propinsi Sumatera Barat yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi
wilayah, dimana terdapat indikasi kuat bahwa pembangunan Propinsi Riau yang
yang lebih besar. Pemerintah Daerah akan lebih banyak berperan dalam merencanakan berbatasan langsung dengan Sumatera Barat akan memberi arti penting dalam
aktifitas pembangunan di daerahnya, pada saat yang sama, fungsi pemerintah pusat mendukung sektor-sektor non migas dengan upaya menggalakan pengembangan
semakin berkurang dan terbatas terutama pada kebijakan strategis dan makro. agribisnis dan agroindustri pertanian tanaman pangan.
Otonomi daerah umumnya dipandang sebagai sebuah pilihan yang rasional untuk Penataan ruang Propinsi Sumatera Barat dilakukan dengan cara membuat perencanaan
memecah kekuasaan birokratik yang terpusat, yang menyebabkan lahirnya bermacam- kawasan strategis, kawasan andalan, kawasan sentra produksi dan kawasan lainnya. Hal
macam masalah administratif dan pemerintahan. Otonomi daerah memberi kemungkinan ini diusahakan agar menciptakan kesempatan pemerataan dan pertumbuhan wilayah dan
yang lebih besar kepada warga negara untuk memiliki akses langsung ke pemerintah dan antar wilayah. Adanya konsep pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan
sebaliknya dari pemerintah ke masyarakat, yang merangsang munculnya partisipasi yang usaha kecil, menengah dan koperasi baik diperkotaan dan diperdesaan, memerlukan
luas dalam membuat perencanaan, kebijakan dan pelaksanaan pembangunan. penataan ruang yang strategis dan percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan
tertinggal, kawasan kurang berkembang, dan kawasan perbatasan antar propinsi, antar
kota/kabupaten.
Dengan telah diberikannya otonomi berarti pemerintah daerah memiliki kewenangan yang
lebih besar dari apa yang sebelum ini dimiliki dalam melaksanakan tugas-tugas
Untuk dapat mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang seyogyanya
pemerintahan dan pelayanan. Tugas untuk melaksanakan otonomi daerah tetap saja
ditindaklanjuti pula dengan pengaturan dibidang tata bangunan secara memadai,
merupakan pekerjaan sulit karena adanya sejumlah kendala, dari mulai penerapan batas-
diantaranya melalui perangkat peraturan bangunan setempat.
batas kewenangan antara level pemerintahan, arti pentingnya berbagai kebijakan,
pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah keuangan, pemikiran-pemikiran Pada bagian-bagian lingkungan yang memiliki pertumbuhan fisik yang cepat, yang telah
tentang hubungan pusat-daerah, sampai pada cara-cara yang digunakan dalam berkembang secara kurang tertib, kurang produktif, atau kurang serasi dengan
memecakan isu-isu lokal. lingkungannya, memerlukan pengaturan tata bangunan yang lebih khusus, yang juga
sekaligus dapat lebih mengarahkan perwujudan arsitektur dan lingkungan.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan diperlukan tidak hanya untuk mengendalikan 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
pertumbuhan fisik bangunan sejak dini dalam rangka memandu pembangunan, tetapi
terutama untuk melengkapi peraturan bangunan setempat yang sudah ada yang biasanya Maksud pekerjaan ini adalah menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
masih bersifat umum, yaitu dengan memberikan arahan secara lebih khusus, spesifik, Kawasan Koridor (termasuk Pasar Konveksi Amur) yaitu :
untuk menata bangunan yang kurang tertib, kurang produktif, dan agar lebih serasi dengan 1. Menciptakan suatu lingkungan Kawasan Koridor (termasuk Pasar Konveksi Amur) yang
lingkungannya. Karena itu, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan harus memuat tertata dengan baik sesuai dengan kaidah perencanaan.
pedoman rencana teknik dan program tata bangunan dan lingkungannya, serta berisi 2. Menyusun kerangka kebijaksanaan yang aplikatif dan sesuai dengan kondisi daerah
pedoman-pedoman untuk mengendalikan perwujudan bangunannya. Kawasan Pasar Konveksi Amur.
3. Menyusun rencana yang sesuai dengan aspirasi masyarakat, pemerintah dan swasta.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah alat kendali perwujudan ruang
Sedangkan tujuan pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur yaitu :
kota, khususnya dari segi tata bangunan beserta lingkungannya. RTBL merupakan
1. Menciptakan kawasan pengembangan kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa di
pengembangan dari materi panduan rancang kota (UDG/Urban Design Guidelines), karena
Kabupaten Agam yang dapat menampung aktifitas perdagangan konveksi berskala
tidak hanya memuat panduan disain tata bangunan, namun juga memuat arahan program
regional dengan fasilitas pendukung yang mencukupi.
dan pengendalian pelaksanaan (development guidelines).
2. Mengembangkan berbagai kemungkinan kegiatan perdagangan dan jasa sepanjang
koridor sebagai jalan arteri primer yang juga menjadi jalur wisata utama propinsi.
Secara umum RTBL bertujuan untuk mengarahkan dan mengendalikan pembangunan
3. Memberikan pedoman pembangunan (development guidelines) disepanjang kawasan.
pada kawasan-kawasan yang diprioritaskan tumbuh cepat, karena adanya pengembangan
ekonomi, kawasan yang mempunyai permasalahan pengembangan karena memiliki
permasalahan pengembangan yang kompleks seperti pusat kota dan kawasan yang
1.3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
memerlukan usaha konservasi dan preservasi seperti kawasan kota lama.
Gambar 1.1
Peta orientasi Kawasan Perencanaan
Gambar 1.2
PETA KAWASAN PERENCANAAN
TABEL 1.1.
WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERENCANAAN
1 Banuhampu Cingkariang Cingkariang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Pasar Konveksi Amur
2 Sungai Pua Batagak Batagak dimaksudkan untuk memberikan arahan lingkungan binaan pada kawasan ini dengan
Sei. Buluah
Sawah Landai memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada secara optimal. Berdasarkan hal
Batu Palano Giriang-giriang tersebut, maka isu utama pengembangan kawasan ini yaitu :
Padang Laweh Talao
Sumber : Kecamatan Banuhampu dan Kecamatan Sungai Pua Tahun 2002
1. Pengembangan kawasan sentra perdagangan Pasar Konveksi Amur akan membawa
dampak terhadap pengembangan kegiatan ikutan seperti terminal, pertokoan
penunjang dan jasa-jasa penunjang lainnya.
1.3.2. Lingkup Materi 2. Potensi koridor kawasan sebagai jalur regional untuk kegiatan perdagangan regional
dan pariwisata yang dapat mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan dan fasilitas-
Lingkup materi akhir dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Koridor fasilitas pendukungnya.
Pasar Konveksi Amur meliputi pengarahan : 3. Lokasi kawasan menguntungkan untuk menampung kegiatan limpahan (spill over) dari
1. Rencana Umum Kota Bukittinggi untuk berbagai kegiatan perdagangan dan jasa.
Rencana peruntukan lahan
Rencana tapak
Rencana perpetakan Gambar 1.3
Potensi Jasa
Perdagangan dan Potensi Lahan
Pariwisata Kawasan
Perencanaan RTBL Pasar Konveksi Amur perlu mengkaji beberapa aspek yaitu aspek
makro yang menyangkut faktor-faktor dalam lingkup lebih luas tetapi berpengaruh terhadap
hasil perencanaan nantinya. Aspek tersebut meliputi kebijaksanaan pembangunan daerah, 1.6. SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN
rencana tata ruang yang ada serta perkembangan ekonomi wilayah yang berdampak
terhadap kawasan studi. Sedangkan aspek mikro yang menyangkut : Bab 1 : Pendahuluan
Kondisi fisik kawasan yang meliputi : kondisi lahan, kondisi bangunan, kondisi sarana Berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang mencakup ruang
prasarana, sistem pergerakan. lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, metodologi perencanaan yang
Kondisi kelembagaan sosial yang menyangkut kepemilikan lahan dan sistem merupakan kerangka penyusunan rencana serta sistematika pembahasan.
pembangunan yang melibatkan masyarakat.
Bab 2 : Gambaran Umum Perkembangan Wilayah
Aspek aspirasi masyarakat, merupakan aspirasi dunia usaha yang dipadukan dengan Memuat tentang kebijakan pengembangan Wilayah Kabupaten Agam yang
aspirasi pemda, serta masyarakat di dan sekitar kawasan. Dengan identifikasi keinginan dari mencakup tentang kebijaksanaan pengembangan wilayah dan kebijaksanaan
setiap stakeholders maka dapat diantisipasi kemungkinan perkembangan dalam lingkup pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur sedangkan potensi
yang lebih luas dan didapatkannya arah perkembangan secara mikro di kawasan. perkembangan ekonomi kawasan meliputi lokasi kawasan, perkembangan
ekonomi wilayah sekitar, perkembangan penduduk, perkembangan pariwisata dan
Gambar 1.4 perkembangan fasilitas ekonomi.
KETERKAITAN ASPEK PERENCANAAN
Bab 3 : Gambaran Kawasan Pengembangan
Aspirasi Stake Holders Meliputi perkembangan koridor yang terdiri dari kondisi fisik, pemanfaatan lahan,
kondisi dan fungsi bangunan, kondisi visual, transportasi, kondisi fasilitas
kawasan, kondisi utilitas dan kepemilikan lahan serta pengembangan Kawasan
Amur.
Proses
Perencanaan
Aspek Makro Aspek Mikro
Bab 4 : Potensi dan Kebutuhan Pengembangan Kawasan
Mencakup potensi pengembangan kawasan yang terdiri dari potensi kegiatan
ikutan dari Pasar Konveksi Amur, potensi koridor, spill over Bukittinggi, kebutuhan
pengembangan kawasan yang terdiri dari fungsi Pasar Konveksi Amur, kebutuhan
Dengan memadukan ketiga aspek tersebut diperoleh kesepakatan antar stakeholders
pengembangan kawasan serta potensi lahan
tentang rencana umum pengembangan, program pembangunan dan lingkungan yang akan
dijalankan serta pedoman pengaturan berupa pengaturan pemanfaatan lahan (zoning
code) dan pengaturan tata bangunan (building code).
Gambar 1.5
Bagan Alir Pemikiran Amur
Pengembangan IV (SWP IV) yang terdiri dari Kecamatan Baso, Kecamatan IV Angkek
Canduang, Tilatang Kamang, Palupuh dan Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua dengan
pusat pengembangan Bukittinggi. Kawasan Pasar Konveksi Amur merupakan hinterland
Bab 2 Kota Bukittinggi, yang diharapkan dapat menampung kegiatan perdagangan terutama
perdagangan yang berkaitan dengan industri kecil dan mendapatkan imbas dari kegiatan
Gambaran umum perkembangan wilayah pariwisata Kota Bukittinggi. Sehingga fungsi-fungsi yang diemban oleh Kecamatan
Banuhampu/Sungai Pua yaitu sebagai pusat pusat industri rumah tangga (kecil), pusat
pemerintahan lokal, pelayanan sosial skala lokal, pusat distribusi dan koleksi skala lokal.
Komoditas unggulan yang terdapat pada SWP IV yaitu pertanian tanaman pangan dan
2.1. KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN AGAM
pariwisata. Sebagai hinterland Kota Bukittinggi, diharapkan Kawasan Pasar Konveksi Amur
2.1.1. Kebijaksanaan Pengembangan Wilayah di Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua dapat berkembang. Berdasarkan hal tersebut,
kegiatan ekonomi yang potensial untuk berkembang di sub wilayah pengembangan IV
awasan perencanaan (Pasar Konveksi Amur) secara administrasi terletak di (SWP IV) di Agam Timur antara lain kegiatan industri kecil yang dapat mendukung kegiatan
TABEL II.1
POTENSI KECAMATAN PADA SWP IV (AGAM TIMUR)
Berdasarkan RTRW Propinsi Sumatera Barat, Kabupaten Agam termasuk dalam Wilayah
No KECAMATAN POTENSI KAWASAN
Pembangunan I dengan pusat pengembangan Bukittinggi. Sedangkan kebijaksanaan
1. Banuhampu Sei. Pua Pertanian tanaman pangan dan industri kecil
pengembangan Kabupaten Agam dalam RTRW Propinsi Sumatera Barat, dibagi menjadi 2 2. Baso Pertanian tanaman pangan dan pariwisata
(dua) pusat pertumbuhan yaitu pusat pertumbuhan Agam Barat di Lubuk Basung dengan 3. IV. Angkek Canduang Pertanian tanaman pangan dan industri kecil
Pertanian tanaman pangan, industri kecil dan pertambangan
fungsi Pusat Pertumbuhan Lokal (PPL) dan pusat pertumbuhan Agam Timur adalah 4. IV Koto
galian C
Bukittinggi yang berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Regional (PPR) dengan potensi Pertaian tanaman pangan, industri kecil dan pertambangan
5. Tilatang Kamang
galian C
ekonomi wilayah belakang adalah pertanian dan pariwisata. Pengembangan wilayah 6. Palupuh Pertanian tanaman pangan, perkebunan
Sumber : Review RTRW Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat Sampai Tahun 2005
prioritas adalah kawasan pariwisata, kawasan pertanian tanaman pangan dan penanganan
lahan kritis. Untuk lebih jelasnya perwilayahan Sumatera Barat dapat dilihat pada Perkembangan ekonomi daerah belakang atau wilayah sekitar Kawasan Pasar Konveksi
gambar 2.1. Amur akan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan ekonomi Agam
Timur. Pengaruh ini akan memperkuat fungsi Kawasan Pasar Konveksi Amur sebagai
Adapun kaitannya dengan fungsi kota-kota di Sumatera Barat, Kawasan Pasar Konveksi
pusat perdagangan dan pengembangan industri-industri yang berskala menengah dan
Amur Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua merupakan hinterland dari Kota Bukittinggi yang
kecil di Wilayah Agam terutama Agam Timur.
mempunyai efek langsung terhadap Kabupaten Agam terutama Agam Timur baik ekonomi
maupun fisik.
Dalam Pola Dasar Kabupaten Agam yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Agam, Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua termasuk dalam Sub Wilayah
Gambar 2.1
Pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur didasarkan pada kebijakan Kecamatan Banuhampu/Sugai Pua merupakan Wilayah Agam Timur dengan pusat
pengembangan wilayah Kabupaten Agam terutama untuk pengembangan Wilayah Agam pengembangan di Kota Bukittinggi yang meliputi beberapa kecamatan yaitu Kecamatan
Timur, hal ini didukung dengan dibangunnya Pasar Konveksi Amur. Pembangunan Pasar Banuhampu/Sungai Puar, Baso, IV Angkek Candung, IV Koto, Palupuh dan Tilatang
Konveksi Amur sebagai pusat perbelanjaan Agam merupakan program dan gagasan dari Kamang.
pendiri dan anggota koperasi Agam Timur dalam rangka pembinaan pengusaha kecil yang
3. Hirarki Kota
bergerak dibidang konveksi, sulaman dan bordir. Gagasan ini juga didasarkan pada
Dilingkup eksternal Kecamatan Banuhampu Sei. Pua merupakan kota orde ke-IV di
keinginan pengusaha kecil yang mengharapkan tempat pemasaran yang aman, nyaman
Kabupaten Agam berdasarkan skala pelayananannya.
dan tertib serta harga terjangkau. Pengusaha kecil ini berasal dari beberapa kecamatan
yaitu Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Sungai Pua, Kecamatan IV Koto, Kecamatan IV
4. Surfaces/Permukaan (Cakupan Wilayah Pelayanan)
Angkek Canduang dan Kecamatan Tilatang Kamang.
Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua merupakan wilayah Agam Timur yang mempunyai
keterkaitan langsung dengan Kota Bukittinggi. Pasar Konveksi Amur merupakan
Pasar Konveksi Amur bertujuan menampung pengusaha kecil dan pedagang yang tidak
Wilayah pengembangan untuk Agam Timur, selain sebagai pusat pelayanan bagi
tertampung di Pasar Aur Kuning. Pedagang yang diprioritaskan yaitu pedagang yang
wilayah Agam Timur, juga sebagai pusat pelayanan bagi daerah sekitarnya yang terdiri
menjadi anggota koperasi Amur dan pedagang dari Wilayah Agam Timur. Untuk
dari beberapa kecamatan dengan skala pelayanan regional. Dengan adanya Pasar
operasional pusat perbelanjaan Agam ini dipimpin langsung oleh pengurus koperasi
Konveksi Amur yang berfungsi sebagai pusat pemasaran produk-produk yang dihasilkan
dengan suatu tim managemen pasar yang saat ini telah dilakukan recruitment tenaga untuk
oleh pengusaha industri kecil (industri rumah tangga) yang tersebar dari 9 (sembilan)
pengurus pasar tersebut.
kecamatan yang ada di Kabupaten Agam dan juga dari daerah lain di sekitarnya seperti
Bukittinggi, Tanah Datar, Padang Panjang dan Payakumbuh.
2.2. POTENSI PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN
GAMBAR 2.2
PELAYANAN ANTAR WILAYAH HINTERLAND
2.2.1. Lokasi Kawasan
Pasaman -
Dilihat dari konstalasi regional, maka lokasi Kawasan Pasar Konveksi Amur Kecamatan Lubuk Sikaping -
Medan
Banuhampu Sungai Pua dapat dianggap suatu titik diantara titik-titik yang menjadi pusat Pasaman Kec.
pelayanan sehingga, menurut Charles Gore (Tahun 1984) yang dikutip dalam Haggett Palupuh
(1965) elemen pembentuk ruang wilayah secara nodalitas titik-titik tersebut adalah : Kec. Tilatang
(Palupuh)
Potensi lokasi ini dapat juga dilihat dari aksesibilitas yang dimiliki kawasan perencanaan Selain sektor pertanian, sektor industri juga merupakan sektor unggulan. Sektor
yaitu berada di jalur jalan regional yang memudahkan pergerakan dan pemasaran hasil industri pada umumnya didominasi oleh industri kecil atau industri rumah tangga yang
industri bagi daerah yang berada di sekitar kecamatan penghasil konveksi yang dipasarkan memberikan kontribusi yang cukup penting dalam peningkatan ekonomi penduduk.
di Pasar Konveksi Amur dan sebagai pasar konveksi. Pasar Konveksi Amur mengkoleksi Sektor industri ini seperti industri kerajinan tangan, industri konveksi, bordir dan
barang-barang dari kecamatan/kawasan belakang. Untuk lebih jelasnya mengenai kegiatan sulaman yang tersebar hampir di semua kecamatan dengan jumlah tenaga kerja yang
kawasan belakang Pasar Konveksi Amur dapat dilihat pada tabel II.2. cukup besar. Sektor industri memiliki peluang yang sangat besar dalam penigkatan
ekonomi Kabupaten Agam yang berbasiskan pemberdayaan masyarakat.
TABEL II.2
POTENSI KEGIATAN KAWASAN BELAKANG PASAR KONVEKSI AMUR
b. Perkembangan Ekonomi Wilayah Sekitar
No KAWASAN BELAKANG POTENSI KEGIATAN
1 IV Angkat Candung Bordir/sulaman, Konveksi
2 Tilatang Kamang Bordir/sulaman Pertanian
3 IV Koto Bordir/sulaman, Konveksi Secara umum potensi ekonomi wilayah sekitar kawasan perencanaan yaitu
4 Banuhampu Konveksi
5 Sungai Pua Konveksi pertanian tanaman pangan dan sayur-sayuran. Jenis sayuran yang banyak
6 Bukittinggi Bordir/sulaman,Konveksi
7 Tanah Datar Songket
dihasilkan dan merupakan produktifitas tertinggi yaitu tomat, kentang, buncis,
8 Padang Panjang Bordir/konveksi terung, kacang panjang, sawi, kol, ketimun, cabe, bawang merah dan bawang putih.
9 Payakumbuh Konveksi
Sumber : Profil Komoditi Unggulan Kabupaten Agam Tahun 2000 Berdasarkan potensi pertanian wilayah belakang, maka potensi ini merupakan
peluang yang cukup besar bagi pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur.
2.2.2. Perkembangan Ekonomi Wilayah Sekitar Karena di kawasan Pasar Konveksi Amur juga disediakan pasar sayuran.
Rp1.795,45 milyar pada tahun 2000. tidak tertampung di Pasar Aur Kuning.
keseluruhan. Nilai PDRB Kabupaten Agam atas dasar harga konstan dan harga industri kecil tahun 1999 Kabupaten 50 Kota memiliki unit usaha lebih besar
berlaku pada kurun waktu 4 tahun (1996 2000) terlihat bahwa sektor pertanian selalu dibandingkan dengan kabupaten/kota di Sumbar yaitu 22.52% dan dilihat dari
tenaga kerja, Kabupaten Agam memiliki jumlah tenaga kerja yang besar yaitu
mengalami peningkatan dimana sub sektor pertanian yang paling besar kontribusinya
yaitu sub sektor tanam pangan. 15,61% sedangkan dari jumlah produksi industri kecil terbesar yaitu Kota Bukittinggi
sebesar 20,21% dari total produksi industri kecil di Sumatera Barat.
Untuk lebih jelasnya data industri kecil ini dapat dilihat pada tabel II.3 dan gambar
gambar 2.3, gambar 2.4, gambar 2.5 dan gambar 2.6.
GAMBAR 2.4
DOMINASI JUMLAH TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL
TABEL II.3 KABUPATEN AGAM TERHADAP KAB/KOTA DI SUMATERA
Kota BARAT Agam
REKAPITULASI DATA INDUSTRI KECIL 27% 16%
PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 1999
INDUSTRI KECIL
NO KOTA/KAB Unit Usaha Tenaga Kerja Produksi
Total % Total % Total %
I. KABUPATEN Kabupaten
1 Pesisir Selatan 2.328 4,92 6.487 4,44 35.741.560 4,12 57%
GAMBAR 2.3
GAMBAR 2.6
DOMINASI INDUSTRI KECIL BERDASARKAN BIDANG USAHA
DOMINASI INDUSTRI KECIL KABUPATEN AGAM TERHADAP
KABUPATEN AGAM TERHADAP KAB/KOTA
SUMATERA BARAT
DI SUMATERA BARAT
120
Kota Agam Sumbar Sumbar Sumbar
18% 15% P 100
E
R 80
S
E
60
N
T
A 40
Kab. Agam
S Kab. Agam
E 20 Kab. Agam
Kabupaten
67%
0
Unit Usaha Tenaga Kerja Produksi
INDUSTRI KECIL
Dari gambar diatas terlihat bahwa kontribusi industri kecil Kabupaten Agam terhadap
industri kecil Sumatera Barat masih kecil. Adanya Pasar Konveksi Amur diharapkan
GAMBAR 2.7
terjadi peningkatan baik unit usaha maupun produksi yang dapat menyerap tenaga PERSENTASE UNIT USAHA INDUSTRI KONVEKSI KAB. AGAM
TERHADAP KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT
kerja.
Kota Agam
28% 28%
Dari data industri kecil yang ada di Kabupaten Agam, industri konveksi memiliki
peranan yang cukup besar. Berdasarkan data terlihat bahwa persentase industri
konveksi Kabupaten Agam dilihat dari unit usaha, jumlah tenaga kerja dan produksi
industri konveksi lebih besar dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Sumatera
Kabupaten Lain
Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.4 dan gambar 2.7, gambar 2.8, 44%
TABEL II.4
GAMBAR 2.8
PERSENTASE INDUSTRI KONVEKSI DI PROPINSI SUMATERA BARAT PERSENTASE TENAGA KERJA INDUSTRI KONVEKSI KAB. AGAM
TERHADAP KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT
INDUSTRI KONVEKSI
No KABUPATEN/KOTA UNIT USAHA TENAGA KERJA KAPASITAS PRODUKSI
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
KABUPATEN Agam
1 Agam 1859 30,12 7695 24,70 3466056 66,57 Kota 25%
2 50 Kota 787 12,75 2574 8,26 168437 3,24 38%
3 Pasaman 156 2,53 333 1,07 15910 0,31
4 Padang Pariaman 691 11,19 5280 16,94 139963 2,69
5 Solok 307 4,97 1762 5,65 116247 2,23
6 Sawahlunto/ SJJ 17 0,28 162 0,52 0 0,00
7 Pss. Selatan 279 4,52 837 2,69 0 0,00
8 Tanah Datar 732 11,86 821 2,63 1872 0,04 Kabupaten Lain
JUMLAH 4328 70,11 19464 62,46 3908485 75,07 37%
KOTA
1 Padang 453 7,34 3431 11,01 0 0,00
2 Padang Panjang 97 1,57 759 2,44 84750 1,63
3 Bukittinggi 1135 18,39* 6315 20,27* 939005 18,04*
4 Payakumbuh 115 1,86 1108 3,56 108240 2,08 GAMBAR 2.9
5 Solok 33 0,53 23 0,07 114579 2,20 PERSENTASE PRODUKSI INDUSTRI KONVEKSI KAB. AGAM
6 Sawahlunto 12 0,19 60 0,19 51328 0,99 TERHADAP KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT
JUMLAH 1845 29,89 11696 37,54 1297902 24,93
TOTAL SUMBAR 6173 100,00 31160 100,00 5206387 100,00
Sumber : Industri Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2000
Kota
25%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk industri konveksi dilihat dari jumlah unit
usaha, jumlah produksi dan tenaga kerja terlihat bahwa Kabupaten Agam memiliki nilai
presentase yang lebih besar dibandingkan kabupaten dan kota di Propinsi Sumatera Agam
66%
Kabupaten Lain
Barat. Sedangkan untuk wilayah kota, Kota Bukittinggi memiliki persentase industri 9%
konveksi yang besar dibandingkan kota-kota lainnya di Sumatera Barat. Besarnya nilai
presentase tersebut disebabkan oleh Bukittinggi merupakan pusat koleksi dan
distribusi barang-barang konveksi tetapi Kota Bukittinggi bukan merupakan sentra
produksi industri konveksi.
S 80%
Kab. Agam KAIN RAJUTAN /RENDA
E
60%
N PAKAIAN JADI DARI TEKSTIL (KONVEKSI)
produksi industri konveksi yang dihasilkan yaitu 66 % dari total produksi industri perbelanjaan di Kabupaten Agam yaitu pengaruh dari perkembangan daerah hinterland
konveksi di Sumatera Barat. Dilihat dari persentase jumlah tenaga kerja sangat sedikit yang terdiri dari beberapa kecamatan disekitarnya (SWP IV) yaitu kecamatan-kecamatan :
karena tenaga kerjanya tidak hanya dari Kabupaten Agam, tetapi juga datang dari Banuhampu/Sei Pua, Palupuh, IV Koto, Tilatang Kamang dan Baso, serta wilayah
daerah lainnya seperti Payakumbuh dan Tanah Datar. Pada umumnya pekerja dari pengaruh utama yaitu Kota Bukittinggi.
luar daerah ini banyak dibutuhkan pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri dan
Jumlah penduduk pada SWP IV Kabupaten Agam pada tahun 2000 yang terbesar terdapat
kapasitas produksi juga terjadi peningkatan.
di Kecamatan IV Angkek Canduang yaitu 23,75% dari total jumlah penduduk SWP IV.
Jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Palupuh yaitu 5.38%. Pada
Jenis industri kecil di Kabupaten Agam sendiri juga beraneka ragam seperti industri
umumnya pertumbuhan jumlah penduduk di SWP IV tahun 1997-2000 mengalami
pakaian, bordir dan sulaman. Dilihat dari presentase kapasitas produksi industri
penurunan kecuali jumlah penduduk di Kecamatan Banuhampu/Sei. Pua. Untuk lebih
konveksi (pakaian jadi dari tekstil) sangat besar dibandngkan dengan industri kecil
jelasnya dapat dilihat pada tabel II.5 dan gambar 2.12.
lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.11.
TABEL II.5
JUMLAH PENDUDUK SWP IV KABUPATEN AGAM
TAHUN 1997 DAN 2000
TABEL II.7
Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Agam pada tahun 2000 adalah 235.860 jiwa,
JUMLAH KUNJUNGAN WISATA KE KABUPATEN AGAM
yang tersebar tidak merata di setiap kecamatan, dengan 58,14 % berada di SWP IV.
WISATAWAN PERSENTASE (%)
Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Lubuk Basung dengan persebaran TAHUN JUMLAH
Mancanegara Domestik KENAIKAN
17,45 % dari keseluruh jumlah penduduk Kabupaten Agam. Sedangkan jumlah penduduk 1993/1994 19.023 35.650 65.673 -
1994/1995 20.925 39.215 60.140 -8,40
terkecil terdapat pada Kecamatan Palupuh yaitu 3,38 % dari jumlah keseluruhan penduduk 1995/1996 23.018 43.137 66.145 9,90
1996/1997 25.320 47.450 72.770 10,00
Kabupaten Agam. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Agam dari tahun 1997 1999 1997/1998 27.852 52.415 80.042 9,90
mengalami penurunan yaitu -0.46 %. Hal ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang 1998/1999 30.637 57.425 88.052 10,00
Sumber : Propeda Kabupaten Agam 2001
bermigrasi ke kota lain, sehingga penduduk yang mendapat pelayanan dari Pasar Konveksi
Amur sebagai pusat perbelanjaan di Kabupaten Agam adalah seluruh penduduk Selama tahun 1999 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bukittinggi mengalami
Kabupaten Agam yaitu sebesar 235.860 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, baik wisatawan domestik maupun
II.6. mancanegara. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bukittinggi selama
tahun 1999 yaitu berjumlah 13.472 orang. Wisatawan domestik yang berkunjung ke
TABEL II.6
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN AGAM TAHUN 1997 DAN 2000 Bukittinggi selama tahun 1999 berjumlah 84.953 orang. Dari jumlah kunjungan wisatawan
JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) yang datang Ke Bukittinggi ini merupakan potensi bagi Kawasan Pasar Konveksi Amur
PERTUMBUHAN
No KECAMATAN
1997 % 2000 % (%) untuk menampung wisatawan yang menuju ke Kota Bukittinggi dan setelah dari Kota
1 Tanjung Mutiara 22540 5,2 12465 5,28 -0,45
2 Lubuk Basung 76695 17,68 41155 17,45 -0,46
Bukittinggi menuju Padang atau wisatawan yang berkunjung ke Kota Bukittinggi akan
3 Tanjung Raya 33151 7,64 17440 7,39 -0,47
singgah ke Kawasan Pasar Konveksi Amur.
4 Matur 20900 4,82 10932 4,63 -0,48
5 Palembayan 29044 6,7 16733 7,09 -0,42
6 Banuhampu Sei. Puar 52574 12,12 27875 11,82 -0,47
7 IV Angkat Candung 58153 13,41 32465 13,76 -0,44
8 Baso 32990 7,61 18651 7,91 -0,43
9 Tilatang Kamang 55303 12,77 31292 13,27 -0,43
10 IV Koto 37580 8,67 18890 8,01 -0,50
11 Palupuh 14683 3,39 7962 3,38 -0,46
Total (Kab. Agam) 433613 100 235860 100,00 -0,46
Sumber : Kantor BPS Kab. Agam, Kabupaten Agam Dalam Angka Tahun 1997 dan Rekapitulasi Data Penduduk
Kabupaten Agam Tahun 2000
Perkembangan fasilitas ekonomi dilihat dari fasilitas-fasilitas ekonomi (pasar) yang ada di
kawasan sekitar Pasar Konveksi Amur. Fasilitas ekonomi tersebut seperti pasar-pasar
yang berada di Kota Bukittinggi yaitu Pasar Atas, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning.
Sedangkan pasar yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Agam yaitu :
Pasar Padang Luar dengan fungsi koleksi dan distribusi komoditi pertanian terutama
sayuran dari daerah sekitarnya
Pasar Koto Baru yang berfungsi sebagai koleksi dan distribusi komoditi pertanian
terutama sayuran dari daerah sekitarnya
Pasar Biaro berfungsi sebagai koleksi dan distribusi komoditi pertanian terutama
sayuran dari daerah sekitarnya
Pasar Atas dan Pasar Bawah Bukittinggi
Pasar Aur Kuning Bukittinggi sebagai pusat distribusi dan koleksi produk konveksi
dengan skala pelayanan regional.
Pasar-pasar yang berada di sekitar Kawasan Pasar Konveksi Amur ini pada umumnya
berfungsi sebagai pusat distribusi dan koleksi barang-barang hasil pertanian. Dilihat dari
skala pelayanan pasar, Pasar Padang Luar memiliki jangkauan pelayanan yang luas
dibandingkan dengan pasar wilayah hinterland lainnya, tetapi belum mampu mendorong
pertumbuhan keseluruhan hinterlandnya melalui fungsinya sebagai koleksi produksi
pertanian.
Hal ini disebabkan karena adanya pasar pesaing yang jaraknya lebih dekat yaitu pasar-
pasar Bukittinggi. Untuk saat ini Pasar Padang Luar hanya berperan penting bagi
Kecamatan Banuhampu Sungai Pua yang juga merupakan sentra produksi pertanian,
Kecamatan X Koto dan Kecamatan IV Koto. Dengan adanya pengembangan Kawasan
Pasar Konveksi Amur, selain sebagai pasar yang menjual barang-barang konveksi,
sulaman/bordir juga dikembangkan sebagai pasar yang dapat menampung produksi
pertanian (sayuran) dari wilayah hinterlandnya.
Bab 3 Pemanfaatan lahan di kawasan perencanaan yang terletak pada jalur regional Kota
Gambaran Kawasan Pengembangan Padang kota Bukittinggi sebagian besar merupakan lahan tidak terbangun yang pada
umumnya yaitu kawasan pertanian (sawah, kebun campuran), telaga dan pemanfaatan
lahan terbangun yaitu permukiman, pasar (Pasar Konveksi Amur) yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana pendukung seperti terminal serta sarana dan prasarana lingkungan
3.1. PERKEMBANGAN KORIDOR dan dan sebagian lain lahan yang bersifat konservasi karena terletak pada topografi yang
curam.
3.1.1 Kondisi Fisik
Penggunaan lahan terbangun telah mengalami perkembangan dengan munculnya Pasar
awasan perencanaan secara administrasi termasuk dalam Kecamatan Banuhampu Konveksi Amur yang mengakibatkan berkembangnya bangunan-bangunan komersial di
K dan Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam, yang terletak 88 Km dari Kota Padang
dan 5 Km dari Kota Bukittinggi. Secara geografis kawasan perencanaan berada pada
0 0 0 0
100 22 100 BT dan 0 77 0 21 LS, yang berbatasan dengan :
sepanjang jalan raya Padang Bukittinggi. Perkembangan ini juga diikuti oleh
bertambahnya sarana dan prasarana pendukung seperti fasilitas sosial dan jaringan jalan,
meskipun perkembangannya masih sedikit.
Sebelah Utara berbatasan dengan Padang Luar
Dengan berkembangnya Kawasan Pasar Konveksi Amur dan sebagai spill over dari Kota
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Baru Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah
Bakittinggi, kawasan perencanaan dapat dikembangkan sebagai kawasan pariwisata
Datar.
terutama pariwisata belanja. Hal ini didukung lokasi kawasan yang dekat dengan Kota
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan IV Angkat Candung
Bukittinggi dan wilayah pengembangan untuk Agam Timur, hal ini didukung oleh
Sebelah Barat berbatasan dengan Koto Tuo Kecamatan IV Koto.
potensinya sebagai pasar konveksi dengan skala regional. Untuk lebih jelasnya
Kawasan perencanaan terletak pada posisi strategis yang dapat memberikan pemanfaatan lahan di kawasan perencanaan dapat dilihat gambar 3.2.
akses/kemudahan dalam melakukan hubungan dengan kota-kota atau kawasan lainnya
di lingkup regional. Kondisi ini akan membuat kawasan perencanaan memiliki peluang
3.1.3 Kondisi dan Fungsi Bangunan
berkembang yang cukup besar yang di dukung oleh fungsinya sebagai Pasar Konveksi
skala regional dan merupakan hinterland Kota Bukittinggi yang pada akhirnya akan
Pada dasarnya kondisi dan fungsi bangunan yang berada pada kawasan perencanaan
memberikan dampak atau pengaruh yang cukup besar baik itu dalam aspek sosial,
Pasar Konveksi Amur yaitu bangunan permanen, semi permanen dan non permanen
ekonomi maupun fisik.
dengan fungsi yang beragam seperti pemukiman penduduk dan sarana lingkungan,
perdagangan, sarana perkantoran seperti kantor camat, polsek, wali nagari dan kantor
Kondisi topografi kawasan perencanaan tergolong datar yang berkisar antara 0 - 40%.
lainnya serta bangunan untuk industri rumah tangga. Untuk lebih jelasnya kondisi dan
Kawasan datar ini umumnya terletak disepanjang Jalan Padang Bukittingi, berada pada
fungsi bangunan di kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.4.
ketinggian 1150 meter diatas permukaan laut dan dekat dengan Gunung Singgalang.
Proses perkembangan kawasan perencanaan akan terus meningkat hal ini dilihat dari
keadaan topografi yang sangat mendukung serta tingkat kemiringan yang relatif datar.
Untuk lebih jelasnya kondisi topografi kawasan perencanaan dapat dilihat pada
gambar 3.1.
Gambar 3.1
Peta Kelerengan Kawasan Perencanaan
Gambar 3.2
Peta penggunaaan lahan
Gambar 3.3
Peta Kondisi Bangunan
Gambar 3.4
Fungsi Bangunan
Secara visual kawasan perencanaan dilewati jalur regional. Sepanjang jalan utama
terutama yang berada dekat dengan Pasar Konveksi Amur berkembang sebagai kegiatan
perdagangan dan jasa terutama perdagangan makanan. Begitu juga dengan koridor
perbatasan antara kawasan perencanaan dengan Pasar padang Luar. Dilihat secara umum 2 Mobil Penumpang
a. Sedan, Jeep dan Station Wagon 1.142 1.003 2.145
pemanfaatan lahan dikawasan perencanaan masih didominasi dengan kegiatan pertanian. b. Oplet, Pick Up, Oplet, Minibus 812 897 1.709
c. Pick Up, Micro Truk dan Mobil 487 462 949
Di kawasan perencanaan juga terdapat talago yang dapat dikembangkan sebagai objek Hantaran
3 BUS
wisata air seperti memancing. Untuk lebih jelasnya kondisi visual kawasan perencanaan a. Bus Kecil 187 160 347
b. Bus Besar 135 115 250
dapat dilihat pada gambar 3.5 dan gambar 3.6. 4 TRUK
a. Truk 2 Sumbu 549 455 1.004
b. Truk 3 sumbu 30 34 64
c. Truk Gandengan - - -
d. truk Semi Trailer - - -
3.1.5 Transportasi 5 Kendaraan Tak Bermotor - 6 6
(Gerobak dll)
Sumber : Departemen Kimpraswil Dirjen Prasarana Wilayah Propinsi Sumatera Barat
TABEL III.1
VOLUME LALU LINTAS KAWASAN PASAR KONVEKSI AMUR
ARAH PERGERAKAN
No JENIS KENDARAAN PADANG - TOTAL
BUKITTINGGI - PADANG
BUKITTINGGI
1 Kendaraan Roda 2 531 627 1.158
(Sepeda Motor, Sekuter, Sepeda, Bemo)
Gambar 3.5
Kondisi Kawasan Amur
Gambar 3.6
Kondisi Koridor
Sambungan Gambar
Kondisi Koridor
Sambungan Gambar
Kondisi Koridor
TABEL III.2
JUMLAH ANGKUTAN PEDESAAN KAWASAN PERENCANAAN
TAHUN 2001
JUMLAH ARMADA
No NAMA PERUSAHAAN
(Unit)
1 IKABE 95
lengkapi oleh fasilitas perdagangan (pasar) berupa toko, terminal, kantor pengelola pasar, terjadinya genangan air. Sedangkan untuk kawasan Pasar Konveksi Amur telah
musholla, wc umum, wartel sebagai pendukung dan memperlancar kegiatan pasar. Di dilengkapi dengan prasarana jaringan drainase yang sudah ditata dengan baik.
kawasan pasar ini juga direncanakan pembangunan pasar sayur dan pasar buah, tetapi
Air Bersih
saat ini belum terealisasi karena lahan yang diperuntukan untuk kegiatan tersebut belum
Kawasan perencanan belum terlayani oleh layanan air bersih yang bersumber dari
dapat dibebaskan.
PDAM, saat ini masyarakat masih menggunakan air bersih yang bersumber dari air
permukaan berupa sumur bor/galian. Untuk Kawasan Pasar Konveksi Amur
3.1.7 Kondisi Utilitas
mempunyai sistem pengelolaan air bersih sendiri atau memiliki reservoir di dalam
Jaringan Listrik kawasan pasar untuk melayani kebutuhan kegiatan perdagangan.
Jaringan listrik yang terdapat pada kawasan perencanaan bersumber dari PLN Cabang
Persampahan
Bukittinggi, yang saat ini sudah melayani seluruh kawasan perencanaan seperti Pasar
Sistem pengelolaan sampah di kawasan perencanaan terutama untuk sampah rumah
Amur, sepanjang ruas jalan utama dan sampai pada jalan-jalan lokal. Hal ini
tangga dikelola sendiri oleh masyarakat dengan cara membakar atau membuat lobang
menunjukan bahwa pelayanan jaringan listrik sudah dapat memenuhi kebutuhan
sampah kemudian ditimbun. Sedangkan untuk sampah Pasar Konveksi Amur
masyarakat dan dunia usaha di kawasan perencanaan. Untuk lebih jelasnya jaringan
dilakukan pengelolaan oleh pekerja kebersihan pengelola pasar, dan saat ini belum
listrik di kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar 3.7.
dipungut restribusi sampah karena pemanfaatan pasar belum optimal. Sampah pasar
Jaringan Telepon ini pada umumnya berbentuk sampah plastik yang dikumpulkan oleh pedagang di
Kawasan perencanaan saat ini secara umum telah mendapat pelayanan jaringan tempat-tempat sampah yang telah disediakan, kemudian pekerja kebersihan
telepon, yang dilengkapi dengan sarana seperti telepon umum dan wartel (warung mengumpulkan semua sampah tersebut dan di bawa ke TPA (tempat pembuangan
telekomunikasi). Keberadaan Pasar Konveksi Amur diperkirakan akan meningkatkan akhir) di Daerah Koto Baru seluas 2 Ha kemudian sampah-sampah tersebut dibakar.
jumlah permintaan akan sambungan telepon terutama pedagang yang memiliki toko, Untuk lokasi TPA ini memakai sistem kontrak selama 5 tahun sesuai dengan harga
dan untuk menunjang kegiatan pasar tersebut perlu penyediaan telepon umum padi.
terutama bagi pengunjung pasar. Untuk lebih jelasnya jaringan telepon di kawasan
perencanaan dapat dilihat pada gambar 3.8. 3.1.8 Kepemilikan Lahan
Jaringan Drainase dan Air Kotor Lahan di kawasan perencanaan pada umumnya merupakan milik kaum atau tanah pusako
Kawasan perencanaan terutama di koridor jalan Padang Bukittinggi belum memiliki tinggi, milik PT. KAI (Kereta Api Indonesia) dan milik pribadi. Lahan Kawasan Pasar
jaringan drainase. Kawasan permukiman sebagian kecil sudah memiliki jaringan Konveksi Amur memakai sistem kontrak selama 35 tahun kepada pemilik lahan terhitung
drainase sederhana yang bercampur dengan jaringan air kotor. Limpahan air hujan sejak Januari 1997 sampai Januari 2023. Penyewaan lahan dapat diperpanjang dengan
dan saluran air limbah rumah tangga umumnya langsung di alirkan pada jaringan yang sistem pembayarannya disesuaikan dengan harga padi yang berlaku pada tahun jatuh
ada berupa selokan atau parit-parit kecil, kolam dan sungai, bahkan ada juga kawasan tempo pembayaran.
yang tidak mempunyai sistem jaringan drainase atau air kotor dimana mereka
langsung memanfaatkan tanah untuk penyerapannya. Secara umum untuk wilayah
3.2 PENGEMBANGAN KAWASAN AMUR
perencanaan jaringan drainase dan air kotor saat ini masih berupa jaringan drainase
yang tidak permanen. Berdasarkan kondisi ini maka perlu pengembangan jaringan Pengembangan Kawasan Amur dilakukan dalam rangka mengantisipasi laju pertumbuhan
drainase terutama disepanjang jalan dan kawasan permukiman untuk menghindari perekonomian dan persaingan produk hasil industri kecil/industri rumah tangga dimasa
yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut, koperasi Agam Timur (Amur) yang
anggotanya berjumlah 1.253 orang, merupakan pengusaha-pengusaha kecil yang tersebar
di 9 (sembilan) kecamatan di Wilayah Kabupaten Agam telah membangun pusat
perbelanjaan Agam yang terletak di Batu Palano yang berjarak 8 Km dari Kota Pariwisata
Bukittinggi. Keberadaan pasar ini juga bertujuan untuk menampung pedagang-pedagang
yang tidak tertampung di pasar Aur Kuning Bukittinggi dan prioritas utamanya yaitu
pedagang yang menjadi anggota Koperasi Amur.
Pasar Konveksi Amur yang memiliki keunggulan sebagai pusat perbelanjaan yang
komperatif dan kompetitif, dimana konsumen bisa mendapatkan produk-produk yang
diinginkan pada satu lokasi dan satu-satunya di Sumatera Bagian Tengah. Produk-produk
tersebut antara lain konveksi, pakaian jadi pria dan wanita, pakaian muslim, pakaian anak-
anak, pakaian sekolah, sulaman, bordiran, pakaian dalam, perlengkapan rumah tangga,
baju pengantin, topi haji, sepatu dan tas serta aneka kerajinan lainnya dan beraneka
ragam makanan tradisional.
Saat ini fasilitas perdagangan yang telah dibangun pada tahap I di Pasar Konveksi Amur
yaitu toko sebanyak 1.084 petak toko yang semuanya sudah terjual, toko makanan dan
minuman, mushalla, MCK umum, kantor pengelola pasar. Pasar ini juga dilengkapi dengan
fasilitas parkir kendaraan pribadi dan kendaraan umum/angkot (terminal). Untuk
pembangunan tahap selanjutnya di Kawasan Pasar Amur ini akan dibangun ruko-ruko,
pasar buah dan pasar sayur.
Kendala yang dihadapi yaitu lahan yang dibebaskan saat ini seluas 10 Ha belum
mencukupi karena beberapa pemilik lahan belum dapat menyewakan lahannya. Pengelola
pasar sudah melakukan pendekatan pada masyarakat pemilik lahan, tetapi hasilnya belum
maksimal. Dengan selesainya pembebasan lahan tersebut, maka akan dilanjutkan
pembangunan pasar buah, pasar sayur, pasar makanan tradisional, ruko, supermarket dan
arena bermain anak serta untuk pengadaan bahan baku dan mesin produksi dengan harga
dibawah harga pasar.
Gambar 3.7
Peta jaringan listrik
Gambar 3.8
Peta jaringan telepon
Dengan adanya pembangunan Pasar Konveksi Amur akan menimbulkan dampak terhadap
perkembangan aktivitas di kawasan tersebut dan kawasan sekitarnya. Selain
berkembangnya kegiatan perdagangan juga akan menyebabkan terjadinya perkembangan
Bab 4 kegiatan jasa dan komersial. Kegiatan ikutan lainnya akibat pengembangan sentra
perdagangan Pasar Konveksi Amur seperti terminal, pertokoan penunjang, pasar buah
Potensi dan Kebutuhan Pengembangan Kawasan dan pasar sayur serta jasa-jasa pendukung lainnya.
Kawasan perencanaan yang berada pada koridor di sepanjang jalan utama Kota Padang
otensi Kawasan Pasar Konveksi Amur yaitu sebagai pusat koleksi dan distribusi
P barang-barang industri kecil terutama konveksi dari daerah hinterland baik dari
Wilayah Agam Timur maupun dari kota/kab yang berbatasan langsung dengan
Wilayah Agam Timur. Pasar Konveksi Amur diharapkan menjadi pusat koleksi dan
Bukittinggi yang berpotensi sebagai jalur regional untuk kegiatan jasa, perdagangan
regional dan pariwisata regional Sumatera Barat yang dapat mendorong tumbuhnya
berbagai kegiatan dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Selain itu koridor kawasan
perencanaan berpotensi sebagai pusat pelayanan wilayah hinterland baik agrobisnis
distribusi barang-barang konveksi yang baru selain Pasar Aur Kuning Bukittinggi dan
maupun industri. Koridor yang terletak sepanjang jalur wisata Padang Bukittinggi
diharapkan dapat menangkap konsumen yang berada di daerah selatan dan pesisir serta
berpotensi untuk menjadi tempat rekreasi bagi para wisatawan. Koridor yang terletak pada
dapat menampung pedagang yang tidak tertampung di Pasar Aur Kuning.
jalur perdagangan regional merupakan peluang untuk pengembangan kegiatan penunjang
perjalanan seperti rumah makan dan perdagangan dan jasa untuk kendaraan bermotor.
Selain dari itu potensi pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur yaitu sebagai
daerah pelayanan antara pusat utama dengan sub pusat. Kota Bukittinggi yang berfungsi
4.1.3. Limpahan Kegiatan Komersil (Spill Over) Kota Bukittinggi
sebagai pusat pelayanan utama untuk Wilayah Pengembangan I dengan skala pelayanan
regional dan merupakan pusat pelayanan regional, yang mempunyai keterkaitan dengan
Lokasi kawasan perencanaan cukup dekat dengan Kota Bukittinggi sehingga sangat
Wilayah Agam Timur. Berdasarkan hal ini maka Kawasan Pasar Konveksi Amur
menguntungkan untuk menampung kegiatan limpahan (spill over) dari Kota Bukittinggi dari
diharapkan dapat menyerap dan menampung kegiatan perdagangan dan jasa dari Kota
berbagai kegiatan pariwisata dan perdagangan seperti perdagangan konveksi,
Bukittinggi. Pasar konveksi Amur juga berpotensi sebagai pengumpul (koleksi) barang-
perdagangan makanan dan berbagai kegiatan jasa. Untuk lebih jelasnya potensi
barang hasil industri kecil dari Wilayah Agam Timur dan dari daerah hinterlandnya.
pengembangan kawasan sekitar Kota Bukittinggi dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
4.1.1. Potensi Kegiatan Ikutan dari Pasar Konveksi Amur
PETA POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH AGAM TIMUR
Berdasarkan kebijakan yang ada serta peran dan kedudukan Kawasan Pasar Konveksi
Ke Lubuk Sikaping Amur, maka fungsi Pasar Konveksi Amur terdiri dari :
1. Fungsi yang berkaitan dengan pelayanan regional
- Pasar konveksi dengan skala pelayanan regional yang diharapkan dapat menjadi
pusat distribusi dan koleksi barang-barang konveksi, bordir dan sulaman dan
barang-barang produksi industri kecil (industri rumah tangga) serta perdagangan
Kebutuhan pengembangan kawasan yang dilihat berdasarkan potensi yang ada yaitu
pengembangan kawasan Pasar Konveksi Amur dengan pembangunan sarana dan
prasarana penunjang, pengembangan berbagai fungsi perdagangan dan jasa sepanjang
koridor sehingga dapat mendukung pengembangan berbagai jalur wisata arteri primer
4.2. KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KAWASAN
propinsi dan pengembangan prasaran (jalan dan utilitas) yang mendukung pengembangan
kawasan koridor. Selain itu dibutuhkan penataan letak bangunan sepanjang koridor yang
mendukung fungsi kawasan.
4.3. POTENSI LAHAN
a. Fasilitas-fasilitas yang dikembangkan
Sebagai kawasan pertumbuhan baru untuk Wilayah Agam Timur, Pasar Konveksi
Lahan yang berpotensi sebagai kawasan pengembangan kawasan perencanaan dilihat
Amur yang akan diperkirakan berkembang memerlukan beberapa fasilitas penunjang.
berdasarkan kondisi fisik dasar yaitu :
Fasilitas yang diprioritaskan untuk dikembangkan di kawasan perencanaan seperti ;
1. Kawasan limit yaitu kawasan yang tidak boleh diperuntukkan untuk kegiatan
Fasilitas perdagangan yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti terminal,
perkembangan. Kawasan ini memiliki kelerengan yang cukup curam (diatas 15 %).
lahan parkir bus-bus pariwisata, kelengkapan perabot jalan (halte, lampu jalan,
Kawasan ini dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi.
telepon umum, bak sampah dan trotoar).
Rest Area yang menyediakan makanan-makanan khas daerah serta tempat 2. Kawasan kendala yaitu kawasan yang dapat dikembangkan dengan kemungkinan
peristirahatan bagi wisatawan atau pengunjung pasar. adanya faktor-faktor pembatas fisik dalam pengembangannya. Kawasan ini cukup
Sarana Penginapan (cottage) potensial meskipun secara fisik masih mempunyai kendala.
yang dapat menyediakan barang-barang bordir, sulaman, tenunan dan konveksi
3. Kawasan potensial yaitu kawasan yang dapat dikembangkan untuk kegiatan perkotaan
sehingga wisatawan yang berkunjung dapat melihat proses kerja secara langsung.
dimana kemiringan lerengnya relatif datar, kawasan ini yang diperkirakan dapat
Taman, sesuai dengan kondisi topografi di kawasan perencanaan ada beberapa
menampung kegiatan kebutuhan ruang sampai akhir tahun rencana.
lahan yang tidak dapat dikembangkan. Lahan yang tidak dapat dikembangkan
akan dimanfaatkan sebagai taman bunga.
Untuk lebih jelasnya area potensial pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur
Pedestrian bagi pejalan kaki.
dapat dilihat pada gambar 4.2.
SPBU
Museum dan pameran kerajinan tekstil Sumatera Barat
Taman burung
b. Jaringan jalan
Kebutuhan pengembangan jaringan jalan yang perlu mendapatkan perhatian adalah :
Pelebaran jalan utama di depan Pasar konveksi Amur (jalan raya Padang
Bukittinggi)
Pengembangan jaringan jalan dari Kawasan Pasar Amur sampai ke Baso
c. Utilitas
Perluasan jangkauan pelayanan air bersih, dan drainase (dikawasan pasar dan
beberapa kawasan permukiman)
Sarana dan prasarana sampah seperti tempat sampah, tempat pembuangan
sampah sementara (container) dikawasan yang mempunyai aktivitas ekonomi yang
tinggi.
Gambar 4.2
Zona Koridor C terletak di bagian utara kawasan perencanaan yaitu Jorong Sawah
Landai, Sungai Buluah dan Cingkariang, yang merupakan zona pengembangan kegiatan
perdagangan dan jasa. Kawasan ini merupakan tempat penjalaran perkembangan
Bab 5 kegiatan perdagangan dan jasa dari Kota Bukittinggi (makanan, jasa perbengkelan dan
otomotif). Selain dari itu kawasan ini terdapat pasar yang melayani perdagangan skala
Konsep Pengembangan kecamatan.
Zona Koridor A sebagian terletak di Jorong Giriang-giriang dan Jorong Talao, yang menghubungkan Kota Padang dan Bukittinggi yang mempunyai view yang indah yaitu diapit
merupakan zona pengembangan yang diprioritaskan untuk pengembangan kegiatan oleh Gunung Merapi dan Singgalang, maka perlu diatur tata visual sepanjang koridor.
perdagangan, rekreasi dan fasilitas jasa pendukung perjalanan. Selain untuk kawasan Bangunan-bangunan perlu diatur tata letaknya dengan menerapkan Garis Sempadan
perdagangan, zona koridor A juga merupakan kawasan potensial untuk wisata air, Bangunan (GSB) antara 18 34 m. Ketentuan GSB ditetapkan dengan kriteria pandangan
penginapan, rekreasi taman bunga dan pengembangan sarana rekreasi dan pendukung visual dan kemungkinan lahan untuk dikembangkan.
perjalanan. GSB berjarak minimal 18 meter dari as jalan diterapkan pada kawasan yang telah padat
oleh bangunan dan mempunyai potensi view tidak terlalu tinggi. Ketinggian bangunan
2. Zonasi Koridor B (Zona Pengembangan Terbatas) yang diperbolehkan pada kawasan ini yaitu 1 lantai.
Zona Koridor B terletak di Jorong Batagak yang merupakan zona pengembangan GSB berjarak minimal 27 meter dari as jalan diterapkan pada kawasan yang mempunyai
terbatas, yang perlu dipelihara ciri hijau alamnya. Hal ini disebabkan lahan yang berbukit potensi view yang tinggi dan kepadatan bangunan yang masih rendah. Ketinggian
dan berlembah. Untuk pengembangan kawasan di Zona Koridor B perlu memperhatikan bangunan yang diperbolehkan pada kawasan ini yaitu 1 lantai.
lahan-lahan yang sesuai untuk pemanfaatan . GSB berjarak minimal 34 meter dari as jalan diterapkan pada kawasan yang mempunyai
potensi view yang tinggi dan masih terdapat keleluasaan untuk pengembangan. GSB ini
Penggunaan lahan Zona Koridor B diarahkan menjadi kawasan permukiman terbatas, diterapkan untuk bangunan dengan ketinggian 2 lantai.
lahan terbuka hijau dan kawasan campuran. Zona Koridor B terdiri dari 7 blok
pengembangan.
3. Zonasi Koridor C (Zona Pengembangan Perdagangan dan Jasa)
Gambar 5.1.
Zonasi Penataan Kawasan Pasar Konveksi Amur
Bangunan deret perlu dipisah untuk setiap 5 (lima) petak. Hal ini dipertimbangkan untuk A. Kawasan Pasar Konveksi Amur
alasan fungsional yaitu agar tetap ada jalur lintasan ke kawasan belakang dan
Pengembangan kawasan Pasar Konveksi Amur sebagai pusat perdagangan (pasar
bangunan tidak menutupi pandangan secara masif.
konveksi) dengan skala pelayanan regional akan menarik pengunjung dari berbagai
Pemandangan ke arah gunung dan sawah perlu ditutupi seminimal mungkin.
daerah (luar daerah). Untuk itu Pasar Konveksi Amur perlu ditunjang dengan fasilitas
Penanaman pohon sepanjang koridor sebagai penghijauan yaitu dengan menggunakan
pendukung seperti terminal dan aktifitas bagi konsumen dari luar daerah dan dalam
pohon bertajuk vertikal dan kerucut, dengan jarak tanam jarang yaitu setiap minimal
daerah seperti akomodasi dan rekreasi.
jarak 30 m. Tanaman berfungsi sebagai pengarah pandangan.
Koridor dengan view tertutup oleh bukit di kiri kanan jalan, dengan kriteria penataan Pengembangan kawasan Pasar Amur perlu diantisipasi untuk tidak mengganggu
yaitu koridor dibebaskan dari bangunan dan untuk memperkuat fungsi sebagai jalur sirkulasi jalan arteri primer Padang Bukittinggi. Untuk itu perlu diantisipasi dengan
wisata perlu dilakukan penghijauan dengan tanaman hias. Untuk penanganannya fungsi pembuatan jalan akses yang terpisah dari jalan lintasan regional untuk masuk ke
hijau tetap dipertahankan. kawasan Amur dan halte bagi kendaraan umum didepan pasar Amur. Untuk pengunjung
ke Pasar Amur perlu dibuatkan sarana shelter.
Untuk lebih jelasnya gambar sudut pandang dan visual koridor kawasan perencanaan dapat
dilihat pada gambar 5.2 dan gambar 5.3. Selain itu oleh karena Kawasan Amur merupakan suatu pusat pengembangan baru
yang terletak pada jalur lintasan regional maka perlu dibuatkan suatu elemen yang
berfungsi sebagai landmark kawasan
5.3. KONSEP PENGEMBANGAN AKTIVITAS KAWASAN
Penyedia sarana pendukung perjalanan seperti rest area, SPBU dan akomodasi.
Sarana rekreasi yang dikembangkan seperti taman bunga, taman burung, dan tempat
makan serta rekreasi telaga.
Pengembangan kawasan prioritas diutamakan pada zona A yang terdiri dari kawasan Pasar
Konveksi Amur, kawasan telaga sebagai kawasan rekreasi dan kawasan SPBU atau
kawasan pendukung perjalanan.
Gambar 5.2
Peta Visual Koridor Pasar Konveksi Amur
Gambar 5.3
Konsep Penataan Bangunan Berdasarkan Kriteria Visual
(gambar pandangan terbuka dan pandangan tertutup)
C. Kawasan Penunjang Perjalanan Pengembangan jaringan jalan regional yang mempunyai aktivitas ekonomi tinggi
(kawasan Pasar Amur Baso).
Dalam mengembangkan kawasan Koridor Amur menjadi kawasan yang menarik bagi
Pengembangan jaringan jalan kolektor untuk memudahkan akses ke Sungai Pua
pengunjung dengan menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum, pedagang
sekaligus untuk membuka kawasan yang diprioritaskan untuk berkembang.
dan wisatawan, maka kawasan perencanaan perlu didukung dengan adanya fasilitas
Pembangunan jalan akses lingkungan untuk memudahkan kegiatan dalam
penunjang perjalanan seperti penyediaan tempat pengisian bahan bakar umum (SPBU),
pengembangan program ruang kawasan Pasar Amur, kawasan talago, dan
rest area dan akomodasi seperti cottage.
kawasan SPBU.
Pembangunan Terminal regional tipe C sehingga dapat menampung angkutan-
Selain itu untuk menghidupkan kawasan direkomendasikan juga pembangunan sarana
angkutan umum dalam propinsi.
pameran konveksi propinsi Sumatera Barat berupa bangunan pameran yang lengkap
dengan fasilitas pendukung. Hal ini mengingat wilayah Agam Timur merupakan sentra 2. Konsep Sirkulasi
konveksi Sumatera Barat. a. Sirkulasi Kendaraan, konsep sirkulasi kendaraan diarahkan untuk mendukung
konsep kawasan perencanaan sebagai pusat perdagangan konveksi yang
merupakan pusat pertumbuhan baru di Kawasan Agam Timur yang meliputi
5.4 KONSEP PENGEMBANGAN TRANSPORTASI Kawasan Pasar Amur, Kawasan Telaga dan Kawasan Pendukung Perjalanan.
Konsep sirkulasi kendaraan di kawasan perencanaan yaitu :
Dengan berkembangnya aktifitas sepanjang koridor maka perlu pelebaran jalan (ROW 26 m). Menjaga agar jaringan jalan arteri mampu mempertahankan fungsinya sebagai
Pada Kawasan Pasar Amur perlu dibuatkan jalur internal dan pemberhentian kendaraan dan jalur regional.
penumpang untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas dan menghindari kemacetan. Selain Sistem sirkulasi diarahkan untuk mengurangi konflik pada jalan-jalan yang ada.
itu dengan berkembangnya Kawasan Amur maka perlu dicadangkan perluasan lahan untuk Sistem sirkulasi kendaraan harus mempertimbangkan fungsi dan hirarki jalan
pengembangan terminal (terminal tipe C seluas minimal 1 Ha). sehingga tidak mengurangi tingkat pelayanan jalan.
1. Konsep Pergerakan Antar Lingkungan b. Sirkulasi pejalan kaki (Pedestrian) yaitu Pada Zona A
Memberikan akses yang optimal dengan penambahan kebutuhan terhadap jenis Harus mencirikan karakteristik pejalan kaki dengan menyediakan ruang gerak
sarana dan prasarana transportasi seperti jalan, moda dan sirkulasi. yang memadai dari pergerakan dan mempertimbangkan prilaku pejalan kaki.
Pengaturan atau pembatasan moda angkutan yang digunakan disesuaikan dengan Pedestrian harus mempertimbangkan rasa aman dan nyaman serta harus
fungsi dan kegiatannya. menciptakan pergerakan yang tidak terganggu oleh lalulintas kendaraan.
Elemen pedestrian (street furniture) harus berorientasi pada kepentingan
2. Konsep Pengembangan Jaringan Jalan pejalan kaki.
Pelebaran jalan utama didepan Pasar Konveksi Amur (jalan raya Padang Membangun trotoar bagi sebagai sarana bagi pejalan kaki pada pusat-pusat
Bukittinggi) sehingga memiliki lebar badan jalan 12 meter untuk meningkatkan aktivitas Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan, kenyaman dan
aksesibilitas dan memperlancar arus lalulintas regional, selain itu untuk keamanan bagi pejalan kaki.
mengantisipasi perkembangan aktivitas di kawasan perencanaan.
3. Konsep Parkir
a. Membangun emplasemen parkir yang memadai disetiap kawasan yang mempunyai
aktivitas tinggi seperti Kawasan Pasar Amur, kawasan rekreasi dan kawasan
fasilitas pendukung perjalanan, sehingga seluruh kendaraan yang memasuki
kawasan tersebut dapat tertampung. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
penggunaan badan jalan utama yang dapat mempengaruhi kelancaran arus
lalulintas.
5. Kawasan Campuran
Rencana Pengembangan Kawasan sosial. Kawasan campuran (Perdagangan, jasa dan perumahan) diarahkan pada blok A5,
A7, B7, sebagian blok C1 dan sebagian blok C7. Sedangkan untuk kawasan campuran
(perumahan dan fasilitas sosial) diarahkan pada blok A8, C3, C4 dan C5.
Rencana pemanfaatan lahan di kawasan koridor Pasar Konveksi Amur didasarkan pada kendala sehingga dapat dibudidayakan sebagai kawasan perumahan terbatas. Kawasan
kemampuan dan kesesuaian daya tampung lahan dan berdasarkan karakteristik kegiatan, ini diarahkan pada blok B6.
1. Kawasan Perdagangan
Rencana pemanfaatan lahan untuk kawasan perdagangan diarahkan pada Zona A blok 6.1.2. Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Non Budidaya
A1 dan A5, yang terpusat pada kawasan Pasar Konveksi Amur yang merupakan pasar
konveksi dengan skala pelayanan regional yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang Rencana pemanfaatan lahan kawasan non budidaya yaitu kawasan yang tidak dapat
kegiatan pasar. dibangun dan merupakan kawasan limitasi karena mempunyai kelerengan yang cukup
curam. Kawasan ini dijadikan sebagai kawasan konservasi yang terdapat pada sebagian
2. Kawasan Perumahan kecil blok A3, sebagian Blok B1 dan sebagian Blok B5.
Rencana pengembangan kawasan perumahan diarahkan menyebar disetiap blok
pengembangan yaitu pada blok A4. Sedangkan pengembangan perumahan terbatas Untuk lebih jelasnya rencana pemanfaatan lahan di kawasan perencanaan dapat dilihat pada
direncanakan pada blok A8, blok B2 blok B3, blok B5, blok C2, C3, C4 dan C8. gambar 6.1.
3. Kawasan Rekreasi
Rencana pemanfaatan lahan untuk kawasan rekreasi diarahkan pada blok A2, A6 (dekat
telaga) yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi seperti taman burung yang dilengkapi
kandang burung, museum burung, kantor pengelola, klinik burung, fasilitas wisata air,
restauran, cafetaria dan lahan parkir.
Gambar 6.1
Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Pasar Konveksi Amur Sampai Tahun 2013
6.2.1. Fasilitas Perdagangan Fasilitas akomodasi yang direncanakan yaitu berupa bangunan cottage sebanyak 12 unit
yang berlokasi di Kawasan Pasar Amur dan kawasan SPBU Pasar Amur. Penyediaan
Rencana pengembangan fasilitas perdagangan yang diprioritaskan yaitu penambahan
fasilitas ini untuk tempat istirahat bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut.
fasilitas perdagangan penunjang kegiatan di Pasar Konveksi Amur. Penambahan fasilitas
Rencana pembangunan fasilitas akomodasi (cottage) berupa ruang tidur yang dilengkapi
perdagangan seperti kios buah, kios sayur. Selain itu juga direncakanan pengembangan
dengan toilet, ruang bersama, pantry, teras, toilet tamu serta car port dan area taman.
fasilitas perdagangan koridor seperti perdagangan makanan dan pengembangan ruko-ruko
di kawasan campuran.
6.2.6. Fasilitas Sosial
6.2.2. Fasilitas Rekreasi Fasilitas sosial direncanakan yaitu fasilitas peribadatan (mushalla) dan tempat wuduk di
Kawasan Telaga Pasar Amur pada area restauran. Fasilitas peribadatan lainnya sudah
Fasilitas rekreasi yang direncanakan yaitu pemanfaatan kawasan telaga sebagai sarana
terdapat pada Pasar Konveksi Amur.
rekreasi yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang kegiatan rekreasi seperti taman bunga,
taman burung dengan fasilitas penunjangnya seperti bangunan kerangkeng, bangunan
6.2.7. Fasilitas Terminal
museum burung, bangunan klinik burung, bangunan pengelola dan toilet umum, sarana
wisata air dan restoran. Rencana pengembangan fasilitas terminal di kawasan perencanaan yaitu pengembangan
terminal yang ada saat ini yaitu terminal angkutan kota di Kawasan Pasar Konveksi Amur
6.2.3. Fasilitas Pendukung Perjalanan seluas 4.950 M2 menjadi terminal tipe C dengan luas 1 Ha. Sehingga untuk pengembangan
terminal yang ada saat ini membutuhkan lahan seluas 12.350 M2.
Kawasan perencanaan berada pada jalur pergerakan regional yang mempunyai potensi
sebagai koridor wisata dan perdagangan sehingga mempunyai peluang untuk
pengembangan kegiatan penunjang atau pendukung perjalanan. Berdasarkan kondisi ini 6.3. RENCANA INTENSITAS DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
maka di kawasan perencanaan direncanakan untuk pembangunan fasilitas pendukung
perjalanan yang dijadikan sebagai kawasan prioritas. Fasilitas yang direncanakan yaitu Dalam rangka pengendalian pembangunan di kawasan perencanaan perlu ditetapkan batas-
SPBU, rest area dan pujasera. batas pengendalian pembangunan kawasan yang mencakup aspek kepadatan bangunan,
KDB, KLB, Ketinggian bangunan, GSB, serta kebutuhan parkir terutama pada kawasan yang
6.2.4. Fasilitas Pameran dan Promosi diprioritaskan seperti kawasan Pasar Konveksi Amur.
Rencana pembangunan fasilitas pameran dan promosi yaitu pada area kawasan prioritas 6.3.1. Pengaturan KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
pengembangan kawasan SPBU, dengan tujuan untuk mendukung fungsi kawasan sebagai
pasar konveksi. Dengan adanya fasilitas ini wisatawan dapat melihat proses pengerjaan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan perbandingan antara luas lantai dasar
konveksi, alat-alat yang digunakan dan macam-macam barang konveksi. Fasilitas-fasilitas terbangun dengan luas persil yang ditunjukkan dengan satuan persentase (%).
pameran dan promosi berupa bangunan ruang pamer, gallery, ruang kepala, ruang staf,
gudang penyimpanan, ruang informasi, ruang ekspedisi, ruang peralatan alat, ruang arsip Untuk kawasan perdagangan secara umum angka KDB ditetapkan tidak lebih dari 60%
dan pantry yang dilengkapi dengan area parkir bagi pengunjung, taman dan toilet umum. karena kawasan perdagangan membutuhkan lahan terbuka untuk parkir kendaraan pribadi,
terminal pembantu angkutan pedesaan dan kota, kaki lima, sirkulasi dan penghijauan. Pada
6.2.5. Fasilitas Akomodasi persil individual yang dibangun secara individual ada beberapa kasus KDB boleh ditetapkan
sampai 75 %.
LEBAR
No KELAS JALAN PERKERASAN GARIS SEMPADAN BANGUNAN
Nilai KDB ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan ruang terbuka untuk kebutuhan (M)
penghijauan dan aktifitas parkir. Oleh karena itu persyaratan nilai KDB diatas perlu 1 Arteri (Jalan Negara) 12 Minimal 27 m dari as jalan
2 Kolektor 8 Minimal 14 m dari as jalan (6 m dari
dilengkapi dengan persyaratan kebutuhan parkir. Untuk berbagai sarana yang mungkin ROW jalan)
3 Lokal 6 7 m dari as jala
berkembang di kawasan perencanaan ketentuannya adalah : Sumber : Standar PU (Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota Tahun 1987) dan Hasil Analisis
1. Parkir : 1 parkir mobil setiap 100 m2 luas lantai bruto
2. Toko : 1 parkir mobil setiap 60 m2 luas lantai bruto
6.3.3. Corak Arsitektur Bangunan
3. Perkantoran : 1 parkir mobil setiap 100 m2 luas lantai bruto
Garis sempadan yang direncanakan adalah menyangkut garis sempadan bangunan, garis 6.3.5. Pengaturan Pengendalian Khusus
sempadan belakang bangunan, garis sempadan samping bangunan. Pengaturan yang perlu Penganturan pengendalian pembangunan lain yang perlu ditetapkan untuk Kawasan Amur
ditetapkan adalah : adalah :
Garis sempadan bangunan untuk bangunan 1 lantai ditetapkan 34 m dari as jalan, dan Pada lahan sawah irigasi teknis sepanjang jalur jalan diperbolehkan untuk dibangun satu
untuk bangunan 1 lantai ditetapkan 27 m dari as jalan. lapis bangunan dengan lebar maximum 35 m dari ROW jalan dengan orientasi bangunan
Garis sempadan belakang rumah minimal 2 meter dari dinding bangunan. menghadap jalan yang ada.
Garis sempadan samping bangunan berjarak minimal 1,5 meter dari dinding bangunan. Kantong lahan sawah irigasi teknis yang terdapat di Kawasan Amur perlu tetap
dipertahankan. Pada lahan sawah irigasi teknis tidak diperbolehkan terjadi alih fungsi
Pengaturan garis sempadan untuk kawasan perencanaan terutama pada kawasan koridor lahan kecuali selapis bangunan pada jalur lintasan bangunan.
yang merupakan jalan arteri (jalan negara) ditetapkan GSBnya sebesar 27 - 34 meter dari as
jalan. Untuk pengaturan GSB di kawasan perencanaan dapat dilihat pada tabel VI.1. Untuk pengaturan pengendalian khusus dan sempadan bangunan dapat dilihat pada gambar
6.2.
TABEL VI.1
PENGATURAN GARIS SEMPADAN BANGUNAN
GAMBAR 6.2
Gambar pengaturan pengendalian khusus dan sempadan bangunan
e Blok C5 dengan pemanfaatan lahan sebagai perumahan dan sarana sosial serta 6.5. RENCANA SISTEM PERGERAKAN
perdagangan. Dengan GSB 8 m, KDB 60% dan ketinggian bangunan 2 lantai.
4. Blok C6 merupakan kawasan pasar. Pada blok ini terjadi pelebaran jaringan jalan 6.5.1. Rencana Jaringan Jalan
Untuk lebih jelasnya penataan blok-blok di kawasan perencanaan dapat dilihat pada tabel
Jaringan jalan di kawasan perencanaan direncanakan berdasarkan fungsi dan tingkat
VI.2 dan gambar 6.3.
pelayanan. Fungsi jaringan jalan yang ada di kawasan perencanaan terdiri dari jalan arteri
TABELVI.2
RENCANA TATA LETAK BANGUNAN primer, kolektor, lokal dan lingkungan. Selain pelebaran jalan arteri primer yang merupakan
PADA MASING-MASING BLOK KAWASAN PERENCANAAAN
jalan yang menghubungkan pergerakan regional (Jalan Padang - Bukittinggi) dan pelebaran
PENANGANAN jalan akses menuju Sungai Pua, di kawasan perencanaan juga direncanakan jaringan jalan
ZONA BLOK PENGGUNAAN LAHAN KETINGGIAN
GSB KDB (%) KLB
MAKS baru pada kawasan-kawasan prioritas seperti pembuatan jalan internal akses menuju Pasar
A A1 Perdagangan, Jasa dan Fasilitas Pendukung 27-34 60 1,2 1-2
Amur dan jaringan jalan pada kawasan rekreasi serta jalan pada kawasan SPBU Pasar
A2 Rekreasi, Perumahan 27 20
A3 Lahan Konservasi Terbuka Hijau - - - - Amur.
A4 Perumahan Terbatas 27 - 34 20 0,4 1-2
A5 Perumahan, Perdagangan dan Jasa 27 - 34 20 0,4 1-2
A6 Jasa dan Rekreasi 27 - 34 20 0,4 1-2 Berdasarkan hal tersebut, maka jaringan jalan pada kawasan perencanaan direncanakan
A7 Perdagangan dan Jasa 27 - 34 40 0,8 1-2 sebagai berikut :
A8 Perumahan dan Sarana Sosial 8 40 0,8 2
1. Rencana jaringan jalan arteri primer (Jalan Padang Bukittinggi) dengan ROW 26 m.
A9 Lahan Terbuka Hijau - - - -
B B1 Lahan Terbuka HiJau 2. Rencana jaringan jalan kolektor dengan ROW 14 m.
B2 Perumahan Terbatas 8 20 0,2 1
3. Rencana jaringan jalan lokal dengan ROW 10 m
B3 Perumahan 8 40 0,8 2
B4 Pertanian - - - - 4. Rencana jaringan jalan lingkungan dengan ROW 6 meter
B5 Perumahan 8 40 0,8 2
B6 Pertanian dan Perumahan Terbatas - 20 0,2 1
B7 Campuran (Perdagangan, Jasa, Perumahan) 8 40 0,8 2 Untuk lebih jelasnya rencana jaringan jalan dan potongan jalan dapat dilihat pada gambar
C C1 Perdagangan, Jasa dan Perumahan 27 - 34 40 0,8 1-2
C2 Perumahan 8 20 0,8 2 6.4 dan gambar 6.5.
C3 Perumahan dan Sarana Sosial 18 - 27 40 0,8 1-2
C4 Perumahan dan Sarana Sosial 18 40 0,4 1-2
C5 Perumahan, Sarana Sosial dan Perdagangan 8 60 1,2 2
C6 Pasar 18 - 27 60 1,2 1-2
C7 Perdagangan, Jasa dan Perumahan 18 - 27 40 0,8 1-2
C8 Perumahan 8 40 0,8 2
C9 Pertanian - - - -
Sumber : Hasil Analisis
Gambar 6.3
Rencana Penataan Blok-Blok Kawasan Perencanaan
Gambar 6.4
Rencana Jaringan Jalan di Kawasan Amur
Gambar 6.5
Rencana Penampang Jaringan Jalan
Rencana sistem sirkulasi di kawasan perencanaan dibedakan antara sirkulasi pejalan kaki Pembangunan halte direncanakan pada lokasi pusat-pengembangan kawasan. Hal ini
dan sirkulasi kendaraan. dipertimbangkan terhadap lokasi perdagangan dan jasa, serta pada kawasan rekreasi yang
1. Rencana Sirkulasi Kendaraan terdapat pada kawasan perencanaan. Karena pada kawasan ini terdapat generator
Sejalan dengan kebijakan pengembangan kawasan perencanaan sebagai kawasan perjalanan dalam kawasan perencanaan. Disamping itu perlu disediakan tempat
perdagangan dan kawasan rekreasi, maka pola sirkulasi yang akan dikembangkan pemberhentian bus atau angkutan umum lainnya untuk berbagai kebutuhan sehingga tidak
diarahkan untuk mendorong kebijakan tersebut. Selain dari koridor kawasan mengganggu pergerakan kendaraan lainnya.
perencanaan dilewati oleh pergerakan regional, sehingga pada jalan arteri Padang
Bukittinggi terdapat 2 sirkulasi lalulintas yaitu : 6.5.5. Rencana Rambu-rambu Lalulintas
Arus Lalulintas dari Luar Kota (Pergerakan Eksternal)
Di kawasan perencanaan diperlukan rambu-rambu lalulintas di sepanjang koridor dan pada
Pergerakan ini merupakan pergerakan arus lalulintas yang melewati jaringan jalan
perempatan jalan rambu-rambu lalulintas dapat berupa lampu pengatur lalulintas dan papan
arteri dari arah Padang dan arah Bukittinggi.
petunjuk.
Arus Lalulintas dari Dalam Kota (Pergerakan Internal)
Pergerakan internal merupakan pergerakan lalulintas dalam kota dan ke daerah
6.5.6. Sarana Penyebrangan (Zebra Cross)
sekitar kawasan Pasar Konveksi Amur.
Sirkulasi kendaraan direncanakan sesuai dengan pergerakan penduduk dan barang dari Rencana sarana penyebrangan di kawasan perencanaan berupa zebra cross yang
dalam dan luar kawasan perencanaan keluar wilayah (regional). Dengan adanya ditempatkan pada jarak tertentu di sepanjang jalan arteri dan merupakan jalan yang menjadi
rencana jalan baru dan terminal maka arus sirkulasi kendaraan akan mengalami fokus utama kawasan perencanaan.
perubahan beberapa rute angkutan kota dari berbagai wilayah hinterland yang akan
menuju ke terminal Pasar Amur. 6.5.7. Parkir
2. Rencana Sirkulasi Pejalan Kaki Pada kawasan perencanaan sudah terdapat area parkir yaitu di Pasar Konveksi Amur yang
Rencana sirkulasi pejalan kaki direncanakan pembangunan trotoar terutama di simpul merupakan area parkir untuk kendaraan penjual dan pembeli di Pasar Konveksi Amur.
sumpul kegiatan seperti di Kawasan Pasar Konveksi amur, kawasan rekreasi dan Rencana pengembangan area parkir pada kawasan prioritas yaitu pada Kawasan Pasar
Kawasan SPBU Pasar Amur. Rencana sirkulasi pejalan kaki harus dipisah dengan Konveksi Amur pada blok kios sayur-sayuran dan buah-buahan untuk pembeli maupun
sirkulasi kendaraan sehingga tidak mengganggu sirkulasi kendaraan dan untuk pedagang yang membongkar muat barang. Selain itu rencana pengembangan area parkir
memberikan rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki. yaitu pada kawasan rekreasi (Kawasan Telaga Pasar Amur) dan di Kawasan SPBU Pasar
Amur. Pada kawasan prioritas ini sistem parkir direncanakan menggunakan sistem off street
Untuk lebih jelasnya rencana sirkulasi dan sarana pendukung serta peta jalur sirkulasi
parking (penyediaan kantong-kantong parkir), sedangkan untuk kawasan tertentu memakai
kawasan dapat dilihat pada gambar 6.6. dan 6.7.
sistem on street parking (menyediakan lokasi parkir pada badan-badan jalan).
Gambar 6.6
Rencana Jaringan Sirkulasi dan Sarana pendukung
Gambar 6.7
Peta Jalur Sirkulasi Kawasan,
Rencana tata hijau yang akan dikembangkan pada kawasan perencanaan yaitu menyangkut No BENTUK TANAMAN JENIS TANAMAN
dengan ruang terbuka hijau, yang meliputi kriteria tanaman, jenis tanaman, perletakan dan 1 Tajuk Bulat (Rounded) Kiara Payung (Filicim decipiens)
Biola cantik ficus pandurata)
tipe landskap.
A. Kriteria Tanaman
Salah satu elemen landskap yang utama adalah tanaman. Tanaman yang dapat
dipergunakan dalam perencanaan landskap jalan mempunyai kriteria yang digolongkan
berdasarkan bentuk tanaman yaitu : 2 Tajuk Memayung (Canopy) Bungur (Lagers troemia loudonii)
Dadap (Erythrina sp)
1. Tanaman Pohon
o Tinggi pohon 2,00 5,00 m
o Bermassa daun padat
o Batang pohon/percabangan tidak mudah patah
o Mudah dalam peralatan dan daun tidak mudah rontok (gugur)
3 Tajuk Oval Tanjung (Mimusops elengi)
o Perakaran tidak merusak konstruksi jalan Johar (Cassia siamea)
2. Tanaman Perdu
o Tinggi Tanaman 0,50 2,00 m
o Berbatang lunak dan tidak mudah patah
o Mudah dalam perawatan
o Perakaran tidak merusak konstruksi jalan
4 Tajuk Kerucut (conical) Cemara (Cassuarina equisetifolia)
o Dapat dinikmati keindahan warna bunga atau daunnya Glodokan (Polyalthea longifolia)
3. Tanaman Penutup Tanah Kayu Manis (Glycyrrhiza glabra)
Kenari (Cannarium communeae)
o Tinggi Tanaman 5,00 20,00 cm
o Perakaran serabut atau menjalar dengan tunas
o Dapat merupakan jenis rumput atau penutup tanah
o Mudah dalam perawatan
5 Tajuk Menyebar/Bebas (Abroad) Angsana (Ptherocarphus indicus)
Akasia Daun Besar (Accasia
mangium)
B. Jenis Tanaman
Jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan dalam perencanaan tata hijau berupa tanaman
pohon, tanaman perdu dan tanaman penutup tanah.
1. Tanaman Pohon
Tanaman pohon yang digunakan dalam perencanaan landsekap jalan memiliki
percabangan diatas 2 m dari permukaaan tanah. Batangnya berzat kayu dengan
ketinggian lebih dari 3 meter. Tanaman pohon memiliki beberapa tajuk yang dapat 6 Tajuk Persegi Empat (Square) Mahoni (Switenia Mahagoni)
dibedakan secara visual. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel VI.3.
D. Tipe Landskap
b. Tanaman Perdu/semak
Tanaman perdu/semak ditanam berbaris pada jalur tanaman ditanam
membentuk massa.
b. Bilamana ada badan jalan yang berbelok perlu dibuat pengarah dengan
tanaman, dengan persyaratan :
o Tanaman dapat berbentuk pohon/perdu
o Percabangan pohon tidak menutupi pandangan
o Diletakkan mengikuti garis kelokan jalan
o Dapat menggunakan tanaman berbunga sebagai tanda belokan.
c. Untuk mengurangi rasa bosan karena jalur jalan yang lurus dan panjang,
perlu dibuat pembatas pandangan (vista) dengan pengaturan perletakan
dan jenis tanaman yang dapat memberikan kesan yang berbeda dengan
persyaratan :
o Tanaman dapat berbentuk pohon/perdu
o Sistem perletakan bervariasi dan pada tempat yang mempunyai
pemandangan yang indah dapat menggunakan tanaman yang
berukuran lebih rendah.
o Tinggi tanaman bervariasi disesuaikan dengan kondisi dan situasi
setempat.
TABEL VI.4
BENTUK TANAMAN BERDASARKAN FUNGSI TANAMAN
1.
6.7.1. Air Bersih
Dalam memenuhi kebutuhan air minum, masyarakat saat ini masih menggunakan air yang
bersumber dari air permukaan berupa sumur bor/galian, karena kawasan perencanan belum
terlayani oleh layanan air bersih yang bersumber dari PDAM. Kawasan Pasar Konveksi
Cemara
Mahoni Amur telah mempunyai sistem pengelolaan air bersih sendiri atau memiliki reservoir di
Hujan mas
Kembang merak dalam kawasan pasar untuk melayani kebutuhan air bersih. Seiring peningkatan kegiatan
Col banda
disepanjang koridor jalan maka diperkirakan akan memacu peningkatan kebutuhan akan air
bersih pada masa yang akan datang.
Untuk tanaman perdu/semak
digunakan tanaman yang Rencana jaringan air bersih di kawasan perencanaan diarahkan pada kawasan yang belum
memiliki warna daun hijau muda
agar dapat dilihat pada malam terlayani jaringan air bersih dan pada kawasan pengembangan. Selain jaringan air bersih
hari
juga direncanakan hidran-hidran kebakaran terutama pada kawasan yang mempunyai
3 Pembentuk Tanaman dengan tinggi besar
Pandangan dari 3 m aktivitas tinggi yaitu pada kawasan Pasar Konveksi Amur, kawasan rekreasi dan kawasan
Membentuk massa
Pada bagian tertentu dibuat SPBU Pasar Amur.
terbuka
Diutamakan tajuk conical dan
columnar
6.7.2. Listrik
Untuk memperkirakan kebutuhan listrik dimasa yang akan datang dengan asumsi :
1. Listrik rumah tangga dibagi dalam 3 tipe :
Sumber : Standar Manual Landsekap Jalan Oleh direktorat Pembinaaan Jalan Kota
Tipe besar : 1.300 W/KK
Tipe sedang : 900 W/KK
Tipe kecil : 450 W/KK
6.7. RENCANA PRASARANA DAN SARANA LINGKUNGAN
2. Kebutuhan listrik untuk penerangan jalan dan taman yaitu 20% dari total penerangan sistem drainase tertutup. Hal ini untuk menghindari orang-orang membuang sampah ke
untuk rumah tangga. dalam jaringan drainase. Jaringan ini ditutup dengan sistem petak-petak balok yang
3. kebutuhan listrik untuk penerangan kegiatan sosial ekonomi yaitu 60% dari total dapat dibuka untuk operasi pemeliharaan saluran pada waktu-waktu tertentu.
penerangan rumah tangga. 2. Saluran sekunder berada pada jaringan jalan kolektor dengan sistem terbuka.
3. Saluran tersier merupakan saluran-saluran pada kawasan perumahan yang berada
Rencana pengembangan jaringan diarahkan pada kawasan-kawasan prioritas terutama pada jalan lokal/lingkungan dengan menggunakan sistem jaringan terbuka dan juga
pada kawasan rekreasi dan kawasan SPBU, sedangkan untuk kawasan Pasar Amur sudah berfungsi sebagai jaringan air kotor.
ada jaringan listrik tetapi hanya perlu penambahan sambungan ke bangunan baru. Rencana
jaringan mengikuti pola jaringan jalan. Ketiga saluran ini sangat berhubungan, saluran drainase tersier berorientasi ke saluran
sekunder, dan saluran sekunder berorientasi ke saluran primer. Arahan rencana jaringan
6.7.3. Telepon drainase antara lain :
Pengembangan saluran berupa penataan dan perluasan saluran yang telah ada
Kawasan perencanaan saat ini secara umum telah mendapat pelayanan jaringan telepon,
terutama pada kawasan koridor.
yang dilengkapi dengan sarana seperti telepon umum dan wartel (warung telekomunikasi).
Perbaikan saluran, terutama bagi saluran tersier yang masih berupa saluran alami yang
Dengan adanya Pasar Konveksi Amur diperkirakan akan terdapat peningkatan permintaan
direncanakan menjadi saluran berdinding beton untuk melancarkan aliran air.
akan sambungan telepon terutama pedagang yang memiliki toko, dan untuk menunjang
Saluran berupa sistem tertutup untuk kawasan tertentu seperti pasar dan sistem terbuka
kegiatan pasar tersebut perlu penyediaan telepon umum terutama bagi pengunjung pasar
untuk kawasan permukiman dan kawasan lainnya.
dan di kawasan wisata serta pada pusat-pusat permukiman.
Konstruksi teknis saluran sesuai dengan kapasitas yang mampu untuk mengalirkan air
hujan di kawasan pengembangan berdasarkan frekuensi dan intensitas rata-rata curah
Rencana sistem pendistribusian jaringan telepon difokuskan pada kawasan prioritas yaitu
hujan.
pada kawasan rekreasi dan kawasan SPBU Pasar Amur serta pada kawasan perumahan
Pemeliharaan kebersihan saluran diprioritaskan pada sistem tertutup dan sistem terbuka
baru. Rencana pola jaringan telepon mengikuti pola jaringan jalan baik pada jaringan jalan
dilakukan sendiri oleh masyarakat.
yang ada maupun pada jaringan jalan yang baru direncanakan.
Sistem saluran drainase direncanakan tetap 2 fungsi dengan pembuangan air kotor. Ini
berarti pembuangan drainase seiring dengan pembuangan air kotor dan pola jaringan
6.7.4. Drainase dan Air Kotor
mengikuti pola jaringan jalan. Sedangkan untuk pengelolaan air kotor berupa limbah rumah
tangga direncanakan menggunakan sistem on site system (merupakan sistem sederhana
Rencana pembangunan drainase dan air kotor yang dibuat mengikuti pola jaringan jalan
yang dapat disediakan sendiri oleh masing-masing rumah tangga berupa tangki septik) dan
sesuai dengan hirarki besaran jaringannya dan arah pengalirannya disesuaikan dengan
off site system (merupakan fasilitas penyedotan lumpur tinja dengan penyediaan layanan
kondisi fisik kawasan perencanaan (keadaan topografi). Dalam hal ini menyangkut debit
truk tinja oleh pihak pemerintah atau swasta).
curah air hujan yang dapat ditampung oleh jaringan drainase dan berkaitan dengan
topografi kawasan perencanaan. Rencana jaringan drainase di kawasan perencanaan
6.7.5. Persampahan
dibagia atas 3 bagian :
1. Saluran induk (saluran primer) yaitu saluran yang ada disepanjang jalan arteri. Pada
Seiring dengan peningkatan kegiatan Pasar Konveksi Amur nantinya, maka diperkirakan
jalan arteri ini sistem drainase direncanakan dengan sistem terbuka, untuk
sampah yang dihasilkan akan mengalami peningkatan volume. Sistem pengelolaan sampah
memudahkan dalam pembersihannya, kecuali untuk daerah pasar digunakan dengan
sudah harus menjadi perhatian bagi pengelola Pasar Konveksi Amur, sehingga tidak akan
menimbulkan masalah terutama pada lokasi Tempat Pembuangan Akhir. Selain sampah
pasar, rencana persampahan di kawasan perencanaan juga diprioritaskan pada kawasan
rekreasi dan kawasan SPBU Pasar Amur. Pada kawasan ini perlu disediakan tempat-tempat
sampah (tong sampah) dan masing-masing blok diharapkan memiliki kontainer (TPS), untuk
mengumpulkan sampah-sampah yang ada sebelum dibawa ke TPA.
Rencana sistem pengelolaan sampah di kawasan prioritas yaitu sampah dari tong-tong
sampah dimasukkan ke kontainer (TPS) kemudian dari TPS (Tempat Pembuangan
Sementara) diangkut dengan mobil sampah lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di
daerah Koto Baru (pada lahan yang disewa oleh pengelola Pasar Amur seluas 2 Ha).
Lokasi yang terletak pada jalur wisata Padang Bukittinggi dan potensi alam
menyebabkan kawasan pasar Amur dan sekitarnya potensial untuk dikembangkan selain
Bab 7 untuk kegiatan perbelanjaan juga sebagai kawasan rekreasi yang komplementer dengan
kota Bukittinggi
Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Pengembangan kawasan Pasar Amur perlu diantisipasi untuk tidak mengganggu sirkulasi
jalan arteri primer Padang Bukittinggi. Untuk itu perlu diantisipasi dengan pembuatan
jalan akses yang terpisah dari jalan lintasan regional untuk masuk ke kawasan Amur dan
Kawasan sepanjang koridor sekitar Pasar Konveksi Amur diprioritaskan untuk pengembangan halte bagi kendaraan umum didepan pasar Amur. Untuk pengunjung ke Pasar Amur perlu
perdagangan potensi khas daerah yaitu konveksi, sulaman dan bordir untuk skala regional. Selain dibuatkan sarana shelter.
dari itu lokasinya yang cukup dekat dengan Kota Bukittinggi, berada pada jalur regional wisata dan
Oleh karena kawasan Amur merupakan suatu pusat pengembangan baru yang terletak
kegiatan ekonomi, serta potensi alamnya maka sangat menguntungkan untuk mengembangkan
pada jalur lintasan regional maka perlu dibuatkan suatu elemen yang berfungsi sebagai
kegiatan yang komplementer dengan Kota Bukittinggi untuk kegiatan selain perdagangan yaitu
landmark kawasan.
rekreasi dan jasa pendukung perjalanan.
Pengembangan kegiatan perdagangan, rekreasi dan jsa penunjang perjalanan ini ditata pada zona
7.1.2 Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana
prioritas pengembangan dalam satu kesatuan struktur tata ruang. Untuk itu perlu program penataan
dan program investasi sehingga kawasan ini dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan baru.
Pengelola pasar Amur telah membangun area untuk 1084 kios beserta parkir dan terminal
Untuk lebih jelasnya pengembangan kawasan koridor Pasar Konveksi Amur dapat dilihat pada
seluas 4.950 m2. Selain itu pengelola Pasar Amur telah merencanakan pembangunan
gambar 7.1, 7.2 dan 7.3.
Rumah Toko (Ruko) disebelah utara pasar konveksi yang telah dibangun dan pasar sayur
berupa kios dan los disisi selatan pasar konveksi yang telah dibangun. Lahan yang telah
dibebaskan oleh pengelola Pasar Amur yaitu seluas 4,46 Ha
7.1 PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR KONVEKSI AMUR
Gambar 7.2
Peta perspektif kawasan perencanaan
Gambar 7.3
Pandangan mata burung amur1
Gambar 7.3
Pandangan mata burung amur 2
Mengatur sirkulasi sehingga tidak menyebabkan kepadatan yang tinggi dijalan masuk Rencana pengembangan sistem pergerakan terdiri dari rencana jaringan jalan, trotoar dan
Pasar Amur. Untuk itu perlu dibuatkan jalan akses lain menuju pasar Amur. Untuk sistem pergerakan.
pengembangan tersebut maka jalan arteri primer perlu diperlebar dari perkerasan badan a. Jalan
jalan sekarang 6 m menjadi 12 m. Selain itu perlu pembuatan jalan akses dari arah utara Rencana pengembangan jaringan jalan di Kawasan Pasar Konveksi Amur yaitu selain
ke terminal, pengembangan jalan ke Sungai Puar dan pembuatan jalan akses internal pelebaran jaringan jalan arteri (lebar badan jalan menjadi 10 meter), pelebaran jalan
sebelum masuk Pasar Amur. akses ke Sungai Puar dengan lebar badan jalan 6 meter, juga direncanakan
Selain itu pedagang yang berjualan di depan pasar Amur di pinggir jalan arteri perlu pengembangan jaringan jalan akses dari utaramenuju terminal dan pembuatan jalan
dipindahkan sarana perdagangannya kedalam pasar. internal akses menuju Pasar Amur dengan lebar badan jalan 4 meter.
Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan fasilitas dan program ruang Kawasan Pasar b. Trotoar
Amur dapat dilihat pada gambar 7.4, 7.5, 7.6, 7.7 dan tabel VII.1. Rencana pengembangan trotar pada Kawasan Pasar Amur yaitu :
Pada jalur akses menuju kawasan, trotoar perlu dibuatkan di sisi kiri dan kanan jalan.
TABEL VII.1 Pada jalur jalan masuk dari sisi utara menuju terminal perlu dibuatkan trotoar.
PROGRAM RUANG KAWASAN PASAR AMUR
c. Sirkulasi
Fasilitas Yang Telah Dikembangkan Oleh Pengelola Luas
1 Kios Pasar sebanyak 1084 unit Luas Lahan yang telah Rencana sirkulasi kendaraan umum, pribadi perlu untuk sebisa mungkin dipisahkan
2 Terminal seluas 4.950 m
2 dibebaskan 4,46 Ha sehingga tidak menciptakan ketidaknyamanan. Untuk itu sirkulasi dikawasan
Fasilitas yang Akan Dikembangkan Oleh Pengelola direncanakan yaitu arah sirkulasi kendaraan umum masuk dari gerbang pasar Amur dan
3 Pertokoan sebanyak lebih kutrang 50 unit
keluar dari arah utara.
4 Kios Sayur beserta emplasemen parkir
Fasilitas Yang Diusulkan Untuk Dikembangkan
1 Perluasan terminal Perluasan menjadi 1 Ha d. Halte
2 Ruang Terbuka Hijau Dicadangkan 1, 5 Ha Halte ditempatkan didepan gerbang Amur untuk penumpang menuju arah Bukittinggi dan
2
3 AreaLandmark Dicadangkan 1.560 m menuju arah Padang.
a. Halte Bus 2 unit (2 x 6)
2
b. Taman Bunga Dicadangkan 1.500 m
c. Elemen sclupture landmark
Prasarana dan Perabot Lingkungan Yang Diusulkan
7.1.4 Rencana Penghijauan
1 Pembuatan jalan akses internal ke dalam kawasan Pasar
Amur Rencana penghijauan di kawasan Pasar Amur yaitu rencana ruang terbuka hijau di jalan
2 Pembuatan halte bis didepan gerbang PasarAmur
arteri (depan kawasan) sebagai zona penyangga (buffer) bagi Kawasan Pasar Amur,
3 Pembuatan jalan akses dari arah utara ke terminal
dengan tujuan untuk mengurangi gangguan lingkungan terhadap aktivitas yang ada. Selain
4 Pembuatan jalan akses ke Sungai Puar
Sumber : Hasil Analisis itu juga direncanakan adanya taman bunga di sekitar landmark kawasan. Untuk jalur hijau
terdapat pada jalan masuk ke Kawasan Pasar Amur.
Gambar 7.5
Peta land mark kawasa amur
Gambar 7.6
Gambar situasi
Gambar 7.7
Potongan jalan
Untuk pembangunan kawasan perlu diperhatikan arahan seperti berikut ini : Sebagai pusat rekreasi, kawasan telaga perlu dilengkapi dengan fasilitas seperti taman
Untuk pengembangan kawasan perlu dipenuhi persyaratan Garis Sempadan Bangunan burung, taman bunga, sarana wisata air dan area restoran. Pengembangan fasilitas taman
yaitu 27 meter dari as jalan. Rencana Pasar Sayur yang ada perlu diperhatikan untuk burung berupa bangunan kerangkeng, bangunan museum burung, bangunan klinik burung,
tidak melewati batas GSB yang diperbolehkan. bangunan pengelola dan toilet umum. Sedangkan untuk fasilitas wisata air berupa bangunan
Bangunan yang dikembangkan perlu berciri tropis dengan memperlihatkan bentuk atap pengelola wisata air, tempat pemancingan, tempat parkir sepeda air dan dermaga. Pada
sebagai penutup bangunan yang kuat sehingga cocok dengan lingkungan yang alami. kawasan rekreasi ini juga membutuhkan sarana parkir kendaraan pengunjung, area taman
Tipe bangunan pasar Amur dapat menjadi contoh ekspresi arsitektural kawasan bunga dan juga tempat makan berupa restoran. Pada area restoran selain bangunan
restoran juga disediakan cafe (makanan cepat saji), bangunan pujasera, mushalla/tempat
wuduk dan bangunan toilet umum.
7.2 Pengembangan Kawasan Rekreasi Telaga
Luas lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan fasilitas rekreasi yaitu seluas lebih
7.2.1 Konsep Pengembangan kurang 3,5 Hektar. Pengembangan area dilokasi sekitar telaga diprioritaskan pada lahan
yang kurang subur disekitar telaga.
Kawasan sekitar Telaga potensial untuk dikembangkan sebagai sarana rekreasi. Sarana
rekreasi ini menjaring pengunjung yang bermotivasi wisata, berekreasi, kunjungan keluarga,
Secara ringkas, sarana yang dikembangkan di kawasan rekreasi Talago yaitu :
dan menjalankan kegiatan ekonomi yang melintas sepanjang jalur yang menghubungkan
1. Taman burung berupa bangunan kerangkeng untuk kandang burung, bangunan
kota Padang kota Bukittinggi, serta pengunjung dari dalam propinsi dan luar propinsi yang
museum burung, bangunan klinik burung, bangunan pengelola burung dan dilengkapi
datang berbelanja ke Pasar Amur.
dengan toilet umum bagi pengunjung.
2. Taman bunga sebagai sarana rekreasi penunjang.
Beberapa pertimbangan untruk pengembangan kawasan yaitu :
3. Sarana wisata air dengan penyediaan fasilitas seperti bangunan pengelola wisata air,
Sarana rekreasi yang dikembangkan berfungsi komplementer dengan sarana rekreasi
tempat pemancingan, tempat parkir sepeda air dan dermaga.
kota Bukittinggi.
4. Area restauran dan rumah makan, cafetaria sebagai sarana penunjang kegiatan wisata.
Pengembangan fasilitas di kawasan Rekreasi Talago perlu menghindari sebisa mungkin
5. Area parkir di dalam kawasan taman burung untuk kendaraan pengunjung.
pemanfaatan lahan pertanian yang produktif sehingga tidak terlalu mengganggu
kegiatan pertanian masyarakat.
Untuk pengembangan kawasan Telaga sebagai kawasan rekreasi perlu dilakukan
Pengembangan sarana rekreasi perlu tetap menjaga kelestarian lingkungan sehingga
pengurukan dan pembuatan retaining wall pada tempat tertentu dimana terdapat aktifitas
ketersediaan dan mutu air telaga tetap terjaga. Untuk itu saluran air telaga yang ada
rekreasi sehingga fungsi telaga lebih optimal.
perlu tetap dipertahankan dan ditetapkan sebagai lahan konservasi.
Pengembangan bangunan di kawasan perlu sesedikit mungkin memakan lahan.
Untuk lebih jelasnya fasilitas-fasilitas yang dikembangkan di kawasan telaga dapat dilihat
Untuk pengembangan kawasan dengan tetap menjaga kualitas dan kuantitas air telaga
pada gambar 7.8, 79, 7.10 dan program ruang kawasan telaga (tabel VII.2).
perlu dijaga kelestarian fungsi lindung pada sumberair dari perbukitan yang ada.
Gambar 7.8
Site plan
Gambar 7.9
Perspektif
Gambar 7.10
Fhoto/situasi
TABELVII.2
PROGRAM RUANG KAWASAN TELAGA PASAR AMUR
NO Nama Bangunan Ukuran Ruang (M) Jumlah (M2) Total (m2) Ruang Penyewaan 4x8 32,00
Ruang Karcis / Lobby 6x8 48,00
A Taman Burung
Ruang Pengelola 4x4 16,00
1. Bgn Kerangkeng (3 Unit)
Work Shop Repairt 4x8 32,00
Kandang Burung (30 Unit) (0.5 x 2.5) 30 Unit 37,50
2. Tempat Pemancingan 1 x 20 20,00
Jalur Penonton (15 x 5 3 Unit 225,00
3. Tempat Parkir Sepeda Air 8x8 64,00
Ruang Habitat Burung (30 Unit) (5 x 5) 30 Unit 750,00
4. Dermaga 4 x 20 80,00
Taman Hijau (5 x 6) 3 Unit 90,00 1.102,50
2. Bangunan Museum Burung 292,00
Pantry / Dapur Kecil 2x3 6,00 Ruang Istirahat Karyawan 4x4 16,00
Untuk pengembangan kawasan Telago perlu diperhatikan aspek kelestarian kawasan. Untuk Potensi kawasan sebagai kawasan pendukung perjalanan, maka fasilitas-fasilitas yang
itu pengembangan kawasan perlu memperhatikan ketentuan berikut ini : dikembangkan berupa tempat pengisian bahan bakar (SPBU) yang dilengkapi dengan
Limbah dari aktifitas rumah makan, cafetaria dan aktifitas pengunjung lainnya perlu fasilitas : bangunan SPBU, bangunan komersil, bangunan genset, emplasement SPBU,
pengolahan dan penyaluran limbah khusus. bangunan toilet umum, area parkir dan taman. Sedangkan untuk rest area berupa bangunan
Bangunan di kawasan terutama pada area dekat telaga tidak banyak merubah struktur kios, mushalla, toilet umum, area parkir dan dilengkapi dengan taman. Selain itu pada
lahan. Pada area dekat telaga bangunan sebaiknya dominan dari kayu dengan fondasi kawasan ini juga terdapat fasilitas pameran dan bangunan cottage. Luas areal
umpak. pengembangan fasilitas yaitu 1 Ha.
Bangunan yang dikembangkan perlu berciri tropis dengan memperlihatkan bentuk atap
sebagai penutup bangunan yang kuat sehingga cocok dengan lingkungan yang alami. Secara ringkas, pengembangan fasilitas kawasan yaitu :
Tipe bangunan pasar Amur dapat menjadi contoh ekspresi arsitektural kawasan. 1. Pembangunan SPBU di Kawasan Amur berupa bangunan SPBU, bangunan komersil,
Pengembangan kawasan sesedikit mungkin memakan lahan produktif. bangunan genset, emplasement SPBU, bangunan toilet umum, area parkir dan area
taman.
2. Pembangunan rest area yang meliputi bangunan kios, toilet umum, mushalla dan sarana
7.3 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PENDUKUNG PERJALANAN perparkiran.
3. Pembangunan sarana pameran konveksi propinsi Sumatera Barat berupa bangunan
Kawasan berpotensi untuk menjadi kawasan pendukung perjalanan untuk aktifitas angkutan
pribadi maupun umum sepanjang jalur Padang Bukittinggi. Pengembangan kawasan Untuk lebih jelasnya program ruang jkawasan SPBU dapat dilihat pada gambar 7.11, 7.12,
selain melayani akses lintasan juga menjadi fasilitas pendukung untuk Pasar Amur, 7.13 dan tabel VII.3.
mengingat p engunjung pasar bukan hanya dari dalam propinsi tetapi juga dari luar propinsi.
Pengembangan fungsi kawasan adalah untuk rest area, SPBU, akomodasi berupa cottage 7.3.3. Ketentuan Pembangunan
dan museum konveksi. Pengembangan ini selain dilihat dari potensi lokasi , juga dilihat dari
potensi tapak. Di kawasan terdapat lahan yang cocok dengan view yang menarik untuk Untuk pengembangan fasilitas dikawasan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
dijadikan rest area dan cottage. Selain itu pengembangan SPBU sangat prospektif Ketentuan pembangunan pada kawasan pendukung perjalanan yaitu Garis Sempadan
mengingat sepanjang jalur jalan keluar dari kota Bukittinggi menuju kota Padang Panjang Bangunan (GSB) 27 meter dari as jalan arteri untuk bangunan 1 lantai dan untuk
TABEL VII.3
7.3.2. Rencana Pengembangan Fasilitas PROGRAM RUANG KAWASAN SPBU PASAR AMUR
C Bangunan Pameran
799,00
Gambar 7.11
Ruang Pamer / Galeri 8 x 15 1.200,00
Gambar7.12
Gambar 7.13
Rencana Tahapan Dan Pengelolaan Pembangunan Pengaturan administrasi pelaksanaan dan pengendalian pembangunan di Kawasan Pasar
Konveksi Amur dilakukan oleh instansi yang terkait di wilayah Kabupaten Agam. Pada saat
ini mekanisme pengendalian perkembangan kawasan selain Izin Mendirikan Bangunan
(IMB), perlu diikuti dengan Izin Pemanfaatan Bangunan (IPB) agar ketentuan yang
8.1. RENCANA TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN
ditetapkan dapat dilaksanakan. Untuk itu perlu dipertimbangkan untuk mengadakan
INDIKASI PROGRAM
pengembangan dan peningkatan, baik secara substansional maupun secara prosedural.
8.1.1. Tahapan Pelaksanaan Secara substansional dengan memperdalam kajian peningkatan kendali pembangunan,
sedangkan secara prosedural yaitu mengembangkan dan meningkatkan alat kendali berupa
Pelaksanaan pembangunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan aturan dan panduan pembangunan.
Pasar Konveksi Amur dilaksanakan dalam jangka waktu 10 tahun yang dilaksanakan dalam
2 (dua) tahapan. Untuk dapat menentukan prioritas pembangunan dalam tahapan Dalam mekanisme pelaksanaan pengelolaan pembangunan ini perlu adanya kerjasama
pelaksanaan pembangunan RTBL Kawasan Pasar Konveksi Amur, maka perlu disusun antara lembaga pemerintah, lembaga swasta dan lembaga kemasyarakatan. Lembaga-
program yang perlu diutamakan untuk mendorong perkembangan kawasan lebih lanjut. Hal lembaga yang dapat berfungsi didalam mendukung pembangunan dan perannya yaitu :
ini dilakukan sebagai bahan sinkronisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik
pemerintah atau masyarakat. Adapun pentahapan pelaksanaan Rencana Tata Bangunan 1. Lembaga Pemerintah.
dan Lingkungan Kawasan Pasar Konveksi Amur yaitu : a. Lembaga pemerintah pusat dan daerah berperan mempersiapkan ketentuan-
1. Tahap I, kegiatan yang diprioritaskan pada tahap ini yaitu pembenahan fisik lingkungan ketentuan, persyaratan-persyaratan dan kriteria-kriteria pelaksanaan pembangunan
pada kawasan prioritas berupa pengembangan sarana pasar yaitu pembangunan kios kota, baik mengenai prosedur maupun cara-cara pelaksanaan pembangunan,
sayur dan kios buah dan penambahan sarana pendukung di Pasar Konveksi Amur pemanfaatan hasil pembangunan, pemeliharaan hasil pembangunan dan
seperti pohon pelindung dan pohon pengarah, jalan akses dari utara, pelebaran jalan pengembangannya.
arteri, pembuatan landmark, pelebaran jalan akses ke Sungai Puar.
2. Tahap II, pengembangan potensi kawasan berupa pembangunan kawasan rekreasi. b. Lembaga pemerintah daerah mempunyai peran:
Mengelola pelaksanaan pembangunan
8.1.2. Indikasi Program Mengkoordinasi pelaksanaan pembangunan
Mempersiapkan dan memberikan kemudahan-kemudahan pelaksanaan
Indikasi program berisikan program-program yang akan dilaksanakan dalam pembangunan pembangunan yang akan dikelola oleh sektor swasta.
RTBL Kawasan Pasar Konveksi Amur, sumber-sumber pembiayaan/alternatif sumber dana Membantu dan mendorong lembaga masyarakat untuk berperan aktif dalam
pembangunan serta lembaga yang terkait, maka dapat disusun pentahapan pelaksanaan pelaksanaan pembangunan kota.
pembangunan. Untuk lebih jelasnya dan indikasi program pembangunan kawasan
perencanaan dapat dilihat pada tabel VIII.1.
Tabel VIII.1
Indikasi Program
TABEL VIII.2
PROGRA INVESTASI PEMBANGUNAN DIKAWASAN PERENCANAAN
TAHUN 2003 - 2013
2. Lembaga Swasta.
a. Berperan serta didalam penanganan pelaksanaan pembangunan yang dikelola oleh BOO (Build Own Operate), Investor akan membangun proyek diatas tanah milik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. pemda, setelah selesai proyek langsung dihibahkan kepada pemda dan investor
b. Berperan serta didalam pengelolaan kegiatan-kegiatan pembangunan yang dapat mengoperasikan bangunan tersebut dalam jangka waktu tertentu.
diprioritaskan melalui penunjukan dari pemda. BOL (Build Own Lease) yaitu setelah investor melaksanakan pembangunan diatas
tanah milik pemda , investor langsung menghibahkan proyek tersebut kepada pemda,
3. Lembaga Masyarakat sementara investor memperoleh hak untuk menyewakan bangunan komersial itu
a. Mengkoordinasi pemeliharaan dan pengembangan prasarana lingkungan dalam jangka waktu tertentu.
pemukiman. d. Swadaya masyarakat dalam pemeliharaan dan pengembangan prasarana dan sarana
b. Mengaktifkan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan didalam mendukung pelaksanaan permukiman yang telah dibuat oleh pemerintah.
pembangunan kotanya.
Khususnya dana pembangunan yang disediakan dari pemerintah pusat dan pemerintahan
8.2.2. Sumber-sumber Pendanaan Pembangunan daerah, lebih dititikberatkan dalam pembiayaan pelaksanaan pembangunan prasaran
infrastruktur (jalan, drainase, jaringan listrik, jaringan air bersih dan jaringan telepon) sebagai
Dalam pelaksanaan pembangunan, tidak semuanya dapat dilakukan oleh pemerintah
faktor pendorong untuk perkembangan fisik kawasan secara keseluruhan.
daerah. Dengan terbatasnya kemampuan keuangan dari Pemda dalam mewujudkan
perencanaan RTBL Kawasan Pasar Konveksi Amur ataupun rencana lainnya, diperlukan
terobosan lain dalam mengatasi dan mencari alternatif sumber pembiayaan pelaksanaan
pembangunan dan diusahakan untuk lebih mendorong peran serta sektor swasta dan
masyarakat. Selain dari itu alternatif sumber pembiayaan lain dapat berasal dari bantuan
atau pinjaman pemerintah pusat dan bantuan lainnya.
Sumber-sumber dana untuk pembanguna Kawasan Pasar Konveksi Amur yang bisa
dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan sebagai berikut :
a. Pemerintah pusat melalui dana APBN, baik berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK), dan bantuan luar negeri (loan dan grant).
b. Pemerintah daerah melalui dana APBD I dan APBD II.
c. Sektor swasta, terutama diharapkan peran serta pada investor didalam pelaksanaan
pembangunan fasilitas umum. Alternatif sumber pembiayaan pembangunan yang
melibatkan sektor swasta dapat dilakukan dengan pola kompensasi antara lain :
BOT (Build Operate Transfer) yaitu pihak swasta (investor) membangun sebuah
proyek dan setelah selesai investor dapat mengoperasikannya secara komersial
dalam jangka waktu tertentu setelah masa operasionalnya berakhir, proyek tersebut
diserahkan ke Pemda.