Translate Anksietas
Translate Anksietas
menentukan kondisi medis yang dapat ditatalaksana sebelum memilih pengobatan untuk
Daftar dar kondisi medic yang mungkin dapat muncul dengan atau tanpa
asma, dan penyakit paru obstruktif. Sebagian besar kondisi ini dapat diekslusi melalui
diharapkan, atau bila terdapat perubahan karakter atau intensitas sari gejala anksietas
yang nampak, maka pertimbangan ulang diagnosis diikuti oleh pemeriksaan penunjang
Melakukan anamnesis tentang riwayat kafein telah menjadi bagian rutin bagi
evaluasi pasien anksietas. Pasien dengan kelainan panic dapat sensitif terhadap kafein
dan beberapa stimulan lainnya, yang pada dosis tertentu tidak mengganggu serang
kambuh rata-rata individu. Seseorang dengan kelainan panic (atau memiliki riwayat
dalam keluarga) harus dibatasi konsumsi kafein menjadi 200 mg (yaitu tidak lebih dari
2 atau 3 cangkir 8 oz) per hari. Stimulant lain (misalnya, ephedrine, yang banyak
terkandung dalam obat flu yang dapat dibeli secara luas) termasuk obat-obatan terlarang
begitu pula degan penyalahgunaan alcohol (umumna saat withdrawal). Anamnesis yang
hati-hati, yang bila memungkinkan didukng dengan tes obat, dapat mengeksklusi
diagnosis banding pada sebagian besar kasus. Setelah penyebab medis nonpsikiatrik
empiris (misalnya cognitive behavioral therapy [CBT]) atau beberapa kombinasi antara
keduanya merupakan pilihan tatalaksana awal yang tepat. Yang mana harus diberikan
kepada pasien? Ini menjadi permasalahan bagi pilihan individu, negosiasi antara pasien
dan dokter, namun terdapat beberapa pertimbangan yang mungkin dapat membantu
proses ini. Apabila pasien mengalami depresi serius selain daripada anxietas patologis,
maka beberapa ahli akan berdebat apakah farmakoterapi dengan antidepresan harus
diberikan (apakah secara tunggal maupun bersamaan dengan CBT). Apabila pasien
memiliki riwayat respon yang baik terhadap farmakoterapi (atau riwayat dalam
keluarga), maka pertimbangan serius harus dilakukan apakah obat tersebut harus
diberikan kembali, dengan harapan akan diperoleh hasil yang baik pula. (biaya dan
modalitas tatalaksana. Sehingga perlu diingat bahwa CBT, meskipun lebih mahal dalam
jangka pendek, namun lebih murah dalam jangka panjang). Selain itu, pilihan pasien
dan pengalaman dokter harus secara bersama membentuk dasar bagi keputusan yang
diberikan tentang rute mana yang akan digunakan (misalnya farmakoterapi atau
psikoterapi yang terbukti secara empiris). Beberapa pasien memiliki pendapat bahwa
minum obat pada untuk masalah emosional harus dihindari, dan meskipun melalui
edukasi oleh dokter dapat mewmbantu menghilangkan anggapan ini, hal ini biasanya
sangat sulit. Bagi pasien tersebut, sebagian besar lebih nyaman dengan ide untuk
berpartisipasi secara aktif pada kursus alat pembelajaran dan teknik untuk menghadapi
anksietas, CBT mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Di sisi lain, beberapa
pasien akan memiliki keyakinan kuat bahwa anksietas yang mereka idap merupakan
Meskipun terdapat berbagai hal yang telah diuraikan, pasien (dan dokter) harus
mengingat fakta bahwa mereka tidak terikat pada satu jenis tatalaksana. Apabila
tatalaksana awal yang dipilih, setelah beberapa waktu tatalaksana (biasanya beberapa
bulan baik pada kasus CBT atau sebagian besar farmakoterapi bagi penyakit anksietas),
tidak memenuhi peredaan gejala yang diharapkan dan perbaikan dari fungsi, maka
berpindah ke modalitas tatalaksana lain (atau bentuk lain dari tatalaksana yang sama,
FARMAKOTERAPI
tunggal maupun bersamaan dengan CBT atau bentuk psikoterapi lain), berbagai pilihan
kelas dan tipe pengobatan tersedia. Idealnya, keputusan tentang obat mana yang akan
digunakan didasarkan pada pemahaman yang baik pada riwayat pasien dan keluarganya
mengenai responnya terhadap agen farmakologis, dikuti oleh kewaspadaan yang tinggi
dari obat-obatan tertentu untuk anksietas. Berdasarkan ketersediaan uji klinik acak yang
tersedia, informasi berikut ini menekankan kepada informasi yang diperoleh dari studi-
studi tersebut. Informasi tersebut juga ditambahkan dengan pengalaman klinis penuis
Psychiatric Association [APA]) yang digunakan selama ini dan juga untuk tetap
mengikti pembaharuannya sebagai dasar nukti perubahan dari waktu ke waktu untuk
anksietas. Pertama adalah menggunakannya saat perlu (atau prn). Namun, hanya
beberapa pengobatan yang dapat digunakan berdasarkan cara tersebut, dan hanya untuk
indikasi tertentu dan obat hanya dapat digunakan bila situasi dapat diprediksi dan hanya
terjadi sesekali.
namun terapi paparan disarankan apabila tujuannya adalah untuk mengatasi fobia.
Contoh lain dari penggunaan obat-obatan saat perlu adalah pada fobia sosial (juga
dikenal sebai kelainan anksietas sosial), yang pada kondisi tersebut anksietas hanya
terbatas pada situasi yang melibatkan keberadaan penderita di depan umum, seperti saat
berbicara di hadapan banyak orang. (banyak pasien dengan fobia sosial memiliki tipe
kelainan menyeluruh dan ketakutan dan menghindari berbagai situasi selain daripada
biasanya tidak cukup). Pendekatan yang disarankan adalah agar individu tersebut
cara tersebut telah dicoba (atau akan digunakan di masa mendatang, namun sesuatu
yang segera lebih dubutuhkan karena perjanjian untuk berbicara), maka penggunaan
direkomendasikan.
digunakan untuk tujuan tersebut antara lain propranolol (Inderal) dan atenolol
menghasilkan penurunan kecepatan denyut jantung sekitar 10 kali denyut per menit
dibandingkan sebelum pengobatan, sementara pendapat lain adalah mencoba satu atau
dua dosis tetap (biasanya dosis awal adalah 20 sampai 40 mg per dosis untuk
propranolol dan 25 sampai 50mg per dosis untuk atenolol). Antagonis -adrenergik
(denyut jantung cepat) dan tremor (bergetar). Beberapa orang dengan anksietas
denyut jantung atau tangan yang bergetar, yang semakin membuat anksietas bertambah.
Degan mengurangi beberapa gejala anksietas sosial ini, -blocker dapat menolong
individu untuk mengurangi fokus pada tubuh mereka dan meningkatkan fokus pada
sebelum ujian praktek) atau oleh musisi profesioanl (misalnya sebeum konser biola). -
yang terpublikasi menyatakan bahwa -blocker memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi
bagi anksietas berbicara di depan umum, pengalaman penulis menunjukkan bahwa obat
ini hanya berhasil pada 50% kasus. Ketika obat ini tidak berhasil, prn short-acting
benzodiazepine (misalnya lorazepam, 0,5 mg sampai 1,0 mg) dapat menjadi alternatif
-blocker yang digunakan saat dibutuhkan secara umum ditoleransi dengan baik
dan memiliki sedikit efek samping. Namun pada kondisi tertentu, dapat menyebabkan
perasaan pusing, perasaan melayang, atau kelelahan. Penting untuk meminta pasien
mencoba minum obat ini untuk menentukan bagaimana pengaruhnya terhadap pasien
tersebut dan untuk menemukan dosis yang tepat. -blocker tidak boleh diberikan pad
apsien dengan bradikardia atau heart-block, asma atau penyakit paru obstruktif,
benzodiazepine dengan masa kerja relatif singkat dan sedang, seperti lorazepam atau
penampilan. Potensi untuk disalahgunakan dan diminum berlebihan telah membuat obat
ini menjadi kurang disukai di dalam komunitas. Padahal, bila digunakan untuk
merupkan pilihan obat yang baik oleh karena keamanannnya yang tinggi (misalnya
overdosis) dan efektivitas yang baik dan onset kerja yang cepat. Apabila individu
(dengan beberapa pengecualian, misalnya apabila obat kelas lain telah dicoba dan idak
berhasil), maka obat ini tidak boleh diresepkan. Efek yang tidak diinginkan dari
benzodiazepine secara mum sedikit dan ringan. Efek samping utama adalah rasa
mengantuk, pusing, yang biasanya menghilang selang beberapa saat atau dengan
penyesuaian dosis. Perhatian lebih harus diberikan padaorang yang bekerja berat atau
berkendara, khususnya saat pertama kali minum obat ini atau saat dosis diganti.
Benzodiazepine tidak boleh digunakan secara kombinasi dengan alcohol, karena dapat
meningkatkan efeknya.
kelainan stress pasca trauma [PTSD], kelainan anksietas sosial menyeluruh atau
kelainan obsesif kompulsif [OCD] atau serangan anksietas (misalnya kelainan panic
penggunaan obat-oabatan saat dibutuhkan hampir tidak cukup dan penggunaan obat-
obatan secara teratur untuk mengendalikan munculnya gejala lebih dipilih. Kelainan
anksietas yang telah disebutkan sebelumnya juga depresi mayor dan distimia yang
biasanya merupakan komorbid- memiliki respon yang sama dengan pengobatan yang
(juga dikenla sebagai dual reuptake inhibitor) dan beberapa antidepresan siklik (sepeti
clomipramine [Anafranil]). Bukti lebih kuat ada pada senyawa-senyawa tertentu yang
digunakan untuk kelainan-kelainan tertentu, namun ini hampir merupakan cerminan dari
yang ditemui, bagian lain dari bab ini mendeskripsikan penggunaan senyawa-senyawa
biasanya digunakan untuk menatalaksana sindrom anksietas kronik atau tak terduga.
menggunakan ibat-obatan ini pada pasien depresi mereka, sehingga mereka familiar
nonpsikiater secara relatif mungkin tidak familiar dengan beberapa kelainan anksietas,
menatalaksana depresi dengan pengobatan yang biasa dipakai untuk kelainan anksoetas.
Penatalaksanaan dari kelainan anksietas yang sering (misalnya kelainan panic, kelainan
anksietas sosial, kelainan anksietas menyeluruh, dan yang jarang, kelainastres pasca
trauma) jatuh pada dokter umum. Peran dari psikiater adalah untuk mendukung
penggunaan obat-obat tersebut secara benar (diikuti oleh konseling dan pendidikan yang
adekuat) oleh sejawat dokter umum, untuk membuat rekomendasi pada kasus yang sulit
untuk diobati, dan pada beberapa kasus, untuk merujuk ke pihak yang lebih berwenang
kelas obat antidepresan yang muncul pada pasar Amerika Serikat dan Kanada pada
pertengahan tahun 1980. Obat yang pertama yang dipasarkan di Amerika Serikat dari
kelas ini adalah fluoxetine, tidak lama diikuti oleh sentraline (Zolofit), paroxetine
tatalaksana masing-masing dari kelainan tersebut dengan SSRI. Dosis efektif pada
dasarnya sama untuk tatalaksana depresi, meskipun, penting untuk memulai dengan
dosis awal yg lebi rendah dibandingkan depresi (unutk meminimalisir efek anksiolitik
awal, yang biasanya hanya berjangka pendek) dan untuk meningkatkan titrasi secara
lebih lambat ke dosis terapeutik. Lama durasi percobaan terapeutik (misalnya sebelum
keputusan dibuat untuk pindah ke obat-obatan lain kaena urangnya efektivitas) biasanya
adalah 8 hingga 12 minggu, dan bahkan lebih panjang untuk OCD, yang dipercaya
merupakan jangka waktu respon yang lebih lambat dibanding kelainan lain. Meskipun
praktik ini tidak didukung secara kuat oleh uji control teracak, ini merupakan
pengalaman penulis bahwa pasien biasanya akan lebih baik pada dosis yang lebih
tinggi, dan bahwa pengobatan harus ditingkatkan titrasinya secara berkala untuk
Kesalahan yang sering terjadi oleh praktisi adalah untuk berhenti pada respon parsial,
yang biasanya dengan mudha dicapai pada saat memulai dosis SSRI, dibandingkan
mencapai respon yang lebih lengkap. Pasien yang hanya ditatalaksana secara parsial
lebih berisiko untuk mengalami kekambuhan gejala dan disfungsi psikologi menetap.
Sehingga sangat penting untuk melatih para praktisi untuk mencapai respon lengkap
Meskipun beberapa obat-obatan tersebut telah diuji secara lebih luas untuk satu
indikasi atau indikasi lain dalam spectrum masalah anksietas, dan beberapa memiliki
indikasi untuk tatalaksana kelainan tertentu di dalam Food and Drug Administration
(FDA) Amerika Serikat, obat-obat tersebut lebih atau kurang efektif untuk masing-
maisng kondisi. Apabila SSRI yang dicoba pertama kali tidak efektf atau menghasilkan
kejadian yang tidak diharapkan yang tidak dpat ditoleransi, sangat mungkin untuk
mengganti ke SSRI berbeda dan memiliki ekspektasi bagi hasil yang lebih baik.
Meskipun strategi mengganti antar SSRI (atau, secara alternatif, antara SSRI dengan
antidepresan kelas lain) lebih baik pada depresi mayor, pengalaman klinis mendukung
perbedaan antara SSRI dan profil kejadian tak diharapkan, secara umum mereka dapat
menyebabkan masalah tidur, rasa mengantuk, rasa melayang, mual, diare, dan disfungsi
seksual. Sebagian besar kejadian tak diharapkan tersebut membaik dengan penggunaan
lanjutan, namun disfungsi seksual, yang utamanya terdiri dari ejakulasi tertunda untuk
pria dan kesulitan mencapai orgasme pada wanita (meskipun penurunan libido dan
masalah erektil juga terlihat) seringkali tidak berkurang seiring dengan waktu dan
individu memiliki masalah dengan efek samping dari SSRI tertentu, seringkali mungkin
untuk mengganti ke SSRI lain dan mendapatkan keseimbangan yang lebih baik antara
efek samping dan efektivitas. Namun, sekali lagi efek samping seksual, seringkali tidak
berubah dengan strategi ini dan menetap meskipun dilakukan penggantian antar SSRI
(atau antara SSRI dan SNRI). Banyak strategi telah diajukan untuk menangani masalah
disfungsi seksual pada pasien yang mengonsumsi SSRI. Hal ini termasuk dengan
nefazodone (Serzone), mirtazapine (Remeron), dan beberapa agen laiinya. Hal ini
cenderung berguna pada sebagian kecil pasien. Terdapat bukti yang lebih kuat yang
menyatakan bahwa penurunan dosis SSRI atau penggunaan tambahan dengan sildenafil
beberap uji acak terkontrol telah memberikan bukti konklusif bahwa SSRI berguna
dalam penatalaksanaan kelainan anksietas tertentu pada anak-anak dan dewasa muda.
Saat ini, bukti ilmiah merupakan paling kuat bagi penatalaksanaan OCD , kelaian
anksietas sosial menyeluruh, kelainan anksietas perpisahan, dan kelainan panic pada
masa muda. Penatalaksanaan ini secara umum dikhususkan pada anak-anak yang tidak
merespon terapi psikososial. Oleh karena morbiditas fungsioanl berat yang berkaitan
dengan anksietas kronik dan penghindaran pada anak-anak dan dewasa muda,
awal tulisan ini, satu-satunya dual reuptake inhibitor pada pasaran Amerika Serikat
adalah venlafaxine extended-release (Effexor XR), meskipun beberapa obat obat lain
pada uji acak terkontrol memiliki efektivitas yang sama dengan SSRI dalam
penatalaksanaan kelainan anksietas sosial, dan data bagi kelainan panic dan PTSD
profil serupa dengan SSRI. Pada bagian tertinggi dari rentang terapeutik (sebagai contoh
225 mg/hari atau lebih tinggi), pemantauan tekanan darah diperlukan oleh karena
beberapa pasien (kemungkinan < 5%) mengalami hipertensi terkait dosis. Pada
inhibitor sedikit lebih superior dibanding SSRI dalam hal efektivitas secara
keseluruhan. Bagi kelainan anksietas, tidak terdapat kontroversi tersebut; data yang ada
kedua obat-obatan tersebut dapat dibandingkan. Dual reuptake inhibitor dapat
digunanakan sebagai tatalaksana awal bagi kelainan-kelainan ini atau dapat digunakan
pada tahun 1960 adalah bahwa imipramine dapat mencegah serangan panic merupakan
Norpramin) dan senyawa trisiklik dan heterosiklin lain (sebagai contoh doxepin
[Sinequan]) digunakan secara luas untuk tatalaksana kelainan panic dengan atau tanpa
agoraphobia dan pada kasus yang lebih jarang, kelainan cemas menyeluruh. Meskipun
efektif pada kondisi tersebut (dan mungkin tidak eektif untuk kelainan anksietas sosial,
meskipun ini masih belum jelas), beberapa pasien yang cemas (khususnya mereka
dengan kelainan panic) mengalami gejala awal sindrom jitteriness ketika tatalaksana
dimulai. Kejadian tak diharapkan ini biasanya dapat dikurangi dengan penggunaan dosis
dosis dengan sangat lambat (misalny 5 mg hingga 10 mg tiap 3 atau 4 hari sekali)
hingga dicapai dosis terapeutik. Namun, untuk alasan yang sama (misalnya kejadian tak
diharapkan yang bersifat antikolinergik dan pada jantung) antidepresan ini jarang
digunakan dalam tatalaksana depresi mayor, mereka tidak lagi digunkana pada
tatalaksana kelainan anksietas oleh karena munculnya SSRI. Pengecualian terdapat pada
OCD, dimana clomipramine masih digunakan secara luas sebagai monoterapi atau
(MAOI) telah diketaahui selama lebih dari berpuluh-puluh tahun efektif bagi
menatalaksana neurotic fobia, yang mana, menggunakan terminology revisi edisi
melibatkan kelainan panic dengan atau tanpa agoraphobia dan bentuumum dari kelainan
anksietas sosial. Penggunaannya dalam tatalaksana kelaina aksieas lain masih belum
jelas. Beberapa ahli percaya bahwa MAOI bersifat superior secara kualitatif dari kelas
antidepresan lain untuk menatalaksana kelainan panic, namun oleh karena profil efek
berat badan) dan juga dibutuhkannya diet khusus (bagi tyramine rendah) untuk
Dua MAOI yang sering digunakan di Amerika Serikat dan Kanada adalah
lebih luas untuk menatalaksana kelainan anksietas (khusunya fobia sosial menyeluruh),
MAOI lainnya.
meskipun satu (moclobemide [Manerix di Kanada]) terdapat di Kanada dan Mexico dan
beberapa negara di luar Amerika Utara. Moclobemide telah terbukti efektif bagi
kelainan anksietas sosial pada beberapa penelitian, dan kurang efektif pada penelitian
lainnya. Secara keseluruhan, obat ini tampaknya tidak lebih efektif dari MAOI
ireversibel (sebagai contoh phenelzine atau trancyclopromine) namun, pada pengalaman
klinik penulis, obat-obatan ini telah membantu beberapa pasien. Keuntungannya dari
MAOI ireversibel adalah berupa profil efek samping yang sangat berbeda dibanidngkan
SSRI atau dual reuptake inhibitor. Ketika efek samping benar terjadi, umumnya terbatas
pada masalah tidur, pusing, dan gugup; sebagian besar bersifat sementara dan hilang
seiring dengan waktu. Pada negara-negara yang terdaat obat ini, RIMA seperti
moclobemide mungkin merupakan alternatif yang beralasan dari SSRI atau dual
pada pasien yang telah menciba satu atau lebih agen ini dan telah mengalamo efek
samping bermasalah.
Wellburin SR) merupakan beberapa dari antidepresan yang lebih baru di pasaran.
Efektivitasnya bagi kelainan anksietas manapun belum didukung oleh uji klinik acak
terkontrol, meskipun obat-obatan ini berguna pada depresi dengan gejala komorbid
salah satu daru agen ini untuk tatalaksna kelainn anksietas di DSM-IV-TR harus
yang lebih dipilih telah dicoba dan gagal. Pengalaman penulis adalah bahwa nefazodone
atau mirtazapine dapat berguna dalam dosis rendah sebagai tambahan dari SSRI atau
redual uptake inhibitor, dengan target utama mengurangi insomnia yang mungkin
dibahas leih dahulu dalam hal hasilnya pada anksietas. Obat-obatan kelas ini juga dapat
kelainan anksietas menyeluruh, kelainan panic dengan atau tanpa agoraphobia, dan
pengobatan primer bai OCD atau PTSD. Benzodiazepine juga seering digunakan
sebagai tambahan dari antidepresan lain, baik untuk memperbaiki efek terapeutiknya
(misalnya insomnia).
efektivitass serupa bagi kondisi-kondisi tersebut. Pada kasus kelainan panic (dengan
atau tanpa agoraphobia) atau fobia sosial, penelitian yang paling banyak dteliti adalah
alprazolam dan clonazepam (Klonopin). Bagi tatalaksana dari sindrom anksietas kronik
atau tak terprediksi, alprazolam biasanya diminum 3 sampai 4 kali sehari, sedangkan
clonazepam, dengan waktu paruh lebih oanjang, diminum satu atau dua kali sehari.
penulis untuk menyimpan obat ini bagi pasienyang memiliki respon kurang optimal
dengan antidepresan lain. Pada kasus tersebut, benzodiazepine dapat digunakan sebagai
tambahan dari antidepresan untuk encapai efek keseluruhan yang lebih baik melalui
dibenarkan apabila tatalaksana lain gagal atau tidak dapat ditoleransi. Pasien yang telah
benzodiazepine tidak masuk akal. Indikasi benzodiazepine lain yang didukung adalah