Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN II
ISOTERM ADSORPSI KARBON AKTIF

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Praktikum Kimia Fisika
Dosen Pengampu : Dewi Antika

Disusun Oleh :
SITI TANTI (150621010)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2017
I. Tujuan
Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asetat atau
asam klorida.
II. Dasar Teori
Adsorpsi adalah pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat
lain sebagai akibat daripada ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut.
Untuk proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi bergantung pada
beberapa faktor:
Jenis adsorben
Jenis adsorbant atau zat yang teradsorpsi
Luas permukaan adsorben
Konsentrasi zat terlarut
Temperatur
(Diktat Praktikum Kimia Fisik, 2012) Adsorpsi diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia. Adsorpsi fisik terjadi jika antara adsorbat dan
permukaan merupakan interaksi Van Der Walls. Adsorpsi kimia terjadinya jika
molekul teradsorb bereaksi secara kimia, sebab terjadi pemutusan ikatan kimia dan
pembentukan ikatan baru. (Diktat Kimia Fisik, 2012) Jumlah zat yang diadsorpsi pada
permukaan adsorben merupakan proses berkesetimbangan, sebab laju adsorpsi
disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada awal reaksi, peristiwa adsorpsi lebih
dominan dibandingkan dengan peristiwa desorpsi, sehingga adsorpsi berlangsung
cepat. Pada waktu tertentu peristiwa adsorpsi cenderung berlangsung lambat, dan
sebaliknya laju desorpsi cenderung meningkat. Ketika laju adsorpsi adalah sama
dengan laju desorpsi sering disebut sebagai keadaan berkesetimbangan. Waktu
tercapainya keadaan setimbang pada proses adsorpsi adalah berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi oleh jenis interaksi yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara
umum waktu tercapainya kesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme fisika
(fisisorpsi) lebih cepat dibandingkan dengan melalui mekanisme kimia atau
kemisorpsi (Castellan, 1982). Bagi suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara
banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan
konsentrasi yang teradsorpsi pada temperatur tertentu disebut dengan isoterm adsorbsi
ini dinyatakan sebagai:
x
n
m =KC

(1)
dalam hal ini :
x = jumlah zat teradsorbsi (gram)
m = jumlah adsorben (gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan adsorpsi
K = tetapan
n = tetapan,
Persamaan (1) menjadi :
log = log K + n logC...............................(2)
Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi menuruti isoterm
Freundlich, maka aluran log terhadap log C akan merupakan garis lurus.
y = log
x = log C
log K = intersep
n = slope
Dari garis dapat dievaluasi tetapan k dan n, nilai k dan n dapat ditentukan dari slope
dan intersep.(Diktat Praktikum Kimia fisik, 2012). Karbon aktif merupakan senyawa
karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari
bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa, dan sebagainya) atau
dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika
untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas
dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada
besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif sangat
besar, yaitu 25 sampai dengan 100% terhadap berat karbon aktif. Karena hal tersebut
maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri, seperti industri minyak,
lemak, kimia, dan farmasi. Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki
luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap
partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif
bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut.
Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi.
Oleh karena itu biasanya karbon aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara.
Sampai tahap tertentu beberapa jenis karbon aktif dapat di reaktivasi kembali,
meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai.( Ningsih, Niken
Muliati, 2010)
III. Alat dan Bahan
a. Alat
Cawan porselin
Labu erlenmeyer bertutup 250 ml
Labu erlenmeyer 150 ml
Pipet 10 ml
Pipet 25 ml
Buret 50 ml
Corong
b. Bahan
Asam asetat 0,5 N atau HCl 0,5 N
Adsorben arang atau karbon
Larutan standar NaOH 0,25 N
Indikator phenolptalein
IV. Langkah Kerja
Aktifkan arang dengan memanaskannya dalam cawan porselin,jangan sampai
membara lalu didinginkan. Masukkan kedalam enam buah labu erlenmeyer
tertutup masing-masing 1 gram arang yang ditimbang dengan ketelitian 1 mg.
Berat tak perlu tepat 1 gram tetapi harus teliti.
Siapkan larutan asam dengan konsentrasi 0,500 N, 0,025 N,0,125 N, 0,0625
N, 0,0313 N, dan 0,0156 N masing-masing sebanyak 125 ml. Masukkan 100
ml masing-masing larutan asam kedalam labu erlenmeyer yang berisi arang.
Tutup labu-labu ini dan biarkan selama setengah jam. Selama setengah jam ini
kocok larutan selama 1 menit secara teratur tiap 10 menit. Sisa asam yang
tidak diadsorpsi dititrasi dengan NaOH 0,25 N.
Catat temperatur selama percobaan dan jaga agar tidak terjadi perubahan yang
terlalu besar. Gunakan penangas air bila perlu.
Saring tiap larutan dengan menggunakan kertas saring yang kering.
Titrasi larutan filtrat sebagai berikut: dari kedua larutan dengan konsentrasi
paling tinggi diambil 10 ml larutan, berikutnya diambil 25 ml, dan dari ketiga
larutan dengan knsentrasi paling rendah diambil masing-masing 50 ml,
kemudian dititrasi dengan larutan standard NaOH 0,25 N dengan
menggunakan indikator phenoftalein.
V. Data Pengamatan
Tabel 1

HCl Awal Akhir (Arang)


Konsentrasi HCl 0,5 N NaOH 0,25 N HCl 0,5 N NaOH 0,25 N
(ml)
0,5 N 5 11 5 10,5
0,25 N 5 5 5 6,3
0,125 N 5 2,5 5 2
0,0625 N 5 0,45
0,0313 N 5 1
0,0156 N 5 1.5

Tabel 2

HCl Awal Akhir (Arang)


Konsentrasi HCl 0,5 N NaOH 0,25 N HCl 0,5 N NaOH 0,25 N
(ml)
0,5 N 5 11 5 10,5
0,25 N 5 5 5 6,3
0,125 N 5 2,5 5 2
0,0625 N 5 0,45
0,0313 N 5 1
0,0156 N 5 1.5

VI. Pembahasan
VII. Pertayaan
1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau khemifor Ph?
2. Apakah perbedaan anatara adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia?
3. Apakah perbedaan yang terjadi pada pengaktifan arang dengan cara
pemanasan?
4. Bagaimana isoterm adsorpsi frenlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat? Apa pembatasanya?
5. Mengapa isoterm adsorpsi frenlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat kurang memusatkan dibandingkan dengan isoterm adsorpsi langmur?
Bagaimana bentuk isoterm adsorpsi yang berakhi ini?
6. Turunkan persamaan 2?

Jawaban :

1. Pada percobaan ini merupakan adsorpsi fisik, karena ikatan yang terlibat
dalam adsorpsi ini adalah ikatan yang lemah yang merupakan ikatan Van Der
Wall dan melalui kalor panas yang rendah.
2. a) Adsorpsi fisik adalah aksi antara adsorban dan permukaan merupakan
interaksi Van Der Wall adsorbat terikat lemah dan paras adsorpsinya rendah
dapat membentuk lapisan multilayer. Contohnya yaitu isoterm adsorpsi oleh
karbon aktif.
b) Adsorpsi kimia adalah molekul beradsorp bereaksi dengan permukaan
panas adsorpsi yang timbul sampai 400 KJ membentuk lapisan monolayer.
3. L-Karbon (L-AC) yaitu karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu
3000C sampai 4000C (5700F-7500F) dengan menggunakan udara atau oksidasi
kimia. L-AC sangat cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat.
4. Proses adsorpsinya dapat dijelaskan dengan suatu persamaan kimia , jika
adsorbennya gas, maka persamaan kesetimbangannya yaitu.
A(g) + s As
A : Adsorben gas
S : Situs ksong dipermukaan
As : Mempersentasikan suatu molekul teradsorpsi atau situs dipermukaan
yang terisi
5. a) Isoterm Freunlich : adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang
memuaskan karena nilai untuk tidak dicapai walau tekanannya besar dan tidak
sesuai untuk adsorbat dengan konsentrasi yang sangat tinggi.
b) Isoterm Langmr : berasumsi bahwa setiap tempat adsorp adalah ekivalen
dan kemampuan partikel untuk terikat di tempat ini tidak bergantung pada
tempat.
6.

Anda mungkin juga menyukai