Anda di halaman 1dari 8

Squalen Vol. 6 No.

1, Mei 2011

PROSES DAN APLIKASI NANOPARTIKEL KITOSAN


SEBAGAI PENGHANTAR OBAT
Hari Eko Irianto*) dan Ijah Muljanah*)

ABSTRAK

Kitosan memiliki potensi aplikasi yang sangat luas dan Indonesia memiliki sumber bahan
baku yang cukup melimpah untuk mengolahnya, berupa cangkang kepiting dan rajungan serta
kulit udang. Kitosan memiliki sifat yang sangat menguntungkan, yaitu biocompatible,
biodegradable, tidak beracun, dan tidak mahal. Saat ini telah banyak penelitian pemanfaatan
kitosan menjadi nanopartikel sebagai penghantar obat bagi berbagai target terapi. Nanopartikel
kitosan dapat diolah dengan berbagai metode, di antaranya metode ikatan silang emulsi,
presipitasi, pengeringan semprot, penggabungan droplet emulsi, gelasi ionik, reverse micellar
method, dan kompleks polielektrolit. Aplikasi nanopartikel kitosan sebagai penghantar obat dapat
dilakukan dengan pemberian secara parenteral, peroral, okular; sebagai vektor penghantar gen
non-viral, penghantar vaksin, dan terapi fotodinamik.

ABSTRACT: Chitosan nanoparticles: process and their application as drug delivery.


By: Hari Eko Irianto and Ijah Muljanah

Chitosan has wide ranges of potential applications and Indonesia possesses abundant raw
material sources such as crab and shrimp shells to produce it. Chitosan have beneficial properties,
i.e. biocompatible, biodegradable, non-toxic and inexpensive. Nowadays, several experiments
on the preparation of chitosan into nanoparticles and its utilization as drug delivery for various
targeted therapies have been conducted. Chitosan nanoparticles can be prepared using various
methods, e.g. emulsion cross-linking, precipitation, spray drying, emulsion-droplet coalescence
method, ionic gelation, reverse micellar method and polyelectrolyte complex. Applications of
chitosan nanoparticles as drug delivery can be performed through diverse administrations including
parenteral, peroral and ocular, non-viral gene delivery vectors, vaccine delivery, and photodynamic
therapy.

KEYWORDS: nanoparticles, chitosan, drug delivery

PENDAHULUAN kekuatan mekanis dan hidrofilisitas yang tinggi serta


perbaikan stabilitas (Nakorn, 2008; Erdawati, 2008).
Kitosan pertama kali ditemukan oleh seorang Sumber utama untuk produksi kitosan adalah kitin
ilmuwan Perancis bernama Ojier pada tahun 1823. dan bahan baku yang digunakan untuk mengolahnya
Ojier meneliti kitosan hasil ekstrak kerak binatang tersedia dalam jumlah yang cukup melimpah di
berkulit keras, seperti udang, kepiting, dan serangga Indonesia, terutama cangkang kepiting dan rajungan
(Anon., 2008). Kitosan mempunyai banyak kegunaan, serta kulit udang. Kitosan merupakan modifikasi
antara lain untuk flokulasi, menyembuhkan luka, polimer karbohidrat alami yang diproses melalui N-
penguat kertas, sarana penghantar obat dan gen serta deasetilasi parsial kitin. Unit utama pada polimer kitin
biomaterial untuk imobilisasi, seperti biomolekul. adalah 2-deoksi-2-(asetilamino) glukosa. Unit tersebut
Kitosan dan nanomagnetik kitosan telah digunakan diikat oleh ikatan -(1,4) glikosida yang membentuk
unt uk m engadsorpsi ion Ni (II) dari lim bah polimer linier rantai panjang. Walaupun kitin tidak larut
electroplating. Kitosan merupakan biopolimer alami dalam sebagian besar pelarut, kitosan larut dalam
yang menarik disebabkan adanya gugus amino reaktif sebagian besar larutan asam organik pada pH kurang
dan grup fungsional hidroksil. Kitosan memiliki dari 6,5 termasuk asam format, asetat, tartrat, dan
karakteristik biokompatibilitas yang diinginkan serta sitrat. Kitosan tidak larut dalam asam fosfat dan asam
kemampuan untuk meningkatkan permeabilitas sulfat. Kitosan tersedia dalam rentang berat molekul
membran. Oleh karenanya kitosan merupakan salah dan derajat deasetilasi yang luas. Berat molekul (BM)
satu matriks imobilisasi yang paling menjanjikan dan derajat deasetilasi (DD) adalah faktor utama yang
karena memiliki kemampuan membentuk membran, mempengaruhi ukuran partikel, pembentukan partikel,
sifat adhesi yang baik, harga murah, tidak beracun, dan agregasi (Tiyaboonchai, 2003).

*)
Peneliti pada Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan;
Email: harieko_irianto@yahoo.com

1
H.E. Irianto dan I. Muljanah

Keunggulan karakteristik tersebut membuat penyiapan nanopartikel dapat dipilih berupa polimer
kitosan mempunyai aplikasi dan kegunaan yang luas yang larut air. Salah satu polimer larut air yang dapat
seperti contoh yang telah diuraikan sebelumnya. Di digunakan pada pembuatan nanopartikel untuk tujuan
samping itu, mengolahnya menjadi nanopartikel pengobatan adalah kitosan. Kitosan memiliki sifat
memungkinkan kitosan untuk menjadi penghantar yang ideal, yaitu biocompatible, biodegradable, tidak
senyawa farmasi atau obat yang lebih efektif. Menurut beracun, dan tidak mahal (Tiyaboonchai, 2003). Di
Tiyaboonchai (2003), efektivitas kebanyakan obat samping itu, kitosan merupakan polisakarida pada
sering dibatasi oleh kemampuannya dalam mencapai urutan kedua dalam hal ketersediaannya di alam dan
sisi aksi terapeutik. Pada sebagian besar pengobatan, termasuk sebagai polielektrolit kationik (Wu et al.,
khususnya dalam bentuk dosis konvensional, hanya 2005).
sebagian kecil dosis yang diberikan mencapai sisi
Menurut Qi & Xu (2006), nanopartikel kitosan
target, sedangkan sebagian besar obat terdistribusi
memiliki ukuran 40100 nm dan muatan permukaan
pada bagian tubuh lainnya sesuai dengan sifat
positifnya adalah 50 mV. Kitosan nanopartikel disaring
fisikokimia dan biokimianya.
menggunakan membran dengan diameter 0,45 mm
Tulisan ini akan menguraikan bahasan tentang dan diotoklaf untuk menghilangkan kontaminan.
proses pengolahan nanopartikel kitosan dan Nanopartikel stabil pada kondisi proses pemanasan
aplikasinya dalam dunia farmasi sebagai penghantar dengan otoklaf.
obat (drug delivery) untuk berbagai penyakit.
Dustgani et al. (2008) dalam penelitiannya
memperoleh nanopartikel kitosan dengan ukuran
NANOPARTIKEL KITOSAN
sekitar 256350 nm yang diukur dengan menggunakan
Pada teknologi nano, suatu partikel didefinisikan hamburan sinar laser dinamis (dinamic laser light
sebagai obyek kecil yang berperilaku seperti unit utuh scattering). Menurut mereka, diameter hidrodinamis
dalam hal penghantaran dan sifat-sifatnya. Menurut dari partikel yang diukur dengan menggunakan
Tiyaboonchai (2003) nanopartikel merupakan partikel hamburan sinar lebih besar dibandingkan dengan
koloid padat dengan diameter berkisar antara 11000 ukuran yang diperkirakan dengan menggunakan
nm. mikroskop, terutama karena tingginya kapasitas
pengembangan dari nanopartikel kitosan.
Dengan nanoteknologi, material dapat didesain
sedemikian rupa dalam orde nano, sehingga dapat
METODE PEMBUATAN NANOPARTIKEL KITOSAN
diperoleh sifat dan material yang kita inginkan tanpa
melakukan pemborosan atom-atom yang tidak Beberapa metode telah digunakan untuk membuat
diperlukan. Aplikasi nanoteknologi dimaksudkan untuk
sistem partikulat kitosan. Penentuan metode yang
menghasilkan material berskala nanometer,
digunakan tergantung faktor-faktor seperti ukuran
mengeksplorasi dan merekayasa karakteristik material
partikel yang diinginkan, stabilitas kimia dan panas
tersebut, serta mendesain-ulang material tersebut ke
dari bahan aktif, reprodusibilitas profil kinetik
dalam bentuk, ukuran, dan fungsi yang diinginkan.
pelepasan produk akhir dan toksisitas residu yang
Nanopartikel sebagai partikulat material dengan paling
terkait dengan produk akhir (Agnihotri et al., 2004).
sedikit satu dimensi lebih kecil dari 100 nm
mempunyai luas permukaan yang besar terhadap Menurut Agnihotri et al. (2004) dan Tiyaboonchai
perbandingan volume (Siregar, 2009). (2003), metode yang dapat digunakan untuk
memproduksi mikro dan nanopartikel kitosan dari
Nanopartikel terdiri dari bahan makromolekul dan
kitosan adalah metode ikatan silang emulsi (emulsion
dapat digunakan untuk terapi sebagai pembantu
cross-linking), presipitasi (precipitation), pengeringan
(adjuvant) vaksin atau pembawa obat, yaitu dengan
semprot (spray drying), metode penggabungan droplet
melarutkan, memerangkap, mengenkapsulasi,
emulsi (emulsion-droplet coalescence method), gelasi
menyerap atau menempelkan bahan aktif secara
ionik (ionic gelation), reverse micellar method, dan
kimia. Polimer yang digunakan untuk membentuk
kompleks polielektrolit (polyelectrolyte complex).
nanopartikel dapat berupa polimer sintetik dan alami.
Terdapat dua jenis nanopartikel tergantung pada Karakteristik kitosan yang telah digunakan untuk
proses penyiapan, yaitu nanosphere dan nanocapsule. pembuatan nanopartikel kitosan oleh beberapa peneliti
Nanosphere mempunyai struktur tipe monolitik bervariasi di antaranya adalah BM 200 kDa dan DD
(matriks) dan nanocapsule berupa struktur tipe 85% (Dustgani et al., 2008), BM 21 kDa dan DD 87%
dinding. Terminologi nanopartikel diadopsi karena (Zhang et al., 2010), BM 360 kDa dan DD 95% (Wu
seringkali sangat sulit untuk menetapkan dengan et al., 2005), BM 100 kDa dan DD 80% (Kim et al.,
tanpa keraguan apakah partikel tersebut tipe matriks 2006), serta viskositas 95 mPa dan DD 86% (Grenha
atau membran. Polimer yang memudahkan dalam et al., 2005). Kitosan komersial diperdagangkan

2
Squalen Vol. 6 No.1, Mei 2011

dengan BM dan DD rata-rata masing-masing adalah sehingga presipitasi/koarsivasi terjadi pada saat kontak
380020.000 Dalton dan 6695% (Agnihotri et al., dengan larutan alkali. Partikel dihasilkan dengan
2004). memancarkan larutan kitosan pada larutan alkali
seperti natrium hidroksida, NaOH-metanol atau
Metode Ikatan Silang Emulsi (Agnihotri et al., etanadiamin menggunakan nozel udara bertekanan
2004) untuk membentuk droplet koaservat. Separasi dan
purifikasi dari partikel dilakukan dengan filtrasi/
Metode ini menggunakan grup amina fungsional sentrifugasi yang diikuti pencucian dengan air panas
reaktif dari kitosan berikatan silang dengan grup dan air dingin secara berurutan. Variasi tekanan udara
aldehid dari agen ikatan silang. Pada metode ini, atau diameter nozel digunakan untuk mengatur ukuran
emulsi air dalam m inyak disiapkan dengan partikel.
mengemulsikan larutan encer kitosan dalam fase
minyak. Droplet (tetesan berukuran kecil) encer Pada teknik l ain, larutan natrium sul f at
distabilkan dengan menggunakan surfaktan yang ditambahkan tetes demi tetes pada larutan kitosan
tepat. Emulsi yang stabil direaksikan dengan bahan dalam asam encer yang mengandung surfaktan
yang tepat agar terjadi ikatan silang, misalnya dengan pengadukan dan ultrasonikasi selama 30
glutaral dehid, untuk mengeraskan dropl et. menit. Microsphere dimurnikan dengan sentrifugasi
Microsphere disaring dan dicuci berulangkali dengan dan disuspensi kembali dalam air yang telah
n-heksan diikuti dengan alkohol kemudian dikeringkan. didemineralisasi. Partikel ditambahkan dengan
Dengan metode ini, ukuran partikel dapat dikontrol glutaraldehid agar terjadi ikatan silang.
dengan mengendalikan ukuran droplet encer. Tetapi Pengeringan Semprot (Agnihotri et al., 2004)
ukuran partikel produk akhir tergantung pada
kemampuan bahan ikatan silang yang digunakan Pengeringan semprot (spray drying) merupakan
mengeraskan dan kecepatan pengadukan selama teknik yang telah dikenal umum digunakan untuk
pembentukan emulsi (Agnihotri et al., 2004). memproduksi tepung, granula atau aglomerat dari
Metode ini telah digunakan pada preparasi campuran obat dan larutan eksipien serta suspensi.
microsphere kitosan untuk mengenkapsulasi natrium Metode ini didasarkan pada pengeringan droplet atom
diklofenak dengan menggunakan dua bahan pengikat dalam aliran udara panas. Di dalam metode ini,
silang (glutaraldehid dan asam sulfat) dan perlakuan pertama-tama kitosan dilarutkan atau didispersikan
panas. Microsphere adal ah bulatan dengan dalam larutan dan kemudian ditambahkan bahan yang
permukaan halus seperti dapat dilihat pada Gambar tepat untuk pembentukan ikatan silang. Larutan atau
1. dispersi ini diatomisasi dalam aliran udara panas untuk
pembentukan droplet kecil. Dari proses ini, pelarut
Koarsivasi/Presipitasi (Agnihotri et al., 2004) secara instan menguap dan menghasilkan partikel
yang bergerak bebas. Ukuran partikel tergantung pada
Metode ini memanfaatkan sifat fisikokimia kitosan ukuran nozel, kecepatan aliran semprot, tekanan
yang tidak larut pada medium dengan pH alkali, atomisasi, suhu udara inlet, dan tingkat ikatan silang.

Gambar 1. Scanning electron micrograph dari microsphere kitosan yang diproduksi menggunakan metode
ikatan silang emulsi (Agnihotri et al., 2004).

3
H.E. Irianto dan I. Muljanah

Gambar 2. Morfologi nanopartikel kitosan yang disiapkan dengan metode gelasi ionik (Dustgani et al., 2008).

Metode Penggabungan Droplet Emulsi (TPP). Pembuatan kompleks TPP-kitosan dilakukan


(Agnihotri et al., 2004) dengan meneteskan droplet kitosan ke dalam larutan
TPP.
Metode ini memanfaatkan prinsip ikatan silang
emulsi (emulsion cross-linking) dan presipitasi. Pada metode gelasi ionik, kitosan dilarutkan dalam
Presipitasi dihasilkan akibat penggabungan droplet larutan asam encer untuk memperoleh kation kitosan.
kitosan dengan droplet NaOH. Pertama-tama emulsi Larutan tersebut kemudian ditambahkan dengan
stabil yang terdiri dari larutan encer kitosan yang meneteskan ke dalam larutan polianionik TPP sambil
mengandung obat dibuat dalam minyak parafin cair diaduk. Akibat kompleksasi antara muatan yang
berbeda, kitosan mengalami gelasi ionik dan
dan kemudian emulsi stabil lain yang mengandung
presipitasi membentuk partikel bulat seperti bola.
larutan NaOH dibuat dengan cara yang sama. Ketika
Dengan demikian, nanopartikel dibentuk secara
kedua emulsi dicampur dengan pengadukan
spontan akibat pengadukan mekanis pada suhu
berkecepatan tinggi, droplet setiap emulsi akan
kamar. Ukuran dan muatan permukaan partikel dapat
bertumbukan secara acak dan menggabung. Dengan
dimodifikasi dengan memvariasi rasio kitosan terhadap
cara demikian presipitasi droplet kitosan akan
bahan penstabil (stabilizer).
menghasilkan partikel ukuran kecil.
Nanopartikel kitosan yang mengandung asam Reverse Micellar Method (Agnihotri et al., 2004)
gadopentetat untuk terapi gadolinium neutron capture
disiapkan dengan metode ini. Ukuran partikel yang Reverse micelles adalah campuran berupa cairan
diperoleh tergantung dari tipe kitosan. Sebagai contoh, yang terdiri dari air, minyak, dan surfaktan yang stabil
penggunaan kitosan dengan derajat deasetilisasi yang secara termodinamika. Secara makroskopis, reverse
lebih kecil menghasilkan ukuran partikel yang lebih micelles adalah homogen dan isotropik, terstruktur
besar, tetapi kandungan obatnya lebih kecil. Partikel pada skala mikroskopis dalam mikrodomain cairan
yang diproduksi dari kitosan dengan derajat dan minyak yang dipisahkan oleh lapisan kaya
deasetilisasi 100% memiliki ukuran rata-rata 452 nm surfaktan. Penyiapan nanopartikel polimerik yang
sangat halus dengan distribusi ukuran yang kecil
dengan kemampuan mengandung obat 45%.
dapat diperoleh dengan menggunakan medium
Gel asi I onik (Agn ihotri et al., 2004; reverse micelles. Inti cairan dari tetesan halus reverse
Tiyaboonchai, 2003) micelles dapat digunakan sebagai nanoreaktor untuk
membuat partikel tersebut. Karena ukuran tetesan
Ikatan silang secara fisik melalui interaksi reverse micelles biasanya terletak antara 110 nm,
elektrostatik sebagai alternatif dari ikatan silang secara pembuatan nanopartikel yang mengandung obat
kimia telah diterapkan untuk menghindarkan dalam reverse micelles akan menghasilkan partikel
kemungkinan toksisitas dari pereaksi dan akibat lain yang amat sangat halus dengan distribusi ukuran
yang tidak dikehendaki. Mekanisme pembentukan yang kecil. Karena tetes halus micelles dalam Gerak
nanopartikel kitosan dengan metode ini didasarkan Brownian (gerak acak), mereka m engal ami
pada interaksi elektrostatik antara grup amina kitosan penggabungan secara kontinyu yang diikuti oleh
dan grup muatan negatif polianion seperti tripolifosfat pemisahan kembali dalam skala waktu yang bervariasi

4
Squalen Vol. 6 No.1, Mei 2011

ant ara mi lidet ik dan mikrodet ik. Ukuran, inkubasi. Inkorporasi dilakukan selama pembuatan
polidispersitas, dan stabilitas termodinamika nanopartikel, sedangkan inkubasi dilakukan setelah
dipertahankan dalam sistem oleh kesetimbangan pembentukan nanopartikel. Pada kedua sistem ini
dinamik cepat (rapid dynamic equilibrium). obat melekat secara fisik pada matriks atau diadsorpsi
Surfaktan dilarutkan dalam pelarut organik untuk pada permukaan. Pemuatan obat yang maksimum
membuat reverse micelles. Terhadap larutan tersebut, dapat diperoleh melalui inkorporasi obat selama
larutan encer dari kitosan dan obat ditambahkan pembuatan partikel, dan kemampuan pemuatan
dengan pengadukan secara t eratur untuk dipengaruhi oleh parameter proses, seperti metode
menghindarkan terjadinya kekeruhan. Fase cair pembuatan, adanya aditif dan lain-lain. Baik obat yang
dipertahankan tidak keruh dengan pengadukan untuk larut maupun yang tidak larut air dapat dimuatkan pada
menjaga campuran dalam fase mikroemulsi yang sistem partikulat berbasis kitosan (Agnihotri et al.,
transparan.Tambahan air diberikan untuk mendapatkan 2004). Penggunaan kompleks polielektrolit berbasis
nanopartikel dengan ukuran yang lebih besar. Guna kitosan sebagai material pembawa yang potensial
mendapatkan ikatan silang, terhadap larutan pada sistem penghantaran obat juga dikemukakan
transparan tersebut ditambahkan bahan ikatan silang oleh Hamman (2010).
sambil diaduk selama semalam. Pelarut organik lalu Pelepasan obat dari sistem partikulat berbasis
diuapkan unt uk mendapatkan massa kering kitosan tergantung pada tingkat ikatan silang,
transparan yang kemudian didispersikan dalam air dan morfologi, ukuran dan densitas dari sistem partikulat,
ditambah garam yang sesuai untuk mengendapkan sifat fisikokimia obat serta adanya adjuvant yang
surf aktan. Campuran tersebut sel anjut nya membantu peningkatan efek pengobatan. Pelepasan
disentrifugasi. Larutan supernatan yang merupakan secara in vitro juga tergantung pada pH, polaritas,
nanopartikel mengandung obat didekantasi. Dispersi dan adanya enzim pada media disolusi. Pelepasan
cairan yang diperoleh segera didialisis melalui obat dari sistem partikulat kitosan melibatkan tiga
membran dialisis selama 1 jam dan cairan yang mekanisme berbeda, yaitu (a) pelepasan dari
didapat, diliofilisasi sehingga dihasilkan serbuk kering. permukaan partikel, (b) difusi melalui swollen ruberry
matrix, dan (c) pelepasan akibat erosi polimer
Kompleks Polielektrolit (Tiyaboonchai, 2003)
(Agnihotri et al., 2004).
Kompleks polielektrolit adalah istilah untuk Beberapa aplikasi nanopartikel kitosan di bidang
menjelaskan kompleks yang dibentuk melalui farmasi dan biomedik sebagai alat penghantar obat
penggabungan diri (self-assembly) polimer kationik telah banyak diteliti dengan berbagai target
dan plasmid DNA. Mekanisme pembentukan pengobatan.
kompleks polielektrolit meliputi netralisasi muatan
polimer kationik dan DNA yang membentuk Pemberian secara Parenteral (Parenteral
hidrofilisitas akibat penggabungan diri komponen Administration)
polielektrolit. Beberapa polimer kationik seperti gelatin
dan polietilenimin juga memiliki sifat seperti ini. Partikel ukuran nano dapat diberikan secara
Nanopartikel terbentuk secara spontan setelah intravenous, karena diameter terkecil kapiler darah
penambahan larutan DNA ke dalam larutan kitosan sekitar 4 mm. Partikel dengan diameter lebih besar
dalam asam asetat dengan mengaduknya secara dari 100 nm dapat diambil secara cepat oleh sistem
mekanis pada suhu kamar. Ukuran kompleks reticuloendothelial pada hati, limpa, paru-paru, dan
bervariasi antara 50700 nm. sumsum tulang. Sementara itu, partikel dengan ukuran
lebih kecil cenderung memiliki waktu sirkulasi lebih
Metode yang telah berkembang luas adalah gelasi panjang. Partikel bermuatan negatif lebih cepat
ionik dan kompleks polielektrolit. Metode tersebut tereliminasi dibandingkan partikel yang bermuatan
menawarkan banyak kelebihan, antara lain metodenya positif atau netral. Pembuatan nanopartikel bersifat
sederhana dan tidak terlalu merepotkan serta tanpa hidrofilik, tetapi bermuatan permukaan netral
menggunakan pelarut organik atau gaya gunting tinggi merupakan cara yang baik untuk mengurangi
(high shear force). Metode ini juga dapat diterapkan fagositosis makrofag dan sekaligus memperbaiki
untuk berbagai kategori obat, termasuk makromolekul tingkat keberhasilan pengobatan dari partikel
yang dikenal sebagai obat yang labil (Tiyaboonchai, bermuatan obat (Tiyaboonchai, 2003).
2003).
Obat yang memiliki potensi baik dan menarik untuk
APLIKASI SEBAGAI PENGHANTAR OBAT dit elit i adalah antikanker. Qi & Xu (2006)
memperlihatkan bahwa nanopartikel kitosan memiliki
Pemuatan obat ke dalam sistem nanopartikel dapat aktivitas antitumor yang baik berdasarkan uji terhadap
dilakukan dengan dua cara, yaitu inkorporasi dan berbagai lini sel kanker secara in vivo. Agnihotri et al.

5
H.E. Irianto dan I. Muljanah

(2004) menginformasikan bahwa nanopartikel kitosan Zhang et al. (2010) menelit i pembuatan
bermuatan asam gadopentetat dipreparasi untuk terapi nanopartikel untuk penghantar protein dari kitosan
menangkap netron gadolinium (gadolinium neutron- larut air dengan natrium tripolipospat menggunakan
capture therapy). Sifat pelepasan dan kemampuan metode gelasi ionotropik dengan bovine serum
untuk retensi yang lama dari asam gadopentetat pada albumin (BSA) sebagai model obat dan diperoleh
sel tumor menunjukkan bahwa nanopartikel berguna nanopartikel berukuran 100400 nm. Pengamatan
sebagai intratumoral injectable devices pada terapi menunjukkan bahwa nanopartikel kitosan larut air
menangkap netron gadolinium. Qi et al. (2005) dapat memperbaiki dan memperpanjang absorpsi
memperlihatkan bahwa nanopartikel kitosan efektif usus terhadap BSA. Dengan demikian, nanopartikel
menghambat proliferasi cell line karsinoma lambung kitosan larut air merupakan sistem penghantar protein
manusia MGC803 in vitro melalui mekanisme yang potensial. Chen et al. (2007) membuat formulasi
berulang dan mungkin merupakan agen yang nanopartikel menggunakan kitosan yang dikombinasi
menguntungkan melawan karsinoma pada manusia. dengan sulfobutil eter-7--natrium siklodekstran untuk
Penghant aran anti inf ektif , seperti obat penghantar peptida hidrofilik. Grenha et al. (2005)
berdasarkan hasil penelitiannya mengusulkan
antibakterial, antiviral, antifungal, dan antiparasitik
penggunaan nanopartikel kitosan mikroenkapsulasi
adalah penggunaan umum lainnya dari nanopartikel.
untuk penghantar protein ke paru-paru, di mana
Rendahnya indeks terapi dari obat antiparasitik,
kitosan dapat meningkatkan absorpsi peptida. Selain
pendeknya umur simpan dari antiviral, dan terbatasnya
itu, juga disarankan nanopartikel kitosan untuk
kemampuan antibiotik untuk berpenetrasi ke sel yang
pengobatan penyakit lokal paru-paru, seperti cystic
terinf ensi dalam kompartemen intraselular
fibrosis atau kanker.
membuatmya sebagai kandidat yang ideal bagi
penghantaran menggunakan nanoparti kel Pemberian secara Okular
(Tiyaboonchai, 2003). Qi et al. (2004) membuat
antibakterial nanopartikel kitosan menggunakan Nanopartikel telah diketahui merupakan pembawa
metode gelasi ionik dengan anion tripolifosfat, dan potensial untuk pemberian secara okular. Berbagai
nanopartikel tersebut memiliki aktivitas antibakterial observasi menunjukkan bahwa beragam tipe
terhadap E. coli, S. choleraesuis, S. typhimurium, nanopartikel cenderung untuk menempel pada
dan S. aureus. permukaan epitel mata. Semakin lamanya waktu
tinggal nanopartikel menyebabkan kecepatan
Pemberian secara Peroral (Pero ral penghilangannya jauh lebih lambat dibandingkan
Administration) formulasi opthalmologis konvensional, dengan
demikian memperbaiki bioavailabilitas obat. Oleh
Ide bahwa nanopartikel mungkin dapat melindungi karenanya, nanopartikel telah dikembangkan untuk
obat yang labil dari degradasi enzimatis dalam saluran penghantaran zat aktif dalam tetes mata yang
pencernaan mendorong di kembangkannya ditargetkan sebagai obat anti-inflamasi, antialergi, dan
nanopartikel sebagai sistem penghantaran oral untuk beta-blocker. Di antara polimer mukoadhesif yang
makromolekul , protein, dan pol inukl eoti da. telah diteliti, kitosan menarik untuk digunakan sebagai
Pendekatan ini dikaji secara ekstensif setelah suatu pembawa obat tetes mata karena memiliki efek
laporan menginformasikan bahwa kadar gula darah meningkatkan adsorpsi (Tiyaboonchai, 2003).
pada tikus penderita diabetes berhasil diturunkan
setelah mendapat perlakuan pemberian nanopartikel Salamanca et al. (2006) menguji potensi
insulin secara oral (Tiyaboonchai, 2003; Ahonkhai et nanopartikel kitosan sebagai sistem penghantar obat
al., 2006). untuk permukaan okular yang dalam pembuatannya
menggunakan gelasi ionotropik kitosan dengan
Sona (2010) menginformasikan kitosan telah pentasodium tripolif osf at. Hasil penguj ian
digunakan untuk penghantar molekul insulin dengan menunjukkan bahwa nanopartikel kitosan mudah
nanopartikel polimerik sebagai sistem pembawa. Uji menembus sel epitel conjuctiva dan ditoleransi dengan
in vivo pada model tikus penderita diabetes dengan
baik pada permukaan mata kelinci.
kitosan/poli-(-asam glutamat) menunjukkan bahwa
sistem nanopartikel ini secara efektif menurunkan Vektor Penghantar Gen Non-Viral
tingkat gula darah. Kombinasi nanopartikel dekstran
sulfat-kitosan efektif sebagai sistem penghantaran Walaupun virus dapat secara efektif mentransfer
sensitif pH dan pelepasan insulin dikendalikan oleh gen ke dalam sel, tetapi kekhawatiran adanya respon
mekanisme disosiasi antar-polisakarida. Alonso et imun dari inang (host), residu patogenisitas, dan
al. (2005) menunjukkan bahwa nanopartikel kitosan induksi potensial pertumbuhan neoplastik yang diikuti
dapat memperbaiki absorpsi insulin dan memiliki dengan mutagenesis sisipan telah mendorong
kemampuan berinteraksi dengan mukosa usus. eksplorasi sistem transfer gen non-viral. Secara

6
Squalen Vol. 6 No.1, Mei 2011

umum, sistem penghantar gen non-viral dipandang dengan efikasi adsorpsi lebih besar dari 95%.
lebih aman, karena potensi mutasi dan imunogenik Pengamatan in vitro menggunakan aktivasi imunologis
sistem tersebut lebih rendah. Kitosan merupakan sel dendritik murin menunjukkan bahwa sekitar 50%
vektor penghantar gen yang menjanjikan, dapat dari total protein dilepaskan oleh nanopartikel kitosan
memediasi secara efisien transfer gen in vitro pada dalam waktu 10 hari.
rasio nitrogen dan fosfat 3:5. Pada rasio tersebut,
Terapi Fotodinamik
kompleks kitosan-DNA dapat dibuat pada ukuran 50
100 nm dengan muatan permukaan positif sekitar +30 Terapi fotodinamik (PDT) semakin dikenal sebagai
mV (Tiyaboonchai, 2003). perlakuan alternatif untuk kanker. Namun agen terapi
Bowman & Leong (2006) mengulas kemampuan fotodinamik, seperti fotosensitiser (PS) terbatas
dari nanopartikel kitosan sebagai komponen yang aplikasinya sebagai akibat dari fotosensitivitas kulit
menunjukkan kinerja yang baik di dalam penghantaran berkepanjangan, kurang larut dalam air, dan
gen. Alonso et al. (2005) membuat nanopartikel selektivitas tidak memadai, seperti yang ditemukan
kitosan mengandung plasmid DNA dengan metode pada sejumlah terapi kimia. Nanopartikel magnetik
gelasi ionotropik. Nanopartikel menunjukkan kitosan dapat memberikan biokompatibilitas,
kemampuan yang baik untuk asosiasi makromolekul biodegradabilitas, tidak beracun dan kelarutan air yang
dan merupakan sistem yang menjanjikan untuk sangat baik tanpa mengganggu penargetan
penghantar transmukosal dari pDNA. Kim et al. (2006) magnetiknya (magnetic targeting). Nanopartikel
menunjukkan bahwa nanopartikel kitosan manosilat kitosan penargetan magnetik (MTCNPs) dibuat dan
memiliki potensi yang baik digunakan untuk sistem dirancang sebagai sistem penghantar obat dan agen
penghantar gen secara in vitro. Kompleks kitosan pencitraan (imaging agent) untuk PS yang didesain
manosilat/plasmid penyandi murin IL-12 dapat sebagai PS 2,7,12,18-tetrametil-3,8-di-(1-propoksietil)
menghambat pertumbuhan tumor melalui berbagai -13,17-bis-(3-hiroksipropil) porfirin (PHPP). PHPP-
fungsi, seperti anti-angiogenesis, apoptosis, dan MTCNPs dapat digunakan dalam PDT penargetan
induksi siklus sel. yang dimonitor dengan pencitraan resonan magnetik
(magnetic resonance imaging) dengan penargetan dan
Penghantar Vaksin kemampuan pencitraan yang sangat baik (Sun et al.,
2009).
Nanopartikel sering memperlihatkan efek adjuvant
yang nyata pada pemberian vaksin secara parenteral PENUTUP
karena mungkin dapat langsung diambil oleh sel yang
menghasilkan antigen. Selain itu, pada pemberian Nanopartikel kitosan memiliki prospek yang baik
secara oral dan nasal, nanopartikel dianggap memiliki untuk diterapkan pada industri farmasi, khususnya
potensi untuk menghasilkan respons imun pelindung sebagai penghantar obat dengan berbagai target
mukosa, yang merupakan salah satu tujuan yang pengobatan. Nanopartikel kitosan diperkirakan
diharapkan pada vaksinologi modern. Target utama memiliki harga yang tinggi, sehingga layak untuk
pemberian vaksin secara oral adalah Peyers patches. dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengkajian pengembangan industri kitosan
Dengan menginkorporasikan vaksin ke dalam sistem
di Indonesia dengan kapasitas yang disesuaikan
nanopartikel, vaksin terproteksi dari degradasi
kebutuhan yang mengikuti perkembangan permintaan
enzimatis pada perjalanannya menuju jaringan mukosa
terhadap nanopartikel kitosan oleh industri farmasi.
dan secara efisien diambil oleh sel-M. Tidak seperti
Kitosan dapat diproduksi pada rentang bobot molekul
pada pemberian secara oral, untuk pemberian secara
yang lebar, memudahkannya dalam pengembangan
nasal vaksin harus ditransportasikan melalui jarak
formulasi nanopartikel sesuai yang dibutuhkan.
yang sangat pendek, tinggal selama 15 menit dalam
rongga hidung, serta tidak terpapar pH rendah dan DAFTAR PUSTAKA
enzim degradatif. Oleh karenanya, pemberian vaksin
secara nasal mungkin tidak perlu diformulasikan Agnihotri, S.A., Mallikarjuna, N.N., and Aminabhavi, T.M.
sebagai nanopartikel, dan mungkin diberikan sebagai 2004. Recent advances on chitosan-based micro-
larutan atau serbuk sehingga memperpanjang waktu and nanoparticles in drug delivery. J. of Controlled
kontak antara formulasi dan jaringan hidung Release 100: 528.
(Tiyaboonchai, 2003). Ahonkhai, E.I., Arhewoh, I.M., and Okhamafe, A.O. 2006.
Effect of solvent type and drying method on protein
Gordon et al. (2008) membuat nanopartikel kitosan retention in chitosan-alginate microcapsules. Trop.
yang dimuati dengan model ovalbumin (OVA) antigen J. Pharm. Res. 5 (2): 583588.
protein dalam sistem penghantar vaksin. Jumlah OVA Alonso, M.J., Csaba, N., Sande, M.A., Sanches, A., and
yang dapat diadsorpsi oleh nanopartikel kitosan tinggi Lopez, C.R. 2005. Nanoencapsulation of macro-

7
H.E. Irianto dan I. Muljanah

molecules. Proceeding of the 15th International applications. J. of Metals, Materials and Minerals 18
Symposium on Microencapsulation, Parma (Italy), (2): 7377.
September 1821, 2005. p. 451452. Qi, L., Xu, Z., Jiang, X., Hu, C., and Zou, X. 2004.
Anonim. 2008. Chitosan: Apakah manfaat chitosan? Preparation and antibacterial activity of chitosan
Naturakos Vol. III (7): 1012. nanoparticles. Carbohydrate Research 339 (16):
Bowman, K. and Leong, K.W . 2007. Chitosan 26932700.
nanoparticles for oral drug and gene delivery. Int. J. Qi, L., Xu, Z., Li, Y., Jiang, X., and Han, X. 2005. In vitro
Nanomedicine. 2006 June; 1 (2): 117128. effects of chitosan nanoparticles on proliferation of
Chen, Y., Chan, P., and Benson, HAE. 2007. Formulation human gastric carcinoma cell line MGC803 cells.
development of chitosan-based nanoparticles for World J. Gastroenterol 11 (33): 51365141.
delivery of a hydrophilic hexapeptide. Proceeding of Qi, L. and Xu, Z. 2006. In vivo antitumor activity of chitosan
the 4th International Peptide Symposium in nanoparticles. Bioorganic & Medical Chemistry
Conjuction with the 7th Australian Peptide Conference Letters 16: 42434245.
and the 2nd Asia-Pacific International Peptide Salamanca, A.E., Diebold, Y., Calonge, M., Garcia-
Symposium (Ed. Wilce, J.). Australian Peptide Vazquaz, C., Callejo, S., Vila, A., and Alonso, M.J. 2006.
Association. p. 12. Chitosan nanoparticles as a potential drug delivery
Dustgani, A., Farahani, E.V., and Imani, M. 2008. system for the ocular: toxicity, uptake mechanism and
Preparation of chitosan nanopartikel loaded by in vivo tolerance. Investigative Ophthalmology &
dexamethasone sodium phosphate. Iranian J. of Visual Science 47 (4): 14161425.
Pharmaceutical Science 4 (2): 111114. Siregar, M. 2009. Pengaruh Berat Molekul Kitosan
Erdawati, 2008. Kapasitas adsorpsi kitosan dan Nanopartikel untuk Menurunkan Kadar Logam Besi
nanomagnetik kitosan terhadap ion Ni (II). Prosiding (Fe) dan Zat Warna pada Limbah Industri Tekstil
Seminar Nasional Sains dan Te knologi II, Jeans. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas
Universitas Lampung, 1718 November 2008. (3): Sumatera Utara. Medan.
248256. Sona, P.S. 2010. Nanoparticulate drug delivery system
Gordon, S., Saupe, A., McBurney, W., Rades, T., and Hook, for the treatment of diabetes. Digest Journal of
S. 2008. Comparison of chitosan nanoparticles and Nanomaterials and Biostructures 5 (2): 411418.
chitosan hydrogels for vaccine delivery. J. Pharm. Sun, Y.S., Chen, Z., Yang, X., Huang, P., Zhou, X., and Du,
Pharmacol. 2008 Dec;60(12):15911600. X. 2009. Magnetic chitosan nanoparticles as a drug
Grenha, A., Seijo, B., and Remunan-Lopez, C. 2005. delivery system for targeting photodynamic therapy.
Microencapsulated chitosan nanoparticles for long Nanotechnology 20, 135102: 8 pp.
protein delivery. European Journal of Pharmaceutical Tiyaboonchai, W . 2003. Chitosan nanoparticles: A
Science 25: 427437. promising system for drug delivery. Naresuan
Hamman, J.H. 2010. Chitosan based polyelectrolyte University Journal 11 (3): 5166.
complexes as potential carrier materials in drug Wu, Y., Yang, W., Wang, C., Hu, J., and Fu, S. 2005.
delivery systems. Marine Drugs 8: 13051322. Chitosan nanoparticles as a novel delivery system
Kim, T.H., Jin, H., Kim, H.W., Cho, M.H., and Cho, C.S. for ammonium glycyrrhizinate. International Journal
2006. Mannosylated chitosan nanoparticle-based of Pharmaceutics 295: 235245.
cytokinine gene therapy suppressed cancer growth Zhang, H.H., Wu, S., Tao, Y., Zang, L., and Su, Z. 2010.
in BAB/c mice bearing CT-26 carcinoma cells. Mol. Preparation and characterization of water-soluble
Cancer Ther 5 (7): 17231732. chitosan nanoparticles as protein delivery system. J.
Nakorn, P.N. 2008. Chitin nanowhisker and chitosan of Nanomaterials Vol. 2010, Article ID 898910. Doc:
nanoparticles in protein immobilization for biosensor 10.1155/2010/898910. 5 pp.

Anda mungkin juga menyukai