Anda di halaman 1dari 9

A.

Penyakit
A 1. Definisi Penyakit
1. Diabetes Militus (DM)
1) Menurut F & T Hal : 485
Diabetes militus adalah suatu sindroma klinik yang ditandai oleh

poliuri, polidipsia dan pilipagi, disertai peningkatan kadar glukosa

darah atau hiperglikemia ( glukosa puasa > 126 mg/dL). Bila DM

tidak segera diatasi akan terjadi gangguan metabolisme lemak dan

protein, dan resiko timbulnya gangguan mikrovaskular atau

mikrovaskular meningkat.
2) Menurut Patofisiologi Hal : 157
Diabetes militus adalah keadaan dimana tubuh tidak

menghasilkan atau memakai insulin sebagaimana mestinya. Insulin

adalah hormon yang membawa glukosa darah kedalam sel-sel, dan

menyimpanya sebagai glikogen. Bila tidak di obati, DM dapat

menimbulkan masalah. Kadar glukosa darah yang tinggi

mengganggu sirkulasi dan dapat merusak saraf.


3) Menurut Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk

Paramedis Hal : 293


Diabetes mlitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan

hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat

menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam

darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah.


A.2 Klasifikasi.

1) Menurut F & T Hal: 485

Klasifikasi penyakit Diabetes militus (DM)


a. DM Tipe 1 Adanya gangguan produksi insulin akibat penyakit

autoimun diabetes millitus atau IDDM karena pasien mutlak


membutuhkan insulin.atau idiopatik. Tipe ini sering disebut

insulin dependen
b. DM Tipe 2 Akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi

insulin. Pada tipe 2 ini tidak selalu dibutuhkan insulin, kadang

kadang cukup dengan diet dan antidiabetik oral. Karenanya tipe

ini juga disebut non insulin dependen diabetes militus atau

NIDDM.
c. DM pada kehamilan, DM akibat penyakit endokrin atau

pankreas atau akibat penggunaan obat.


2) Menurut Struktur dan fungsi tubuh manusia untuk

paramedis Hal : 293


a. DM Tipe 1 (insulin dependen) diabetes yang timbul akibat dari

kerusakan sel-sel beta pangkreas karena infeksi virus atau

kerusakan gen. Den adalah materi genetik yang membawa sifat-

sifat yang diturunkan.


b. DM Tipe 2 timbul karena sel-sel tubuh tidak mampu bereaksi

terhadap insulin walaupun sel-sel beta pangkreas

memproduksi cukup insulin.


A.3 Etiologi (Penyebab) dan Patofisiologi
1) Menurut F & T Hal : 485
Hiperglisemia timbul akibat berkurangnya insulin sehingga

glukosa darah tidak dapat masuk ke sel-sel oto, jaringan adiosa

atau hepar dan metabolismenya juga terganggu, dalam keadaan

normal, kira-kira 50% glukosa yang dimakan mengalami

metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 5% diubah menjadi

glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak.


A.4 Faktor resiko
1) Menurut Farmaceutical Care hal : 19
Riwayat Diabetes dalam keluarga
Diabetes gestasional
Melahirkan bayi dengan berat

badan >4 kg
Kista ovarium (polycystic ovary

syndrome)
IFG (Impaired Fasting Glucose)

atau IGT (Impaired Glucose

Tolerance)
Obesitas >120% berat badan ideal
Umur 20-59 tahun : 8,7%

>65 tahun : 18%


Etnik/ras
Hipertensi >140/90 mmHg
Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35 mg/dl
Kadar lipid darah tinggi >250

mg/dl
Faktor-faktor lain Kurang olahraga
Pola makan rendah serat

B. Obat
B.1 Metformin
1. Golongan obat : Biguanid
2. Efek Samping : Hampir 20% pasien dengan metformin

mengalami mual, muntah, serta kecap logam, tetapi dengan

menurunkan dosis keluhan-keluhan tersebut dapat segera

hilang.
3. Interaksi Obat : Acarbose penghambat -glukosidase

mengurangi biovailabilitas metformin, getah guar dapat

mengurangi kecepatan absorbsi metformin, simetidin

menghambat sekresi metformin pada tubular ginjal,


antikoagulan oral phenprocoumon menambah eliminasi obat,

meningkatkan aliran darah hati.


4. Mekanisme kerja : Mekanisme kerja biguanid sebenarnya

bukan obat hipoglikemik (Penurunan kadar glukosa dalam

darah) tetapi suatu antihipoglikemik tidak menyebabkan

rangsangan sekresi insulin dan umumnya tidak menyebabkan

hipoglikemik.
5. Dosis : 1 gram 3 gram sehari dibagi dalam 2 atau 3

kali pemberian.
6. Farmakokinetik : Mengalami absorbsi di intestine, dalam darah

tidak terikat protein plasma, ekskresinya melalui urin dalam

keadaan utuh. Masa penuhnya sekitar 2 jam.


7. Farmakodinamik : Menurunkan kadar gula darah lebih rendah

yang nyata pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Prinsip kerja

adalah glukosa darah tidak tergantung pada adanya fungsi

pankreatik sel-sel B.
8. Kontra Indikasi : Tidak boleh diberikan pada kehamilan, pasien

penyakit hepar berat, penyakit ginjal dengan uremia dan

penyakit jantung kongestif dan penyakit paru dengan hipoksia

kronik.

B.2 Glibenklamid

1. Golongan Obat : Sulfonilurea


2. Efek Samping : Hipoglikemia, bahkan sampai koma tentu dapat

timbul. Reaksi ini lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut

dengan gangguan fungsi hepar dan ginjal, terutama yang

menggunakan sediaan dengan masa kerja panjang. Reaksi


alergi yang sekali terjadi, mual, muntah, diare, gejala

hematologic, susunan saraf pusat, mata dan sebagainya.


3. Interaksi Obat : Insulin, fenformin, sulfonamide, salisilat dosis

besar, fenilbutazon, oksifenbutazon, probenezid, dikumarol,

kloramfenikol adalah obat yang dapat meningkatkan resiko

hipoglikemia sewaktu penggunaan sulfonilurea.


4. Mekanisme kerja : Golongan obat ini sering disebut sebagai

insulin secretagogues (merangsang sekresi), kerjanya

merangsang sekresi insulin dan granul sel-sel -langerhans

pancreas.
5. Dosis : Permulaan 1 dd 2,4 mg 5 mg bila perlu dinaikkan

setiap minggu sampai maksimal 2 dd 10 mg.


6. Farmakokinetik : Glibenklamid, potensinya 200x lebih kuat

dari tolbutamid, masa paruhnya sekitar4 jam. Metabolismenya

di hepar, pada pemberian dosis tunggal hanya 25%

metabolitnya diekskresi melalui urin, sisanya melalui empedu.


7. Farmakodinamik : Memiliki efek hipoglikemik yang paten (200x

lebih kuat daripada tolbutami) sehingga pasien perlu diingatkan

untuk melakukan jadwal makan yang ketat. Glibenklamid efektif

dengan pemberian dosis tunggal.


8. Kontra Indikasi : Tidak boleh diberikan sebagai obat tunggal

pada pasien diabetes mellitus juvenil, pasien yang kebutuhan

insulinnya tidak stabil, diabetes mellitus berat, diabetes dengan

kehamilan dan keadaan gawat, gangguan fungsi hepar dan

ginjal, insifisiensi endokrin, keadaan gizi buruk, pada

alkoholisme akurat dan pasien yang mendapat diuretic tiazid.


C. Pembahasan dan Kesimpulan
a. Pembahasan
Diabetes militus adalah suatu sindroma klinik yang ditandai

oleh poliuri, polidipsia dan pilifagi, disertai peningkatan kadar

glukosa darah atau hiperglikemia ( glukosa puasa > 126 mg/dL).

Bila DM tidak segera diatasi akan terjadi gangguan metabolisme

lemak dan protein, dan resiko timbulnya gangguan mikrovaskular

atau mikrovaskular meningkat. (Farmakologi dan terapi hal : 485).

Klasifikasi penyakit Diabetes militus (DM) :


DM Tipe 1 Adanya gangguan produksi insulin akibat penyakit

autoimun diabetes millitus atau IDDM karena pasien mutlak

membutuhkan insulin.atau idiopatik . tipe ini sering disebut

insulin dependen.
DM Tipe 2 Akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi

insulin. Pada tipe 2 ini tidak selalu dibutuhkan insulin, kadang

kadang cukup dengan diet dan antidiabetik oral. Karenanya tipe

ini juga disebut noninsulin dependen diabetes militus atau

NIDDM.
DM pada kehamilan, DM akibat penyakit endokrin atau

pankreas atau akibat penggunaan obat.


Pada kasus ini dokter meresepkan Ampisilin 3x sehari 1

gram, Metformin 500mg 3x 1 tablet perhari dan Glibenklamid 5mg 3

x sehari. Tetapi pemberian obat metrformin memiliki kontra indikasi

terhadap pasien dengan riwayat jantung (F & T : 491-492).


b. Kesimpulan
Maka pada kasus ini kami memutuskan untuk

menghapuskan metformin karena akan membahayakan pasien

dengan pertimbangan riwayat angina pectoris yang di derita oleh

pasien, maka kami akan memeberi resep isosorbit dinitrat dan

glibenclamid, glibenclamid pada kondisi tertentu tidak boleh diberi

secara dosis tunggal, dalam hal ini diabetes militus tipe 1, diberikan

secara dosis tunggal pada dm tipe 2 dengan pertimbangan bahwa

kontraindikasi dari glibenclamid tidak boleh diberikan sebagai dosis

tunggal pada penderita diabetes militus juvenil (penyakit yang

disebabkan karena difisiensi insulin yang absolute) diabetes militus

juvenile adalah kerusakan total yang terjadi pada sel beta pancreas

yang merupakan penghasil insulin, sedangkan pasien megidap dm

tipe 1 dengan artian pancreas memproduksi insulin yang cukup

hanya saja sel-sel tubuh tidak mempu bereaksi terhadap insulin

tersebut. (struktur dan fungsi tubuh manusia untuk paramedic hal :

293). Jadi pada kasus ini kami meresepkan glibenclamid dan

isosorbit dinitrat dan menghapus metformin dlam dosis dengan

pertimbangan metformin kontra indikasi dengan riwayat jantung

dalam hal ini angina pectoris yang diderita oleh pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Dipiro Cecily v. 2009. Pharmacotherauphy Handbook. Mout Pleasant :

California

Nafrialdi, setiawati, A. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5: Departemen

Farmakologi dan Teraupeptik Fakultas Kedokteran UI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai