Ammonia dapat disintesa dari nitrogen dan oksigen, melalui reaksi katalisis sederhana, dimana 3 mol hidrogen bergabung dengan 1 mol nitrogen membentuk 2 mol ammonia dengan proses seperti pada gambar di bawah ini:
Flowsheet Proses Pembuatan Ammonia
Gas umpan, yaitu hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 3 : 1 diumpankan melalui bagian bawah reaktor 1 melalui pipa saluran 2. Pembagi arus (distributor) 3 ditempatkan dekat dengan reaktor 1 untuk memfasilitasi penyebaran gas umpan secara merata di dalam reaktor 1. Aliran gas umpan yang mengandung suspensi liquid katalis dialirkan melalui bagian atas reaktor 1. Gas produk yang dihasilkan meninggalkan reaktor melalui pipa saluran 5, didinginkan dalam heat exchanger 6, dan mengalir melalui pipa saluran 7 ke separator gas-cair dimana ammina cair dipisahkan dari gas pencucinya (purge gas). Gas produk dari separator 8 dialirkan melalui saluran 9 dan melalui katup kontrol tekanan 10 menuju aliran umpan keluar 11 dimana gas pencuci mengalir ke bahan bakar. Ammina cair yang dipisahkan pada bejana 8 mengalir melalui pipa saluran 12 ke pompa 13 dan melalui pipa saluran 14 menuju kembali ke reaktor 1. Ammina cair dari reaktor 1 dipindahkan melalui pipa saluran 15 menuju pompa 16 dan pompa umpan keluar 17. Sebagian dari ammina cair diresirkulasi kembali melalui pipa saluran 18 ke reaktor 1, melalui heat exchanger 19, dan melalui pipa saluran 20 dan 21. Sebagian ammina cair yang lain melalui pipa umpan keluar 17 dialihkan ke pipa saluran 22 untuk mendapatkan ammonia. Cairan ini mengalir melalui katup pengontrol tekanan 23 ke pipa saluran 24 melewati suatu turbin hidrolik 25 menuju pipa saluran 26 untuk dipanaskan di tungku (furnace) 27. Gas buangan (effluent) dari tungku 27 mengalir melalui pipa saluran 28 menuju separator gas-cair 29. Zat reaktan yang terdekomposisi mengalir dari separator 29 melewati pipa saluran 30, heat exchanger 31, dan pipa saluran 32 menuju pompa 33. Produk dari pompa 33 mengalir melalui pipa saluran 34 dan bergabung dengan ammina cair yang disirkulasi kembali dari pipa saluran 20 pada pipa saluran 21 untuk umpan pada bagian bawah reaktor 1. Gas effluent dari separator 29, mengandung terutama ammonia, mengalir melalui pipa saluran 35, melalui heat exchanger 36, dan melalui pipa saluran 37 menuju separator gas-cair 38. Senyawa ammina berkondensasi pada heat exchanger 36 dan dikumpulkan oleh separator gas- cair 38 dikembalikan melalui pipa saluran 39 dan pompa 40 ke inlet pompa 33. Produk gas ammonia dari separator gas-cair 38 mengalir melalui pipa saluran 41 menuju air pendingin 42 dimana produk ammonia dikondensasi dan dikumpulkan oleh separator gas-cair 43. Tekanan pada tahap kondensasi ammonia ini dikontrol oleh katup (valve) 44. Ammonia yang dikumpulkan oleh separator gas-cair 43 dikeluarkan melalui pipa saluran 45 dan diumpan ke sistem refrigerasi ammonia (tidak ditunjukkan pada gambar) dimana produk disimpan pada suhu -28oF. Reaktor untuk reaksi ini sintesis ini memiliki dua ataupun empat bed katalis. Aktivitas katalis adalah factor lain yang mempengaruhi performansi dari reaktor. Aktivitas katalis yang baik diperlukan untuk menurunkan temperatur operasi dan meningkatkan kesetimbangan termodinamik ammonia dan banyaknya konversi umpan menjadi ammonia. Zat katalis lain yang digunakan pada pabrik ammonia saat ini adalah katalis alkali magnetit yang tahan lama dan peningkatan aktivitas katalis ditingkatkan dengan memperkecil ukuran partikel. Pemanfaatan aktivitas katalis yang lebih tinggi yang diperoleh dengan memperkecil ukuran partikel dapat mengakibatkan masalah pada desain proses yaitu bahwa ukuran partikel yang lebih kecil menyebabkan penurunan tekanan pada bed katalis, yang merupakan pertimbangan penting dalam desain plant secara keseluruhan, yaitu pertimbangan bahwa proses akan menjadi tidak menguntungkan,karena proses akan memerlukan energi yang lebih tinggi untuk melakukan recycle gas sintesis yang tidak terkonversi. Desain bed yang digunakan adalah untuk partikel dengan diameter 6 10 mm, meskipun pada beberapa desain bed menggunakan partikel dengan ukuran diameter 14 20 mm. Selama bertahun-tahun plant designer berusaha untuk memanfaatkan ukuran katalis yang lebih kecil untuk mendapatkan peningkatan aktivitas katalis. Pada literatur tidak ditemukan adanya penggunaan katalis yang berdiameter di bawah 1,5 3 mm. Katalis tidak memiliki pengaruh terhadap posisi kesetimbangan kimia, tetapi katalis berpengaruh terhadap alur alternatif dengan menurunkan energi aktivasi reaksi yang kemudian dapat meningkatkan kecepatan reaksi tersebut, sedangkan secara keseluruhan produk yang dihasilkan tidak berubah. Proses pembuatan ammonia yang dilakukan dengan menggunakan reaksi Haber-Bosch menggunakan osmium dan ruthenium sebagai katalis. Pada 1909 berdasarkan petunjuk Bosch, peneliti BASF Alwin Mittasch menemukan bahwa menemukan katalis yang lebih murah, yaitu dengan menggunakan katalis besi yang masih digunakan hingga hari ini, Katalis besi (Fe) yang digunakan pada proses pembuatan ammonia dipersiapkan dengan mengontakan sejumlah magnetit, besi oksida ke dalam umpan panas hidrogen. Hal ini akan menyebabkan proses reduksi magnetit ke besi oksida sehingga oksigen dapat disingkirkan dalam proses. Pada proses reduksi, katalis akan tetap mempertahankan sebagian besar dari volumenya sehingga menghasilkan zat yang berpori-pori dan memiliki luas permukaan besar dan efektif digunakan sebagai katalis. Komponen minor lain dari katalis ini adalah kalsium dan aluminium oksida yang membantu katalis mempertahankan luas permukaannya dalam waktu lama, dan kalium yang membantu katalis mempertahankan densitas elektronnya sehingga meningkatkan keaktivitasan dari katalis ini. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Haber Process. http://en.wikipedia.org/wiki/Haber_process. Diakses
pada 4 Desember 2010. Schwarzenbek, F. Eugene. 1990. Synthetic Ammonia Process. http://www.freepatents- online.com/4906447.html. Diakses pada 4 Desember 2010.