Zoology Vertebrata
DISUSUN OLEH:
Nurdayanti / 1514040023
Rizky Yuliansari / 1514040025
Riska Damayanti / 1514040027
Budi Setiawan / 1514040029
Rahmat Baharuddin / 1514041001
Nurul Muhlisah / 1514041003
Citra Auliyah Thamrin / 1514041005
Farhani Islami / 1514041007
PENDIDIKAN BIOLOGI A
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FEBRUARI 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia dan lindungan-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
Reptilia.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Zoologi Vertebrata pada Semester IV untuk membuka wawasan mahasiswa jurusan
Biologi khususnya Pendidikan Biologi.
Banyak kendala yang kami hadapi dalam menyusun makalah ini, namun berkat
pertolongan dari dosen mata kuliah Zoologi Vertebrata dan bantuan dari teman-teman
maka kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekeliruan dan
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
untuk perbaikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalam
Kelompok III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Reptilia ..................................................................... 3
B. Sub Kelas Anapsida................................................................... 5
C. Sub Kelas Synaptosauria........................................................................ 12
D. Sub Kelas Ichtyopterygia . 13
E. Sub Kelas Lepidosauria 14
F. Sub Kelas Archosauria .. 16
G. Sub Kelas Synapsida .. 22
A. Kesimpulan............................................................................................ 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman hayati yang melimpah baik
flora maupun fauna. Kekayaan keragaman hayati ini membiarkan keuntungan yang besar
bagi masyarakat. Di antaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia juga mengandung
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber
pembangun tubuh dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani). Protein
yang berasal dari hewan mempunyai kandungan yang sempurna dibandingkan dengan
protein nabati. Oleh karena itu pengadaan sumber protein hewani harus diupayakan.
Kingdom Animalia dapat disebut juga dengan dunia hewan. Dimana segala mahluk
yang mempunyai karakteristik menyerupai hewan ada di dalam dunia ini. Berdasarkan
ada tidaknya tulang belakang, hewan dibedakan menjadi 2 yaitu: hewan avertebrata
(tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan bertulang belakang).
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki rahang dua pasang (kecuali
Agnatha), memiliki sepasang mata dan sepasang telinga. Penutup tubuh anggota
vertebrata bermacam-macam, dari penutup tubuh berupa kulit bersisik dan berlendir,
bersisik keras dan kering, berbulu, sampai dengan kulit tertutup rambut. Tempat
hidupnya mulai dari perairan sampai ke daratan. Kelamin terpisah, tetapi ada yang
hermafrodit. Fertilisasi internal atau eksternal, ovipar, ovovivipar, dan vivipar. Vertebrata
memiliki sistem saraf pusat yang berkembang baik, yaitu otak dan sumsum belakang.
Semua vertebrata memiliki tulang atau rangka dalam tubuh (internal skeleton), dan
memiliki dua pasang anggota tubuh. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu kelas
Cyclostomata, kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas Mamalia.
Reptil merupakan Vertebrata pertama yang sepenuhnya tererstrial dan tak perlu
kembali ke air untuk berkembang biak. Hal ini dicapai melalui evolusi telur yang kledoik
(tertutup). Telur jenis ini berukuran besar dan mempunyai cangkang. Umumnya tubuh
ditutupi oleh kulit dari sisik tanduk dan sering diperkuat dengan osteodermtulang.
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada
beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada
serpentes dan sebagian lacertilia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah ciri umum dari kelas Reptil?
2. Bagaimanakah klasifikasi dari Sub Kelas Anapsida?
3. Bagaimanakah klasifikasi dari Sub Kelas Synaptosauria?
4. Bagaimanakah klasifikasi s dari Sub Kelas Ichthyopterygia?
5. Bagaimanakah klasifikasi dari Sub Kelas Lepidosauria?
6. Bagaimanakah klasifikasi Sub Kelas Archosauria?
7. Bagaimanakah klasifikasi dari Sub Kelas Synapsida?
C. Tujuan
1. Mengetahui ciri umum dari kelas Reptil
2. Mengetahui klasifikasi dari Sub Kelas Anapsida
3. Mengetahui klasifikasi dari Sub Kelas Synaptosauria
4. Mengetahui klasifikasi dari Sub Kelas Ichthyopterygia
5. Mengetahui klasifikasi dari Sub Kelas Lepidosauria
6. Mengetahui klasifikasi dari Sub Kelas Archosauria
7. Mengetahui klasifikasi dari Sub Kelas Synapsida
R BAB II
PEMBAHASAN
E
A. Reptilia
P
Klasifikasi Kelas Reptilia
T
Kelas Subkelas Ordo Subordo
I
Cotylosuria
L
Anapsida
I
Chelonia
A
Synaptosauria
Ichthyopterygia
Lepidosauria
Archosauria
Synapsida Techodontia
Therapsida
Pelycosauria
Crocodilia
Squamata
Rhynchocphalia
Ichthyosauria
Eosuchia
Sauropterigia
Protosauria Ophidia
Lacertilia
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah
dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan
dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran
amniotik.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata.
Reptil adalah hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-
paru atau pulmo
Dari segi evolusinya reptilian berasal dari amphibi dan selanjutnya reptilian akan
terjadi burung dan mamalia (history evolusinya)
Beberapa anggota reptilian baru muncul pada akhir periode trias, tetapi beberapa
anggota yang lain lenyap pada masa itu juga.
Dibandingkan dengan amphibi reptilia terbilang lebih maju hidup didarat. Hal ini
dikarenakan:
1. Adanya cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin
perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur-telur yang diletakkan didarat.
2. Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh fisik (misal
luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan
3. Selain itu reptilia merupakan binatang merayap yang tubuhnya ditutupi oleh kulit
(Kadang-kadang sebagai sisik) dari zat tanduk. Kulit atau sisik tidak berlendir karena
sangat sedikit mempunyai kelenjar pada kulit.
Gambaran Umum
Ciri-ciri hewan reptilia adalah seperti berikut :
Beberapa reptilia mempunyai empat kaki dan beberapa lagi tidak berkaki.
Karena reptilia berdarah dingin, maka mereka tidak dapat mengontrol suhu badan
mereka.
Hewan reptilia mempunyai kulit yang bersisik yang terdiri dari selaput bertulang atau
bergading
Sub ordo:
a.Subordo Cryptodira
Subordo Cryptodira merupakan kura-kura darat, semi akuatik dan ada pula yang
akuatik.
Melipat leher vertikal atau keluar masuk kepala lurus
Keistimewaan dari anggota subordo ini adalah kepalanya dapat ditarik ke dalam
cangkang membentuk huruf S, mempunyai 12 sisik plastral, dan 9-8 tulang plastral.
Pada sebangsa kura-kura, jumlah sisik, keping maupun susunan tulang sangat penting
artinya terutama dalam mengidentifikasi jenisnya
Karapaks Subordo Cryptodira bermacam-macam, mulai dari tipis hingga tebal,
dengan warna dan bentuk yang bermacam-macam pula (cembung, kotak, bulat, tebal)
sesuai dengan lingkungan hidup masing-masing jenisnya.
Subordo Cryptodira dibagi dalam beberapa super family diantaranya :
1. Superfamilia Testudinoidea meliputi 3 family yaitu : Geoemydidae , Emydidae
2. Superfamilia Trionychoidea
3. Superfamilia Chelonioidea
Superfamilia Testudinoidea
Famili Geoemydidae
Fosilnya anggota famili ini banyak ditemukan pada Jaman Krestasea Atas di Eropa.
Dulunya Geoemydidae atau lebih dikenal sebagai Bataguridae dianggap sebagai satu
suku dengan suku kurakura air tawar Amerika Selatan.
Anggota yang terbesar, yaitu Bajuku atau Biuku, yang berada di Sumatera dan
Kalimantan dapat mencapai 1170 mm.
Adapun jenis-jenis anggota famili ini yang ada di indonesia antara lain
a. Batagur baska
b. Callagur borneoensi
c. Geoemyda japonica
d. Malayemys subtrijuga
e. Notochelys platinota
f. Orlitia borneensis
g. Siebenrockiella crassicollis
h. Coura amboinensis
i. Cyclemys dentata
j. Heosemys spinosa.
Famili Testudinidae
Famili ini memiliki banyak anggota, yang paling terkenal terdapat di Kepulauan
Galapagos dan Kepulauan Secheyles.
Pada kedua kepulauan tersebut mereka dikenal sebagai kurakura purba dan kura-
kura raksasa.
Di Indonesia fosilnya hewan ini dijumpai di Jawa, Flores, Timor dan Sulawesi.
Kurakura Kuning di Sulawesi dan Baning yang terdapat di hutanhutan Sumatera
dan Kalimantan merupakan kerabat kedua anggota famili di Kepulauan Galapagos
dan Kepulauan Secheyles yang masih hidup di Indonesia.
Di Asia Tenggara terdapat tiga genus yaitu:
a. Indotestudo
b. Manouria yang keduanya masih hidup dan diwakili oleh satu jenis saja di
Indonesia
c. Geochelone yang ditemui dalam bentuk fosil di Jawa, Sulawesi dan Nusa
Tenggara.
Geochelone
Contohnya :
- Geochelone gigantean
- Testudo hermanii
- Testudo elephantopus
Famili Emydidae
Sebagian besar anggota famili ini merupakan kura-kura semiakuatik.
Ada beberapa jenis yang hidup di air laut ( Malaclemys terrapin), ada yang hidup di
darat (beberapa spesies Terrapene) dan ada yang sepenuhnya akuatik( Terrapene
coabuila).
Sebagaian besar merupakan omnivora akan tetapi terdapat beberapa jenis yang murni
karnivora ( misalnya genus Emydoidea dan Deirochelys).
Anggota famili ini mempunyai cangkang yang keras.
Terdiri dari 12 genera dan kurang lebih 39 spesies.
Di indonesia, beberapa jenis kura-kura anggota famili ini merupakan hewan import
yang diperdagangkan bebas, misalnya Trachemys scripta ( kura-kura brazil).
Superfamilia Trionychoidea
1. Famili Carettochelydae
2. Famili Trionychidae
3. Famili Kinosternidae
4. Famili Dermatemydidae
Kura-kura ini memiliki penyebaran paling luas di dunia. Terdapat diseluruh benua,
kecuali Australia yang hanya berupa fosil saja.
Tiap genus dari suku ini hanya memiliki satu sampai tiga anggota saja yang dapat
dibedakan dengan mudah dari perisainya yang berasal dari tulang rawan dan ekornya
yang agak panjang.
Pada beberapa jenis, kaki belakangnya dapat disembunyikan dalam suatu katub
perisai.
Lehernya relatif panjang, sehingga kepalanya hampir dapat mencapai bagian
belakang tubuhnya.
Lubang hidungnya terletak pada ujung moncong yang kecil dan pendek.
Ukurannya dapat mencapai panjang satu meter, dengan berat satu kuintal.
Adapun beberapa jenis anggota super famili ini yang berada di indonesia adalah
1. Amyda cartilaginea (bulus)
2. Dogania subplana ( labi-labi hutan)
3. Pelodiscus sp
4. Chitra chitra (manlai/labi-labi bintang)
5. Pelochelys bibroni ( labi-labi irian)
6. Pelochelys cantori ( antipa/labi-labi raksasa)
7. Charettochelys insculpta ( moncong babi).
Superfamilia Chelonioidea
Famili Cheloniidae
Famili ini dapat dibedakan dengan famili lainnya dengan dua ciri khas yakni adanya
keping inframarginal yang menghubungkan perisai perut dan perisai punggung dan
juga kaki yang berbentuk dayung.
Kaki depannya umumnya hanya mempunyai satu cakar, bila ada cakar kedua
biasanya berukuran sangat kecil.
Hewan jantan biasanya memiliki cakar depan dan ekor yang lebih panjang.
Ia mempunyai lubang hidung yang terletak agak dekat permukaan atas tengkorak
untuk memudahkan mengambil udara untuk bernafas
Semua anggota Famili Cheloniidae hidup di laut tropik, subtopik, terkadang ada di
daerah dengan iklim temperate.
Penyu ini tersebar luas di samudra-samudra di seluruh dunia.
Dari tujuh spesies anggota famili ini, enam diantaraya ditemuan di Indonesia.
Adapun contoh spesies anggota famili ini antara lain
1. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)
2. Penyu Sisik ( Eretmochelys imbricata)
3. Penyu hijau (Chelonia mydas)
4. Penyu tempayan (Caretta caretta)
Perkawinan terjadi di laut, karenanya hewan yang jantan tidak pernah naik ke
daratan, hanya yang betina saja yang naik untuk bertelur
Famili Dermochelyidae
Satu-satunya anggota dari famili ini yang masih tersisa adalah Penyu Belimbing.
Penyu ini mempunyai persebaran yang luas, hingga ke daerah beriklim dingin.
Ciriciri penyu belimbing ( Dermochelys coriacea.) adalah
1. warna tubuh hitam sampai abuabu kehijauan
2. kaki tidak bercakar dan perisai ditutupi oleh kulit sebanyak tujuh lipatan memanjang
dan berbintik putih tanpa keping yang jelas.
3. Penyu ini dapat dengan mudah dibedakan dengan ciri perisainya yang dibentuk oleh
tulangtulang kecil yang tertanam dibawah kulit yang tersusun dalam tujuh baris
yang membentuk lunas pada perisai punggungnya.
4. Perisai perutnya pun tersusun sedemikian rupa sehingga terdapat dua baris yang rapat
bersebelahan.
5. Anakannya berwarna hitam dengan bagian bawahnya berwarna coklat
b. Subordo Plerudira.
- Pleudira : Melipat leher ke samping atau keluar masuk kepala ke samping
Pleurodira merupakan kura-kura akuatik dengan ciri memiliki leher yang panjang.
Kepalanya dapat dilipat ke samping badan namun tidak dapat ditarik ke dalam
tempurungnya. Karapaks biasanya berbentuk oval dan berwarna gelap, memiliki 13 sisik
plastral dan 9-11 tulang plastral. Pelvisnya bersatu dengan tempurung/cangkang.
Merupakan hewan karnivora, pemakan siput, kura-kura, dan amphibi (Zug, 1993).
Subordo Pleurodira dibagi menjadi 3 Famili yaitu:
1. famili Chelidae
2. famili Pelomedusidae
3. famili Podocnemididae
Contoh dari Subordo Pleurodira antara lain : Chelodina oblonga, Eydura subglobosa
(Famili Chelidae), dan Pelomedusa subrufa (Famili Pelomedusidae)
Famili Chelidae
Famili ini terdiri dari kurang lebih 17 genus dan 54 spesies.
Famili ini dapat dikenali dari lehernya yang tidak dapat dimasukkan ke dalam
perisainya, dan bagian perisainya mempunyai keping intergular.
Famili ini dianggap lebih primitif daripada kurakura yang dapat menyembunyikan
lehernya dalam perisai.
Diperkirakan nenek moyangnya telah ada sejak 223 juta tahun yang lalu, berdasarkan
fosilfosil dari Genus Chelodina, Elseya, dan Emydura.
Genus Chelodina dikenali dari kaki depan dengan empat kuku, keping intergular
yang tidak berhubungan dengan tepi perisai yang relatif panjang.
Genus ini dibagi menjadi dua, yakni
1. kurakura dengan leher panjang dan kepala yang juga relatif panjang
2. kurakura dengan panjang leher sedang dan kepala relatif pendek dan lebih besar
b. Rhynchocphalia
a. Tungkai belakang lebih panjang dibanding tungkai depan
b. Morfologi tidak untuk hidup di air
c. Ekor tebal
d. Di atas kepala terdapat sisik menebal
c. Squamata
a. Ordo reptile yang terdiri atas kadal dan ular
b. Kemampuan sendi rahang untuk membuka lebar
c. Reproduksi jantan menggunakan hemipenis bercabang
d. Lebih dari setengah spesiesnya beracun
1. Lacertilia
a. Memiliki empat kaki
b. Telinga luar
c. Sisik yang halus dan licin berkilau
d. Ovipar
e. Hidup di atas tanah, pasir ataupun pohon (termasuk cicak hingga biawak komodo)
Contoh: Mabuya multifasciata dan Varanus komodoensis
2. Ophidia
a. Tidak memiliki kaki
b. Telinga luar
c. Sisik yang halus dan licin
d. Ovipar dan ovovivipar
e. Mampu hidup di darat dan di air
Pterosaurus
Ordo Saurischia (Sauros=kadal, ischion=bentuk).
Karakteristik:
Merupakan dinosaurus masa mesozoik
Hewan yang berjalan dengan 2 kaki bersifat karnivora,hewan yang berjalan
dengan 4 kaki bersifat herbivora
Order Crocodilia
Karakteristik:
a. Bentuk tubuh memanjang dan kuat, tengkorak yang kuat,memanjang dan otot-otot
rahang yang masif yang tersusun untuk dapat menganga dengan lebar dan dapat
ditutup dengan kuat.
b. Gigi-giginya tersusun dalam socket dan tipe giginya disebut thecodon yang khas
dari semua archosaurs atau kelompok moyang burung (burung purba). Adanya langit-
langit sekunder yang sempurna, sehingga buaya dapat bernapas ketika mulut diisi
dengan air atau makanan atau keduanya .
c. Memiliki jantung dengan 4 ruang, memiliki foramen panizzae.
d. Dapat tumbuh hingga mencapai ukuran yang sangat besar dan beratnya dapat
mencapai 1000 kg, bergerak cepat dan agresif, termasuk hewan karnivora yang
berburu pada malam hari dan hewan ovipar (ksh.biologi.ugm.ac.id).
e. Dibagian punggung terdapat sisik yang tersusun teratur berderat kearah ternversal
dan mengalami penulangan membentuk perisaidermal. Sisik pada bagian dorsal
berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat.
Kepala berbentuk piramida, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi-gigi runcing
bertipe gigi tecodont (ksh.biologi.ugm.ac.id).
f. Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral. Pupil vertikal
dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang membungkus tulang
sehingga lubang tersebuthanya nampak seperti celah (ksh.biologi.ugm.ac.id).
g. Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi dengan
suatu penutup dari otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada saat buaya
menyelam (ksh.biologi.ugm.ac.id).
h. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai belakang
lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai depan berjari 5 tanpa selaput
(ksh.biologi.ugm.ac.id).
Habitat: perairan tawar, dan air payau.
a). Familia: Alligatoridae
Kakteristik (ksh.biologi.ugm.ac.id) :
Bentuk moncong tumpul
Deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada
rongga pada deretan rahang atas. Pada saat mengatup, hanya deretan gigi rahang atas
yang terlihat
Tahan terhadap suhu rendah
Memiliki lempeng tulang punggung dan bagian perut bawah memeliki sisik dari
bahan tanduk yang lebar berjumlah 6 sisik
Genus: Alligator
Karakteristik (www.iucncsg.org):
Kurang agresif bila dibandingkan dengan buaya. Habitat diperairan yang bersih.
Aligator besar dan sangat kuat, kepala lebih pendek dan lebih lebar dari pada
buaya, moncongnya tumpul, gigi yang lebih besar
Aligator mampu mengeluarkan suara tertentu, biasanya digunakan pada saat
musim kawin pada hewan dewasa, pada hewan yang baru menetas, suara digunakan
untuk memberi tahu induknya bahwa dia menetas sehingga induk akan membuka
sarangnya (Hickman et al.,2001).
Memiliki moncong yang lebih lebar, ketika mulutnya ditutup gigi keempat yang
ada pada rahang bawah tidak tampak, memiliki lempeng tulang pada punggung dan
bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar yang berjumlah
lebih dari 6 sisik.
Contoh:
Alligator mississipiensis
Genus: Caiman
Karakteristik (www.iucncsg.org):
Tidak memiliki tulang sekat antara lubang hidung dan adanya sisik yang
tumpang tindih dan menebal.
Caiman lebih lincah dari pada alligator, cara bergerak mirip dengan buaya,
giginya lebih panjang dan lebih tajam dari pada gigi alligator. Pada saat menutup,
gigi yang terlihat hanya gigi bagian atas.
Memiliki hidung bulat dan daerah kepala yang pipih, datar dan luas.
Garis punggung lebih jelas.
Habitatnya adalah lingkungan terestrial, danau, sungai, hutan bakau,rawa. Lebih
toleran terhadap kondisi yang lebih dingin.
Contoh: Caiman latirostris
b). Familia : Crocodylidae
Kakteristik (ksh.biologi.ugm.ac.id) :
Moncong meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga, saat mengatup kedua
deret gigi terlihat jelas.
Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka
lebar.
Terdapat baris tunggal sisik belakang kepala yang melintang dibagian tengkuk
Mekosuchus inexpectatus
Tomistoma schlegelii
c). Familia : Gavillidae
Kakteristik (ksh.biologi.ugm.ac.id) :
Hewan semi-akuatik
Memiliki moncong yang sangat sempit dan memanjang, namun ujungnya
melebar. Pada hewan jantan dewasa, terdapat ghara di ujung moncongnya.
Pada saat moncong menangkup, deretan gigi pada rahang atas dan bawah
tersusun berseling.
Pemangsa utama ikan Contohnya adalah Gavialis gangeticus.
G. Sub Kelas Synapsida.
Synapsida adalah kelompok reptilio morpha yang memiliki bukaan temporal. Bukaan
ini ada pada tulang pipi untuk memungkinkan otot rahang yang lebih besar dan gigitan
yang lebih efisien. Synapsida merupakan pewarisan reptilia yang membawa pada
mamalia dan perlahan berevolusi semakin banyak mirip mamalia, sehingga disebut reptil
mirip mamalia.
Synapsida (Syn=bersama, apsis=lengkung) yaitu amniota yang memiliki ciri-ciri
primitif tengkorak dengan satu pasang lubang atau bukaan temporal di belakang orbit
tengkorak (Hickman, 2001).
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah
dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan
empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik.
Anapsida merujuk pada kondisi tulang tengkorak bagian pelipis yang tidak
berlubang. Karakter morfologi tulang ini terekam dengan baik sampai ke bentuk fosil.
Akibatnya kelompok anapsida adalah kelompok yang solid yang terdiri atas semua vertebara
yang mempunyai cangkang (bagian dorsal disebut karapas sedangkan bagian ventral disebut
plastron). Dalam bahasa Indonesia, nama umum anapsida adalah kura-kura, walaupun
sebagian masyarakat secara spesifik menyebutkan nama kura-kura merujuk pada jenis
anapsida yang hidup di darat, air tawar atau air payau (muara) dengan cangkang berpola
kotak-kotak.
Semua synaptosauria memiliki cirri khusus yaitu sebuah fossa temporalis tunggal
dibagian atas atau parapsid. Ichtyopterygia ini, ditemukan di Triassic dan Jurassic, bahkan
lebih dimodifikasi untuk kehidupan air daripada plesiosaurus (Ichthyosaurusmereka
mencapai panjang hingga 9 m. mereka menempati posisi sebanding dengan lumba-lumba dan
paus. Tubuh memiliki bentuk ikan dan renang dengan gerakan bergelombang lateral.
Lepidosauria berasal dari bahasa latin yaitu (lepidos: sisik dan sauros: kadal) dengan
karakteristik merupakan reptile primitive rahang dilengkapi dengan gigi, memiliki tengkorak
diapsid yang primitive.
Synapsida adalah kelompok reptilio morpha yang memiliki bukaan temporal. Bukaan
ini ada pada tulang pipi untuk memungkinkan otot rahang yang lebih besar dan gigitan yang
lebih efisien. Synapsida merupakan pewarisan reptilia yang membawa pada mamalia dan
perlahan berevolusi semakin banyak mirip mamalia, sehingga disebut reptil mirip mamalia.
DAFTAR PUSTAKA
Hickman, C.P., Roberts L.S., dan Larson, A., 2001, Integrated Principles of Zoology,
McGraw Hill, New York.
ksh.biologi.ugm.ac.id Classification Of Living Crocodilians diakses pada hari Sabtu, 15
April 2017
Long, John A, 1998, Dinosaurs of Australia and New Zealand, University of New South
Wales Press.
Sharma, R.C. 1998. Fauna of India-Reptilia (Testudines and Crocodilians) Vol. I XVI + 1-
196 pp. Published-Director, ZSI, Kolkata
Sukiya, 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: Badan Penerbit UNY
www.iucncsg.org Crocodile Species di akses pada hari Sabtu, 15 April 2017