1. Konsep Penyakit
1.1 Definisi bayi berat lahir rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram (Sugeng dan Weni, 2010).
Menurut Ayurai (2009), bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi
menjadi dua golongan :
1.2 Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (Sugeng dan Weni,
2010) :
1.2.1 Faktor ibu
1.2.1.1 Penyakit
1) Toksemia gravidarum
2) Peradarahan antepartum
3) Trauma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
1.2.1.2 Usia ibu
1) Usia < 16 tahun atau Usia > 35 tahun
2) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
1.2.1.3 Keadaan sosial
1) Golongan sosial ekonomi rendah
2) Perkawinan tidak sah
1.2.1.4 Sebab lain seperti Ibu yang merokok, Ibu peminum alkohol,
Ibu pecandu narkotik
1.2.2 Faktor janin
1.2.2.1 Hidramniom
1.2.2.2 Kehamilan ganda
1.2.2.3 Kelainan kromosom
1.2.2.4 Aplasia pancreas
1.2.2.5 Infeksi janin kronik
1.2.3 Faktor lingkungan
1.2.3.1 Tempat tinggal dataran tinggi
1
2
1.2.3.2 Radiasi
1.2.3.3 Zat-zat beracun
1.3.2 Dismaturitas
1.3.2.1 Pre term: sama dengan bayi prematuritas murni
1.3.2.2 Post term
1) Kulit pucat/bernoda, kering keriput, tipis
2) Verniks caseosa tipis/tidak ada
3) Jaringan lemak dibawah kulit tipis
4) Bayi tampak gesit, aktif, dan kuat
5) Tali pusat berwarna kuning kehijauan
1.4 Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (premature) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan
(BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilanya, yaitu tidak mencapai
2500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan
bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti
adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
3
1.6 Komplikasi
1.6.1 Komplikasi BBLR yang berhubungan dengan penyakit-penyakit yang
sering diderita BBLR
1.6.1.1 Sindrom distress respirasi idiopatik
1.6.1.2 Takipnea selintas pada bayi baru lahir
1.6.1.3 Fibroplasia retrolental
1.6.1.4 Serangan apnea
1.6.1.5 Enterokolitis nekrotik (necrotic enterocolitis/NEC)
1.6.2 Komplikasi BBLR yang berhubungan dengan gejala-gejala umum
atau tanda klinis yang biasa terjadi pada BBLR
1.6.2.1 Hipotermia
1.6.2.2 Sindroma gawat nafas
1.6.2.3 Hipoglikemia
1.6.2.4 Perdarahan intrakranial
1.6.2.5 Rentan terhadap infeksi
1.6.2.6 Hiperbilirubinemia
1.6.2.7 Kerusakan integritas kulit
1.7 Penatalaksanaan
1.7.1 Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup
hangat. Bila dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk bayi
dengan BB 2 kg adalah 34oC. Bila tidak ada inkubator pemanasan
5
1.8 Pathway
Prematurius Dismaturius
Faktor gangguan:
pertukaran zat
Faktor ibu: umur (<20 Faktor placenta: Faktor janin: kelainan
v
tahun), paritas, ras, penyakit vaskuler, kromosom, antara ibu dan janin
infertilitas, riwayat kehamilan ganda, malformasi, TORCH,
Retardasi pertumbuhan
kehamilan tak baik, malformasi, kehamilan ganda
intra uterin
rahim abnormal, dll
Dinding otot rahim Bayi lahir prematur Berat badan < 2500
bagian bawah lemah (BBLR/BBSLR) gram
Fungsi organ-organ
Permukaan tubuh Jaringan lemak prematuritas belum baik
relatif lebih luas subkutan lebih tipis
Penurunan daya
Pemaparan Kehilangan Kekurangan
Penguapan dengan suhu luar panas melalui cadangan energi Resiko infeksi
berlebihan
Kehilanga Kehilanga Malnutrisi Diskontinuitas
n cairan n panas pemberian ASI
6
Hipoglikemia
Dehidrasi Resiko
ketidakseimbangan
suhu tubuh
2.1.2.7 Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak
2.1.2.8 Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
2.1.2.9 Leher
Perhatikan kebersihan karena leher neonatus pendek
2.1.2.10 Thoraks
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatiakn
suara wheezing dan ronkhi, frekuensi bunyi jantung > 100
kali/menit
2.1.2.11 Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus
costae pada garis papilla mammae, lien tidak teraba, perut
buncit berarti ada asites atau tumor, perut cekung adanya
hernia diafragma, bising usus tibul 1-2 jam setelah masa
kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena
gastrointestinal tract belum sempurna
2.1.2.12 Umbilicus
Tali puast layu, perhatikan adanya perdarahan atau tidak,
adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
2.1.2.13 Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah
kelainan letak muara uretara pada neonatus laki-laki,
nenatus perempuan lihat labia mayora dan minora, adanya
sekresi mukus keputihan , kadang perdarahan.
2.1.2.14 Anus
Perhatikan adanya darah dalam feces, frekuensi BAB serta
warna dari feces
2.1.2.15 Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatiakn adanya
patah tulang atau adanya kelumpuhan saraf atau keadaan
jari-jari tangan dan kaki serta jumlahnya
2.1.2.16 Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksis berat refleks moro dan
sucking lemah. Refleks moro dapat memberi keterangan
mengenai keteranagn susunan saraf pusat atau adanya patah
tulang.
Prematuritas
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil
2.3.1.1 Tujuan
1) Respiratory status: ventilation
2) Respiratory status: airway patency
3) Vital sign status
2.3.1.2 Kriteria hasil
1) Tidak ada sianosis dan dispneu
2) Menunjukkan jalan napas yang paten
3) Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah,
nadi, pernapasan)
2.3.2 Intervensi keperawatan
2.3.2.1 Airway management
1) Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust
bila perlu
2) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
4) Monitor pernafasan dan status oksigen yang sesuai
2.3.2.2 Oxygen therapy
1) Pertahankan jalan nafas yang paten
2) Kolaborasi dalam pemberian oksigen terapi
3) Monitor aliran oksigen
2.3.2.3 Vital sign monitoring
1) Monitor nadi, suhu, dan RR
2) Monitor kualitas dari nadi
3) Monitor frekuensi dan irama pernafasan
4) Monitor suara paru-paru
5) Monitor pola pernafasan abnormal
6) Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
7) Monitor sianosis perifer
Nurarif, Huda Amin Dan Kusuma Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Dianosa Medis Dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction
( ) ( )