Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama
masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme.

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001). Faktor resiko yang
umum pada UTI mencakup ketidakmampuan atau kegagalan kandung kemih untuk
mengosongkan isisnya secara lengkap, penurunan mekanisme pertahanan alamiah dari pejamu,
peralatan yang dipasang pada traktus urinarius, seperti kateter dan prosedur sistokopi.

Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik
pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin
ternyata

wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umur, kurang lebih 515%.Infeksi traktus
urinarius adalah satu dari masalah paling umum yang ditemui oleh tenaga kesehatan, terhitung 6-
7 juta dari kunjungan klinik pertahun. Mayoritas kasus di dominasi oleh wanita. seperti infeksi
selama kehamilan harus di tangani dengan tepat. Meskipun gejala tidak tampak, karena terdapat
peningkatan resiko untuk terjadinya pielonefritis akut dan kelahiran frematur angka kejadian
bakteriuri pada wanita meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan aktifitas seksual.
Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif
seksual. Ini dibuktikan dengan banyaknya temuan yang menunjukkan kelompok wanita yang
tidak menikah angka kejadian ISK lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang sudah
menikah (Sukandar, 2006). Menurut Journal of Oxford prevalens infeksi saluran kemih
meningkat dari 0,47% pada tahun 2000 menjadi 1,7% pada tahun 2003 (Calbo, 2006). Prevalensi
ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 4060 tahun
mempunyai angka prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira
mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-
laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia.

Infeksi saluran kemih terjadi pada wanita dibandingkan dengan rasio 10 : 1 sampai 50 : 1.
Insiden tahunan UTI diantara wanita yang masih aktif secara seksual adalah 3 10% .

Satu dari setiap lima wanita di Amerika Serikat mengalami UTI selama kehidupan
mereka.meskipun kebanyakan episode UTI pada wanita adalah sederhana, infeksi non
komplikasi (90%),
Berdasarkan data dari medical record RSU Mokopido Tolitoli jumlah penderita ISK pada tahun
2011 adalah 132(14,7%) lebih banyak terjadi pada umur 21 30 tahun sebanyak 37 (28%) dan
yang terendah pada umut 71 80 tahun dengan jumlah penderita 4 (3%), tahun 2012 periode
bulan Januari Juli berjumlah 79 (8,8%) lebih banyak terjadi pada umur 41- 50 tahun sebanyak
21(26,6%) dan yang terendah umur 7180 berjumlah 4(5%)

Meningkatnya penderita ISK seperti yang dijelaskan diatas maka diperlukan asuhan
keperawatan untuk mencegah infeksi yang lebih berat yang dapat menimbulkan kerusakan pada
berbagai macam organ, mencegah atau menghentikan deseminasi kuman dan produk yang
dihasilkan oleh kuman pada sirkulasi sistemik .

1. B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :Asuhan Keperawatan Pada Kasus Dengan Diagnosa Medis Infeksi Saluran
Kemih(ISK). Di Ruang Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli

1. C. Tujuan Penulisan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk memperoleh pengalaman tentang penerapan asuhan keperawatan gangguan sistim


urogenital Pada Tn H. dengan Infeksi Saluran Kencing (ISK) di Ruang Teratai Interna RSUD
mokopido Tolitoli.

1. Tujuan khusus

1. Mampu melakukan tahapan pengkajian asuhan keperawatan gangguan sistim


urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)

2. Mampu melakukan tahapan diagnose keperawatan asuhan keperawatan gangguan


sistim urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)

3. Mampu melakukan tahapan penentuan tujuan keperawatan gangguan sistim


urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)

4. Mampu melakukan tahapan perencanaan asuhan keperawatan gangguan sistim


urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)

5. Mampu melakukan tahapan implementasi asuhan keperawatan gangguan sistim


urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)

6. Mampu melakukan tahapan evaluasi asuhan keperawatan gangguan sistim


urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)
7. Mampu melakukan tahapan catatan perkembangan asuhan keperawatan gangguan
sistim urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)

2. D. Metode Penulisan

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan study kasus
yaitu dengan menggunakan proses keperawatan dengan tahapan pengambilan data :

1. Wawancara langsung dengan tanya jawab pada klien, keluarga, pembimbing.

2. Observasi yaitu dengan cara mengamati langsung pada saat melakukan asuhan
keperawatan

3. Pengkajian fisik sebelum melakukan perencanaan dan tindakan keperawatan.

4. Study Dokumentasi yaitu melalui catatan medis/keperawatan

5. Study Pustaka melalui literature buku-buku keperawatan, kedokteran dan media internet.

1. E. Manfaat Penulisan

1. Bagi peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang asuhan keparawatan (ASKEP).


Menambah wawasan peneliti mengenai penyakit ISK itu sendiri.

1. Bagi petugas pelayanan kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita dengan gangguan sistim urogenital khususnya ISK, sehingga dapat
mengurangi tingkat kejadian penderita ISK dan meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
kesehatan.

1. Bagi pasien/masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi dan menambah pengetahuan
tentang penyakit ISK di masyarakat sehingga dapat mengurangi/menekan angka kejadian
penderita ISK.

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. A. Konsep Teori Penyakit Infeksi Kandung Kemih

1. 1. Pengertian

2. ISK merupakan reaksi inflamasi sel sel urotelium melapisi saluran kemih
(Purnomo B. Basuki,2003)

3. Infeksi saluran kencing (ISK) adalah inflamasi kandung kemih yang dapat
bersifat akut/kronis. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh infeksi E.
Coli(Depkes, 2000)

4. Infeksi saluran kencing (ISK) sama dengan sistitis adalah inflamasi akut pada
mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri yang disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari bakteri (Nursalam,2006)

5. Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu
keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih(Agus Tessy, 2001)

6. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)

7. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih,
terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin,
2001)

1. 2. Etiologi

2. Factor predisposisi

1) Infeksi saluran kemih bagian atas disebabkan oleh :

a) Obstruksi (hipertropi) prostat, katup (striktur uretra)

b) Gangguan pengosongan kandung kemih (neuropatik, divertikula)

c) Kateterisasai /instrumentasi

d) Infeksi ginjal

2) Infeksi saluran kemih bagian bawah disebabkan oleh :

a) Fistula Vesikoureter
b) Obstruksi (misalnya, batu, striktur)

1. Mikrobiologis

Mikroorganisme penyebab E.Coli,Enterocoli, Proteus spp, Stafilokokus aureus, klebsiela spp,


koliform lainnya, Enterococcus faecalis, S. Saprophyciccus, S. Epidermidis, Pseudumonas
Aeruginosa,Mycobaterium tuberculosis

(Nursalam,2006), (B.K., Mandal dkk,2011)

Pada laki laki infeksi saluran kemih disebabkan oleh :

1. 1. Neisseria gonorhoe

2. 2. Uretritis non-gonokokal (NGU)

3. Clamiydia menyebabkan 30 50% kasus

4. Ureplasma urealyticum, Mycoplasma gentilium, Trchomonas Vaginalis, HSV, Candida,


Neisseria meningtidis, striktur uretra, dan benda asing berperan pada sebagian kecil
kasus.

(Depkes,1995)

1. 3. Manifestasi klinik

Tanda dan gejala, dibagi atas :

1. Cystitis akut

1) Peningkatan frekuensi miksi, baik deural maupun noktural

2) Disuria karena epithelium yang meradang tertekan, rasa nyeri pada daerah suprapubik atau
perineal.

3) Rasa ingin miksi

4) Hematuria

a) Pada wanita, biasanya timbul setelah adanya infeksi saluran pernafasan atau setelah diare

b) Pada pria, timbul prostitis setelah minum alcohol yang berlebihan

1. Cystitis kronis

Sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering tidak begitu menonjol.
(Depkes,1995) (Reeves J. Charlinr,2001)

1. 4. Pemeriksaan

1. Pada wanita

1) Pemeriksaan ISK bagian bawah/Cystitis akut :

Urine porsi tengah (mid strim) untuk mikroskopik, kultur dan sensivitas

2) Pemeriksaan ISK bagian atas :

a) Kultur darah

b) Hitung darah lengkap, hitung jenis leukosit, dan laju endapan darah (LED)

c) Profil biokimia (tes fungdi hati, albumin, dan ureum/kreatinin)

d) Rongen torak (untuk menyingkirkan pneumonia)

e) Cystoscopy

f) IVP.

1. Pada pria

1) Swab uretra : untuk pewarnaan gram dan kultur pada media khusus untuk gonokokus.

2) Urin porsi awal (first catch) untuk PCR klamida

Menurut Purnomo B. Basuki pemeriksaan klinik untuk Infeksi Saluran Kemih adalah sebagai
berikut :

1. Pemeriksaan urine

Pemeriksaan urine merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat penting pada infeksi saluran
kemih. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan urinalisis dan pemeriksaan kultur urine.

1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah lengkap diperlukan untuk mengungkap adanya proses inflamasi atau infeksi.
Didapatkan leukositosis, peningkatan laju endapan darah, atau didapatkannya sel sel mudah
pada sediaan hapusan darah menandakan adanya inflamasi akut.

1. Pencitraan

1. Foto polos abdomen. Pembuatan foto polos berguna untuk mengetahui adanya
batu radio opak pada saluran kemih atau adanya distribusi gas yang abnormal
pada pielonefritis akuta.

2. Piv adalah pemeriksaan rutin untuk mengevaluasi pasien yang menderita ISK
complicated. Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan adanya piolenefritis akuta
dan adanya obstruksi saluran kemih.

3. Voiding sistouretrografi. Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengungkapkan


adanya revluks vesico ureter, buli buli neurigenik, atau divertikulum uretra
pada wanita yang sering menyebabkan infeksi yang sering kambuh.

4. CT scan. Pemeriksaan ini lebih sensitive dalam mendeteksi penyebab ISK dari
pada PIV atau ultrasonografi.

5. 5. Patofisiologi

Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui. Dua jalur utama terjadinya
ISK ialah hematogen dan escending, tetapi darai kedua cara ini acendinglah yang paling sering
terjadi.

1. Infeksi hematogen

Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada psien dengan daya tahan tubuh yang rendah, karena
menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapatkan pengobatan
imunosupresi. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya focus infeksi di tulang,
kulit, endotel atau ditempat lain. Salmonella, pseudomonas, kandida, dan proteus termasuk jenis
bakteri yang dapat menyebar secara hematogen.

E.Coli, akan mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang dapat meningkatkan kepekaan ginjal
sehingga mempermudah penyebaran hematogen. Hal iini dapat terjadi pada keadaan sebagai
berikut :

1) Adanya bendungan total aliran urin

2) Adanya bendungan intrarenal baik karena jaringan parut maupun terdapatnya presipitasi
obat intralubular misalnya sulfonamide

3) Terdapat factor vaskuler misalnya kontraksi pembuluh darah


4) Pemakian obat analgetik atau estrogen

5) Pijat ginjal

6) Penyakit ginjal polikistik

7) Penyandang DM

1. Infeksi asending

1) Kolonisasi uretra dan introitus vagina

Saluran kemih umumnya tidak mengandung mikroorganisme kecuali pada bagian distal uretra
yang baiasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit seperti basil difteroid, streptokokus.
Disamping bakteri normal flora kulit, pada wanita daerah 1/3 bagian distal uretra disertai
jaringan periurettral dan vestibula vaginalis juga banyak dihuni oleh bakteri dari usus karena
letak anus tidak jauh dari tempat tersebut. Pada wanita kuman penghuni pada daerah tersebut
E.coli disamping golongan enterobacter dan S.fecalis.

2) Masuknya mikroorganisme kedalam kandung kemih

Beberapa factor yang mempengaruhi masuknya organism kedalam kandung kemih adalah :

a) Factor anatomi

b) Factor tekanan urine pada waktu miksi

c) Manipulasi urettra

d) Factor lain, misanya :Perubahan hormonal pada menstruasi, Kebersihan alat kelamin bagian
luar, Adanya bahan antibakteri dalam urin, Pemakaian obat kontrasepsi oral

e) Multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih

f) Urin mempunyai tekanan osmotic yang tinggi dan Ph yang rendah

g) Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal .

1. 6. Penatalaksanaan

Pengobatan pada berbagai bentuk ISK antara lain :

1. Sindrom uretra akut atau sistitis


Obat obat yang biasa dipakai untuk pengobatan dosis tunggal antara lain:

1) Amoksisilin

2) Trimetropin sulafametoksasol 320 mg 1600 mg

3) Sulfamoksasol 2 gram

4) Trimetropin 400 mg

5) Kanamisin 500 mg i.m

6) Gentamisin 120 mg i.m

1. Piolenoefritis akut (PNA)

1) Trimetripin-sulfametaksasol 160 800 mg du kali sehari

2) Sefaleksin 500 mg empat kali sehari

3) Amoksisilin 500 mg empat kali sehari

4) Asam nalidiksik satu gram empat kali sehari

5) Asam pipemidik 400 mg dua kali sehari

1. Piolenefritis kronik ( PNK )

Pengobatan dilakukan bilaman pada biakan bakteri ditemukan bakteriuria bermakna, yaitu
dengan pemberian antibiotic yang sesuai.

1. Bakteriuri tak bergejala

Pada wanita hamil bakteriuri tak bergejala diobati dengan entimokroba dosis tunggal, kemudian
dipantau selama dua sampai empat minggu. Bilamana masih ditemukan bakteri uri diberikan
antimikroba dua minggu, kemudian dipantau lagi setelah pengobatan dihentikan.

Bilaman masih terjadi rekurensi, antimokroba dianjurkan sampai enam minggu atau sampai
partus. Setelah partus tiga sampai enam bulan dilakukan pemantauan saluran kemih dengan
piolografi intravena. Antimikroba yang diberikan biasanya sebaiknya yang tidak toksik
terhadap janin seperti ampisilin atau nifofurantion.

1. Infeksi saluran kemih rekuren

1) Trimetripin-sulfametaksasol 40 200 mg
2) Trimetropin obat tunggal 59 100 mg

3) Nitrofuration 100 mg

4) Ampisilin atau amoksisilin 250 mg

5) Penisilin G 500 mg

6) Metenamin (heksamin) mandelat (dengan vitamin C 500 mg) satu gram

7) Asam pepemidik 200 mg

Pada pria dilakukan pengobatan dengan pemberian profilaksis selama enam bulan . dan setelah
penghentian obat obatan dan ternyata masih timbul rekurens . maka diberikan profilaksis dua
sampai tiga tahun atau lebih. Pasien dengan obstrukasi saluran kemih sering terjadi relaps,
pemberian antimikroba dilanjutkan sampai enam minggu. Bilaman belum terjadi eradikasi
kuman, sedangkan tindakan untuk menghilangkan obstruksi belum dapat dilakukan, diberikan
pengobatan supresi.

Dosis untuk pengobatan untuk supresi ini sama dengan dosis pengobatan biasa. farrar
memberikan obat obat untuk pengobatan supresi sebagai berikut :

1. Trimetripin-sulfametaksasol 80 mg sampai 400 mg dua kali sehari

2. Sulfamoksasol 500 mg empat kali sehari

3. Nitrofuration 50 mg empat kali sehari

4. Metanamin (heksamin) mandelat satu gram empat kali sehari.

(FKUI, 2002)

1. 7. Komplikasi

1. Epididimo-orkitis

2. Sindrom reiter

3. Dan penularan ke pasangan

1. B. Teori Asuhan Keperawatan (Nanda,2006 & 2011) dan (Doengus E.


Marilynn,2000)

1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan / penyakit urogenital meliputi :

1. Identitas pasien

1) Nama

2) Umur

3) Jenis kelamin

4) Agama

5) Pekerjaan

6) Pendidikan

7) Status perkawinan

8) Alamat

1. Riwayat kesehatan umum meliputi berbagai gangguan / penyakit yang lalu, berhubungan
dengan atau yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang

1) Riwayat kesehatan keluarga

2) Riwayat kesehatan pasien

1. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan / gangguan yang berhubungan dengan


gangguan / penyakit yang dirasakan saat ini.

1) Bagaimana frekuensi miksinya, apakah terdapat :

a) Poliuri

b) Oliguri

c) Miksi keluar sedikit-sedikit tapi sering

d) Urgency

e) Nocturi

f) Tempo berhentinya arus urin selama miksi

g) Pasien mengalami keraguan / kesukaran sewaktu melalui miksi


h) Urine keluar secara menetes

i) Incontinentia urine

2) Adakah kelainan waktu miksi seperti :

a) Disuri

b) Ada rasa panas

c) Hematuri

d) Piuri

e) lithuri

3) Apakah rasa sakit terdapat pada daerah setempat atau secara umum :

a) Apakah penyakit timbul setalah adanya penyakit yang lain

b) Apakah terdapat mual, muntah

c) Apakah terdapat oedema

d) Bagaimana keadaan urinenya ( volume, warna, bau, berat jenis, jumlah urine selama 24
jam )

e) Adakah secret atau darah yang keluar

f) Adakah hambatan seksual

g) Bagaimana riwayat haid (menarche, abortus, pemakaian alat kontrsepsi )

h) Rasa nyeri ( lokasi, identitas, saat timbulnya nyeri )

i) Riwayat persalinan

j) Riwaya perdarahan

1. Data fisik

Inspeksi :

Secara umum da secara khusus pada daerah genetalia.

Palpasi :
Pada daerah abdomen, buli-buli, lipat paha

Auskultasi : daerah abdomen

Perkusi : daerah abdomen, ginjal

Keadaan umum pasien :

1) Tingkat kesadaran

2) Tinggi badan / berat badan

3) Tanda-tanda vital meliputi tensi, nadi, suhu, pernafasan

1. Data psikologis

Keluhan dan reaksi pasien terhadap penyakit

Tingkat adaptasi pasien terhadap penyakit

Persepsi pasie terhadap pasien

Penanggulangan masalah

1. Data social, budaya, spiritual

1) Umum

Hubungan dengan orang lain, kepercayaan yang dianut dan keaktifannya, kegiatan dan
kebutuhan sehari hari

a) Nutrisi ( kebiasaan makan, jenis makanan, makanan pantangan, kebiasaan minum, jenis
minuman )

b) Aliminasi / kebiasaan BAB dan BAK. ( konsistensi, warna, bau, jumlah)

c) Olahraga ( jenis, teratur atau tidak )

d) Ustarah / tidur ( waktu, lamanya )

e) Personal hygiene, ( mandi, gosok gigi, cuci rambut, ganti pakaian, kebersihan kuku,
kebersihan genetalia )

f) Ketergantungan ( rokok, makanan, minuman, obat )

2) Khusus
Hal-hal yang berhubungan dengan panyakit yang diderita oleh pasien ( keluarga dan
lingkungannya ).

3) Data khusus meliputi :

Hasil hasil pemeriksaan, program medis (pengobatan, tindakan medis ).

1. 2. Diagnose Keperawatan

1. Gangguan rasa nyama : nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya, sehubungan
dengan akibat adanya peradangan.

2. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan akibat adanya infeksi .

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya sehubungan


dengan kuranganya onformasi yang ditandai dengan sering bertanya tanya

4. Potensial terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan keluarnya cairan terus


menerus dari kemaluan

5. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari hari ( nutrisi, eliminasi, personal


hygiene ) sehubungan dengan pasien harus tirah baring .

6. Gangguan istrahat tidur sehubungan dengan nyeri yang hebat.

7. Perubahan pola eliminasi urine ; disuria, sehubungan dengan adanya akibat


peradangan .

8. 3. Perencanaan Keperawatan

1. Gangguan rasa nyama : nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya,


sehubungan dengan akibat adanya peradangan.

Tujuan :

Rasa nyaman pasien meningkat ditandai dengan :

1) Rasa nyeri berkurang

2) Pasien tenang

3) Ekspresi wajah cerah

4) Pasien dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi nyeri


Intervensi dan Rasional :

1) Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri

Rasional :Penjelasan tentang penyebab rasa nyeri dapat memberikan informasi positif kepada
klien dan keluarga sehingga dapat menurunkan kecemasan dan turut aktif dalam tindakan
pengobatan

2) Mengatur posisi tidur yang menyenangkan

Rasional :Akan mengurangi nyeri dan meningkatkan keinginan tidur pasien.

3) Mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dan memberikan kegiatan positif

Rasional :Tehnik relaksasi dapat megalihkan perhatian pasien dari perasaan nyeri sehingga klien
merasa nyaman

4) Memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri dan Menganjurkan untuk
meminum air hangat

Rasional :Kompres hangat dapat meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah

5) Massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri

Rasional :Untuk mengurangi impuls nyeri melalui medulla spinalis sehingga nyeri yang
dirasakan berkurang.

6) Ciptakan lingkungan terapiutik yang nyaman

Rasional :Lingkungan terapeutik yang tenang dan nyaman dapat mengurangi stress sehingga
hormone cortisol tidak disekresikan yang mana jika cortisol tersekresi maka akan
meningkatkannyeri

7) Melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic

Rasional :Analgetik dapat mengurangi nyeri dan antibiotic mengurangi dan menghilangkan
factor penyebab

1. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan akibat adanya infeksi .

Tujuan :

1) Suhu tubuh pasien normal ( 36 37 c)

2) Pasien tenang
Intervensi dan Rasional :

1) Memonitor tanda tanda vital

Rasional :Untuk mengetahui tindakan selanjutnya

2) Beri penjelasan tentang penyebab peningkatan suhu tubuh

Rasional :Penjelasan tentang penyebab rasa nyeri dapat memberikan informasi positif kepada
klien dan keluarga sehingga dapat menurunkan kecemasan dan turut aktif dalam tindakan
pengobatan

3) Kaji peningkatan suhu tubuh melalui pemeriksaan laboratorium

Rasional :Untuk mengetahui factor penyebab peningkatan suhu tubuh dan untuk menetapkan
program terapi selanjutnya

4) Beri pasien banyak minum 3 -4 liter sehari, tidak ada kontra indikasi

Rasional :Minum bayak akan merangsang peningkatan sekresi urin sehingga pada saat BAK
bakteri akan terbawa oleh urin.

5) Lakukan kompres dingin atau hangan pada tubuh sampai suhu normal

Rasional :Kompres hangat dapat meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah sedangkan


kompres dingin meningkatkan vasokontriksi pembuluh darah.

6) Melaksanakan program terapi : Penatalaksanaan antipiretik sesuai indikasi

Rasional :Antipiretik menurunkan demam

7) Monitor intake dan output cairan

Rasional :Intake dan out put yang kurang dapat merangsang perkembangan bakteri dalam vesica
urinaria

1. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya sehubungan dengan


kuranganya onformasi yang ditandai dengan sering bertanya tanya

Tujuan :

1) Pengetahuan pasien tentang penyakitnya meningkat

Intervensi dan Rasional :

1) Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit yang di derita


Rasional :Untuk mengetahui kesiapan pasien dan keluarga serta untuk mengetahui tingkat
pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita

2) Jelaskan secara singkat tentang penyakit,perawatan dan pengobatan

Rasional :Untuk menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit, perawatan dan
pengobatan sehingga dapat berpartisipasi dalam pengobatan

1. Potensial terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan keluarnya cairan terus menerus
dari kemaluan

Tujuan :

1) Tidak terjadi infeksi sekunder

2) Tidak ditemukan tanda tanda radang

Intervensi dan Rasional :

1) Kaji tanda tanda radang

Rasional :Untuk mengetahu adanya infeksi serta mempermudah dalam pemberian tindakan
selanjutnya

2) Monitor suhu tubuh

Rasional :Infeksi dapat menunjukan peningkatan suhu tubuh

3) Beri penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia

Rasional :Mencegah penyebaran infeksi dan perkembangan debris bakteri

4) Bekerjalah dengan prinsip aseptic dan antiseptic

Rasional :Untuk mencegah terjadinya infeksi nasokomial

5) Laksanakan program pengobatan

Rasional :Untuk mengurangi penyebaran kuman penyakit

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari hari ( nutrisi, eliminasi, personal hygiene )


sehubungan dengan pasien harus tirah baring

Tujuan :
1) Kebutuhan sehari hari (nutrisi, eliminasi, personal hygiene baik, bab dan bak) terpenuhi

Intervensi dan Rasional :

1) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari

Rasional :Untuk memaksimalkan pemberian bantuan kepada pasien dalam pemenuhan


kebutuhan sehari-hari

2) Kaji jenis kebutuhan yang diperlukan pasien

Rasional :Untuk membantu pemenuhan kebutuhan yang diperlukan klien

3) Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhannya lancer

Rasional :Untuk memberikan rasa nyaman dan meningkatkan perhatian kepada klien sehingga
klien merasa nyaman

4) Jelaskan pada pasien mengenai tujuan tirah baring

Rasional :Untuk mengurangi kontraksi kandung kemih sehingga dapat meningkatkan nyeri

5) Ajarkan mobilisasi fisik fasif ditempat tidur

Rasional :Meningkatkan sirkulasi tubuh dan meningkatkan rasa nyaman

1. Gangguan istrahat tidur sehubungan dengan nyeri yang hebat.

Tujuan :

1) Kebutuhan istrahat tidur terpenuhi

Intervensi dan Rasional :

1) Kaji waktu dan lamanya tidur

Rasional :Mengetahui jumlah kebutuhan tidur klien sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan
daya tahan tubuh

2) Kaji kebiasaan tidur pasien

Rasinal :Dapat membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan tidur pasien

3) Ciptakan lingkungan yang tenang

Rasional :Meningkatkan istirahat pasien


4) Jelaskan pentingnya istrahat dan tidur bagi kesehatan

Rasional :Untuk menambah pegetahuan klien mengenai penyakit dan berpartisipasi dalm
tindakan pengobatan

5) Anjurkan pasien untuk tidur pada saat saat yang tenang

Rasional :Mengurangi gangguan pada saat tidur, sehingga kebutuhan tidur terpenuhi

1. Perubahan pola eliminasi urine ; disuria, sehubungan dengan adanya akibat peradangan .

Tujuan :

1) Pola eliminasi urine kembali normal

2) Keluhan bak tidak ada lagi

Intervensi dan Rasional :

1) Kaji keluhan buang air kacil

Rasional :Untuk mengetahui masalah eliminasi dan menentukan tindakan yang tepat

2) Jelaskan penyebab perubahan pola eliminasi

Rasional :Mengurangi kecemasan klien

3) Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi

Rasional :Untuk rehidrasi cairan dan untuk pengeluaran bakteri dan mikroorganisme lainnya

4) Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam

Rasional :Mencegah perkembangan bakteri

5) Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau)

Rasional :Untuk mengetahui agen penyebab gangguan ISK

6) Observasi sedini mungkun tanda-tanda gagal ginjal

Rasional :Mencegah terjadinya komplikasi

1. 4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan ketrampilan
interpersonal, intelektual dan tehnikal.

1. 5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi didasarkan pada rencana yang telah di laksanakan dalam upaya memodifikasi tindakan
selanjutnya, berdasrkan tujuan umum dan tujuan khusus.

Evaluasi merupakan kegiatan yang membendingkan antara hasil implementasi dengan criteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau
berhasil sebahagian, perlu disusun rencana keparawatan yang baru. Evaluasi disusun dengan
menggunakan SOAP yang operasional dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan dan
keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi
keparawatan. O adalah keadaan objektif yang dapat didefinisikan oleh perawat menggunakan
pengamatan atau pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan. A merupakan
analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objekstif keluarga yang dibandingkan
dengan criteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada pada tujuan pada rencana
keperawatan keluarga. P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

1. 6. Catatan Perkembangan

Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat, yaitu evaluasi formatif
yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan secara kontrak. Dan pada tahapan catatan perkembangan dilakukan secara evaluasi
sumatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan
apakah rencana diteruskan, diteruskan sebahagian, diteruskan dengan perubahan intervensi, atau
dihentikan.

BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

No Rekaman Medik :070114 Tanggal Masuk RS :25/07/ 2012

Diagnose Medis : ISK Tanggal Pengkajian :25/07/ 2012


A. Pengkajian

1. Data Umum

2. Identitas klien

Nama : Tn. H

Umur : 57 thn

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku/bangsa : Bugis/Indonesia

Pekerjaan : Tani

Pendidikan : SD

Alamat : Desa Bilo

1. Identitas penangggung jawab

Nama : Tn.A

Umur : 30 thn

Jenis kelamin : Laki-Laki

Agama : islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Alamat : Desa Bilo

Hub.dengan klien: Anak

1. 2. Riwayat Keperawatan

2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri pada daerah perut bagian bawah

2) Riwayar keluhan utama

Klien masuk rumah sakit pada tanggal 27 juli 2011 pukul 16.00 dengan keluhan nyeri pada
daerah perut bawah. Dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, susah untuk BAK. Klien
mengatakan bahwa klien sebelum di bawah ke Rumah Sakit, klien di rawat di Puskesmas Bilo
selama satu minggu, oleh karena tidak ada perubahan sehingga klien di rujuk ke Rumah Sakit
keluhan ini dirasakan sejak 2 hari yang lalu sebelum klien di rawat di Puskesmas Bilo. Klien
juga mengatakan bahwa klien pernah mminum obat yang dijual di warung dan apotik, namun
setelah minum obat tersebut klien merasakan tidak ada perubahan sehingga keluarga klien
membawah klien ke Puskesmas Bilo.

3) Keluhan saat dikaji :

Klien mengatakan susah saat BAK dialami sejak 2 hari yang lalu sebelum klien masuk Rumah
Sakit. Sering BAK tapi sedikit-sedikit, BAK berdarah 1 minggu yang lalu. Nyeri perut bagian
bawah tembus ke bagian belakang, nyeri terus menerus, dengan skala nyeri 9, saat dikaji klien
menangis dan meringis kesakitan, memegang perut bagian bawah. Klien menanyakan tentang
penyakit yang dideritanya, oleh karena klien sudah tidak tahan dengan nyeri yang dirasakannya
dan pada saat palpasi dirasakan adanya akumulasi cairan pada vesica urinarian, vesiva urinaria
teraba keras. klien nampak gelisah klien dan keluarga menanyakan tentang penyakitnya, klien
tegang serta klien menanyakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan.

4) Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami penyakit seperti yang diderita saat ini tapi
hanya berobat ke Puskesmas tetapi belum pernah di rawat di Rumah Sakit.

5) Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien

6) Riwayat alergi

Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien.
1. Data Demografi

Genogram 3 generasi

Ket: = laki-laki

= perempuan

= penderita

=bersaudara

-= tinggal serumah

x = meninggal

Gambar 1 : Genogram Tiga Generasi

1. Pola fungsi kesehatan

Table 3.1 : Tabel Pola fungsi kesehatan

No
Kegiatan Di rumah Dirumah sakit

1 Nutrisi

-Pola makan Nasi,sayur, ikan Bubur,sayur, ikan

-frekuensi 3 x 1 sehari 2 x 1 sehari


-nafsu makan Baik Baik

-makanan kesukaan Nasi putih Nasi putih

-makanan pantangan Tidak ada Tidak ada

2 Cairan ( minum )

Frekuensi Setiap haus Setiap haus

volume 7 8 gelas/ hari 5 6 gelas/hari

minuman yang disukai Air putih Air putih

3 Eliminasi

1. BAB

Frekuensi 2 x sehari

Konsisten Lunak

Warna Kuning

bau Khas makanan

1. BAK

Frekuensi 3 4 x sehari Sedikit tapi sering


dan nyeri pada saat
BAK

Kuning campur darah

Warna Kuning Pesing

Bau Pesing
Hanya dilap

4 Personal hygiene Tidak perna

Mandi 2 x sehari Tidak perna

Cuci rambut 1 minggu 3x Kusut. Tidak rapi

Memotong kuku 1 kali seminggu

Penampilan Cukup bersih

11.00 -12.00

5 Pola istrahat tidur 21.0 -24.00

Tidur siang 13.00 15.00

Tidur malam 21.00 05.00

1. Pemeriksaan fisik dan Diagnostik

Keadaan umum : Lemah

Tingkat kesadaran : Composmentis

Vital sign :TD : 130 / 60 mmHg, ND : 88 x/mnt, SB : 37,5oc, RR : 20 x/mnt

1. 3. Pemeriksaan head to toe

1. System integument

Inspeksi Keadan kulit kering,kulit tidak bersisik,dan tidak ada lesi

Palpasi Tidak teraba adanya nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/benjolan
1. Kepala dan rambut

Inspeksi Bentuk kepala branchiosepalus,warna rambut putih, kotora, tidak ada


benjolan,penyebaran rambut merata, tidak teraba lesi.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan

1. Wajah

Inspeksi Bentuk wajah oval,simetris kiri dan kanan,tidak ada edema, wajah meringis
pada saat dilakukan palpasi di bagian abdomen, klen gelisah dan tegang

Palpasi Tidak terba adanya nyeri tekan,tidak teraba adanya massa atau benjolan.

1. Mata

Inspeksi Mata kiri dan kana simetris,gerak bola mata normal,konjungtiva tidak anemis

Palpasi Tidak ada nyeri tekan,tidak teraba adanya massa

1. Telinga

Inspeksi Bentuk telinga kira dan kanan simetris,tidak ada serumen, fungsi pendengaran
baik, bersih

Palpasi Tidak teraba adanya nyeri tekan,tidak teraba adanya massa atau benjolan

1. Hidung

Inspeksi Hidung simetris kira dan kanan, tidak ada peradangan, fungsi penciuman baik,
septum deviasi (-), pasase udara kuat

Palpasi Tidak ada nyeri tekan pada sinus

1. Mulut dan tenggorokan

Inspeksi Mukosa bibir kering dan kotor,warna lidah merah, tidak ada peradangan pada
gusi, terdapat banyak karang gigi

Palpasi Tidak teraba adanya massa,tidak teraba nyeri tekan

1. Leher

Inspeksi Tidak ada pembengkakan pada vena jungularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Palpasi Tidak teraba nyeri tekan,teraba denyut nadi arteri carotis

1. Dada

Inspeksi Bentuk dada simetri kiri dan kanan,tidak ada pembesaran pada dinding dada,tidak
ada lesi,frekuensi pernapasan teratur 20 x /mnt.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan

Auskultasi Tidak ada suara tambahan

Perkusi tidak terdengar adanya suara pekak

1. Jantung

Inspeksi Tidak ada pembesaran pada jantung,tidak ada lesi

Palpasi Tidak teraba adanya nyeri tekan atau benjolan

Perkusi Tidak terdengar suara pekak

Auskultasi BJ 1 terdengar di ICS 5 dan 6,BJ 2 terdengar di ICS 2dan3

1. Abdomen

Inspeksi Bentuk permukaan abdomen datar,tidak ada lesi

Palpasi Teraba nyeri tekan dengan skala 9, nyeri yang dirasakan seprti tertusuk-tusuk
jarum di daerah supra pubis tembus kebagian belakang, teraba adanya cairan divesica urinaria,
tidak ada lesi

Auskultasi Peristaltic usus terdengar 12x/mnt

1. Ekstermitas

Superior

Inspeksi Kulit kering, tangan kiri terpasang infuse RL 28tts/tpm,tidak ada lesi, tangan kana
memegang abdomen yang sakit

Palpasi Tidak ada nyeri tekan,kekuatan oto skala 5 yaitu dapat melakukan gerakan
kesegala arah

Inferior
Inspeksi Simetris kiri dan kanan,kulit kering,tidak ada lesi

Palpasi Kekuatan tonus otot skala 5,yaitu dapat melakukan gerakan kesegala arah

1. 4. Pemeriksaan Diagnostik :

Table 3.2 :Pemeriksaan laboratorium Ny. A Di Ruang Teratai Interna RSUD Mokopido
Tolitoli Tanggal 28 Juli 2012

Jenis
Hasil Satuan Nilai normal
pemeriksaan

WBC 8,3 H 103/ml 5,0 10,0

RBC 3,95 106/ml 4,00 5,50

HGB 13,1 H g/dl 12,0 15,0

HCT 38,3 % 40,0 48,0

MCV 37,0 H Fl 80,0 95,0

MCH 33,2 H p/g 25,0 34,0

MCHC 34,2 g/dl 32,0 36,0

PLT 2,2 103/ml 150 400

(%) (103/ml) (%)


Ly F2 2,5 11,0 49,0

MO F2 0,6 0,0 9,0

GR F4 10,8 42,0 85,0

RDW 12,2 % 10,0 16,5

PCT % 0,10 1,00

MPV 4,5 PL 5,0 10,0

PDW H % 12,0 18,0

1. 5. Data pengobatan

Tanggal 26 28 Juli 2012

RL 28 tetes/menit

Cotrimokcacol 2 x 2

Asam Mefenamat 3 x 1

1. 6. Klasifikasi Data
1. Data Subjektif :

1) Klien mengatakan sakit di perut bagian bawah

2) Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang

3) Klien mengatakan skala nyeri 9

4) Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu

5) Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah campur urin

6) Klien dan keluarga menanyakan penyakit yang diderita

7) Klien mengatakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan

1. Data Objektif :

1) Klien meringis

2) Klien memegang bagian bawah perut yang sakit

3) Klien lemah

4) Klien gelisah

5) Klien tegang

6) Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya

7) Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria

8) Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli 2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT = 2,2
103/ml, WBC=8,3 103/ml, RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3, MCV = 37,0 FI,
MCH d/g, MCHC= 34,2 gr/dl, PLT=2,2 103/ml

9) Observasi vital sign :TD = 130 / 60 mmHg, ND = 88 x/mnt, RR = 20 x/mnt, S =


37oc

10) Hematuri (+)

1. 7. Analisa Data
Tabel 3. 3 :Analisa Data Keperawatan Tanggal 26 Juli 2012 Pada Tn.H Di Ruang Teratai
Interna RSU Mokopido Tolitoli

Tgl/Jam Pengelompokan Data Etiologi Problem

1 2 3 4

1. Data Subjektif
26/07/2012 Peradangan Nyeri pada
a. klien mengatakan sakit di perut daerah uterus
09.00 bagian bawah dan sekitarnya

b.Klien mengatakan nyerinya seperti


tertusuk-tusuk dan tembus kebagian
belakang

c.Klien mengatakan skala nyeri 9

2. Data Objektif

a.Klien meringis

b.Klien memegang bagian bawah


perut yang sakit

c.Klien lemah

d.Klien tegang : sulit tidur &


melakukan aktivitas lainnya

d.Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

e.Pemeriksaan laboratorium tanggal


26 Juli 2012 : HCT = 38,3%; MPV =
4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml, HCT=

e. Observasi vital sign :


TD = 130 / 60 mmHg

ND = 88 x/mnt

RR = 20 x/mnt

SB = 37oc

1. Data Subjektif :
26/07/2012 Peradangan Perubahan
a.Klien mengatakan jika BAK terasa pola eliminasi
09.10 nyeri dirasakan sejak satu minggu urine disuria &
yang lalu hematuria

b.Klien mengatakan 2 hari sebelum


masuk RS pada saat klien BAK keluar
darah campur urin

2. Data Objektif :

a. Hematuri (+)

b.Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

1. Data Subjektif : Penggunaan


26/07/2012 kateter dalam Resiko tinggi
a. klien mengatakan jika minggu waktu yang terjadinya
09.20 BAK terasa nyeri di rasakan sejak lama & infeksi
satu yang lalu. keluarnya sekunder
cairan terus
b. Klien mengatakan 2 hari sebelum menerus dari
masuk RS pada saat klien BAK keluar kemaluan

c.Klien mengatakan sakit perut


bagian darah campur urin bawah.

2.Data Objektif :

1. Hematuria
2. Pada palpasi daerah abdomen :
Teraba adanya akulumulasi
cairan di bagian vesica urinaria

3. Klien meringis

4. Pemeriksaan laboratorium
tanggal 26 Juli 2012 : HCT =
38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT =
2,2 103/ml, WBC=8,3 103/ml,
RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1
g/dl, HCT = 38,3, MCV = 37,0
FI, MCH d/g, MCHC= 34,2
gr/dl, PLT=2,2 103/ml

5. Observasi vital sign :

ND = 88 x/mnt

RR = 20 x/mnt

S = 37oc

26/07/2012 1. Data Subjektif : kuranganya Kurang


onformasi pengetahuan
09.20 1. Klien dan keluarga tentang
menanyakan penyakit penyakit,
yang diderita perawatan dan
pengobatannya
2. Klien mengatakan
sudah pernah berobat
tetapi tidak ada
perubahan

3. Data Objektif

1. Klien nampak
gelisah

2. Klien tegang
1. 8. Diagnosa Keperawatan Prioritas

Setelah melakukan analisis terhadap data subjektif dan data objektif, dan dampak masalah
keperawatan klien terhadap kesehatan pasien, maka penulis melakukan prioritas terhadap
masalah actual dan mengancam kehidupan klien serta masalah yang nanti akan mengancam
kesehatan klien (resiko tinggi).

Adapun susunan diagnose prioritas tersebut adalah sebagai berikut :

Nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan


1 Inflamasi.

Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan


dengan Inflamasi
2
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya
berhubungan dengan kuranganya onformasi

3 Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan


Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus
menerus dari kemaluan

1. 9. Rencana Tindakan

Tabel 3.5 : Rencana Tindakan Pada Tn. H,Tanggal 26 Juli 2012 di Ruang Teratai Interna
RSU Mokopido Tolitoli

Diagnose
Keperawata Tujuan Intervensi Rasional
n

1 2 3 4
Nyeri pada Rasa nyaman pasien
daerah uterus meningkat ditandai 1. Penjelasan tentang
dan dengan : penyebab rasa
sekitarnya nyeri dapat
berhubungan Rasa nyeri berkurang memberikan
dengan informasi positif
Inflamasi. 1. Pasien tenang kepada klien dan
keluarga sehingga
. 2. Ekspresi wajah dapat menurunkan
cerah kecemasan dan
. turut aktif dalam
3. Pasien dapat tindakan
menyebutkan pengobatan
penyebab dan cara
mengatasi nyeri 2. Akan mengurangi
nyeri dan
4. Nilai laboratorium meningkatkan
normal : keinginan tidur
pasien.
1. a. HCT =
80,0 3. Tehnik relaksasi
95,0% dapat megalihkan
perhatian pasien
b. MPV = 5,0 10,0 PL dari perasaan nyeri
sehingga klien
c. PLT = 150 400 103/ml merasa nyaman
1. Mengatur
1. Observasi vital posisi tidur 4. Kompres hangat
sign : yang dapat
menyenangka meningkatkan
1. TD = 110 / n vasodilatasi
90 mmHg pembuluh darah

2. ND = 80
x/mnt
1. Untuk mengurangi
3. RR = impuls nyeri
16 x/mnt melalui medulla
spinalis sehingga
4. SB = nyeri yang
36oc 1. Mengajarkan dirasakan
cara berkurang.
mengurangi
5. Beri rasa nyeri 2. Lingkungan
penjelasan (relaksasi ) terapeutik yang
tentang dan tenang dan
penyebab memberikan nyaman dapat
rasa nyeri. kegiatan mengurangi stress
positif. sehingga hormone
cortisol tidak
disekresikan yang
mana jika cortisol
tersekresi maka
akan
meningkatkannyer
i

3. Analgetik dapat
1. Memberikan mengurangi nyeri
kompres dan antibiotic
hangat pada mengurangi dan
daerah yang menghilangkan
terasa nyeri factor penyebab
dan
Menganjurkan
untuk
meminum air
hangat

2. Massage
daerah
pinggang
untuk
mengurangi
nyeri

1. Ciptakan
lingkungan
terapiutik yang
nyaman

1. Melaksanakn
program terapi
: Analgetik
dan antibiotic:

2. Asam
mefenamat 3 x
1

b. Cotrimokcacol 2 x
3
Perubahan Pola eliminasi urine kembali
pola eliminasi normal, dengan criteria : 1. Kaji keluhan
urine disuria buang air 1. Untuk
& hematuria 1. Disuria (-) kacil rehidrasi
berhubungan cairan dan
dengan 2. Hematuria (-) untuk
Inflamasi pengeluaran
3. Pada palpasi daerah bakteri dan
abdomen : Tidak teraba mikroorganis
adanya akulumulasi me lainnya
cairan di bagian vesica
urinaria 2. Mencegah
perkembangan
4. Frekuensi BAK 4 5 bakteri
kali sehari
3. Untuk
5. Nilai laboratorium mengetahui
normal : 1. Jelaskan agen
penyebab penyebab
1. HCT = 80,0 perubahan gangguan ISK
95,0% pola
eliminasi
2. MPV = 5,0
10,0 PL 1. Mencegah
terjadinya
3. PLT = 150 komplikasi
400 103/ml
1. Anjurkan
pasien untuk
minum
cukup bila
tidak ada
kontra
indikasi

1. Kosongkan
kandung
kemih tiap 2-
3 jam

1. Tampung
urine 24 jam
untuk
pemeriksaan
dan kaji
pengeluaran
urine
( jmulah,
waran, bau)

1. Observasi
sedini
mungkun
tanda-tanda
gagal ginjal

2. Untuk
mengetahui
masalah
eliminasi dan
menentukan
tindakan
yang tepat

3. Mengurangi
kecemasan
klien

Kurang Kurang pengetahuan teratasi


pengetahuan dengan criteria : 1. Kaji
tentang kemampuan 1. Meningkatkan
penyakit, 1. Menyatakan belajar partisipasi
perawatan pemahaman tentang pasien pasien
dan
pengobatanny proses penyakit misalnya : mematuhi
a tingkat aturan terapi
berhubungan 2. Melakukan kecemasan, dan
dengan perilaku/perubahan perhatian, perawatan
kuranganya pola hidup untuk kelelahan, yang sedang
onformasi memperbaiki kesehatan tingkat dijalani
umum partisipasi,
lingkungan
3. Mengidentifikasi gejala belajar,
yang memerlukan tingkat 1. Untuk
evaluasi/intervensi. pengetahuan, mengurangi
media, orang kecemasan
4. Menerima perawatan yang klien &
kesehatan adekuat. dipercaya. meningkatkan
partisipasi
klien &
keluarga
dalam
tindakan
pengobatan

1. Jelaskan 1. Pengetahuan
penatalsanaa yang cukup
n obat : dapat
dosis, membantu
frekuensi, pasien dalam
tindakan dan tindakan
perlunya pengobatan
terapi dalam serta
jangka waktu meningkatkan
lama. kesehatan
klien

1. Anjurkan
keluarga
untuk
berpartisipasi
aktif dalam
proses
pemberian
informasi
yang actual
bagi kien

1. Review
pengetahuan
pasien &
keluarga
tentang
penyakit
ISK.

2. Kemampuan
belajar
berkaitan
dengan
keadaan
emosi dan
kesiapan
fisik,
keberhasilan
tergantung
pada
kemampuan
pasien.

Resiko tinggi Tidak terjadi infeksi sekunder


terjadinya dengan criteria : 1. Untuk
infeksi mengetahu
sekunder 1. Tidak ditemukan tanda adanya infeksi
berhubungan tanda radang serta
dengan mempermuda
Penggunaan 2. Tanda vital stabil h dalam
kateter dalam pemberian
waktu yang 1. TD = 110 / 90 tindakan
lama & mmHg selanjutnya
keluarnya
cairan terus 2. ND = 80 x/mnt 2. Infeksi dapat
menerus dari menunjukan
kemaluan 3. RR = 16 x/mnt peningkatan
suhu tubuh
4. S = 36oc
1. Monitor 3. Mencegah
5. Nilai suhu tubuh penyebaran
laboratorium infeksi dan
normal : perkembangan
debris bakteri
1. HCT =
80,0 4. Untuk
95,0% mencegah
terjadinya
2. MPV = infeksi
5,0 nasokomial
10,0 PL 1. Beri
penjelasan 5. Untuk
3. WBC=5 tentang mengurangi
,0 10,0 kebersihan penyebaran
103/m diri / kuman
genetalia penyakit
4. RBC=4,
00
5,50
106/ml

5. HGB=1
2,0
15,0
g/dl
1. Bekerjalah
6. HCT = dengan
40,0 prinsip
48,0 aseptic dan
antiseptic
7. MCV =
80,0
95,0FI

8. MCH =
25,0
34,0 d/g
1. Laksanakan
9. MCHC= program
32,0 pengobatan :
36,0 Antibiotik
gr/dl, Kotrimokcac
ol 2 x 3
10. PLT=15
0 400
103/ml

11. Kaji
tanda
tanda
radang

1. 10. mplementasi

Tabel 3.6 : Implementasi Keperawatan Tn.M tanggal 26 Juli 2012 di Ruang Teratai
Interna RSUD Mokopido Tolitoli

No Diagnose
Tgl/Jam Tindakan
Dx Keperawatan

1 2 3 4

Nyeri pada
1 daerah uterus 26/07/2012 1. Menjelasan tentang penyebab rasa
dan sekitarnya
berhubungan
dengan 09.00 09.15 nyeri.
Inflamasi. wita

09,15 09.17
wita 1. Mengatur posisi tidur yang
menyenangkan : posisi semi fowler
09,17 10.00
wita 2. Mengajarkan cara mengurangi rasa
nyeri (relaksasi ) dengan: Tarik nafas
dalam 3 kali kemudian dihembuskan
secara langsung
10,00 11.00 wita
3. Memberikan kompres hangat pada
daerah yang terasa nyeri dan
menganjurkan untuk meminum air
11.00 11. 30 hangat
wita
4. Melakukan massage daerah pinggang
11.30 11.35 wita untuk mengurangi nyeri

5. Menciptakan lingkungan terapiutik


yang nyaman dengan cara :
12.00 12.15 Membatasi pengunjung &
wita mengurangi kebisingan

6. Memberikan obat asam mefenamat 1


tab dan cotrimokcacol 2 tab.

Perubahan pola
2 eliminasi urine 26/07/12 1. Mengkaji keluhan buang air kacil :
disuria & Klien mengeluh disuria & hematuria
hematuria 09.00 09.15
berhubungan wita
dengan
Inflamasi 09,15 09.17 1. Menjelaskan penyebab perubahan
wita pola eliminasi

09,17 10.00 2. Menganjurkan pasien untuk minum


wita cukup bila tidak ada kontra indikasi

10,00 11.00 wita 3. Mengosongkan kandung kemih tiap


2-3 jam
14.00 wita
4. Menampung urine 24 jam untuk
pemeriksaan dan kaji pengeluaran
urine ( jmulah, waran, bau) : 250 cc
urine tamping, warna kemerahan, bau
pesing

Kurang
3 pengetahuan 26/07/12 1. Mengkaji kemampuan belajar pasien
tentang misalnya : tingkat kecemasan :
penyakit, 09.00 09.15 Kecemasan ringan, perhatian : Klien
perawatan dan wita perhatian terhadap lingkungan &
pengobatannya terhadap penyakitnya, kelelahan (+),
berhubungan 09,15 09.17 tingkat partisipasi : Klien & keluarga
dengan wita bertnya kepada perawat tentang
kuranganya penyakit yang di derita, lingkungan
onformasi 09,17 10.00 belajar : tenang, tingkat
wita pengetahuan : Cukup, media : (-),
orang yang dipercaya : Keluarga/
10,00 11.00 wita anak & suami klien.

2. Menjelaskan penatalaksanaan obat :


dosis, frekuensi, tindakan dan
perlunya terapi dalam jangka waktu
lama.

3. Menganjurkan keluarga untuk


berpartisipasi aktif dalam proses
pemberian informasi yang actual bagi
kien

4. Mereview pengetahuan pasien &


keluarga tentang penyakit ISK.

Resiko tinggi
4 terjadinya 26/07/12 1. Mengkaji tanda tanda radang :
infeksi Color, Dolor, Rubor, Tumor &
sekunder 09.00 09.15 Fungsio laesa
berhubungan wita
dengan
Penggunaan
kateter dalam 1. Memonitoring suhu tubuh : 360 C
waktu yang 09,15 09.17
lama & wita
keluarnya
cairan terus 09,17 10.00 1. Memberi penjelasan tentang
menerus dari wita kebersihan diri / genetalia
kemaluan

10,00 11.00 wita 1. Memberikan tindakan dengan prinsip


aseptic dan antiseptic : Menggunakan
heandscoen dalam membersihkan
kateter, bethadin dan alat-alat yang
12.00 12.15 steril lainnya
wita

1. Laksanakan program pengobatan


:Antibiotik Kotrimocacol

1. 11. Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.7 : Evaluasi Keperawatan Tn.M Tanggal 26 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai
Interna RSUD Mokopido Tolitoli

No Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Dx Keperawatan

1 2 3 4

Nyeri pada S:
1 daerah uterus 26/07/2012
dan sekitarnya 1. klien mengatakan sakit di perut
berhubungan 09.00 wita bagian bawah
dengan
Inflamasi. 2. Klien mengatakan nyerinya seperti
tertusuk-tusuk dan tembus kebagian
belakang

3. Klien mengatakan skala nyeri 9

O:
1. Klien meringis

2. Klien memegang bagian bawah perut


yang sakit

3. Klien lemah

4. Klien tegang : sulit tidur &


melakukan aktivitas lainnya

5. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

6. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26


Juli 2012 : HCT = 38,3%; MPV =
4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml.

7. Observasi vital sign :TD = 130 / 60


mmHg, ND = 88 x/mnt, RR =
20 x/mnt, S = 37oc

A:

Nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya

P:

1. Beri penjelasan tentang penyebab


rasa nyeri.

2. Mengatur posisi tidur yang


menyenangkan

3. Mengajarkan cara mengurangi rasa


nyeri (relaksasi ) dan memberikan
kegiatan positif.

4. Memberikan kompres hangat pada


daerah yang terasa nyeri dan
Menganjurkan untuk meminum air
hangat

5. Massage daerah pinggang untuk


mengurangi nyeri

6. Ciptakan lingkungan terapiutik yang


nyaman

7. Melaksanakn program terapi :


Analgetik dan antibiotic:Asam
mefenamat 3 x 1, Antibiotik
Kotrimoksasol 22

Resiko tinggi S:
2 pola eliminasi 26/07/12
urine disuria & 1. Klien mengatakan jika BAK terasa
hematuria 09.0 wita nyeri dirasakan sejak satu minggu
berhubungan yang lalu
dengan
Inflamasi 2. Klien mengatakan 2 hari sebelum
masuk RS pada saat klien BAK
keluar darah campur urin

O:

1. Hematuri (+)

2. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

A:

Perubahan pola eliminasi urine disuria &


hematuria

P:

1. Kaji keluhan buang air kacil

2. Jelaskan penyebab perubahan pola


eliminasi

3. Anjurkan pasien untuk minum cukup


bila tidak ada kontra indikasi

4. Kosongkan kandung kemih tiap 2-3


jam

5. Tampung urine 24 jam untuk


pemeriksaan dan kaji pengeluaran
urine ( jmulah, waran, bau)

6. Observasi sedini mungkun tanda-


tanda gagal ginjal

Kurang S:
3 pengetahuan 26/07/12
tentang 1. Klien dan keluarga menanyakan
penyakit, 09.20 10.00 penyakit yang diderita
perawatan dan Wita
pengobatannya b. Klien mengatakan sudah pernah berobat
berhubungan tetapi tidak ada perubahan
dengan
kuranganya O:
onformasi
1. Klien nampak gelisah

2. Klien menanyakan tentang


penyakitnya

3. Klien tegang

A:

Kurang pengetahuan tentang penyakit,


perawatan dan pengobatannya

P:

1. Kaji kemampuan belajar pasien


misalnya : tingkat kecemasan,
perhatian, kelelahan, tingkat
partisipasi, lingkungan belajar,
tingkat pengetahuan, media, orang
yang dipercaya.

2. Jelaskan penatalsanaan obat : dosis,


frekuensi, tindakan dan perlunya
terapi dalam jangka waktu lama.

3. Anjurkan keluarga untuk


berpartisipasi aktif dalam proses
pemberian informasi yang actual bagi
kien

4. Review pengetahuan pasien &


keluarga tentang penyakit ISK.

Resiko tinggi S:
4 terjadinya 26/07/12
infeksi 1. Klien mengatakan jika BAK terasa
sekunder 09.20 10.00 nyeri di rasakan sejak 1 minggu yang
berhubungan Wita lalu.
dengan
Penggunaan 2. Klien mengatakan 2 hari sebelum
kateter dalam masuk RS pada saat BAK keluar darah
waktu yang campur urin.
lama &
keluarnya 3. Klien mengatakan sakit perut bagian
cairan terus bawah
menerus dari
kemaluan O:

1. Hematuria

2. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

3. Klien meringis

4. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26


Juli 2012 : HCT = 38,3%; MPV =
4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml, WBC=8,3
103/ml, RBC=3,95 106/ml,
HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3, MCV =
37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2
gr/dl, PLT=2,2 103/ml

5. Observasi vital sign :ND = 88


x/mnt, RR = 20 x/mnt

S = 37oc

A:
Potensial terjadinya infeksi sekunder

P:

1. Kaji tanda tanda radang

2. Monitor suhu tubuh

3. Beri penjelasan tentang kebersihan


diri / genetalia

4. Bekerjalah dengan prinsip aseptic


dan antiseptic

5. Laksanakan program pengobatan :


Antibiotik Kotrimoksasol 2 x 3.

1. 12. Catatan Perkembangan

Tabel 3.8 : Catatan Perkembangan Tn.M Tanggal 26 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai
Interna RSUD Mokopido Tolitoli

No Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Dx Keperawatan

1 2 3 4

Nyeri pada S:
1 daerah uterus 26/07/2012
dan sekitarnya 1. Klien mengatakan sakit di perut
berhubungan 10,00 11.00 wita bagian bawah
dengan
Inflamasi. 2. Klien mengatakan nyerinya seperti
tertusuk-tusuk dan tembus kebagian
09.00 09.15wita belakang

09,15 09.17 wita 3. Klien mengatakan skala nyeri 9

12.00 12.15 wita O :

1. Klien meringis

2. Klien memegang bagian bawah perut


yang sakit

3. Klien lemah

4. Klien tegang : sulit tidur &


melakukan aktivitas lainnya

5. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

6. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26


Juli 2012 : HCT = 38,3%; MPV =
4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml.

7. Observasi vital sign :TD = 130 / 60


mmHg, ND = 88 x/mnt, RR =
20 x/mnt, S = 37oc

A:

Nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya

P:

1. Beri penjelasan tentang penyebab


rasa nyeri.

2. Mengatur posisi tidur yang


menyenangkan

3. Melaksanakn program terapi :


Analgetik dan antibiotic:Asam
Mefenamat 3 x 1, Antibiotik
Kotrimoksasol 23
I:

1. Menjelasan tentang penyebab rasa


nyeri.

2. Mengatur posisi tidur yang


menyenangkan : posisi semi fowler

3. Memberikan obat asam mefenamat 1


tab, Kotrimokcacol 2 tab

E:

Masalah belum teratasi

R:

1. Mengajarkan cara mengurangi rasa


nyeri (relaksasi ) dengan: Tarik nafas
dalam 3 kali kemudian dihembuskan
secara langsung

2. Memberikan kompres hangat pada


daerah yang terasa nyeri dan
menganjurkan untuk meminum air
hangat

3. Melakukan massage daerah pinggang


untuk mengurangi nyeri

4. Menciptakan lingkungan terapiutik


yang nyaman dengan cara :
Membatasi pengunjung &
mengurangi kebisingan

5. Melaksanakn program terapi :


Analgetik dan antibiotic:Asam
Mefenamat 3 x 1, Antibiotik
Kotrimokcacol 2 x 3

Perubahan pola S:
2 eliminasi urine 26/07/12
disuria & 1. Klien mengatakan jika BAK terasa
hematuria 10,00 11.00 wita nyeri dirasakan sejak satu minggu
berhubungan
dengan
Inflamasi yang lalu

2. Klien mengatakan 2 hari sebelum


masuk RS pada saat klien BAK
keluar darah campur urin

O:

1. Hematuri (+)

2. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

A:

09.00 09.15 wita Perubahan pola eliminasi urine disuria &


hematuria
09,15 09.17 wita
P:
14.00 wita
1. Kaji keluhan buang air kacil

2. Jelaskan penyebab perubahan pola


eliminasi

3. Tampung urine 24 jam untuk


pemeriksaan dan kaji pengeluaran
urine ( jmulah, waran, bau)

I:

1. Mengkaji keluhan buang air kacil :


Klien mengeluh disuria & hematuria

2. Menjelaskan penyebab perubahan


pola eliminasi

3. Menampung urine 24 jam untuk


pemeriksaan dan kaji pengeluaran
urine ( jmulah, waran, bau) : 250 cc
urine tamping, warna kemerahan, bau
pesing
E:

Masalah belum teratasi

R:

1. Menganjurkan pasien untuk minum


cukup bila tidak ada kontra indikasi

2. Mengosongkan kandung kemih tiap


2-3 jam

Kurang S:
3 pengetahuan 26/07/12
tentang a. Klien dan keluarga menanyakan penyakit
penyakit, 10,00 11.00 wita yang diderita
perawatan dan
pengobatannya 09.00 09.15 wita b. Klien mengatakan sudah pernah berobat
berhubungan tetapi tidak ada perubahan
dengan 09,15 09.17 wita
kuranganya O:
onformasi 09,17 10.00 wita
1. Klien nampak gelisah
10,00 11.00 wita
2. Klien tegang

A:

Kurang pengetahuan tentang penyakit,


perawatan dan pengobatannya

P:

1. Kaji kemampuan belajar pasien


misalnya : tingkat kecemasan,
perhatian, kelelahan, tingkat
partisipasi, lingkungan belajar,
tingkat pengetahuan, media, orang
yang dipercaya.

2. Jelaskan penatalsanaan obat : dosis,


frekuensi, tindakan dan perlunya
terapi dalam jangka waktu lama.

3. Anjurkan keluarga untuk


berpartisipasi aktif dalam proses
pemberian informasi yang actual bagi
kien

4. Review pengetahuan pasien &


keluarga tentang penyakit ISK.

I:

1. Mengkaji kemampuan belajar pasien


misalnya : tingkat kecemasan :
Kecemasan ringan, perhatian : Klien
perhatian terhadap lingkungan &
terhadap penyakitnya, kelelahan (+),
tingkat partisipasi : Klien & keluarga
bertnya kepada perawat tentang
penyakit yang di derita, lingkungan
belajar : tenang, tingkat
pengetahuan : Cukup, media : (-),
orang yang dipercaya : Keluarga/
anak & suami klien.

2. Menjelaskan penatalaksanaan obat :


dosis, frekuensi, tindakan dan
perlunya terapi dalam jangka waktu
lama.

3. Menganjurkan keluarga untuk


berpartisipasi aktif dalam proses
pemberian informasi yang actual bagi
kien

4. Mereview pengetahuan pasien &


keluarga tentang penyakit ISK.

E:

Masalah belum teratasi

R:

1. Anjurkan keluarga untuk


berpartisipasi aktif dalam proses
pemberian informasi yang actual bagi
kien

2. Review pengetahuan pasien &


keluarga tentang penyakit ISK

Resiko tinggi S:
4 terjadinya 26/07/12
infeksi 1. Klien mengatakan jika BAK terasa
sekunder 10,00 11.00 wita nyeri di rasakan sejak 1 minggu yang
berhubungan lalu.
dengan
Penggunaan 2. Klien mengatakan sejak 2 hari
kateter dalam sebelum masuk RS pada saat klien
waktu yang BAK kelur darah campur urin.
lama &
keluarnya 3. Klien mengatakan sakit perut bagian
cairan terus bawah.
menerus dari
kemaluan

O:

1. Hematuria

2. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
09.00 09.15wita bagian vesica urinaria

3. Klien meringis

09,15 09.17 wita 4. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26


Juli 2012 : HCT = 38,3%; MPV =
12.00 12.15 wita 4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml, WBC=8,3
103/ml, RBC=3,95 106/ml,
HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3, MCV =
37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2
gr/dl, PLT=2,2 103/ml

5. Observasi vital sign :ND = 88


x/mnt, RR = 20 x/mnt

S = 37oc

A:
Potensial terjadinya infeksi sekunder

P:

1. Kaji tanda tanda radang

2. Monitor suhu tubuh

3. Laksanakan program pengobatan :


Antibiotik Kotrimoksasol 22.

I:

1. Mengkaji tanda tanda radang :


Color, Dolor, Rubor, Tumor &
fungsio laesa

2. Memonitoring suhu tubuh : 360C

3. Memberikan Kotrimocacol 2 tab

E:

Masalah belum teratasi

R:

1. Memberi penjelasan tentang


kebersihan diri / genetalia

2. Memberikan tindakan dengan prinsip


aseptic dan antiseptic

Tabel 3.8 : Catatan Perkembangan Tn.M Tanggal 26 Juli 2012 di Ruang Teratai Interna
Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli

No Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Dx Keperawatan
1 2 3 4

Nyeri pada S:
1 daerah uterus 27/07/2012
dan sekitarnya 1. Klien mengatakan sakit di perut
berhubungan 10,00 11.00 bagian bawah
dengan wita
Inflamasi. 2. Klien mengatakan nyerinya seperti
tertusuk-tusuk dan tembus kebagian
belakang

3. Klien mengatakan skala nyeri 9

O:

1. Klien meringis

2. Klien memegang bagian bawah perut


yang sakit

3. Klien lemah

4. Klien tegang : sulit tidur &


melakukan aktivitas lainnya

5. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

6. Observasi vital sign :TD = 130 / 60


mmHg, ND = 88 x/mnt, RR =
20 x/mnt, S = 37oc
09.00
09.15wita A:

09,15 09.17 Nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya


wita
P:
09,17 10.00
wita 1. Mengatur posisi tidur yang
menyenangkan
12.00 12.15
wita 2. Mengajarkan cara mengurangi rasa
nyeri (relaksasi ) dan memberikan
kegiatan positif.

3. Memberikan kompres hangat pada


daerah yang terasa nyeri dan
Menganjurkan untuk meminum air
hangat

4. Melaksanakn program terapi :


Analgetik dan antibiotic:Asam
Mefenamat 3 x 1, Antibiotik
Kotrimoksasol 23

I:

1. Mengatur posisi tidur yang


menyenangkan : posisi semi fowler

2. Mengajarkan cara mengurangi rasa


nyeri (relaksasi ) dengan: Tarik nafas
dalam 3 kali kemudian dihembuskan
secara langsung

3. Memberikan kompres hangat pada


daerah yang terasa nyeri dan
menganjurkan untuk meminum air
hangat

4. Memberikan obat: Asam Mefenamat


1tab, Kotrimokcacol 2 tab

E:

Masalah belum teratasi

R:

1. Melakukan massage daerah pinggang


untuk mengurangi nyeri

2. Menciptakan lingkungan terapiutik


yang nyaman dengan cara :
Membatasi pengunjung &
mengurangi kebisingan
3. Melaksanakn program terapi :
Analgetik dan antibiotic:Asam
Mefenamat 3 x 1, Antibiotik
Kotrimokcacol 2 x 3

Perubahan pola S:
2 eliminasi urine 27/07/12
disuria & 1. Klien mengatakan jika BAK terasa
hematuria 10,00 11.00 nyeri dirasakan sejak satu minggu
berhubungan wita yang lalu
dengan
Inflamasi 2. Klien mengatakan 2 hari sebelum
masuk RS pada saat klien BAK
keluar darah campur urin

O:

1. Hematuri (+)

2. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

A:

09.00 09.15 Perubahan pola eliminasi urine disuria &


wita hematuria

14.00 wita P:

1. Anjurkan pasien untuk minum cukup


bila tidak ada kontra indikasi

2. Kaji urine ( jumulah, warna, bau)

I:

1. Menganjurkan pasien untuk minum


cukup bila tidak ada kontra indikasi

2. Menampung urine 24 jam untuk


pemeriksaan dan kaji pengeluaran
urine ( jmulah, waran, bau) : 250 cc
urine tamping, warna kemerahan, bau
pesing

E:

Masalah belum teratasi

R:

1. Anjurkan pasien untuk minum cukup


bila tidak ada kontra indikasi

2. Kosongkan kandung kemih tiap 2-3


jam

3. Tampung urine 24 jam untuk


pemeriksaan dan kaji pengeluaran
urine ( jmulah, waran, bau)

Kurang S:
3 pengetahuan 26/07/12
tentang 1. Klien dan keluarga mengatakan
penyakit, 10,00 11.00 mengerti tentang penyakit yang
perawatan dan wita diderita anaknya
pengobatannya
berhubungan 2. Klien mengatakan sudah menerima
dengan keadaanya
kuranganya 09.00 09.15
onformasi wita O:

1. Klien rileks

09,15 09.17 2. Klien dapat istirahat tidur


wita
A:

Kurang pengetahuan tentang penyakit,


perawatan dan pengobatannya

P:

1. Anjurkan keluarga untuk


berpartisipasi aktif dalam proses
pemberian informasi yang actual bagi
kien
2. Review pengetahuan pasien &
keluarga tentang penyakit ISK.

I:

1. Menganjurkan keluarga untuk


berpartisipasi aktif dalam proses
pemberian informasi yang actual bagi
kien

2. Mereview pengetahuan pasien &


keluarga tentang penyakit ISK.

E:

Masalah teratasi

R:

Resiko tinggi S:
4 terjadinya 27/07/12
infeksi 1. klien mengatakan 2 hari sebelum
sekunder 10,00 11.00 masuk RS pad saat BAK keluar darah
berhubungan wita campur urin
dengan
Penggunaan 2. klien mengatakan sakit di perut
kateter dalam bagian bawah.
waktu yang
lama & 3. Klien mengatakan nyeri seperti
keluarnya tertusuk-tusuk tembus belakang
cairan terus
menerus dari O:
kemaluan
1. Hematuria

2. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

09.00 3. Klien meringis


09.15wita
4. Observasi vital sign :ND = 88
x/mnt, RR = 20 x/mnt

09,15 09.17
wita SB = 37oc

09,17 10.00 A :
wita
Potensial terjadinya infeksi sekunder
12.00 12.15
wita P:

1. Kaji tanda tanda radang

2. Monitor suhu tubuh

3. Bekerjalah dengan prinsip aseptic


dan antiseptic

4. Laksanakan program pengobatan :


Antibiotik Kotrimoksasol 22.

I:

1. Mengkaji tanda tanda radang :


Color, Dolor, Rubor, Tumor dan
fungtiolaesa

2. Memonitoring suhu tubuh : 360 C

3. Memberikan tindakan dengan prinsip


aseptic dan antiseptic : Menggunakan
heandschoen pada saat
membersihkan kateter dan
menggunakan bethadin

4. Memberikan obat Kotrimocacol 2


tab

E:

Masalah belum teratasi

R:

1. Beri penjelasan tentang kebersihan


diri / genetalia
2. Laksanakan program pengobatan :
Antibiotik Kotrimoksasol 23.

Tabel 3.8 : Catatan Perkembangan Tn.M Tanggal 28 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai
Interna RSUD Mokopido Tolitoli

No Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Dx Keperawatan

1 2 3 4

Nyeri pada S:
1 daerah uterus 28/07/2012
dan sekitarnya 1. Klien mengatakan sakit di perut
berhubungan 09.00 wita bagian bawah berkurang
dengan
Inflamasi. 2. Klien mengatakan nyerinya seperti
tertusuk-tusuk dan tembus kebagian
09.00 belakang masih ada tetapi tidak terus
09.15wita menerus

09,15 09.17 3. Klien mengatakan skala nyeri 7


wita
O:

1. Klien meringis
12.00 12.15
wita 2. Klien memegang bagian bawah perut
yang sakit

3. Klien lemah

4. Klien tenang : sudah bisa tidur &


melakukan aktivitas lainnya

5. Pada palpasi daerah abdomen :


Teraba adanya akulumulasi cairan di
bagian vesica urinaria

6. Observasi vital sign :TD = 140 / 70


mmHg, ND = 84 x/mnt, RR =
22 x/mnt, S = 36oc

A:

Nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya

P:

1. Massage daerah pinggang untuk


mengurangi nyeri

2. Ciptakan lingkungan terapiutik yang


nyaman

3. Melaksanakn program terapi :


Analgetik dan antibiotic:Asam
Mefenamat 3 x 1, Antibiotik
Kotrimoksasol 23

I:

1. Melakukan massage daerah pinggang


untuk mengurangi nyeri

2. Menciptakan lingkungan terapiutik


yang nyaman dengan cara :
Membatasi pengunjung &
mengurangi kebisingan

3. Memberikan obat Asam Mefenamat 1


tab, Antibiotik Kotrimokcacol 2 tab

E:

Masalah sudah teratasi sebahagian

R:

Perubahan pola S:
2 eliminasi urine 28/07/12
disuria & 1. Klien mengatakan nyeri nerkurang
hematuria
berhubungan 10,00 11.00 jika BAK
dengan wita
Inflamasi 2. Klien mengatakan pada saat klien
BAK darah campur urin (-)

09.00 09.15 O :
wita
1. Hematuri (-)
09,15 09.17
wita 2. Pada palpasi daerah abdomen : Tidak
teraba adanya akulumulasi cairan di
14.00 wita bagian vesica urinaria

A:

Perubahan pola eliminasi urine disuria &


hematuria

P:

1. Anjurkan pasien untuk minum cukup


bila tidak ada kontra indikasi

2. Kosongkan kandung kemih tiap 2-3


jam

3. Tampung urine 24 jam untuk


pemeriksaan dan kaji pengeluaran
urine ( jmulah, waran, bau)

I:

1. Menganjurkan pasien untuk minum


cukup bila tidak ada kontra indikasi

2. Mengosongkan kandung kemih tiap


2-3 jam

1. Menampung urine 24 jam


untuk pemeriksaan dan kaji
pengeluaran urine ( jmulah,
waran, bau) : 250 cc urine
tamping, warna kemerahan,
bau pesing
E:

Masalah sebahagian teratasi

R:

Resiko tinggi S:
3 terjadinya 28/07/12
infeksi 1. 1.
sekunder 10,00 11.00
berhubungan wita O:
dengan
Penggunaan 1. Hematuria (-)
kateter dalam
waktu yang 2. Pada palpasi daerah abdomen : Tidak
lama & teraba adanya akulumulasi cairan di
keluarnya bagian vesica urinaria
cairan terus
menerus dari 3. Klien meringis
kemaluan
4. Observasi vital sign :ND = 84
x/mnt, RR = 22 x/mnt

S = 36oc
09.00
09.15wita A:

09,15 09.17 Potensial terjadinya infeksi sekunder


wita
P:

1. Beri penjelasan tentang kebersihan


diri / genetalia

2. Laksanakan program pengobatan :


Antibiotik Kotrimoksasol 23.

I:

1. Memberi penjelasan tentang


kebersihan diri / genetalia

2. Laksanakan program pengobatan


:Antibiotik Kotrimocacol
E:

Masalah tidak terjadi

R:

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan antara tinjauan kasus nyata pada
Tn. H kasus Infeksi Saluran Kencing (ISK) yang dirawat diruang Teratai Interna RSU Mokopido
Tolitoli. Dibawah ini dijelaskan sesuai tahapan proses keperawatan:

1. A. Pengkajian

Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan, atau analisa data,
dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap pertama dari proses keperawatan

Pada tahap pengkajian, penulis banyak menemukan hambatan dalam melakukan pengkajian.
Oleh karena untuk melakukan pengkajian nyeri dan pengkajian tentang sistim perkemihan tidak
terdapat dalam format pengkajian yang digunakan oleh penulis pada saat melakukan pengkajian.
Keadaan ini menyulitkan saya sebagai penulis dalam menempatkan keluhan pasien maupun
keluarga kedalam format pengkajian.

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Tn.H didapatkan data :

1. Gejala

2. klien mengatakan sakit di perut bagian bawah


3. Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang

4. Klien mengatakan skala nyeri 9

5. Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu

6. Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah campur
urin

7. Klien dan keluarga menanyakan penyakit yang diderita

8. Klien mengatakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan

1. Tanda :

2. Klien meringis

3. Klien memegang bagian bawah perut yang sakit

4. Klien lemah

5. Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya

6. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica
urinaria

7. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli 2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL,
PLT = 2,2 103/ml, WBC=8,3 103/ml, RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1 g/dl, HCT =
38,3, MCV = 37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2 gr/dl, PLT=2,2 103/ml

8. Observasi vital sign :TD = 130 / 60 mmHg, ND = 88 x/mnt, RR = 20


x/mnt, S = 37oc

9. Hematuri (+)

10. Klien nampak gelisah

11. Klien tegang

Dari data yang penulis dapatkan tidak ada kesenjangan melalui hasil pengkajian dengan teori
tentang gejala dan tanda pada klien dengan infeksi saluran kemih (ISK) ,

1. B. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan pada kasus Tn.H didapatkan diagnosa
keperawatan :
1. Nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.

2. Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan


dengan kuranganya onformasi

4. Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter dalam
waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan

Secara teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus infeksi saluran kemih
adalah :

1. Gangguan rasa nyama : nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya, sehubungan dengan
akibat adanya peradangan.

2. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan akibat adanya infeksi

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya sehubungan dengan


kuranganya onformasi

4. Potensial terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan keluarnya cairan terus menerus
dari kemaluan

5. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari hari ( nutrisi, eliminasi, personal hygiene )


sehubungan dengan pasien harus tirah baring

6. Gangguan istrahat tidur sehubungan dengan nyeri yang hebat.

7. Perubahan pola eliminasi urine ; disuria, sehubungan dengan adanya akibat peradangan .

Dari empat diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti melakukan analisa
terhadap data objektif dan data subjektif yang didapatkan oleh peneliti dari hasil pengkajian,
ketiga diagnose tersebut sesuai dengan teori yang telah dipaparkan oleh penulis di BAB II dari
rangkaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang penulis lakukan.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa infeksi saliran kemih (ISK) adalah reaksi
inflamasi sel sel urotelium melapisi saluran kemih (Purnomo B. Basuki,2003) atau inflamasi
kandung kemih yang dapat bersifat akut/kronis. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh
infeksi E. Coli(Depkes, 2000) diman dapat disebabkan oleh antara lain Factor predisposisi yang
terdiri dari Infeksi saluran kemih bagian atas disebabkan oleh : Obstruksi (hipertropi) prostat,
katup (striktur uretra) , Gangguan pengosongan kandung kemih (neuropatik, divertikula),
Kateterisasai /instrumentasi, Infeksi ginjal. Untuk Infeksi saluran kemih bagian bawah
disebabkan oleh : Fistula Vesikoureter, Obstruksi (misalnya, batu, striktur) serta dapat
disebabkan juga oleh mikrobiologis antara lain Mikroorganisme penyebab E.Coli,Enterocoli,
Proteus spp, Stafilokokus aureus, klebsiela spp, koliform lainnya, Enterococcus faecalis, S.
Saprophyciccus, S. Epidermidis, Pseudumonas Aeruginosa,Mycobaterium tuberculosis
(Nursalam,2006), (B.K., Mandal dkk,2011)

Pada laki laki infeksi saluran kemih disebabkan oleh :Neisseria gonorhoe, Uretritis non-
gonokokal (NGU), Clamiydia menyebabkan 30 50% kasus, Ureplasma urealyticum,
Mycoplasma gentilium, Trchomonas Vaginalis, HSV, Candida, Neisseria meningtidis, striktur
uretra, dan benda asing berperan pada sebagian kecil kasus (Depkes,1995). Keadaan tersebut
dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada kandung kemih sehingga mengakibatkan
pelepasan pirogen endogen seperti bradikinin, serotonin, prostaglandin dan histamine. Akibat
pelepasan zat-zat kimia tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya permiabilitas kapiler dan
mengakibatkan vasodilatasi dan vasokontriksi di daerah radang sehingga mengakibatkan
timbulnya nyeri.

Keadaan ini pula akan mengakibatkan keluhan nyeri pada saat BAK seperti disuria den
hematurian, dan yang paling membahayakan jika terjadi refluks (aliran balik) ke ureter makan
akan mengakibatkan gagal ginjal.

1. C. Perencanaan

Perencanaan tindakan keperawatan yang diberikan kepada Tn.H tidak jauh berbeda dengan
perencanaan tindakan menurut E. Doengoes, 1999, namun adapun perencanaan disusun
berdasarkan teori disesuaikan dengan kondisi klien dengan fasilitas yang tersedia di RSU
Mokopido Tolitoli.

Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan pertama(E. Doengoes, 1999) rencana yang
dilakukan peneliti adalah Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri,mengatur posisi
tidur yang menyenangkan, mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dan
memberikan kegiatan positif. memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri
dan menganjurkan untuk meminum air hangat, massage daerah pinggang untuk
mengurangi nyeri, ciptakan lingkungan terapiutik yang nyaman ,melaksanakn program
terapi : Analgetik dan antibiotic:Asam Mefenamat 3 x 1 dan Antibiotik Kotril 22

2. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan kedua yaitu penulis menyusun intervensi :
Kaji keluhan buang air kacil, Jelaskan penyebab perubahan pola eliminasi, Anjurkan
pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi, Kosongkan kandung kemih tiap
2-3 jam, Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah,
waran, bau), Observasi sedini mungkun tanda-tanda gagal ginjal. Perencanaan ini sesuai
dengan perencanaan yang ada di (E. Doengoes, 1999) dan disesuaikan dengan kondisi
pasien dan prosedur operasional diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli. Hanya
saja intervensi terakhir yaitu Observasi sedini mungkun tanda-tanda gagal ginjal, tidak
dilakukan.

3. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan ke tiga yaitu penulis menyusun


intervensi :Kaji kemampuan belajar pasien misalnya : tingkat kecemasan, perhatian,
kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belajar, tingkat pengetahuan, media, orang yang
dipercaya, jelaskan penatalsanaan obat : dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi
dalam jangka waktu lama, anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pemberian informasi yang actual bagi kien dan review pengetahuan pasien & keluarga
tentang penyakit ISK. Dalam teori pada kasus sesui dengan perencanaan di (E. Doengoes,
1999) sesuai dengan kondisi klien dengan kasus Infeksi Saluran Kencing (ISK) diruang
Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.

4. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan keempat : Kaji tanda tanda radang,
monitor suhu tubuh , beri penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia , bekerjalah
dengan prinsip aseptic dan antiseptic, laksanakan program pengobatan Antibiotik
Kotrimokcacol 2 x 3. Dalam teori pada kasus sesui dengan perencanaan di (E. Doengoes,
1999) sesuai dengan kondisi klien dengan kasus Infeksi Saluran Kencing (ISK) diruang
Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.

5. D. Implementasi

Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan dalam teori.
Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori tapi dapat
melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa keperawatan pada Tn. H dengan kasus ISK
diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.

Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak sepenuhnya
berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada diruangan perawatan
dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan.

1. E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada
klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses dan
evaluasi hasil.

Evaluasi proses dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan evaluasi hasil
dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan.

Evaluasi yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Tn.H dengan kasus ISK dilakukan
dengan pendekatan SOAP.

1. F. Catatan Perkembangan

Catatan perkembangan merupakan bagian dari evaluasi atau disebut dengan evaluasi sumatif.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses keperawatan
selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan
keperawatan yang telah dilakukan.

Pada saat pendokumentasian catatan perkembangan dengan menggunakan pendekatan


SOAPIER. Dilakukan selama tiga hari yaitu mulai tanggal 26 Juli 2012 sampai dengan tanggal
28 Juli 2012, pada tanggal 27 Juli kurang pengetahuan teratasi dan pada tanggal 28 Juli 2012
untuk diagnose nyeri sebahagian teratasi, diagnose kedua belum tercapai dan untuk diagnose
keempat masalah tidak terjadi.

BAB V

PENUTUP

Setalah melakukan pembahasan bab per bab pada asuhan keperawatan pada Tn.H
dengan kasus ISK diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli maka penulis menarik
berbagai kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Data yang diperoleh pada klien merupakan langkah awal yang ditempuh oleh penulis
untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan agar asuhan keperawatan dapat ditegakkan.
Dan hasil dari data pengkajian keperawatan yang timbul pada klien kasus ISK dalam
teori tidak selamanya ditemukan pada Tn.H dengan kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.

Dari 7 diagnosa yang ada diteori, yang didapatkan klien pada Tn.H kasus ISK yaitu, Nyeri pada
daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi, Perubahan pola eliminasi urine

Anda mungkin juga menyukai