Model Pembelajaran PAKEM FIX
Model Pembelajaran PAKEM FIX
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pembelajaran manusia dapat
memberdayakan semua potensi dirinya secara optimal baik sebagai pribadi
maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka memberdayakan potensi
diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam strategi dan proses pembelajaran yang efektif dan
berkesinambungan.
Terdapat bermacam-macam model, strategi, dan metode pembelajaran
dalam dunia pendidikan. Semua model, strategi, dan metode pembelajaran
dirancang agar pembelajaran di kelas tidak membuat peserta didik menjadi
jenuh bahkan malas dalam belajar. Salah satunya adalah model pembelajaran
PAKEM. Model pembelajaran PAKEM dirancang agar pembelajaran menjadi
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga proses pembelajaran dan
tujuan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM)?
2. Bagaimana karakteristik Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM)?
3. Bagaimana implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM)?
4. Apa saja manfaat Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM)?
5. Bagaimana contoh penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) pada tingkat MI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM).
1
2. Untuk mengetahui karakteristik Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM).
3. Untuk mengetahui implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM).
4. Untuk mengetahui manfaat Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM).
5. Untuk mengetahui contoh penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan (PAKEM) dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) pada tingkat MI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat PAKEM
1. Sejarah PAKEM
PAKEM merupakan kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan. Istilah PAKEM mulai banyak digunakan pada
tahun 1999 pada saat UNICEF dan UNESCO memberikan bantuan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di Indonesia dengan program CLCC
(Creating Learning Communities for Children) yang kemudian di Indonesia
dikenal dengan program MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Sejak saat
itulah hampir semua program bantuan luar negeri di Indonesia seperti
2
USAID, PLAN, AUSAID, NZAID dan intel education lebih suka
menggunakan istilah pendekatan konvensional v.s pendekatan
PAKEM/siswa aktif untuk membandingkan antara pembelajaran yang
berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Dapertemen pendidikan nasional pun telah sering menggunakan istilah
PAKEM mulai pada tahun 20031.
Dalam program MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang telah
disebutkan di atas, memuat tiga komponan penting yang diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran di lembaga pendidikan dan
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, yaitu: (1) manajemen sekolah,
yang diharapkan sekolah dapat terbuka, adanya akuntabilitas, dan bersifat
partisipatif; (2) peran serta masyarakat baik secara fisik dan non
fosok/teknis edukatif; dan (3) pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang sesuai dengan prinsip student
centered learning.
PAKEM merupakan hasil dari penerjemahan empat pilar pendidikan
yang dirancang oleh UNESCO. Keempat pilar pendidikan tersebut yaitu:
a. Learning to know yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek
kognitif dalam pembelajaran.
b. Learning to do yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek
pengamalan dan pelaksanaannya.
c. Learning to be yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek
kepribadian dan kesesuaian dengan diri anak.
d. Learning to life together yaitu belajar hidup dalam kebersamaan yang
merupakan aspek kesosialan anak, bagaimana anak bisa bersosialisasi
dan bagaimana hidup toleransi dalam keberagaman yang ada di
sekeliling siswa.
Di samping itu, PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran
harus bersifat menyenangkan (learning is fun) dan pembelajaran harus
bepusat pada anak (student-centered learning). Hal ini bertujuan agar
1
Winastawan Gora, dkk, Pakematik: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK (Jakarta: Elex
Media Komputindo), 6.
3
peserta didik terus termotivasi untuk belajar sendiri tanpa diperintah, agar
mereka tidak merasa terbebani atau takut, peserta didik terus termotivasi
agar anak mengadakan eksplorasi, kreasi, dan selalu bereksperimen dalam
pembelajaran. Oleh karenanya aspek learning is fun menjadi salah satu
aspek penting dalam pembelajaran PAKEM.
Tujuan dari pembelajaran PAKEM adalah terdapat perubahan
paradigma di bidang pendidikan, seperti yang telah dirancang oleh
Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah beranjak dari: (1)
schooling menjadi learning, (2) instructive menjadi facilitative, (3)
government role menjadi community role yang berarti bahwa peran guru
harus menjadi seorang fasilitator yang dapat membantu siswanya dalam
belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja tanpa mengetahui apakah
materi yang disampaikannya itu sudah bisa dipahami oleh siswa atau belum,
dan (4) centralistic menjadi decentralistic yaitu yang dulunya keputusan
selalu berada di tangan pemerintah pusat (puskur-depdiknas) tanpa
memperhatikan aspek-aspek yang terjadi di masing-masing daerah atau
satuan pendidikan, namun sekarang menjadi keputusan yang bisa diambil
oleh masing-masing daerah atau satuan pendidikan dengan acuan yang telah
diberikan oleh pemerintah pusat. Hal ini berarti bahwa pada saat ini,
pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab lembaga formal seperti
sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab semua pihak. Hal ini juga
sesuai dengan konsep tripusat pendidikan yang diciptakan oelh Ki Hajar
Dewantara, yaitu (1) pendidikan di lembaga pendidikan, (2) pendidikan di
masyarakat, dan (3) pendidikan di keluarga2.
2. Pengertian PAKEM
PAKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan3. Rusman dalam bukunya yang berjudul Model-
Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), 321-322.
3
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis (Yogyakarta: Deeplish, 2014), 114.
4
mendefenisikan bahwa huruf P pada kosa kata PAKEM sebagai kata
Partisipatif, bukan singkatan dari kata Pembelajaran. PAKEM merupakan
model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM,
diharapkan berkembangnya berbagai mavam inivasi kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif dan
menyenangkan4.
Di samping model pembelajaran PAKEM, muncul pula nama
PAIKEM dengan penambahan huruf I yang merupakan singkatan dari
kata Inovatif. Sehingga PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Setelah model PAIKEM,
muncul pula nama yang dikeluarkan di Jawa Tengah dengan sebutan
PAIKEM Gembrot yang artinya Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot5.
PAKEM merupakan suatu pembelajaran dimana guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga aktif bertanya,
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar merupakan suatu
proses aktif dari peserta didik dalam membangun pengetahuannya, bukan
proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah dari guru tentang
pengetahuan. Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar.
Pembelajaran kreatif yaitu pembelajaran yang mendorong siswa untuk
melakukan proses pembelajaran yang kreatif. Proses pembelajaran yang
kreatif adalah suatu tindakan untuk penemuan terus-menerus, penggalian
yang mendalam tentang hati, pikiran dan semangat untuk mendapatkan
keindahan dan pengalaman baru yang dapat ia rasakan. Menurut Jerry
Wennstrom (2005) yang dikemukakan oleh Winastawan Gora, dkk dalam
bukunya yang berjudul Pakematik: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis
4
Rusman, , Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, 322.
5
Husamah, dkk. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan merancang
pembelajaran untuk mendukung Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013),
164.
5
TIK bahwa proses belajar dikatakan kreatif bukan dilihat dari orang lain,
namun lebih dilihat dari sisi peserta didik sendiri. Dalam proses belajar
apakah peserta didik telah menggunakan seluruh kemampuannya untuk
memperoleh keindahan dan pengalaman yang baru. Keindahan dan
pengalaman baru tersebut hanya bisa dirasakan oleh siswa itu sendiri.
Dengan demikian, proses kreatif antara siswa yang satu dengan siswa yang
lainnya berada pada takaran yang berbeda-beda. Kreatif juga dimaksudkan
agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa6.
Pembelajaran efektif artinya pembelajaran yang dilaksanakan
mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang didapat oleh siswa
maupun guru pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan pengalaman
baru sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya 7. Sedangkan
pembelajaran menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan dan siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian,
tingginya waktu curah terbukti menaikkan hasil belajar. Kegembiraan pada
anak akan memunculkan keriangan dalam jiwanya, sehingga menjadikan
peserta didik untuk menerima perintah, atau bimbingan apapun. Menabur
kegembiraan dan keceriaan pada anak akan membuatnya mampu
mengaktualisasikan kemampuannya dalam bentuk yang sempurna.
Keadaan yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup apabila proses
pembelajran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai
oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Jika pembelajaran
hanyalah aktif dan menyenangkan, maka pembelajaran tersebut hanyalah
seperti bermain biasa. Pembelajaran yang menyenangkan ditandai dengan
besarnya perhatian siswa terhadap tugas sehingga hasil belajar (tujuan
pembelajaran) meningkat. Selain itu dalam jangka panjang siswa menjadi
senang belajar untuk menciptakan sikap belajar mandiri sepanjang hayat
(life long learn).
6
Winastawan Gora, dkk, Pakematik: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK, 12.
7
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis, 115.
6
PAKEM tidak hanya berlaku bagi siswa, namun juga dari sisi guru.
Berikut ini dijelaskan pengertian PAKEM dari segi guru dan dari segi siswa.
a. Dari Segi Guru
PAKEM adalah pembelajaran yang aktif bahwa seorang guru harus
memantau kegiatan belajar peserta didik, memberi umpan balik,
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, memanfaatkan modalitas
belajar peserta didik baik yang visual, auditorial dan kinestetik dalam
pembelajaran. Kreatif dimaksudkan adalah seorang guru bisa
mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu belajar
yang sederhana dan lain-lain.
Efektif yaitu seorang guru dalam proses pembelajaran harus
mampu mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menyenangkan maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran seorang
guru diharapkan tidak membuat peserta didik takut salah, takut
ditertawakan, takut dianggap sepele dengan diselingi kegiatan bermain
atau kegiatan yang lain yang membuat anak merasa senang dalam belajar.
7
asyik dan nyaman, dengan mensetting ruang kelas yang menarik ,
memajang hasil belajar anak di kelas, anak didekatkan ke dunia nyata,
sehingga anak asyik belajar. Bagi peserta didik yang berprestasi, guru
memberikan penghargaan atas prestasinya. Hal ini membuat anak
tertantang sehingga pembelajaran tidak membosankan. Menyenagkan
juga berarti pembelajaran yang membuat anak berani mencoba, berani
bertanya, berani mengemukakan pendapat atau gagasan dan berani
mempertanyakan pada orang lain8.
B. KARAKTERISTIK PAKEM
PAKEM kepanjangan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Dari kepanjangannya PAKEM mempunyai empat ciri-ciri
pembelajaran, yaitu: Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.9
1. Pembelajaran Aktif
Ciri aktif dalam PAKEM berarti dalam pembelajaran memungkinkan
peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi
objek-objek yang ada didalamnya serta mengamati pengaruhnya dari
manipulasi yang sudah dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam
merancang, melakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang,
melakuakan maupun mengevaluasi proses pembelajarannya. Guru
diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung (kondusif)
sehingga peserta didik aktif bertanya. Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran merupakan faktor penting, kegiatan aktif ini seharusnya
tidaklah hanya berupa keterlibatan secara fisik belaka, tetapi hal yang lebih
utama adalah keterlibatan mental atau intelektual, khususnya keterlibatan
intelektual-emosional. Keterlibatan intelektual memberi peluang terjadinya
asimilasi atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru, serta
8
Winastawan Gora, dkk, Pakematik: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK, 14.
9
Mulyono, Strategi Pembelaran. (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hal. 190.
8
terbentuknya meta-kognisi (kesadaran dan kemampun untuk mengendalikan
proses kognitifnya itu).10
Proses belajar dikatakan aktif bila mengandung unsur-unsur berikut
ini:
a. Komitmen (keterletakan pada tugas), yaitu materi, metode, dan strategi
pembelajaran yang bermanfaat untuk peserta didik, sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Dan bersifat pribadi.
b. Tanggung jawab (responsibility), yaitu suatu proses belajar yang
memberi wewenang pada peserta didik untuk kritis, guru lebih banyak
mendengar daripada berbicara, menghormati ide-ide peserta didik,
memberi pilihan dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memutuskan sendiri.
c. Motivasi, yaitu motivasi yang dimiliki peserta didik akan meningkat
karena ditunjang oleh pendekatan belajar yang dilakukan guru lebih
dipusatkan kepada peserta didik, guru tidak hanya menyuapi atau
menuangkan dalam ember, tetapi menghidupkan api yang menerangi
sekelilingnya dan bersikap positif kepada peserta didik11.
2. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan ciri ke dua dari PAKEM yang
artinya pembelajaran yang membangun kreativitas peserta didik dalam
berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta sesama peserta didik
terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajarannya. Guru
dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Guru juga diharapkan mampu menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
peserta didik.
Pembelajara kreatif menuntut guru untuk merangsang kretivitas
siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam
melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir
10
Umaedi. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate Pendidikan
Menengah Umum. Indonesia, (Jakarta. 1999), 261.
11
Husamah, dkk. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan merancang
pembelajaran untuk mendukung Implementasi Kurikulum 2013, 165-166.
9
kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak
ada atau memperbaiki sesuatu. Berpikir kritis harus dikembangkan dalam
proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengambangkan kreativitasnya.
Pada umumnya berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut12 :
a. Tahap pertama : persiapan proses pengumpulan informasi untuk diuji.
b. Tahap kedua : inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan
hipotesis informasi tersebut sampaidiperoleh keyakinan bahwa
hipotesis tersebut rasional.
c. Tahap ketiga : Iluminasi , yaitu suatu kondisi untuk menemukan
keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat, dan rasional .
d. Tahap keempat : Verifikasi , yaitu pengujian kembali hipotesis untuk
dijadikan sebuah rekomendasi , konsep, atau teori.
3. Pembelajaran Efektif
Ciri ketiga pembelajaran PAKEM adalah efektif. Maksudnya adalah
pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyengkan dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapa meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suuasana
dan lingkungan belajar yang memadai/kondusif .Oleh karenanya, guru
harus mampu mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembeljaran,
mengelola isi atau materi pembelajaran dan mengelola sumber-sumber
belajar. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus
memperhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Pengelolaan tempat belajar
b. Pengelolaan siswa
c. Pengelolaan kegiatan pembelajaran
d. Pengeolaan media dan sumber belajar
Proses pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur sebagi
berikut:
a. Melakukan appersepsi.
12
Mulyasa, Menjadi guru profesional : menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006) hlm, 192)
13
Rusman , Model-model Pembelajaran : mengembangkan profesionalisme guru, 325.
10
b. Melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok dan
kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi
metode.
c. Melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa
dalam membentuk kompetensi dan mengaitkannya dengan kehidupan
siswa.
d. Melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan
data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan
program pembelajaran.14
4. Pembelajaran Menyenangkan
Menyenangkan merupakan ciri keempat dari PAKEM dengan
maksud pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang
menyangkan. Menyenangkan berarti tidak membelenggu, sehingga peserta
didik memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan
demikian waktu untuk mencurahkan perhatian (time of task) peserta didik
menjadi tinggi. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat
meningkatkan hasil belajarnya.15
Rusman berpendapat bahwa pembelajaran menyenangkan adalah
adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran. Guru memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, dalam
hal tertentu guru pun bisa belajar dari siswa tanpa disadari siswa itu
sendiri. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana pembelajaran yang
demokratis, tidak membosankan dan tidak ada beban, baik bagi guru
maupun bagi siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang
pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan
mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.16
C. IMPLEMENTASI PAKEM
14
Ibid., 326.
15
Mulyasa, Menjadi guru profesional : menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006) hlm, 192)
16
Opcit., 326-327.
11
Setiap pembelajaran pasti terdiri dari pendahuluan, inti dan penutup.
Dalam kegiatan inti terdapat prinsip-prinsip yang harus terkandung dalam
proses pembelajaran PAKEM. Berikut ini prinsip-prinsip yang terkandung
dalam pembelajaran kegiatan inti proses pembelajaran yang terdiri dari
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang hanya bisa dilaksanakan dengan
PAKEM:
1. Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topic/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari aneka sumber.
b. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antar peserta
didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya.
c. Menggunakan beragam strategi, metode dan media pembelajaran serta
sumber belajar.
d. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
e. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio
atau lapangan.
2. Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
b. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan
kegiatan lain yang bertujuan untuk memunculkan gagasan baru secara
lisan maupun tertulis.
c. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah dan bertindak tanpa rasa takut.
d. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
e. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
f. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan,
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
g. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasiol kerja individual
maupun kelompok.
h. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
12
i. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan.
3. Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan,
lisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber belajar.
c. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dan mencapai kompetensi dasar:
1) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar.
2) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi.
3) Membantu menyelesaikan masalah.
4) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
d. Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif17.
17
Winastawan Gora, dkk, Pakematik: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK, 19-20.
18
Mulyono, Strategi Pembelajaran, 196.
13
Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika
pendidik/guru menerapkan PAKEM, adalah sebagai berikut:19
a) Memahami sifat peserta didik.
Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu atau
berimajinasi. Kedua sifat ini merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/ berpikir kritis dan kreatif. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus
dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangnya kedua sifat
tersebut.
b) Mengenal peserta didik secara perorangan.
Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang
berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan harus tercemin dalam
pembelajaran. Semua peserta didik dalam kelas tidak harus selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan
kecepatannya belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
c) Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam mengorganisasi belajar.
Peserta didik secara alami bermain secara berpasangan atau
berkelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru
dalam pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan mudah mereka
untuk berinteraksi atau bertukar pikiran.
d) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampu
memecahkan masalah. Pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah,
untuk itu peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan
kreatif untuk menganaliasis masalah, dan kreatif untuk melahirkan
alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis pemikiran tersebut sudah ada
sejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya.
e) Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
Ruangan kelas yang menarik sangat disarankandalam PAKEM. Hasil
peserta didik sebaiknya dipajang di dalam kelas, karena dapat memotivasi
peserta didik untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
peserta didik yang lain. Selain itu pajangan dapat juga dijadikan bahan
ketika membahas materi pelajaran yang lain.
f) Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar.
19
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, (Semarang: Rasail Media Group,
2008 ), 74-88
14
Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan sumber sangat kaya
untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai
media belajar serta objek belajar peserta didik.
g) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan.
Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan
interaksi antara guru dan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada
kelemahannya. Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan
elegan sehingga tidak meremwhkan dan menurunkan motivasi.
h) Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental.
Dalam pembelajaran PAKEM, aktif secara mental lebih diinginkan
dari pada aktif fisik. Karena itu, aktivitas sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, mengemukakan tanda-tanda aktif
mental.20
Dalam pelaksanaan PAKEM sekurang-kurangnya ada empat komponen
atau prinsip yang dapat diidentifikasi. Keempat komponen atau prinsip
tersebut adalah:
4. Mengalami
Dalam hal mengalami peserta didik belajar banyak melalui berbuat,
pengalaman langsung mengaktifkan banyak indra. Beberapa contoh bentuk
konkritnya adalah melakukan pengamatan, percobaan, penyelidikan,
wawancara, penggunaan alat peraga.
5. Interaksi
Interaksi anatar peserta didik maupun peserta didik dengan guru
perlu diupayakan agar tetap ada dan terjaga agar mempermudah dlam
membangun makna. Dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih hidup
dan menarik, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang
terbangun semakin mantap dan kualitas hasil belajar meningkat.
6. Komunikasi
Komunikasi dapat diartikan sebagai cara menyampaikan apa yang
kita ketahui. Interaksi saja belum cukup jika tidak dilengkapi dengan
komunikasi, karena interaksi akan lebih bermakna jika interkasi itu
komunikatif. Makna yang terkomunikasi kepada orang lain secara terbuka
20
Suparlan, dkk. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. (Bandung: PT.
Genesindo, 2008), 74-76
15
memungkinkan untuk mendapat tanggapan. Bebebrapa cara komunikasi
yang dapat dilakukan misalnya dengan pajangan, presentasi, laporan.
7. Refleksi
Refleksi berarti memikirkan kembali apa yang diperbuat dipikirkan.
Melalui refleksi kita dapat mengetahui efektifiktas pembelajaran yang
sudah berlangsung. Refleksi dapat memberikan peluang untuk
memunculkan gagasan baru yang dapat bermanfaat dalam perbakan makna
hasil pembelajaran. Dengan refleksi kesalahan dapat dihindari sehingga
tidak terulang lagi.21
Model pembelajaran PAKEM diharapkan dapat menghasilkan
pembelajaran yang berkualitas serta menghasilkan perubahan yang signifikan,
seperti halnya perubahan terhadap peran guru di kelas, perlakuan terhadap
siswa, latihan, pertanyaan, interaksi, pengelolaan kelas dan variasi penilaian.
Perubahan yang diharapkan dalam pembelajaran PAKEM adalah sebagai
berikut22:
Aspek Dari Ke
Peran Guru Guru mendominasi Menjadi fasilitator pembelajran:
kelas. Siswa banyak bertanya
Semua dari guru: Sumber informasi beragam
Pertanyaan Siswa kadang memilih tugas
Informasi sendiri
Penugasan Inisiatif berasal dari siswa/guru
Inisiatif Siswa menilai diri sendiri
Penilaian Umpan balik dari teman sebaya
Umpan balik
Perlakuan Semua siswa Melayani adanya perbedaan
terhadap diperlakukan sama, individual, seperti:
siswa seperti: Maju sesuai dengan kecepatan
Maju bersama msing-masing
Melakukan kegiatan Bisa melakukan kegiatan yang
yang sama berbeda-beda
PR yang sama PR tidak harus sama
Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran sesuai dengan
sama untuk semua kemampuan/minat masing-
siswa masing siswa
21
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem (Semarang: Rasail Media Group,
2008), 46-47.
22
Rusman , Model-model Pembelajaran : mengembangkan profesionalisme guru, 328.
16
Penilaian yang sama Macam-macam penilaian
Latihan Jumlah latihan Jumlah soal memadai
sedikit Latihan lebih intensif
Latihan terbatas atau Selesai tugas: review, revisi
kurang review, revisi revisi
Pelaksanaan tugas Lebih menantang: tuntutan tinggi
sekali jadi dan anak lebih produktif
Kurang menantang Setiap anak mendapatkan
Anak menunggu kesempatan yang sama
giliran Hasil karya anak dipajangkan
Pertanyaan 95% dari guru: Pertanyaan dari siswa atau guru,
Pertanyaan tertutup jenis pertanyaan bervariasi:
Dijawab dengan Pertanyaan terbuka
benar Siswa berpikir
Satu jawaban yang Pertanyaan produktif
benar Pertanyaan penelitian
Jawaban: 1 Problem solving
kata/ringkas Jawaban terurai, bisa berbeda
Fakta, hafalan,
ingatan
Yang tersurat saja
Interaksi Satu arah Banyak arah
Guru ke siswa Guru ke siswa
Intensitas interaksi Siswa ke guru
Mutu interaksi Siswa ke siswa
Siswa ke sumber belajar
Siswa ke orang dewasa
Pengelolaan Klasikal Variasi
kelas Individual Individual
Di dalam kelas Berpasangan
Kelompok kecil
Kelompok besar
Klasikal
Di luar kelas
Variasi Tes formal Tes formal
penilaian Pembelajaran dan perbaikan
berkelanjutan
Umpan balik
Portofolio
Penilaian diri/sesama siswa
D. MANFAAT PAKEM
Manfaat dari model pembelajaran PAKEM adalah sebagi berikut:
17
1. Pembelajaran PAKEM akan mengantarkan peserta didik untuk aktif
menggunakan kemampuan menganalisis, melatih kratifitas untuk mampu
mengungkapkan apa yang difikirkannya, dan meningkatkan rasa percaya
diri serta keterampilan sosial peserta didik.
2. Dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, hubungan yang harmonis
antara peserta didik dengan guru sehingga peserta didik termotivasi untuk
belajar dan mengikuti pembelajaran.
3. Dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman peserta didik terhadap
konsep atau topik yang dipelajari. Hal ini dikarenakan peserta didik terlibat
secara langsung dalam proses pembelajaran. Proses belajar dalam
pembelajaran PAKEM tidak hanya sekedar untuk menghafalkan fakta-fakta
atau konsep-konsep belaka (role learning), namun berusaha untuk
menghubungkan konsep-konsep tersebut untuk menciptakan pemahaman-
pemahaman yang utuh (meaning learning), sehingga konsep yang dipelajari
akan dapat dipahami dengan baik dan tidak mudah dilupakan.
4. Model pembelajaran PAKEM dapat mengantarkan peserta didik ke
kedewasaan dalam arti perkembangan yang optimal. Peserta didik
mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya, sehingga dapat
mencapai hasil belajar yang baik23.
23
Husamah, dkk. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan merancang
pembelajaran untuk mendukung Implementasi Kurikulum 2013, 171.
18
(RPP)
A. Standar Kompetensi :
5. Memahami wacana lisan tentang berita dan drama pendek
B. Kompetensi Dasar :
5.2 Menceritakan isi drama pendek yang disampaikan secara lisan
C. Indikator :
5.2.1 Menyimak naskah drama pendek secara lisan
5.2.2 Menceritakan kembali naskah drama pendek secara lisan
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui strategi pembelajaran Cooperative Script, siswa mampu
menyimak naskah drama pendek secara lisan dengan baik.
2. Melalui strategi pembelajaran Cooperative Script, siswa mampu
menceritakan kembali naskah drama pendek secara lisan dengan benar.
19
Guru, Siswa.
20
diberikan oleh guru dan membuat Cooperati
ringkasan tentang materi belajar drama. ve Script
- Siswa membacakan naskah drama
dengan pasangannya secara bergantian
dengan kelompok lain
- Tiap kelompok menetapkan kelompok
mana yang berperan sebagai pembicara
naskah drama dan mana yang berperan
sebagai pendengar.
- Pembicara membacakan naskah drama
selengkap mungkin dengan intonasi
suara yang jelas. Sementara pendengar
menyimak atau mengoreksi atau dengan
membantu menunjukkan ide pokok yang
kurang lengkap.
- Tiap kelompok bertukar peran, semula
pembicara bertukar menjadi pendengar,
dan sebaliknya, dilakukan seperti diatas.
- Siswa mendapat lembar kerja siswa yang
dikerjakan secara individu. Lembar
Kerja 1
- Siswa mengumpulkan lembar kerja
siswa.
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami.
10 Kegiatan akhir
Refleksi Materi yang
Guru memberikan umpan balik positif
telah
dan penguatan terhadap keberhasilan
disampaikan
siswa. ceramah
Guru memberikan refleksi atas materi
yang dipelajari hari ini
Guru dan peserta didik bersama-sama
mengevaluasi materi.
Guru memberikan motivasi kepada siswa
21
untuk mendorong peserta didik
mempelajari lagi materi.
Guru mengakhir materi pada hari ini
dengan membaca Hamdalah dan
dilanjutkan doa secara bersama-sama
Guru mengucapkan salam
Deskripsi Materi
22
Mari, Belajar Memahami
Isi Naskah Drama
Pada pembelajaran kali ini, kamu akan belajar memahami unsur-unsur naskah
drama. Setelah pembelajaran ini, kamu dapat mengetahui unsur-unsur dalam
naskah drama,
menemukan unsur-unsur dalam naskah drama yang dibaca, dan menjelaskan
unsur-unsur dalam naskah drama yang dibaca.
23
Contoh Naskah Drama
Tikus-Tikus Nakal
24
suara-suara aneh.
Ciiitttt... cit... cittt.... Deri ketakutan. Dari kolong tempat
tidurnya, keluar seekor tikus. Deri kaget. Ia paling takut pada
tikus. Tidak berapa lama kemudian, beberapa ekor tikus keluar
dari kolong tempat tidurnya. Deri mengambil sapu ijuk.
25
Sejak saat itu, Deri selalu menjaga kebersihan kamarnya.
Naskah drama ini adalah hasil pengubahan dari cerpen "Tikus-
Tikus Nakal".
Sumber: Bobo, 22 Februari 2007
Lembar Penilaian
1. Instrumen Penilaian
a. Rubrik pengamatan sikap
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Kriteria Penilaian
Kriteria Bagus Cukup Kurang
Skor
3 2 1
Rasa Ingin Tahu Menunjukkan Menunjukkan Kurang
rasa ingin tahu rasa ingin tahu, menujukkan
yang besar dan namun tidak antusias dalam
antusias. terlalu antusias. pengamatan.
Percaya Diri Tidak terlihat Terlihat ragu- Belum
26
ragu-ragu ragu dalam menunjukkan
dalam mengemukkan kepercayaan
mengemukkan ide/ gagasan/ diri dan
ide/ gagasan/ pendapat memerlukan
bantuan
pendapat
guru
Kerja sama Berperan aktif Cukup berperan Kurang
dalam diskusi aktif dalam berperan aktif
kelompok diskusi dalam diskusi
Keterbukaan Aktif dalam Cukup aktif Kurang aktif
mengemukkan dalam dalam
ide/ gagasan/ menegmukkan mngemukkan
pendapat ide/ gagasan/ ide/ gagasan/
pendapat pendapat
Catatan:
Kolom nilai diisi dengan angka yang sesuai:
1 = Kurang baik
2 = Cukup baik
3 = Baik
4 =Sangat baik
27
drama pendek secara lisan
2
drama pendek yang
disampaikan secara 5.2.2 Menceritakan
lisan kembali naskah drama Tes tulis Uraian 3
pendek secara lisan
28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
29
terhadap konsep atau topik yang dipelajari serta dapat mengantarkan peserta
didik untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya, sehingga
dapat mencapai hasil belajar yang baik.
RPP dapat menggambarkan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan
ketika proses pembelajaran di kelas. Dengan adanya RPP penerapan model
pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan) dapat rencanakan dengan baik. Untuk contoh RPP PAKEM
dapat dilihat kembali pada bab II sub bab E.
B. SARAN
Makalah ini msih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang
membangun tentu diperlukan untuk perbaikan dikesempaan yang akan datang.
30
DAFTAR PUSTAKA
31