Anda di halaman 1dari 4

CARA DAN PROTOKOL PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL

Perlukah tunjangan nutrisi ?

Perlu tunjangan nutrisi ?

Ya tidak observasi & nilai kembali

Nutrisi enteral ? total parentral


nutrition

Ya tidak nilai kembali

Peroral ? sesuai toleransi

Tidak ya sebagai tambahan

Nutrisi nasogastrik standar ? nilai kembali

Resiko aspirasi? Teruskan & nilai


kembali

Ya tidak lebih 6 minggu


enterostomi

Lebih 6 minggu nutrium adekuat

Ya tidak

Enterostomi nutrisi nasoduodenal/ natrium


adekuat ?
Nasojejunal
Ya Tidak

Teruskan Tambah
nutrisi
perentral perifer

Gambar 1 : Skema Tunjangan Nutrisi, Modifikasi dari Philips & Fazio dan
Rombeau & Jacobs.

Apakah nutrisi enteral mungkin ?


Yang merupakan kontraindikasi absolut hanyalah obstruksi intestinal, ileus,
atau bila proteksi jalan nafas tidak adekuat.

Apakah pemberian peroral mungkin ?


Hal ini mungkin sering dilaksanakan untuk mempertahankan masukan
nutrisi yang adekuat. Tapi untuk penderita ICU, terutama pada fase akut,
karena tidak mau makan, tidak dapat makan, atau tidak boleh makan,
tidak mungkin peroral. Setelah masa akut lewat, makanan peroral dapat
diberikan serta dapat diberikan bersamaan makanan nasoenterik.

Apakah nutrisi nasogastrik standar diterima baik ?


Makanan cair standar rumah sakit ( makanan lewat pipa=MLP ) biasanya
cukup bermanfaat. Tapi membutuhkan pipa yang besar dengan diameter
4mm, karena MLP berupa cairan kental. MLP mengandung cukup kalori
dan protein, tetapi kurang besi vitamin A, thiamin dan vitamin C. Bila
diperlukan lebih dari 6 minggu dianjurkan menggunakan enterostomi
untuk mengurangi komplikasi mekanik pipa. Bila terjadi kembung perut
atau diare, pemakaian gula dapat dikurangi.

Apakah makanan nasoenterik ( duodenal/jejunal ) khusus dapat diterima


baik ?
Cara ini biasanya digunakan untuk penderita dengan resiko aspirasi paru
yang tinggi. Makanan ini biasanya hiperosmolar dan memerlukan
pemberian secara lebih bertahap untuk mencapai nutrisional yang
lengkap. Karena intoleransi bila kecepatan pemberian ditingkatkan,
dianjurkan menggunakan pompa infus. Penambahan aditif tertentu
mungkin berguna, penambahan enzim untuk memperbaiki pencernaan,
antikolinergik atau kodein fosfat untuk memperlambat transit intestinal,
kolestiramin untuk mengikat asam empedu, kalsium untuk mengikat asam
lemak dan oksalat.

Protokol pemberian nutrisi enteral

Nutrisi enteral diberikan bila tidak ada tanda tanda :


1. Peritonitis
2. Obstruksi interstinal
3. Ileus paralitik
4. Perdarahan gastrointestinal
5. Muntah dan diare hebat
6. Gangguan absorbsi berat
Perhitungkan jumlah kalori dan cairan yang dibutuhkan
Jumlah kalori yang dibutuhkan menurut BEISBART :
Normal : 25 30 kkal/kgbb/hr
125 150 kkal/kgbb/hr
Katabolisme sedang : 35 40 kkal/kgbb/hr
( pasca bedah, infeksi, trauma ) 150 175 kkal/kgbb/hr
Katabolisme hebat : 50 70 kkal/kgbb/hr
( trauma kepala, sepsis, tetanus 175 300 kkal/kgbb/hr
Luka bakar )

Jumlah g N yang dibutuhkan sesuai dengan katabolisme protein yang


diperhitungkan dari urea nitrogen/24jam. Juamlah cairan yang dibutuhkan
40 ml/kgbb/hr.
Pasang pipa makanan enteral 8 f ( poliurethan, diameter 2,6mm ), melalui
hidung sampai gaster, bila perlu sampai duodenum ( resiko aspirasi atau
fungsi gaster terganggu ). Bila berat (diujung pipa mempunyai pemberat
air raksa) pipa akan segera berada di gaster, selanjutnya akan masuk ke
duodenum dengan peristaltik. Bila ujung pipa tidak masuk spontan setelah
8-24 jam, dapat diberikan 10mg metaclopramide (primperan) i.v tiap 6
jam. Posisi penderita 30 setengah duduk dan miring ke kanan dapat
membantu masuknya ujung pipa secara spontan ke duodenum.
Penggunaan mandrin angiografi dan fluoroskopi juga dapat membantu.
Makanan yang diberikan :
Untuk 24 jam pertama :
Berikan campuran 1 bungkus entrasol dengan 700 ml air matang dan 1
bungkus peptisol dengan 700 ml air matang. Jumlah cairan menjadi 1500
ml dan 1 ml 1/3 kkal.
Untuk 12 jam berikut :
Berikan campuran 1 bungkus entrasol dengan 350 ml air matang dan 1
bungkus peptisol dengan 350 ml air matang, jumlah cairan menjadi 800
ml.
Untuk 12 jam selanjutnya :
Berikan campuran 2% bungkus entrasol dan 2 bungkus peptisol, tiap
bungkus campur dengan 200 ml air matang. Jumlah cairan menjadi
1200ml.
Untuk selanjutnya :
Berikan sesuai dengan kebutuhan dan campur dengan 200 ml air matang
tiap bungkus. Biasanya diperlukan 4 bungkus entrasol dan 4 bungkus
peptisol.
Pemberian : menggunakan tetesan infus atau pompa infus.
12 jam pertama 50 ml/jam
Tiap 12 jam berikutnya naikkan kecepattan tetesan 25 ml/jam
sampai 36 jam.
Selanjutnya berikan larutan dengan perbandingan 1 ml = 1 kalori.
Jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan, bila jumlah cairan melalui
nutrisi enteral belum mencukupi dapat diberikan cairan dextrose 3% in
Ringer i.v sebagai tambahan.
Observasi selama pemberian pertama :
Kram perut
Diare
Glukosuria
Residu lambung banyak (lebih 150ml)
Bila ada tanda-tanda diatas kurangi kecepatan tetesan.
Bila perlu untuk menghindari sumbatan pipa, berikan 100-300 ml air
matang untuk membilas pipa.
Bila jumlah protein dan kalori belum mencukupi dapat diberikan tambahan
nutrisi parentral.

Monitoring :

Klinik :
Berat badan/hari
Tebal lipatan kulit/minggu
Skin test/1-3minggu bila ada fasilitas
Analisa darah :
Urea, elektrolit, glukosa/2hari
Albumin/2minggu
Fungsi hati/2xseminggu
Ketone darah/minggu
Analisa urine :
Urea/24jam
Kreatinin/24jam tiap hari untuk pertama,
Glukosa bila stabil 2xseminggu.
ketone

Anda mungkin juga menyukai