TINJAUAN PUSTAKA
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisis, kejiwaan dan sosial (UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan). Di
Indonesia hal-hal yang terkait dengan usia lanjut diatur dalam satu undang-
undang yaitu Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia yang menjelaskan bahwa lansia :
a. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas
b. Lansia usia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa
c. Lansia yang tak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari mafkah
sehingga hdupnya bergantung pada bantuan orang lain.
3
Pengertian lansia dibedakan atas 3 macam, yaitu usia lansia kronologis
(Kelender), usia biologis yang artinya menunjuk kepada jangka waktu seseorang
sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup tidak mati. Sedangkan usia psikologis
menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk melakukan penyes uaian kepada
situasi yang dihadapinya (Fatmah, 2010).
Agar proses menua tidak disertai dengan proses patologis, timbulah gagasan
untuk membuat suatu model pencapaian tersebut dimana menua secara
endogenik yang dimulai dengan menuannya sel-sel tubuh, jaringan tubuh dan
anatomi tubuh kearah proses menuanya organ tubuh. Sedangkan faktor
eksogenik dapat dibagi dalam sebab lingkungan di mana seseorang hidup dan
faktor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup. Faktor menua
eksogenik kini lebih dikenal dengan faktor risiko antara lain riwayat keluarga,
etnis, kebiasaan merokok, penyakit yang diderita sebelumnya, kemiskinan, serta
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan obat terlarang.
4
b. Masalah ekonomi lansia
Masalah usia lanjut ditandai dengan menurunya produktifitas kerja,
memasuki masa pensiun atau berhentinya pekejaan utama. Hal ini berkaibat
pada menurunnya pendapatan yang kemudian tekait dengan pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari. Pada hal disisi lain usia lanjut dihadapkan pada
berbagai kebutuhan yang semakin meningkat, seperti kebutuhan makanan,
pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang menderita penyakit
ketuaan, kebutuhan sosial dan rekreasi.
5
sering tersisih dari kehidupan masyarakat dan terlantar. Untuk mengahadapi
kenyataan ini perlu dibentuk kelompok-kelompok usia lanjut yang memiliki
kegiatan mempertemukan para anggotannya agar kontak sosial berlangsung.
6
Puskesmas santun lanjut usia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan yang baik, berkualitas dan sopan. Lanjut usia
sebagai kelompok umur yang kemampuan fisiknya sangatlah terbatas
dibandignkan dengan kelompok umur lainnya. Kerap kali mempunyai
kebutuhan pelayanan yang berbeda dengan kelompok umur lainnya. Lanjut
usia yang mempunyai gerak yang lamban. Kesiapan petugas puskesmas
dalam pelayanan perlu diperhatikan yaitu:
a. Kesabaran didalam menghadapi lanjut usia
b. Kemauan dan kemampuan untuk memberikan penjelasan secara
tuntas
c. Melayani kebutuhan pelayanan kesehatan lanjut usia sesuai dengan
prosedur pelayanan yang berlaku
d. Menghargai lanjut usia dengan memberikan pelayanan dengan
sopan santun
7
keterbatasan dalam pendanaan , baik dalam mencukupi biaya hidup
ataupun dalam menyediakan dana bagi kebutuhan kesehatannya. Oleh
karena itu bagi para lanjut usia yang tidak mampu atau terlantar, perlu
diberikan keringanan ataupun penghapusan biaya pelayanan di puskesmas
sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk mendapatkan fasilitas jamkesmas
maka lanjut usia harus mendapat prioritas dan difasilitasi oleh puskesmas
untuk mendapatkan kartu jamkesmas tersebut.
8
memfasilitasi pembentukan dan melakukan pembinaan kepada kelompok
lanjut usia ini diantarannya adalah deteksi dini, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan kepada lanjut usia pada saat kegiatan kelompok (Posyandu,
posbindu) Bagi para lanjut usia yang mendapat perawatan di rumah sakit,
sebagai tindak lanjut pengobatan kepada lanjut usia yang sakit yang
dirawat dirumah, maka petugas puskesmas diharapkan mampu
melaksanakana kunjungan rumah untuk melaksanakan program perawatan
kesehatan masyarakat. Kegiatan lain pelayanan kesehatan lanjut usia
adalah melalui kegiatan puskemas keliling atau kunjungan luar gedung
untuk kegiatan lain yang berhubungan dengan kesehatan lanjut usia.
6. Melakukan kerja sama dengan lintas progam dan lintas sektor terkait di
kecamatan dengan asa kemitraan. Pembinaan kesehatan usia lanjut
khususnnya dalam pembinaan kesehatan, kadang-kadng memerlukan peran
program dan sektir lain untuk membantu keberhasilan pembinaan tersebut.
Misalnya dalam kaitan kesehatan mental dan sosial atau peningkatan peran
keluarga dan masyarakat dalam pemberdayaan lanjut usia.
9
2. Pelaksanaan
Promotif: penyuluhan kepada lanjut usia, keluaga atau masyarakat
sekitarnya
Preventif: deteksi dini dan pemantauan kesehatan lanjut usia dengan
menggunakan Kartu menuju sehat (KMS)
Kuratif: pengobatan dan perawatan bagi lanjut usia yang sakit. Bila
dibutuhkan penanganan dengan fasilitas yang lebih lengkap, dilakukan
rujukan kerumah sakit.
Rehabilitatif: dapat berupa upaya medis, psikososial, esukatif atau
upaya lain yang dapat mengembalikan seara optimal kemampuan
fungsional dan kepercayaan diri lanjut usia.
10
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes melitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein)dalam air seni sebgai deteksi
awal adanya penyakit ginjal
h. Pelaksanaan rujukan ke Rumah sakit bila mana ada keluahan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7
i. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam ataupun di luar kelompok dalam rangka
kungjungan ruamah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh individu dan
atau kelompok lanjut usia
j. Kunjugan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelopok lanjut usia
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
(Perkesmas), kegiatan ini menunjang upaya pemulihan lansia pasca sakit
dengan mengurangi kelemahan dan memelihara agar lansia tetap berfungsi
misalnya: mengajarkan diit dan perawatan kaki pada DM pembelajaran
pergerakan pada penyembuhan pasca injury, konseling.
k. Pemberian makanan tambahan (PMT) sebgai contoh menu makan dengan
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lansia
l. Kegiatan olahrga antara lain senam lanjut usia, gerak jalan santai, dan lain
sebagainya untuk kebugaran.
11
Kebijakan pembinaan kesehatan lanjut usia:
1. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan dengan manajemen yang baik
dan berkesinambungan (Helath Approach)
2. Pembinaan progam kesehatan lanjut usia terutama ditujukan pada upaya
peningkatan kesehatan dan kemampuan untuk mandiri agar selama mungkin
tetap produktif dan tetap berperan aktif dalam masyarakat
3. Pembinaan program kesehatan lanjut usia dilaksanakan sebagai bagian dai
upaya kesehatan keluarga melalui pelayanan kesehatan di tingkat pelayanan
dasar dan rujukannya
4. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan melalui pendekatan holistic
yaitu pendekatan terpadu yang berlainan dengan pendekatan multidisipliner,
yaitu mengobati lansia secara tim dan bukan lansia berkonsultasi kepada
masing masing spesialis. Hal tersebut berguna untuk mengurangi polifarmasi.
5. Upaya pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan secara terpadu dengan
meningkatkan peran lintas program dan lintas sektor
6. Upaya promotif dan preventif dalam menyelenggarakan pembinaan kesehatan
usia lanjut dilaksanakan secara komprehensif bersama-sama dengan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
7. Peningkatan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan partisipasi
lanjut usia sendiri diarahkan dan dilakukan atas dasar kekeluargaan dan
kegotongroyongan serta dibina oleh pemerintah pada semua tingkat
adminstrasi.
8. Partisipasi aktif masyarakat diharapkan seperti pendataan, pemanfaatan
pelayana, pengenalan, pengenaan dini masalah kesehatan pada lanjut usia,
pengaturan transportasi dan pendanaan bagi rujukan yang diperlukan.
9. Pelayanan kesehatan lanjut usia dilaksanakan dengan menerapkan kendali
mutu pelayanan di setiap jenjang dan penerapan standar pelayanan.
10. Pembinaan kesehatan usia lanjut dilakukan sesuai dengan situasi, kondisi serta
kebutuhan daerah setempat.
12
Adapun aspek pembinaan dan pelayanan kesehatan ini adalah:
a. Aspek pembinaan dan pelayanan kesehatan
1) Promotif
Pembinaan pada lanjut usia dibagi atas komponen kegiatan pokok:
Sasaran langsung, dengan menyelenggarakan paket pembinaan terhadap
kelompok lanjut usia bedasarkan umur
Sasaran tidak langsung, pembinaan melalui upaya penyuluhan (KIE)
2) Preventif
Meliputi Pemeriksaan dini dan pemeliharaan kesehatan berkala.
3) Kuratif
Pengobatan terhadap lanjut usia, termasuk rujukan ke rumah sakit
4) Rehabilitatif
Merupakan upaya untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan
fungsional serta kemandirian lanjut usia.
b. Aspek managerial
Pengelolaan program kesehatan lanjut usia di Puskesmas dilaksanakan melalui
perencanaan, penggerakan sasaran dan pemantauan evaluasi. Upaya ini
melibatkan partisipasi masyarakat, instansi lintas sektoral serata sangat
diharapkan dapat melibatkan peran swasta dengan asas kemitraan.
13