Anda di halaman 1dari 11

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lanjut Usia

Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisis, kejiwaan dan sosial (UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan). Di
Indonesia hal-hal yang terkait dengan usia lanjut diatur dalam satu undang-
undang yaitu Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia yang menjelaskan bahwa lansia :
a. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas
b. Lansia usia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa
c. Lansia yang tak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari mafkah
sehingga hdupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Lanjut usia merupakan kelompok yang sedang mengalami proses perubahan


secara bertahap dalam jangka tertentu tertentu, menurut WHO, lansia
dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:

1. Usia pertengahan (Middle Age) : usia 45-59 tahun


2. Lansia (Elderly) : 60-74 tahun
3. Lansia tua (Old) : 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (Very Old) : usia di atas 90 tahun

3
Pengertian lansia dibedakan atas 3 macam, yaitu usia lansia kronologis
(Kelender), usia biologis yang artinya menunjuk kepada jangka waktu seseorang
sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup tidak mati. Sedangkan usia psikologis
menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk melakukan penyes uaian kepada
situasi yang dihadapinya (Fatmah, 2010).

Agar proses menua tidak disertai dengan proses patologis, timbulah gagasan
untuk membuat suatu model pencapaian tersebut dimana menua secara
endogenik yang dimulai dengan menuannya sel-sel tubuh, jaringan tubuh dan
anatomi tubuh kearah proses menuanya organ tubuh. Sedangkan faktor
eksogenik dapat dibagi dalam sebab lingkungan di mana seseorang hidup dan
faktor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup. Faktor menua
eksogenik kini lebih dikenal dengan faktor risiko antara lain riwayat keluarga,
etnis, kebiasaan merokok, penyakit yang diderita sebelumnya, kemiskinan, serta
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan obat terlarang.

B. Permasalahan pada lanjut usia

a. Masalah kesehatan lansia


Pada dasarnya perubahan fisiologis yang terjadi pada aktifitas seksual pada
usia lanjut biasanya berlangsung secara bertahap dan menunjukkan status
dasar dari aspek vaskuler, hormonal dan neurologiknya (Alexander & Allison
1989 dalam Darmodjo, 2010). Pada usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel
karena proses penuaan yang berakibat pada kelemahan organ, kemunduran
fisik, timbulnya berbagai macam penyakit degeneratif. Hal ini akan
menimbulkan masalah kesehatan, sosial dan membebani perekonomian baik
usia lanjut maupun pemerintah karena masing-masing penyakit memerlukan
dukungan dana atau biaya.

4
b. Masalah ekonomi lansia
Masalah usia lanjut ditandai dengan menurunya produktifitas kerja,
memasuki masa pensiun atau berhentinya pekejaan utama. Hal ini berkaibat
pada menurunnya pendapatan yang kemudian tekait dengan pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari. Pada hal disisi lain usia lanjut dihadapkan pada
berbagai kebutuhan yang semakin meningkat, seperti kebutuhan makanan,
pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang menderita penyakit
ketuaan, kebutuhan sosial dan rekreasi.

c. Masalah psikologis lansia


Perubahan psikologis pada lansia sejalan dengan perubahan fisiologis.
Masalah psikologis ini pertama kali mengenai sikap lansia terhadap
kemunduran fisiknya (Disenggagement theory) yang berati adanya penarikan
diri dari masyarakat dan diri dari pribadinya satu sama lain. Lansia dianggap
terlalu lamban dengan daya reaksi yang lambat,kesigapan dan kecepatan
bertindak dan berfikir meurun (Santrock, 2002).
Menurut Partini (2011) masalah psikolgis yang dialami usia lanjut pada
umumnya meliputi: kesepian, terasing dari lingkungan, ketidakberdayan,
perasaan tidak beguna, kurrang percaya diri, ketergantungan, keterlantaran
terutama bagi usia lanjut yang miskin, post power syndrome atau
semacamnya.

d. Masalah sosial budaya lansia


Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka,
walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang
memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan.
Aktifitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya
kondisi fisik san sosial lansia (Santrock,2002). Selain itu perubahan nilai
sosial masyarakat yang mengarah kepada tatanan masyarakat individualistik,
berpengaruh pada usia lanjut yang kurang mendapat perhatian, sehingga

5
sering tersisih dari kehidupan masyarakat dan terlantar. Untuk mengahadapi
kenyataan ini perlu dibentuk kelompok-kelompok usia lanjut yang memiliki
kegiatan mempertemukan para anggotannya agar kontak sosial berlangsung.

C. Puskesmas Santun Lanjut Usia


Mengingat kebutuhan pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi
para lanjut usia, perlu dilakukan peningkatan upaya melalui pencegahan,
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan disamping upya penyembuhan dan
pemulihan. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan
peningkatan kualitas pelayanan berupa peningkatan dan pengembangan
kegiatan melalui strategi puskesmas santun lanjut usia. Adapun tujuan
umumnya adalah: meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap lanjut
usia dalam rangka mencapai Indonesia sehat 2010, sedangkan tujuan khusus
puskesmas santun lanjut usia adalah:
a. Melakukan perencanaan lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada
lanjut usia sesuai dengan kebutuhan setempat.
b. Melakukan pelayanan proaktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif
dan lebih berkualitas bagi penduduk lanjut usia
c. Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk penghargaan kepada lanjut
usia
d. Menurunkan angka kesakitan pada lanjut usia di wilayah kerja puskemas
e. Mewujudkan lanjut usia yang produktif dan bahagia

Puskesmas santun lanjut usia adalah: puskesmas yang melakukan pelayanan


kepada lanjut usia yang mengutamakan aspek promotif dan pereventif disamping
aspek kuratif dan rehabilitatif, secara pro aktif baik dan sopan serta memberikan
kemudahan dan dukungan bagi lanjut usia.

6
Puskesmas santun lanjut usia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan yang baik, berkualitas dan sopan. Lanjut usia
sebagai kelompok umur yang kemampuan fisiknya sangatlah terbatas
dibandignkan dengan kelompok umur lainnya. Kerap kali mempunyai
kebutuhan pelayanan yang berbeda dengan kelompok umur lainnya. Lanjut
usia yang mempunyai gerak yang lamban. Kesiapan petugas puskesmas
dalam pelayanan perlu diperhatikan yaitu:
a. Kesabaran didalam menghadapi lanjut usia
b. Kemauan dan kemampuan untuk memberikan penjelasan secara
tuntas
c. Melayani kebutuhan pelayanan kesehatan lanjut usia sesuai dengan
prosedur pelayanan yang berlaku
d. Menghargai lanjut usia dengan memberikan pelayanan dengan
sopan santun

2. Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada lanjut usia. Kemudahan


pelayanan bagi lanjut usia dibutuhkan karena pada kenyataannya kondisi
fisiknya lanjut usia seringkali membutuhlan perhatian dan prioritas dalam
penangannya sepeti didahulukan dari kelompok umur lainnya, untuk
menghindari antrian yang berdesakan. Kemudahan lainnya yang bisa
diberikan kepada lanjut usia adalah puskesmas dapat memberian pelayanan
melalui loket pendaftaran tersendiri atau antria loket khusus untuk lansia,
ruang pemeriksaan/konseling yang terpisah dengan kelompok umur
lainnya, ruang tunggu dengan tempat duduk khusus ramah lansia, kama
mandi atau toilet yang aman bagi lanjut usia, semua fasilitas ini dapat
disesuaikan dengan kondisi setempat.

3. Memberikan keringanan/penghapusan biaya pelayanan kesehata bagi lanjut


usia dari keluarga miskin/tidak mampu. Mengingat lanjut usia kebanyakan
sudah pensiun atau tidak bekeja lagi, seringkali mereka mempunyai

7
keterbatasan dalam pendanaan , baik dalam mencukupi biaya hidup
ataupun dalam menyediakan dana bagi kebutuhan kesehatannya. Oleh
karena itu bagi para lanjut usia yang tidak mampu atau terlantar, perlu
diberikan keringanan ataupun penghapusan biaya pelayanan di puskesmas
sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk mendapatkan fasilitas jamkesmas
maka lanjut usia harus mendapat prioritas dan difasilitasi oleh puskesmas
untuk mendapatkan kartu jamkesmas tersebut.

4. Memberikan dukungan/bimbingan pada lanjut usia dalam memeliharan dan


meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat dan mandiri
Melakukan penyuluahan kesehatan dan gizi kepada lanjut usia untuk
tetap berperilaku sehat, agar dapat lebih meningkatkan kesehatannya.
Menganjurkan untuk tetap melakukan aktifitas eharihari sesuai
kemampuan serta menjaga kebugarannya secara rutin, antara lain
dengan berolahraga/senam lanjut usia
Menganjurkan untuk tetap melakukan dan mengembangkan hobi atau
kemampuannya, terutama bagi aktifitas yang merupakan usaha
ekonomi poduktif.
Menganjurkan untuk melakukan aktifitas-aktifitas sehari-hari secara
bersam-sama dengan lanjut usia lainnya melalui kelompok lanjut usia
di masyarakat, antara lain dalam kegiatan keagamaan, kesenian,
rekreasi. Denga kegiatan tersebut diharapkan akan dapat merasakan
kebersamaan dan saling berbagi pengalaman.

5. Melakukan pelayanan secara pro aktif untuk dapat menjangkau sebanyak


mungkin sasaran lanjut usia yang ada wilayah kerja puskesmas. Sesuai
dengan fungsinya sebagai unit terdepan dalam melakukan pembinaan
kesehatan masyarakat, maka dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan
kepada lanjut usia, tidak saja dilakukan hanya dnegan melayani para lanjut
usia yang berkungjung ke puskemas, teteapi juga membentuk,

8
memfasilitasi pembentukan dan melakukan pembinaan kepada kelompok
lanjut usia ini diantarannya adalah deteksi dini, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan kepada lanjut usia pada saat kegiatan kelompok (Posyandu,
posbindu) Bagi para lanjut usia yang mendapat perawatan di rumah sakit,
sebagai tindak lanjut pengobatan kepada lanjut usia yang sakit yang
dirawat dirumah, maka petugas puskesmas diharapkan mampu
melaksanakana kunjungan rumah untuk melaksanakan program perawatan
kesehatan masyarakat. Kegiatan lain pelayanan kesehatan lanjut usia
adalah melalui kegiatan puskemas keliling atau kunjungan luar gedung
untuk kegiatan lain yang berhubungan dengan kesehatan lanjut usia.

6. Melakukan kerja sama dengan lintas progam dan lintas sektor terkait di
kecamatan dengan asa kemitraan. Pembinaan kesehatan usia lanjut
khususnnya dalam pembinaan kesehatan, kadang-kadng memerlukan peran
program dan sektir lain untuk membantu keberhasilan pembinaan tersebut.
Misalnya dalam kaitan kesehatan mental dan sosial atau peningkatan peran
keluarga dan masyarakat dalam pemberdayaan lanjut usia.

D. Kegiatan Puskesmas Santun Lanjut Usia


Kegiatan yang dilakukan di puskesmas santun lanjut usia pada prisnsipnya
sama dengan kegiatan yang dilakukan di puskemas pada umumnya.
Kegiatannya:
a. Kegiatan yang dilaksanakan didalam gedung adalah:
1. Perencanaan
Pengumpulan data dasar melalui pendataan sasaran lanjut usia dan
melakukan pemetaan
Pendekatan dan kerjasama dengan lintas sektor dan masyarkat

9
2. Pelaksanaan
Promotif: penyuluhan kepada lanjut usia, keluaga atau masyarakat
sekitarnya
Preventif: deteksi dini dan pemantauan kesehatan lanjut usia dengan
menggunakan Kartu menuju sehat (KMS)
Kuratif: pengobatan dan perawatan bagi lanjut usia yang sakit. Bila
dibutuhkan penanganan dengan fasilitas yang lebih lengkap, dilakukan
rujukan kerumah sakit.
Rehabilitatif: dapat berupa upaya medis, psikososial, esukatif atau
upaya lain yang dapat mengembalikan seara optimal kemampuan
fungsional dan kepercayaan diri lanjut usia.

3. Monitoring dan evaluasi melalui pencatatan dan pelaporan atau pengamatan


langsung

b. Untuk kegiatan diluar gedung, sebagai bentuk impelementasi dari pelayanan


yang proaktif dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan di kelompok lanjut
usia(posyandu lansia). Jenis pelayan kesehatan yang dapat diberikan kepada lanjut
usia di kelompok sebagai berikut:
a. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (activity of day living) meliputi
kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan, minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air kecil/besar dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan metode 2 menit (KMS lansia)
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh (IMT)
d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensi meter dan stetoskop
serta perhitungan denyut nadi selama satu menit
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat

10
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes melitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein)dalam air seni sebgai deteksi
awal adanya penyakit ginjal
h. Pelaksanaan rujukan ke Rumah sakit bila mana ada keluahan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7
i. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam ataupun di luar kelompok dalam rangka
kungjungan ruamah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh individu dan
atau kelompok lanjut usia
j. Kunjugan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelopok lanjut usia
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
(Perkesmas), kegiatan ini menunjang upaya pemulihan lansia pasca sakit
dengan mengurangi kelemahan dan memelihara agar lansia tetap berfungsi
misalnya: mengajarkan diit dan perawatan kaki pada DM pembelajaran
pergerakan pada penyembuhan pasca injury, konseling.
k. Pemberian makanan tambahan (PMT) sebgai contoh menu makan dengan
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lansia
l. Kegiatan olahrga antara lain senam lanjut usia, gerak jalan santai, dan lain
sebagainya untuk kebugaran.

E. Kebijakan Program Puskesmas Santun Lanjut Usia


Puskesmas adalah unit terdepan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat
secara menyeluruh, terpadu dan bermutu yang antara lain melakukan upaya
pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat, serta sebagai pusat pengembangan dan peningkatan kesehatan
masyarakat di wilayah kerjannya.

11
Kebijakan pembinaan kesehatan lanjut usia:
1. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan dengan manajemen yang baik
dan berkesinambungan (Helath Approach)
2. Pembinaan progam kesehatan lanjut usia terutama ditujukan pada upaya
peningkatan kesehatan dan kemampuan untuk mandiri agar selama mungkin
tetap produktif dan tetap berperan aktif dalam masyarakat
3. Pembinaan program kesehatan lanjut usia dilaksanakan sebagai bagian dai
upaya kesehatan keluarga melalui pelayanan kesehatan di tingkat pelayanan
dasar dan rujukannya
4. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan melalui pendekatan holistic
yaitu pendekatan terpadu yang berlainan dengan pendekatan multidisipliner,
yaitu mengobati lansia secara tim dan bukan lansia berkonsultasi kepada
masing masing spesialis. Hal tersebut berguna untuk mengurangi polifarmasi.
5. Upaya pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan secara terpadu dengan
meningkatkan peran lintas program dan lintas sektor
6. Upaya promotif dan preventif dalam menyelenggarakan pembinaan kesehatan
usia lanjut dilaksanakan secara komprehensif bersama-sama dengan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
7. Peningkatan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan partisipasi
lanjut usia sendiri diarahkan dan dilakukan atas dasar kekeluargaan dan
kegotongroyongan serta dibina oleh pemerintah pada semua tingkat
adminstrasi.
8. Partisipasi aktif masyarakat diharapkan seperti pendataan, pemanfaatan
pelayana, pengenalan, pengenaan dini masalah kesehatan pada lanjut usia,
pengaturan transportasi dan pendanaan bagi rujukan yang diperlukan.
9. Pelayanan kesehatan lanjut usia dilaksanakan dengan menerapkan kendali
mutu pelayanan di setiap jenjang dan penerapan standar pelayanan.
10. Pembinaan kesehatan usia lanjut dilakukan sesuai dengan situasi, kondisi serta
kebutuhan daerah setempat.

12
Adapun aspek pembinaan dan pelayanan kesehatan ini adalah:
a. Aspek pembinaan dan pelayanan kesehatan
1) Promotif
Pembinaan pada lanjut usia dibagi atas komponen kegiatan pokok:
Sasaran langsung, dengan menyelenggarakan paket pembinaan terhadap
kelompok lanjut usia bedasarkan umur
Sasaran tidak langsung, pembinaan melalui upaya penyuluhan (KIE)

2) Preventif
Meliputi Pemeriksaan dini dan pemeliharaan kesehatan berkala.

3) Kuratif
Pengobatan terhadap lanjut usia, termasuk rujukan ke rumah sakit

4) Rehabilitatif
Merupakan upaya untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan
fungsional serta kemandirian lanjut usia.

b. Aspek managerial
Pengelolaan program kesehatan lanjut usia di Puskesmas dilaksanakan melalui
perencanaan, penggerakan sasaran dan pemantauan evaluasi. Upaya ini
melibatkan partisipasi masyarakat, instansi lintas sektoral serata sangat
diharapkan dapat melibatkan peran swasta dengan asas kemitraan.

13

Anda mungkin juga menyukai