KONJUNGTIVITIS
Disusun Oleh :
Wicaksono Adi Suryo
NPM : 15710386
Panca Herdy Prasetya
NPM : 15710381
PENDAHULUAN
bagian anterior dari bola mata (konjungtiva bulbi), serta melapisi bagian posterior
dari palpebra (konjungtiva palpebrae). Karena letaknya paling luar itulah sehingga
lingkungan lain yang mengganggu. Salah satu penyakit konjungtiva yang paling
umum di dunia. Orang awam sering menyebutnya dengan mata merah. Umumnya
keluhan pasien adalah mata merah, gatal, sering berair mata, kotoran mata yang
berlebihan yang lebih nyata pada pagi hati, merasa seperti ada benda asing di mata
Konjungtivitis virus ini dapat dibedakan menjadi konjungtivitis virus akut dan
konjungtivitis virus kronis. Konjungtivitis virus akut dapat dibedakan lagi menjadi
hemoragik akut, new castle disease dan herpes simpleks keratitis. Gejala dan
tanda klinis yang khas pada infeksi oleh karena virus ini adalah pengeluaran
sekret air mata yang lebih banyak dibandingkan konjungtivitis tipe lain, adanya
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Tn.N
Umur : 43 tahun
II. ANAMNESA
Sejak 2 hari sebelum pasien datang ke poliklinik penyakit mata RST dr.
ketika bangun tidur pagi, terasa ada benda yang mengganjal pada mata kanan,
gatal, serta apabila bangun pagi sering mengeluarkan kotoran mata tapi hanya
sedikit dan tidak terlalu lengket, selain itu pasien juga sering mengeluhkan
mata kanan tersebut sering berair banyak. Tidak ada nyeri pada mata dan nyeri
kepala. Tidak ada pandangan mata kabur mata mata kanan dan kiri. Pasien
mengaku ada demam dan nyeri tenggorokan 1 hari sebelum matanya merah.
Riwayat trauma (-). Pasien belum pernah mengobati mata yang sakit tersebut
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien. Tetapi teman kerja pasien ada yang menderita sakit yang sama
III.PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
N : 84 x/menit
RR : 18 x/menit
T : 36,30C
Status Lokalis :
Pemeriksaan Mata
OD OS
6/6 Visus 6/6
Hiperemi (+), Folikel (+) Konjungtiva palpebrae Hiperemi (-), Folikel (-)
Hiperemi (+), Folikel (+) Konjungtiva forniks Hiperemi (-), Folikel (-)
V. DIAGNOSA BANDING
2. Keratitis
4. Uveitis anterior
VI. PENATALAKSANAAN
VII.PROGNOSIS
Dubia ad bonam
DISKUSI
Konjungtiva ialah suatu membran yang menutupi sklera dan kelopak mata
ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet.
divaskularisasi oleh arteri konjungtiva posterior dan arteri siliaris anterior, serta ia
Henle. Histologis: terdiri dari sel epitel silindris. Di bawahnya stroma dengan
pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi, bila terdapat peradangan mata.
Kraus. Melalui konjungtiva forniks superior juga terdapat muara saluran air
mata.
Konjungtiva bulbi, tipis dan tembus pandang meliputi bagian anterior bulbus
suatu pulau kecil terdiri dari kulit yang mengandung rambut dan kelenjar yang
disebut caruncle.
melindungi permukaan mata dari substansi luar. Pada film air mata, komponen
pompa palpebrae membilas air mata ke duktus air mata secara konstan. Air mata
mengandung substansi antimikroba, termasuk lisozim dan antibodi (IgG dan
IgA).1
lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata dimana biasanya
ditemukan keluhan berupa iritasi, gatal, terasa benda asing, keluar air mata
ataupun sekret.4,5,8
dari4:
4. Konjungtivitis klamidia
neonatal, sekunder).
Gambar 2. Konjungtivitis versus mata normal. Mata yang
konjungtivitis ditemukan warna yang kemerahan pada
konjungtiva.2
dengan konjungtivitis virus akut. Pada anamnesa didapatkan keluhan mata merah,
gatal, terasa ada benda yang mengganjal sering keluar air mata dan keluar kotoran
mata setelah bangun tidur mata tapi hanya sedikit dan tidak terlalu lengket, selain
itu mata kanan tersebut sering berair banyak. Tidak ada pandangan mata kabur
mata mata kanan dan kiri. Terdapat demam dan nyeri tenggorokan 1 hari sebelum
matanya merah,ada teman kerja yang menderita penyakit yang sama beberapa hari
Pada oculi dextra ditemukan palpebra superior dan inferior hiperemis dan edem,
dilatasi pembuluh darah disana (disebut dengan injeksi) dan pada beberapa kasus,
timbul kemosis (edem konjungtiva). Hiperemi paling nyata pada forniks dan
posterior. Sekret dapat terlihat pada konjungtivitis bakterial, virus, dan alergi.
yang mana sekret tersebut akan terkumpul pada saat tidur. Keluhan muncul saat
bangun pagi, hal ini dikarenakan pengeluaran secret lebih banyak pada saat tidur
malam yang memakan waktu 7-8 jam. Sehingga kuman yang masuk ke mata
berkembang karena suhu tubuh kita saat tidur merupakan suhu tubuh yang cocok
Sumber penularan konjungtivitis adalah cairan yang keluar dari mata yang
sakit yang mengandung bakteri atau virus. Tangan yang terkontaminasi cairan
infeksi dapat menjadi media penularan, misal melalui jabatan tangan. Bisa pula
melalui cara tidak langsung, misal tangan yang terkontaminasi memegang benda
yang kemudian terpegang oleh orang lain Tidak ditemukannya gangguan pada
matanya, dan juga dikarenakan infeksi yang terjadi tidak mengenai jaras
Pengeluaran air mata yang berlebih pada kasus ini karena adanya
rangsangan yang disebabkan adanya sensasi benda asing yang terdapat pada
duga radang akibat virus, apabila lekosit PMN diduga akibat bakteri, apabila
eosinofil diduga akibat alergi, apabila ditemukan hifa berarti radang oleh karena
jamur dan apabila limfosit menunjukkan radang yang sudah kronis.3,8 Tetapi
untuk kasus ini tidak sempat dilakukan swab pada konjungtiva pasien, sehingga
konjungtivitis virus akut, dengan gejala khas serangan virus akut yang cepat sekali
menular, banyak keluar air mata dibandingkan dengan jenis konjungtivitis agen
penyebab yang lain. Selain itu yang khas dari konjungtivitis virus ini adalah
konjungtivitis virus akut itu sendiri dibagi lagi berdasarkan penyebabnya yaitu
hemoragik akut, new castle disease dan herpes simpleks keratitis. Untuk
mengetahui virus apa yang menyebabkan konjungtivitis virus akut dengan cara
mengisolasi virus dalam biakan sel dan diidentifikasi dengan tes netralisasi.1
kongestif akut; uveitis anterior, karena sama-sama memiliki gambaran klinis mata
merah. Untuk membedakan dengan konjungtivitis tipe lain dapat dilihat tabel
antibiotika atau sulfat secara lokal). Kortikosteroid dapat diberikan bila terlihat
adanya membran dan infiltrat subepitel. 1,4,5 Pada kasus ini pasien diberi obat tetes
mata Cendoxitrol ED 6x1 tetes/hari pada mata kanan dan kiri. Cendoxitrol ED ini
neomisin sulfat 3,5 mg dan polimiksin bisulfat 6000 IU sebagai antibiotika untuk
pembuluh darah. Phlikten umumnya kecil, tetapi sering pula lebih besar
dari 1 mm. diatas phlikten tidak terdapat pembuluh darah, phlikten paling
kornea terkena, maka mata berair, silau dan dapat disertai rasa sakit dan
anak dengan gizi buruk. Gambaran klinisnya dapat berupa injeksi siliar,
Pada kasus ini tidak ditemukan komplikasi seperti diatas, maka penatalaksanaan
disease. Tanpa pengobatan biasanya dapat sembuh dalam 10-14 hari, bila diobati
PENUTUP
Telah dilaporkan kasus konjungtivitis virus akut ocular dextra pada seorang
pemeriksaan fisik, yaitu mata merah,sensasi benda asing, sering berair mata
banyak dan sedikit kotoran mata setelah bangun tidur dan tidak lengket,
pada pasien ini adalah pemberian obat tetes mata Cendoxitol, yang berfungsi
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Konjungtiva. Dalam : Oftalmologi Umum
Edisi 14. Jakarta : Widya Medika, 2000. p 99-127
2. Freeman J, Fong DS, Rapuano CJ, Brown LL, Roy H. Conjunctivitis Viral.
Emedicine.com. 2004. available from URL : http://www.emedicine.com
3. Wijana N., ed. Konjungtivitis. Dalam : Ilmu Penyakit Mata Cetakan ke-3.
Jakarta, 1983. p37-52
4. Ilyas S, ed. Konjungtivitis. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI, 1998.
p124-151