4. Perbedaan Umur
Bayi dalam kandungan dan bayi yang baru lahir jumlah enzim-enzim mikrosom hati yang
diperlukan untuk memetabolisme obat relatif masih sedikit sehingga sangat peka terhadap
obat.
7. Faktor lain-lain
Diet makanan, keadaan kekurangan gizi, ganguan keseimbangan hormon, kehamilan,
pengikatan obat oleh protein plasma, distribusi obat dalam jaringan dan keadaan
patologis hati.
B. Tempat Metabolisme Obat
Perubahan kimia obat dalam tubuh terutama terjadi pada jaringan dan organ-organ
seperti hati, ginjal, paru dan saluran cerna. Hati adalah organ tubuh yang merupakan tempat
utama metabolisme obat oleh karena mengandung lebih banyak enzim-enzim metabolisme
dibanding organ lain. Setelah pemberian secara oral, obat diserap oleh saluran cerna, masuk
keperedaran darah dan kemudian ke hati melalui efek lintas pertama. Aliran darah yang
membawa obat atau senyawa organik asing melewati sel-sel hati secara perlahan-lahan dan
termetabolisis menjadi senyawa yang mudah larut dalam air kemudian diekskresikan melalui
urin.
Reaksi metabolisme obat dan senyawa organik asing ada dua tahap, yaitu:
Reaksi fase I
1. Reaksi oksidasi:
- Oksidasi gugus aromatik, ikatan rangkap, atom C benzilik dan alilik, atom C dari gugus
karbonil dan imin.
- Oksidasi atom C alifatik dan alisiklik
- Oksidasi sistem C-N, C-O dan C-S
- Oksidasi alkohol dan aldehid
- Reaksi oksidasi lain-lain
2. Reaksi reduksi
Fase I dapat menghasilkan suatu gugus fungsional yang mudah terkonjugasi atau
mengalami reaksi fasa II. Tujuan reaksi fasa II adalah mengikat gugus fungsional hasil metabolit
reaksi fasa I dengan senyawa endogen yang mudah terionisasi dan bersifat polar.
Reaksi fase II
1. Reaksi konjugasi:
- Konjugasi asam glukuronat
- Konjugasi sulfat
- Kinjugasi dengan glisin dan glutamine
- Konjugasi dengan glutation atau asam merkapturat
2. Reaksi Asetilasi
3. Reaksi metilasi