Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ternak unggas merupakan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan


karena produknya quick yielding (cepat menghasilkan) dan mengandung nilai gizi
tinggi. Performans yang baik pada unggas akan tampak apabila faktor genetik dan
lingkungan pemeliharaannya juga baik. Ayam broiler sebagai ayam ras pedaging
pertumbuhannya sangan cepat karena mempunyai kemampuan mengubah
makanan menjadi daging dengan sangat efisien. Kemampuan ini akan ditunjukkan
pada temperatur 19-2100C (cahyono,1995).
Ayam broiler (ayam pedaging) merupakan jenis ayam yang banyak
dikembangkan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan protein hewani. Broiler
adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki
karakteristik ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging, konversi pakan rendah, siap dipotong pada usia relatif muda, serta
menghasilkan daging berkualitas serat lunak. Pemberian pakan yang berkualitas
dan mengkondisikan lingkungan pemeliharaan ayam broiler secara baik tentunya
akan juga meningkatkan pertumbuhan bobot badan secara signifikan, dan dengan
pertumbuhan bobot badan yang baik ini juga akan meningkatkan karkas yang
dihasilkan dari pemeliharaan ayam broiler ini.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pertambahan bobot


badan, efisiensi pakan, serta konversi pakan pada ayam pedaging.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktium ini adalah peserta praktikum dapat faktor
apa saja yang berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler dan
bagaimana cara memperbaiki konsumsi pakan yang kurang efisien pada ayam
pedaging umur 4 minggu.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi yang


memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat
sebagai penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan
daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar dan
kulit licin (North and Bell, 1990).

Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging


yang mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 5 minggu.
Selanjutnya dijelaskan bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu
sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa yang
dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler tersebut
didukung oleh sifat genetis dan keadaan lingkungan yang meliputi
makanan, temperatur lingkungan, dan pemeliharaan. Pada umumnya
di Indonasia ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu
dengan berat 1,31,6 kg walaupun laju pertumbuhannya belum
maksimum, karena ayam broiler yang sudah berat sulit dijual (Rasyaf,
1999).

Menurut Mountney (1983) ayam broiler yang baik adalah ayam


yang cepat tumbuh dengan warna bulu putih, tidak terdapat warna-
warna gelap pada karkasnya, memiliki konfirmasi dan ukuran tubuh
yang seragam. Ayam broiler akan tumbuh optimal pada
temperature lingkungan 19 210C (Soeharsono,1976).

Pada ayam broiler konsumsi air minum erat hubungannya


dengan bobot badan dan konsumsi ransum. Menurut Ensminger et al
(1990) pada umumnya ayam mengkonsumsi air minum dua kali
dari bobot pakan yang dikonsumsi.

Menurut North (1984) pertambahan bobot badan dari ayam


yang dipelihara mengalami kelebihan dari pegangan produksi ayam
broiler, dimana standar untuk PBB tiap minggu adalah minggu ke-1
sebesar 0,1 kg, minggu ke-2 sebesar 0,17 kg, minggu ke-3 sebesar
0,24 kg, minggu ke-4 sebesar 0,29 kg dan minggu ke-5 sebesar 0,33
kg.

Menurut Sudaryani et all (1994) untuk mendapatkan produksi


yang baik perlu diadakan kontrol dengan cara penimbangan yang
teratur tiap minggunya. Untuk mendapatkan berat badan ayam
standard dengan tingkat keseragaman tinggi perlu dilakukan :

1. Komposisi zat makanan disesuaikan dengan kebutuhan hidup.


2. Jumlah pakan yang diberikan diatur menurut berat badan yang dicapai.
Apabila berat badan belum mencapai standar, maka jumlah pakan
dapat ditambah dengan prosentase kekurangan berat badan dari
standard. Akan tetapi bila berat badan ayam telah melebihi standard,
maka jumlah pakan yang diberikan tetap sama dengan jumlah yang
diberikan minggu sebelumnya. Hal ini berlaku hingga berat badan
mencapai standard, barulah pakan siap dinaikkan .

AAK, (1986) FCR yang meningkat ini sudah sewajarnya karena


konsumsi pakan semakin banyak dan pertambahan badan tidak
seimbang derngan konsumsi pakan, artinya pertambahan berat badan
lebih kecil dibanding konsumsi pakan.

Naik turunya FCR disebabkan oleh :

a. Temperatur lingkungan. Pada temperatur lingkungan yang tinggi konversi


pakan akan menurun. Penurunan konsumsi pakan akan diikuti penurunan
badan dan akan menurunkan FCR.
b. Kandungan kesehatan ayam. Ayam yang sehat akan lebih baik dalam
mengkonsumsi pakan disbanding dengan ayam sakit.
c. Kandungan energi pakan. Semakin tinggi kandungan energinya maka ayam
akan sedikit mengkonsumsi pakan dan akibatnya akn mempengaruhi FCR.
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 5 Mei 2017 pukul 13.00
WIB sampai dengan selesai yang bertempat di kandang percobaan fakultas
peternakan gedung C universitas jambi.

3.2 Materi

Dalam praktikum ini adapun alat dan bahan yang digunakan adalah ayam
umur 4 minggu dan timbangan, pisau, dan terpal.

3.3 Metoda

Adapun cara kerja yang dilakukan adalah pertama siapkan ayam pedaging
umur 4 minggu setelah itu dipuasakan selam 6-12 jam, setelah itu timbang bobot
badan dan catat, lalu pada pemotongan, potonglah ayam yang memiliki bobot
berlebih dan ayam yang memilki bobot sangat kecil, keluarkan jeroannya dan
timabang karkas ayam, jantung, hati, gizzard, dan ususnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler

Menurut Sudaryani et all (1994) untuk mendapatkan produksi


yang baik perlu diadakan kontrol dengan cara penimbangan yang
teratur tiap minggunya. Untuk mendapatkan berat badan ayam
standard dengan tingkat keseragaman tinggi perlu dilakukan :

1. Komposisi zat makanan disesuaikan dengan kebutuhan hidup.


2. Jumlah pakan yang diberikan diatur menurut berat badan yang dicapai.
Apabila berat badan belum mencapai standar, maka jumlah pakan
dapat ditambah dengan prosentase kekurangan berat badan dari
standard. Akan tetapi bila berat badan ayam telah melebihi standard,
maka jumlah pakan yang diberikan tetap sama dengan jumlah yang
diberikan minggu sebelumnya. Hal ini berlaku hingga berat badan
mencapai standard, barulah pakan siap dinaikkan .

Tabel penimbangan bobot ayam broiler umur 3 minggu

Bobot Bobot Angka


PBB
warna Letak tanda minggu 3 minggu 4 konversi FCR
(gr)
(gr) (gr) (gr)

Hitam Syp. Kanan 910 1239 329 0,049 0,541


Hitam Syp. Kiri 795 1106 311 0,046 0,606
Hitam Kepala 765 1190 425 0,063 0,563
Hitam Punggung 655 1137 482 0,071 0,590
Hitam Perut 685 1010 325 0,048 0,664
Biru Syp. Kanan 820 1315 495 0,073 0,510
Biru Syp. Kiri 855 1130 275 0,040 0,593
Biru Kepala 815 1200 385 0,057 0,559
Biru Punggung 905 1160 255 0,038 0,578
Biru Perut 715 1255 540 0,080 0,534
Total 7920 11742 3822 0,569 5,718
Rata
x 792 1174,2 382,2 0,569 0,571
Konsumsi : 6710 gram - IP : 737,00
Devlasi :0

Hasil pemotongan dan penimbanagan karkas dan jeroan ayam


Kode ayam
Jenis jeroan
Punggung hitam Sayap kanan hitam Sayap kiri biru
Hati 21 gr 40 gr 36 gr
Jantung 5 gr 8 gr 7 gr
Lemak abdomen 11 gr 11 gr 25 gr
Gizzard 21 gr 18 gr 27 gr
Karkas 730 gr 990 gr 900 gr

Berdasarkan hasil tabel diatas jelas terlihat pertambahan bobot badan


(PBB) dengan pemeliharaan dan pemberian pakan yang terkontrol (baik) sangat
mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap ternak dimana
rata-rata pertambahan bobot badan pada minggu tersebut adalah 382,2 gram.
Maka pernyataan ini sesuai dengan pendapat Jhons, (2003), yang mengatakan
bahwa didalam pemeliharaan unggas khususnya pada ayam pedaging (broiler)
dengan periode tertentu mengutamakan sistem pemeliharaan yang adlibitum.
Selain ditinjau dari bentuk atau dari segi pakan dari segi perkandangan juga harus
diperhatikan untuk kesuksesan atau keberhasilan suatu peternak dalam
pemeliharaan ternak tersebut, dalam keberhasilan suatu usaha peternakan usaha
yang harus dinaikkan dan mengoptimalkan adalah dimana harus berusaha dalam
menaikkan pertambahan bobot badan dalam mengkonversikan pakan atau ransum
ke bentuk daging.
Pertambahan bobot badan ayam tersebut menunjukkan bahwa
pemeliharaan ayam broiler ini adalah sangat baik dimana dapat diketahui bahwa
pakan atau ransum yang diberikan berkualitas baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anggorodi, (1980), yang mengatakan bahwap Pertambahan bobot badan
diperoleh melalui pengukuran kenaikan bobot badan dengan melakukan
pertimbangan berulang-ulang dalam waktu tiap hari, tiap minggu atau tiap bulan,
dan kecepatan pertumbuhan mempunyai variasi yng cukup besar, keaddan
inibergantung pda tipe ayam, jenis kelamin, galur, tata laksana, temperatur
lingkungan, tempat ayam tersebut dipelihara serta kualitas dan kuantitas.
Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging
yang mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 5 minggu.
Selanjutnya dijelaskan bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu
sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa yang
dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler tersebut
didukung oleh sifat genetis dan keadaan lingkungan yang meliputi
makanan, temperatur lingkungan, dan pemeliharaan. Pada umumnya
di Indonasia ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu
dengan berat 1,31,6 kg walaupun laju pertumbuhannya belum
maksimum, karena ayam broiler yang sudah berat sulit dijual (Rasyaf,
1999).

AAK, (1986) FCR yang meningkat ini sudah sewajarnya karena


konsumsi pakan semakin banyak dan pertambahan badan tidak
seimbang derngan konsumsi pakan, artinya pertambahan berat badan
lebih kecil dibanding konsumsi pakan.

Naik turunya FCR disebabkan oleh :

i. Temperatur lingkungan. Pada temperatur lingkungan yang tinggi konversi


pakan akan menurun. Penurunan konsumsi pakan akan diikuti penurunan
badan dan akan menurunkan FCR.
ii. Kandungan kesehatan ayam. Ayam yang sehat akan lebih baik dalam
mengkonsumsi pakan disbanding dengan ayam sakit.
iii. Kandungan energi pakan. Semakin tinggi kandungan energinya maka ayam
akan sedikit mengkonsumsi pakan dan akibatnya akn mempengaruhi FCR.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari hasil praktikum tersebut adalah


bahwa penimbangan dilakuakan untuk mengetahui pertambahan bobot badan dari
ayam sehingga diketahui konsunsi pakan yang terserap oleh ayam tersebut.

5.2 Saran

Seharusnya praktikan dapat saling berkoordinasi dengan sesama anggota


kelompok agar penimbangan dapat berjalan sesuai prosedur.
DAFTAR PUSTAKA

A.A.K, 1986. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.


Anggorodi, R. 1980. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Mountney, G.J. 1983. Poultry ProductTechnology. 2nd Ed. The Avi Publishing
Co.Inc. Westport. Conecticut.
North, M. O. and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Product
Manual. 4th Ed. Van Nostrand Reinhold. New York.
Rasyaf, M. 1999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan Keemp[at Belas.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Soeharsono, 1976. Respon Broiler Terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan.
Direktorat Pembinaan Penelitian, Direktorat Pendidikan Tinggi.
Departemen P dan K. Jakarta.
Sudaryani, T. 1994. Manajemen ternak unggas. Panebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN

Konsumsi (rata-rata)
Pakan yang dikonsumsi 6710
= =671
jumlah ayam 10

PBB (rata-rata)
x Bobot minggu 4 Bobot minggu 3 = 1174,2 792

= 382,2 gram
Konversi (rata-rata) pakan

PBB 382,2
= =0,569
konsumsi 671

FCR (rata-rata)

Pakan yang dikonsumsi 671


= =0,571
bobot badan minggu 4 1174,2

Devlasi

ayam yang mati 100 = 0 100 =0


ayam 10

IP

daya hidup x bobot minggu 4 10 1174,2


= =737,00
konversi pakan umur panen 0,569 28

Anda mungkin juga menyukai