Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang tidak dapat di

lihat oleh mata atau jasad renik yang sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme

memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat

mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.

Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena

mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar

sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan

terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Mikroorganisme bisa memberikan kontribusi

dalam Penemuan antibiotik yang telah menghantarkan pada terapi obat dan industri

obat ke era baru. Karena adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain sekresi

fungi, aktinomiset, dan bakteri lain, maka kini telah tersedia obat-obat yang manjur

untuk memerangi penyakit infeksi bakteri.

Fungi adalah nama rectum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik

heterotrof yang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi

kedalam sel-selnya. Fungi memilki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal

sebagian besar anggota fungi sebagai jamur, kapang dan khamir. Kapang dan khamir

termasuk kedalam spesies fungi namun keduanya memiliki perbedaan. Kapang

adalah fungi yang bersel banyak atau multiseluler sedangkan khamir adalah fungi

yang bersel tunggal atau uniseluler. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau
mempunyai miselium. Miselium merupakan kumpulan dari hifa. Pada beberapa

kapang, hifanya tidak mempunyai dinding pembatas dan disebut aseptate hifa. Untuk

hifa yang memiliki dinding pembatas disebut septate hifa. Hifa ada yang berfungsi

untuk mengabsorbsi nutrisi (hifa vegetative)dan ada hifa yang berfungsi untuk

reproduksi (Hifa fertil).

Khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya merupakan sel

tunggal. Beberapa khamir berbentuk spheroidal, elip, berbentuk lemon, atau silinder.

Reproduksi aseksualnya dengan bertunas atau berfusi. Beberapa khamir tidak

memproduksi spora sehingga disebut asporogenous, dan digolongkan kedalam fungi

imperfekti. Ada pula khamir yang memproduksi spora, khamir ini disebut

sporogenous dan digolongkan ke dalam kelas Ascomycetes dan Basidiomycetes

(Sumarsih, 2003) Penampilan fungi atau jamur tidak asing lagi. Pertumbuhan putih

seperti bulu pada roti merupakan tubuh berbagai jamur. Jadi jamur mempunyai

berbagai macam penampilan tergantung dari spesiesnya. Pada umumnya bahan-

bahan yang berasal dari alam mudah untuk ditumbuhi jamur, misalnya pada buah-

buahan. Jamur atau cendawan tersebut biasanya akan mengakibatkan rusaknya

bahan-bahan tersebut. Jika bahan-bahan tersebut digunakan (dikonsumsi) oleh

makhluk hidup dalam hal ini manusia, biasanya bersifat patogen dan akan

mengganggu fungsi tubuh makhluk hidup, misalnya Aspergillus niger akan

menyebabkan ganggaun pada kulit (bisul). Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah

untuk mengetahui cara pembuatan dan pemeriksaan preparat kapang pada roti busuk

dan tempe serta khamir pada cairan tempe secara langsung dari bahanbahan yang
alami. Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan mikroorganisme,

maka perlu dilakukan identifiksi, dimana untuk melakukan identifikasi terlebih

dahulu dilakukan pengenalan terhadap ciri ciri morfologi mikroorganisme tersebut.

Pengamatan morfologi biasanya dilakukan baik secara makroskopik maupun

mikroskopik secara langsung maupun tidak langsung.

Kapang bereproduksi dengan 2 cara, secara aseksual dan seksual. Secara

aseksual misalnya sporangiospora, dan konidiaspora. Phycomycetes merupakan kelas

yang perkembangbiakan aseksualnya menggunakan sporangiospora. Sporangiospora

merupakan spora yang diproduksi dalam suatu kantung yang disebut sporangium.

Salah satu spesies yang reproduksi aseksualnya menggunakan sporangiospora adalah

Rhizopus sp. Penicillium sp. merupakan contoh spesies yang reproduksi aseksualnya

menggunakan konidiospora. Konidiospora adalah spora yang diproduksi pada ujung

hifa yang bercabang-cabang dan terbentuk dari hifa fertile. Secara seksual kapang

berrkembang biak dengan isogamet dan heterogamete.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat beberapa bentuk fungi dan

untuk melihat sel khamir dengan menggunakan mikroskop.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Fungi adalah nama rectum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik

heterotrof yang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi

kedalam sel-selnya. Fungi memilki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal

sebagian besar anggota fungi sebagai jamur, kapang dan khamir. Kapang dan khamir

termasuk kedalam spesies fungi namun keduanya memiliki perbedaan. Kapang

adalah fungi yang bersel banyak atau multiseluler sedangkan khamir adalah fungi

yang bersel tunggal atau uniseluler. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau

mempunyai miselium. Miselium merupakan kumpulan dari hifa. Pada beberapa

kapang, hifanya tidak mempunyai dinding pembatas dan disebut aseptate hifa. Untuk

hifa yang memiliki dinding pembatas disebut septate hifa. Hifa ada yang berfungsi

untuk mengabsorbsi nutrisi(hifa vegetative)dan ada hifa yang berfungsi untuk

reproduksi (Hifa fertil) (Waluyo, 2007).

Kapang bereproduksi dengan 2 cara, secara aseksual dan seksual. Secara

aseksual misalnya sporangiospora, dan konidiaspora. Phycomycetes merupakan kelas

yang perkembangbiakan aseksualnya menggunakan sporangiospora. Sporangiospora

merupakan spora yang diproduksi dalam suatu kantung yang disebut sporangium.

Salah satu spesies yang reproduksi aseksualnya menggunakan sporangiospora adalah

Rhizopus sp. Penicillium sp. merupakan contoh spesies yang reproduksi aseksualnya

menggunakan konidiospora. Konidiospora adalah spora yang diproduksi pada ujung


hifa yang bercabang-cabang dan terbentuk dari hifa fertile. Secara seksual kapang

berrkembang biak dengan isogamet dan heterogamete (Prescott, 2009).

Khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya merupakan sel

tunggal. Beberapa khamir berbentuk spheroidal, elip, berbentuk lemon, atau silinder.

Reproduksi aseksualnya dengan bertunas atau berfusi. Beberapa khamir tidak

memproduksi spora sehingga disebut asporogenous, dan digolongkan kedalam fungi

imperfekti. Ada pula khamir yang memproduksi spora, khamir ini disebut

sporogenous dan digolongkan ke dalam kelas Ascomycetes dan Basidiomycetes

(Sumarsih, 2005).

Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal,

multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari

khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat khemoorganoheterotrof

karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan

oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur terdapat

pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit

atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia (Rusli, 2011).

Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri

khas memiliki filamen (miselium). Kapang termasuk mikroba yang penting dalam

mikrobiologi pangan karena selain berperan penting dalam industri makanan, kapang

juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan. Kapang adalah fungi multiseluler

yang mempunyai filamen dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena

penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan


berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna

tergantung dari jenis kapang (Waluyo, 2007).

Sifat fisiologis Pada kapang, tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua

bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen

yang disebut hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 m, dibandingkan dengan sel bakteri

yang biasanya berdiameter 1 m. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma

bersama .Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa

vegetatif. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa

reproduktif atau hifa udara (aerial hypha) karena pemanjangannya mencapai bagian

atas permukaan mediatempat fungi ditumbuhkan (Sylvia, 2008).


III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Agroteknologi Unit Ilmu Hama

Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari, pada hari

Senin tanggal 16 November 2015 pukul 13:00-15:00 WITA.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah biakan murni fungi (tempe,

ragi dan roti yang telah berjamur) dan aquadest.


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop cahaya, kaca

benda, kaca penutup, jarum ose (jarum inokulasi) dan lampu bunsen.

3.3. Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum yang dilakukan pada praktikum ini sebagai bnerikut:

1. Morfologi Fungi
a. Membersihkan kaca benda dengan alkohol sampai bebas lemak dan debu,

kemudian meneteskan dengan lactofenol pada bagian tengah.


b. Mengambil sedikit biakan fungi dengan jarum ose secara aseptic dan

meletakan diatas kaca benda yang diberi dengan lactofenol.


c. Menutup dengan kaca penutup.
d. Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dengan

perbesaran sedang.
e. Menggambar dan member keterangan lengkap tentang bentuk hifa dan spora

pada fungi.
Bentuk hifa
Spora (Sporangiospora, konidia, artospora, oospora, zygospora,

askospora, basidiospora).
Dasar badan buah (kolumela, visikula).
Tangkai pendukung badan buah (sporangiofora, konidiofora).
Bentuk khusus seperti stolon, rhizoid.
2. Morfologi khamir
a. Membersihkan kaca benda dan penutup dengan alkohol sampai bebas lemak.
b. Mengambil secara aseptik khamir dan suspensinya yang berumur 24 jam

sebanyak 1 ose dan homogenkan dengan aquadest.


c. Menutup dengan kaca penutup.
d. Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan sedang.
e. Menggambar sel khamir yang tampak.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil pada praktikum ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1: Isolat pada tempe Gambar 2: Isolat pada roti


Gambar 3: Isolat pada ragi

4.2. Pembahasan

Fungi adalah nama rectum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik

heterotrof yang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi

kedalam sel-selnya. Fungi memilki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal

sebagian besar anggota fungi sebagai jamur, kapang dan khamir. Kapang dan khamir

termasuk kedalam spesies fungi namun keduanya memiliki perbedaan. Kapang

adalah fungi yang bersel banyak atau multiseluler sedangkan khamir adalah fungi

yang bersel tunggal atau uniseluler. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau

mempunyai miselium. Miselium merupakan kumpulan dari hifa. Pada beberapa

kapang, hifanya tidak mempunyai dinding pembatas dan disebut aseptate hifa. Untuk

hifa yang memiliki dinding pembatas disebut septate hifa. Hifa ada yang berfungsi

untuk mengabsorbsi nutrisi (hifa vegetative) dan ada hifa yang berfungsi untuk

reproduksi (Hifa fertil).


Khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya merupakan sel

tunggal. Beberapa khamir berbentuk spheroidal, elip, berbentuk lemon, atau silinder.

Reproduksi aseksualnya dengan bertunas atau berfusi. Beberapa khamir tidak


memproduksi spora sehingga disebut asporogenous, dan digolongkan kedalam fungi

imperfekti.
Fungi pada Tempe yaitu dengan mengambil jamur/fungi/kapang yang terdapat

pada tempe menggunakan bungkus plastik, pengambilan dilakukan dengan pisau

pemotong dan sebisa mungkin hasilnya tipis. Pengambilan sampel dilkukan dengan

ditetesi aquades untuk memudahkan pengamatan kapang di bawah mikroskop

dengan jarak terjauh antara preparat dan lensa objektif. Pada umumnya kapang dapat

menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana hingga kompleks.

Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, misal amylase, pektinase,

proteinase dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-makanan yang

mengandung pati, pektin, protein atau lipid.


Dari hasil pengamatan kapang pada tempe ditemukan Rhizopus. Rhizopus

adalah genus jamur benang yang termasuk filum Zygomycota ordo Mucorales.

Rhizopus mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk rhizoid untuk

menempel ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak

bersepta atau bersekat. Miselium dari Rhizopus yang juga disebut stolon menyebar

diatas substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus bereproduksi secara

aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor

ini tumbuh kearah atas dan mengandung ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya

dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti septa. Dari hasil pengamatan

kelompok kami , didapatkan kapang rhizopus (kapang sempurna ) yang terlihat dari

bagian atas, sehingga sporangiofor tidak terlihat, namun stolon dan rizopus terlihat

banyak serta menyebar dengan warna yang didapat adalah gelap/hitam. Kemungkinan
Rhizopus tidak terlihat disebabkan karena pengambilan sampel/jamur pada tempe

terlalu tebal, sehingga susah diamati.

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

pada pemeriksaan morfologi kapang tempe didapat kapang Rhizopus (stolon dan

sporangium) dan pada pemeriksaan morfologi khamir didapat khamir dengan bentuk

bulat dan oval.


Fungi adalah nama rectum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik

heterotrof yang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi

kedalam sel-selnya, khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya

merupakan sel tunggal. Beberapa khamir berbentuk spheroidal, elip, berbentuk

lemon, atau silinder. Reproduksi aseksualnya dengan bertunas atau berfusi sedangkan

kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium. Miselium

merupakan kumpulan dari hifa. Pada beberapa kapang, hifanya tidak mempunyai

dinding pembatas dan disebut aseptate hifa.


5.2. Saran

Saran saya kepada para praktikan agar lebih memperhatikan apa yang

disampaikan oleh asisten, agar dalam pengerjaan tugas tidak lagi saling bertanya

karena tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh asisten.

DAFTAR PUSTAKA

Prescott, 2009. Pedoman praktikum mikrobiologi umum. Fakultas pertanian UGM


press. Yogyakarta

Rusli. 2011. Bahan Ajar Mikrobiologi Kedokteran. UI-Press: Jakarta.

Sumarsih. 2005. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia: Jakarta.

Syilvia. 2008. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta: Jakarta.

Waluyo. 2007. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Erlangga: Jakarta.


LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DASAR
Morfologi Mikroba Selain Bakteri

OLEH :

NAMA : WAHID WIRAWAN

STAMBUK : Q1A115386

KELAS : TPG E
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2015

Anda mungkin juga menyukai