Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

OPERASI PLASTIK

Disusun untuk memenuhi tugas


Matakuliah Pendidikan Agama Islam

DOSEN PENGASUH : Drs. M. Taufik, M.Si

DISUSUN OLEH :

JAYANTI
03.013.014

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DARUL MAARIF AL-INSAN
BATURAJA
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Yang Maha Esa. yang maha
luas rahmat dan karunia-Nya, semoga kami termasuk ke dalam orang yang
mendapatkannya. Dan kami sudah dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Operasi Plastik .
Dan tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing Bapak Drs. M. Taufik, M.Si dan semua teman yang telah banyak
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Meskipun makalah ini dibuat dengan segala keterbatasan yang ada pada
kami, baik keterbatasan waktu, dana, terlebih lagi keterbatasan kemampuan kami,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna
perbaikan dalam pembuatan tugas yang sama berikutnya. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami selaku tim penyusun, dan umumnya
bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin banyaknya alat-alat modern kini makin menjadi dan membuat
manusia terlena dengan kemewahan dunia itu, diantaranya dengan mempercantik
diri dengan alat modern yang pada zaman sekarang disebut dengan operasi
plastik. Bagaimana menurut pandangan islam tentang hal ini, mungkinkah mereka
yang telah melakukan operasi ini telah mengetahui hukum ajaran islam, dan
konsekuensinya, atau hanya ikut-ikutan saja.
Kita menyadari bahwa terjadinya arus perkembangan ilmu pengetahuan yang
tidak terhenti membuat kemajuan dan kecanggihan semakin tidak terjangkau, jika
dulu hanya sebuah mimpi maka kini segala sesuatu yang dulu tidak masuk akal
telah berada di alam nyata. Sebut saja orang yang dulu hanya bisa pasrah melihat
keburukan rupanya, toh kini mereka dapat menghilangkan keburukan tersebut.
Namun amat disayangkan jika ternyata operasi keburukan tersebut menuju kepada
ketampanan tidak dibarengi dengan operasi akhlak yang buruk menuju akhlak
yang baik.

B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui bagaimana operasi plastik menurut pandangan Islam.

C. Maksud dan Tujuan


Untuk dapat mengetahui secara luas tentang hukum operasi plastik dan juga
jenis-jenis operasi plastik.
1. Mengetahui tentang operasi plastik
2. Mengetahui jenis operasi plastik menurut Islam
3. Mengetahui hukum operasi plastik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Operasi Plastik
Operasi plastik (plastic surgery) atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at-
tajmil adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh
yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu
berkurang, hilang/lepas, atau rusak.
Bedah Plastik merupakan suatu cabang Ilmu Bedah yang mengerjakan
operasi Rekonstruksi dan Estetik. Istilah Plastik sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu plasticos yang berarti dapat diubah/dibentuk, bukan dengan
menggunakan bahan dari plastik, tetapi dengan menggunakan bahan dari tubuh
sendiri (lemak, tulang rawan, kulit, dll) atau bahan artificial (implant) seperti
silikon padat untuk memancungkan hidung atau silikon gel untuk membesarkan
payudara.
Tindakan pembedahan ini dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan
kedokteran khususnya di bidang bedah plastik , sehingga pembedahan ini harus
dilakukan oleh seorang dokter spesialis bedah plastik.
Operasi plastik ini dapat dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki
anggota badan. Selain itu operasi plastik juga dilakukan dengan tujuan kesehatan,
misalnya pada kasus luka bakar, sehingga ada bagian tubuh yang rusak. Maka
untuk memperbaiki kerusakan tersebut dianjurkan melakukan operasi plastik.

B. Jenis-jenis Operasi Plastik


Jenis-jenis bedah plastik berdasarkan tujuan dan prosedur.
1. Operasi rekonstruksi
Pada operasi rekonstruksi diusahakan mengembalikan bentuk/ penampilan
serta fungsi menjadi lebih baik atau lebih manusiawi setidaknya mendekati
kondisi normal.
Jenis-jenis pembedahan rekonstruksi :
1. Rekonstruksi kelainan bawaan seperti sumbing bibir dan langitan,
hipospadi (alat kelamin pria melengkung), hemangioma (kelainan
pembuluh darah pada kulit).
2. Cacat akibat trauma/kecelakaan seperti luka bakar, kontraktur akibat luka
bakar, pengangkatan tumor, ablati payudara.
3. Cacat karena Infeksi seperti noma, dimana penderita mengalami
disfigurasi yang memprihatinkan.
4. Bedah Kraniofasial dan bedah maksilofasial, khusus menangani kelainan
bawaan bentuk kepala dan muka (patah tulang muka akibat kecelakaan).
5. Bedah mikro (seperti traumatik amputasi jari yang memerlukan
penyambungan pembuluh darah).
6. Transexual.
2. Bedah estetika
Pada operasi estetik, pembedahan dilakukan pada pasien-pasien normal
(sehat), namun menurut norma bentuk tubuh kurang harmonik (misalnya,
hidung pesek), maka diharapkan melalui operasi bedah plastik estetik
didapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna.
Pembedahan Estetika dibedakan dalam 2 kategori yaitu :
1. Pembedahan yang disebabkan proses penuaan, bertujuan memperbaiki
struktur otot maupun kulit yang sedang mengalami proses degenerasi
(kehilangan elastisitas sehingga kendur), seperti facelift (pengencangan
muka) atau blepharoplasti (perbaikan kelopak mata).
2. Tindakan bedah estetik yang bukan karena proses penuaan tetapi untuk
kelainan bentuk anatomi tubuh yang kurang harmonis seperti pembuatan
kelopak mata, bedah estetik hidung, dagu, payudara. Tindakan bedah
estetik lainnya antara lain body contouring/reshaping dengan membuang
lemak yang berlebihan (liposuction) atau tummy tuck (operasi pada
dinding perut) dan bedah kraniomaksilofasial untuk tujuan estetik (operasi
rahang dan dagu).
3. Jenis-jenis bedah plastik berdasarkan tempat pembedahan.
1. Cosmetic surgery / bedah kosmetik
2. Face lift/ mengencangkan kulit
3. Rhinoplasty/ memperbaiki hidung
4. Eyelid surgery/ mengangkat lemak serta mengencangkan kulit dan
otot sekitar mata
5. Cheek implant/ untuk menambah tinggi tulang pipi
6. Liposuction/ menghilangkan lemak tubuh
7. Breast augmentation/ merubah ukuran payudara dengan
menggunakan silikon
8. Lip augmentation/ merekonstruksi bibir
9. Botox/ mengurangi kerutan pada dahi
10. Real Beauty/bedah keseluruhan

C. Hukum Operasi Plastik


Sebagian Ulama hadits yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
operasi plastik itu hanya ada dua:
1. Untuk mengobati aib yang ada dibadan, atau dikarenakan kejadian yang
menimpanya seperti kecelakaan, kebakaran atau yang lainya. Maka
operasi ini dimaksudkan untuk pengobatan.
2. Untuk mempercantik diri, dengan mencari bagian badan yang dianggap
mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang, istilah yang kedua ini
adalah untuk kecantikan dan keindahan.
Hukum operasi plastik ada yang mubah dan ada yang haram.
1. Mubah
Operasi plastik mubah dengan tujuan memperbaiki cacat sejak lahir, seperti
bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian, seperti akibat kecelakaan,
kebakaran, atau semisalnya seperti wajah yang rusak akibat
kebakaran/kecelakaan.
Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian ini hukumnya adalah
mubah, berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan untuk berobat (al-
tadawiy). Nabi SAW bersabda,Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit,
kecuali Allah menurunkan pula obatnya.(HR Bukhari, no.5246).
Nabi SAW bersabda pula,Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian,
karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit, kecuali
menurunkan pula obatnya. (HR Tirmidzi, no.1961).
Maksud dari hadits diatas adalah, bahwa setiap penyakit itu pasti ada obatnya,
maka dianjurkan kepada orang yang sakit agar mengobati sakitnya, jangan
hanya dibiarkan saja, bahkan hadits itu menekankan agar berobat kepada
seorang dokter yang profesional dibidangnya.
Imam Abu hanifah dalam kitabnya berpendapat, Bahwa tidak mengapa jika
kita berobat menggunakan jarum suntik (yang berhubungan dengan operasi),
dengan alasan untuk berobat, karena berobat itu dibolehkan hukumnya,
Sesuai dengan ijma ulama, dan tidak ada pembeda antara laki-laki dan
perempuan.Akan tetapi disebutkan (pendapat lemah) bahwa tidak
diperbolehkan berobat menggunakan bahan yang diharamkan, seperti khamar,
bir dan sejenis. tapi jika ia tidak mengetahui kandungan obat itu, maka tidak
mengapa menggunakannya, namun jika tidak memungkinkan lagi (yakin
bahwa tidak ada obat) untuk mencari obat selain yang diharamkan itu, maka
bolehlah menggunakan sekedarnya.
Ibn Masud Ra, mengatakan bahwa sesungguhnya Allah SWT. tidak
menciptakan sembuhnya kalian dengan barang yang diharamkan-Nya.makna
dari pendapat beliau adalah walau bagaimanapun Allah SWT menurunkan
penawar yang halal, karena secara akal pikir, tidak mungkin Allah
mengharamkan yang telah diharamkan kemudian diciptakan untuk dijadikan
obat, pasti masih ada jalan lain yang lebih halal.
Operasi semacam ini terkadang bisa menjadi wajib hukumnya, jika
menyebabkan kematian, maka wajib baginya untuk berobat.
Allah SWT berfirman yang artinya (wallahu alam), dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan di ayat lain
disebutkan, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
Larangan membunuh diri sendiri ini menunjukkan bahwa Allah SWT
melarang hamba-Nya merusak jiwanya.
2. Haram
Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan semata untuk
mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk
pengobatan atau memperbaiki suatu cacat. Contohnya, operasi untuk
memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk
menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya. Firman
Allah dalam surat An-Nisa : dan aku benar-benar akan menyesatkan
mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan
menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka
benar-benar memotongnya[351], dan akan aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[352]. Barangsiapa
yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka
Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata
Ayat ini datang sebagai kecaman (dzamm) atas perbuatan syaitan yang selalu
mengajak manusia untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat, di antaranya
adalah mengubah ciptaan Allah (taghyir khalqillah). Operasi plastik untuk
mempercantik diri termasuk dalam pengertian mengubah ciptaan Allah, maka
hukumnya haram. (M. Al-Mukhtar asy-Syinqithi, Ahkam Jirahah Al-
Thibbiyyah, hal. 194).
Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn Masud
Ra.beliau pernah berkata Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan
yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang
meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah
ciptaan Allah. (H.R Bukhari) dari hadits ini, dapat diambil sebuah dalil
bahwa Allah Swt. melaknat mereka yang melakukan perkara ini dan
mengubah ciptaan-Nya.
Riwayat dari Ashabis Sunah : Dari Asmaa, bahwa ada seorang perempuan
yang mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, Wahai Rasululllah, dua
orang anak perempuan ku akan menjadi pengantin, akan tetapi ia mengadu
kepadaku bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa jika aku sambung
rambutnya?, maka Rasulullah pun menjawab, Sesungguhnya Allah
melaknat perempuan yang menyambung atau minta disambungkan
(rambutnya)
Hadits ini dengan jelas mengatakan bahwa haram hukumnya bagi orang yang
menyambung rambutnya atau istilah sekrang dikenal dengan konde atau wig
dan jauh dari rahmat Allah SWT.
Untuk melengkapi pendapat ini,maka akan saya coba menggunakan qias dan
akal. Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qias
larangan Nabi SAW terhadap orang yang menyambung rambutnya, tattoo,
mengikir (menjarangkan) gigi atau apa saja yang berhubungan dengan
perubahan terhadap apa yang telah diciptakan Allah SWT.
Dari segi secara akal kita akan menyangka bahwa orang itu kelihatannya
indah dan cantik akan tetapi, ia telah melakukan operasi plastik pada dirinya,
perbuatan ini sama dengan pemalsuan atau penipuan terhadap dirinya sendiri
bahkan orang lain, adapun hukumnya orang yang menipu adalah haram
menurut syara.
Begitu juga dengan bahaya yang akan terjadi jika operasi itu gagal, bisa
menambah kerusakan didalam tubuhnya dan sedikit sekali berhasilnya,
apapun caranya tetap membahayakan dirinya dan ini tidak sesuai dengan
hukum syara, sesuai dengan firman Allah yang berbunyi (wallahu
alam)Jangan bawa diri kalian dalam kerusakan.
Setelah kita perhatikan dalil-dalil diatas dengan seksama, maka jelaslah
bahwa operasi plastik itu diharamkan menurut syara dengan keinginan untuk
mempercantik dan memperindah diri dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. Operasi plastik merubah ciptaan Allah Swt
2. Adanya unsur pemalsuan dan penipuan.
3. Dari sisi lain, bahwa negatifnya lebih banyak dari manfaatnya, karena
bahaya yang akan terjadi sangat besar apabila operasi itu gagal, bisa
menyebabkan kerusakan anggota badan bahkan kematian.
4. Syarat pembedahan yang dibenarkan Islam; memiliki keperluan untuk
tujuan kesehatan semata-mata dan tiada niat lain, diakui doktor profesional
yang ahli dalam bidang itu bahwa pembedahan akan berhasil dilakukan
tanpa risiko, bahaya dan mudarat.
5. Untuk pemakaian kosmetik, disyaratkan kandungannya halal, tidak dari
najis (kolagen / plasenta) dan tidak berlebihan (tabarruj) akan tetapi behias
ini sangat di tekankan bagi mereka yang ingin menyenangkan suaminya.

D. Jenis Operasi Plastik Menurut Islam


Operasi pada tubuh manusia ada yang terjadi sebelum meninggalnya seorang
manusia atau terjadi setelah meninggalnya. Maka yang akan menjadi pembahasan
kita di dalam maslah ini ialah operasi yang terjadi sebelum meninggalnya manusia
yaitu berbagai operasi yang dilakukan ketika hidup. Melihat keinginan dan tujuan
untuk melakukannya operasi tersebut dapat dibagi kepada dua pembagian.
1. Operasi Ghairu Ikhtiyariyah( tidak dikehendaki)
Yaitu suatu operasi yang bertujuan untuk mengobati penyakit yang terjadi
tanpa kekuasaan seseorang di dalam penyakit tersebut. apakah penyakit yang
telah ada ketika sesorang baru lahir seperti bergabungnya jari tangan atau
kaki, bibir sumbing,tertutupnya lubang yang tebuka( hidung/ telinga dll) dan
berbagai jenis penyakit lainnya yang terjadi tanpa dikehendaki.
Operasi jenis ini hanya bertujuan untuk mengobati penyakit dan pada
nantinya akan menghasilkan keindahan pada orang yang telah diobati. Dan
keindahan itu hanya sebagai efek dari operasi dan ini dibolehkan di dalam
syariat. Alasan operasi ini dibolehkan adalah sesuai dengan hadits yang
diriwayatkan oleh Abi Hurairah bahwasannya Nabi Saw bersabda, Allah
tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya (shahih bukhari
halamn 204 jilid 2, bab pengobatan). Selain itu juga terdapat hadits dari
Usamah bin Syaiik berkata, seorang orang Arab Badui bertanya pada
raulullah, Wahai rasulullah apakah kami harus berobat dari suatu penyakit?
rasulullah berkata, Benar,wahai hamba Allah berobatlah karena Allah tidak
menciptakan suatu penyakit melainkan ada obatnya, dan kecuali satu
penyakit. Lalu orang badui itu bertanya penyakit apa wahai rasulullah? Rasul
berkata, tua(sunan tirmidzy halam 383 jilid 4 hadits ke 2038).
Dua hadits diatas menunjuki bahwa setiap penyakit yang diberikan Allah
memiliki obatnya maka hendaknya seorang yang sakit berobat dari segala
penyakit yang menimpa agar bisa sehat seperti sedia kala dan dapat
melakukan berbagai aktivitas. Dan agar tidak menular kepada orang lain.
Sehingga ulama Hanafi mengatakan bahwa pengobatan melalui suntikan itu
dibolehkan. Dan tiada beda antara lelaki dan perempuan (Syarah Fathul Qadir
halaman 500 jilid 8). Juga dikatakan bahwa tidaklah diperbolehkan
menggunakan benda yang haram untuk berobat seperti khamar (miras) dan
sejenisnya kecuali jika setelah diusahakan tidak ada lagi obat lain yang lebih
sesuai dan hanya pada khamar itu saja obatnya. Sedangkan makna perkataan
Ibnu Masud bahwa Allah SWT tidak menjadikan obat bagi sekalian penyakit
pada apa yang diharamkan memiliki kemungkinan lain. Diantaranya mungkin
saja Ibnu Masud mengatakan hal tersebut pada penyakit yang sudah sering
terjadi dan diketahui obat yang halal bagi penyakit tersebut.
Bahkan dalam kondisi tertentu dibolehkan bagi seseorang untuk mengobati
penyakitnya walaupun harus memindahkan bagian tubuhnya kepada bagian
yang lain jika bagian yang cacat tersebut akan membawa kepada penyakit
yang lebih membahayakan, baik itu amputasi atau pemindahan bagian tubuh.
Karena ditakutkan jika itu tidak dilakukan maka akan membahayakan nyawa
seseorang dan Allah sendiri mengingatkan manusia agar jangan
mencampakkan dirinya ke dalam jurang kehancuran bahkan kematian (Al-
Baqarah ayat 195; An-Nisa ayat 29).
Para ahli fikih membolehkan seseorang memasang gigi palsu. Namun mereka
berbeda pendapat pada hal menggunakan gigi palsu yang terbuat dari emas.
Sebagaimana para ulama juga sepakat bahwa boleh mengobati fisik hidung
juga menindik telinga anak perempuan agar terlihat cantik dan indah.
Di dalam kitab hidayah halaman 61 jilid 4 disebutkan, bahwa dilarang
menggunakan gigi palsu dari emas. Namun boleh dengan perak. Ini adalah
pendapat imam Hanafi dan Muhammad bahkan berkata bahwa tidak apa apa
menggunakan gigi emas.
Nabi SAW membolehkan menggunakan emas jika itu adalah suatu keharusan
karena kritis dan darurat. Dan menindik telinga anak perempuan dibolehkan
(kitab ikhtiyar maushuly halaman 122 jilid 30) karena dengan menindik
telinga tersebut dapat menambah keindahan.
Selain itu dibolehkannya operasi model pertama ini karena diqiyaskan dengan
bolehnya memotong sebagian anggota tubuh jika terdapat kemudaratan
sebagimana disebutkan para ulama. Di dalam kitab qawaaid ahkam, jika
suatu keadaan mengharuskan seseorang memotong anggota
tubuhnya(amputasi) karena ditakutkan akan menyebar penyakitnya ke bagian
tubuh lain maka hendaknya dia memotong bagian tersebut. Dan pengarang
kitab ini adalah Syekh iz bin Abdus Salam dari madzhab Hanafi. Namun jika
penyakit tersebut hanya di bagian tertentu saja dan tidak menyebar maka
dilarang memotongnya kecuali memotong gigi atau menumpulkannya.
Selanjutnya disebutkan bahwa operasi di dalam model ini tidak menyebabkan
merobah ciptaan Allah dengan semena-mena dimana merobah ciptaan itu
diharamkan oleh Allah. Karena operasi ini sangat perlu dilakukan dengan
kondisi yang mendesak, maka diperbolehkan. Imam Nawawi dari madzhab
Syafii ketika mensyarah hadits Ibnu Masud tentang perkataan orang yang
merenggangkan gigi untuk keindahan maknanya adalah dia merenggangkan
gigi itu tidak karena sakit namun hanya untuk mempercantik diri dan ini
menunjuki bahwa operasi untuk mengobati cacat tentu dibolehkan. Dan
operasi yang demikian itu tidak menjadikan alasan mempercantik diri sebagai
landasan pertama namun kecantikan yang dihasilkan dari operasi tersebut
hanya sebagai hasil luar saja. Kemudian operasi model ini juga tidak
bermaksud merobah ciptaan Allah dengan sengaja. Namun sebagai sarana
berobat saja. Maka oleh karena itu berdasarkan dalil dalil yang telah kami
sebutkan maka operasi semacam ini dibolehkan oleh syariat

2. Operasi Ikhtiyariyah( yang sengaja dilakukan)


Yaitu operasi yang dilakukan bukan karena alasan medis, namun mutlak
hanya hasrat seseorang dalam meperindah diri dan berlebih lebihan di dalam
menafsirkan kata kata indah itu. Operasi model ini terbagi kepada dua bagian
yaitu, bagian yang merobah bentuk dan bagian yang mengawetkan umur.
Bagian tersama tersebut memiliki banyak jenis seperti
1. Memperindah hidung, seperti membuatnya lebih mancung dll
2. Memperindah dagu, dengan meruncingkannya dll
3. Memperindah payudara dengan mengecilkannya jika terlalu besar atau
membesarkannya dengan suntik silicon atau dengan menambah hormon
untuk memontokkan payudara dengan berbagai cara yang telah ditemukan.
4. Memperindah kuping
5. Memperindah perut dengan menghilangkan lemak atau bagian yang lebih
dari tubuh
Sedangkan operasi yang bertujuan untuk menampakkan diri seolah olah awet
ialah
1. Memperindah wajah dengan menghilangkan kerutan yang ada dengan
skaler atau alat lainnya
2. Memperindah kulit dengan mengangkat lemak yang ada dan membentuk
wajah dengan apa yang dikehendaki.
3. Memperindah lengan bawah sehingga tidak kelihatan bongkok dengan
berbagai cara
4. Memperindah kulit tangan dengan menghilangkan kerut seolah kulit masih
padat dan muda
5. Memperindah alis baik dengan mencukurnya agar Nampak lebih muda.
Demikianlah beberapa jenis operasi yang hanya berdasarkan kesenangan
seseorang saja. Maka di sini kita akan membahas pendapat ulama tentang
operasi jenis ke dua ini.
Pertama, mayoritas ulama fiqih dan ulama hadits berpendapat bahwa tidak
boleh melakukan operasi jenis kedua ini. Mereka berpegang kepada argument
di bawah ini.
Firman Allah SWT Pada surat An-Nisa ayat 119, dimana dijelaskan bahwa
kita tidak boleh merubah ciptaan Allah. Padahal Allah telah melarang dan
membenci manusia yang merubah ciptaannya dan ini juga merupakan tanda
seseorang tidak mensyukuri nikmat Allah.
Selain itu di dalam sebuah hadits, dari Abdullah Bin Masud, yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim Rasulullah bersabda, Allah SWT
melaknat orang yang membuat tato dan orang yang meminta dibuatkan tato,
orang yang mencabut alis dan merenggangkan gigi agar terlihat
cantik/ganteng. Maka ketika itu seorang wanita dari bani Asad berkata, kamu
mengatakan bahwa kamu melaknat orang yang bertato dan membuat tato,
orang yang mencabut alis dan orang yang merenggangkan gigi karena
merubah ciptaan Allah? Maka Abdullah berkata, aku tidak melaknat kecuali
apa yang telah dilaknat oleh Rasulullah dan itu ada di dalam Alquran. Lalu
perempuan itu berkata, Aku telah membaca di dalam mushaf maka aku tidak
menemukan hal yang kamu ucapkan. Maka Abdullah berkata,Jika kau
memahaminya sungguh akan kau dapati. Allah berfirman, dan apa yang
diperintahkan oleh Rasul maka kamu taati dan apa yang dilarang maka
tinggalkanlah (Al-Hasyir ayat 7). Lalu perempuan tersebut berkata lagi,
namun itu ada pada isterimu sekarang!. Maka Abdullah berkata,lihatlah
kalau memang ada!. Maka pergilah perempuan tersebut kepada isteri
Abdullah dan dia tidak melihat suatu apapun. Maka dia berkata kepada
Abdullah, Aku tidak melihat apa-apa. Abdullah berkata, aku tidak akan
berhubungan dengannya jika itu ada pada dia. Maka dari hadits tersebut kita
melihat bahwasannya Nabi SAW melaknat orang yang merubah ciptaan Allah
dan suatu laknat itu tidak ada kecuali atas hal yang haram.
Membuat tato yaitu menusuk dengan jarum di lengannya atau bagian
tubuhnya sehingga mengalir darah (luka) kemudian dilukis bagian tersebut
dengan celak dan bunga kembang muncul apa yang dibuat.
Ada juga hadits yang diriwayatkan oleh pengarang kitab sunah, dari Asma
bahwasannya seorang perempuan datang kepada Rasulullah, maka dia
berkata, Wahai Rasulullah sesungguhnya punya dua anak yang sudah
menikah dan dia mengadu bahwa rambutnya sudah tercerai berai, apakah aku
bersalah jika menyambung rambutnya? Maka Rasul bersabda,Allah
melaknat orang yang menyambung rambut dan meminta disambungkan.
Sedangkan secara Qiyas dapat dilihat dari tidak bolehnya kita bertujuan untuk
melakukan sesuatu untuk merubah cipataan Allah.
Secara logika kita bisa mengatakan bahwa operasi model ini adalah menipu
dan menutupi kekurangan inndividu dan ini diharamkan dan tidak dibolehkan
jika bukan pada keadaan yang kritis. Sedangkan dalam hal yang telah kami
sebutkan tidak didapati keadaan kritis pada seseorang yang membuat dia
harus melakukan operasi kedua ini. Maka otomatis yang melakukannya
mengerjakan pekerjaan yang haram demikian juga diharamkan karena yang
melakukan operasi ini biasanya dokter lelaki maka jika pasiennya adalah
perempuan dengan sendirinya ia akan melihat bahkan memegang bagian
tubuh lawan jenis dan ini diharamkan oleh syariat. Juga dapat membuat
seseorang kehilangan wibawa bahkan meusak diri. Maka setelah mengetahui
berbagai dalil yang telah kami paparkan maka kita melihat bahwasannya para
ulama sepakat utuk melarang operasi jenis ini, disebabkan
1. Operasi ini adalah salah satu bentuk usaha untuk merubah ciptaan Allah.
Maka sebagaimana dalil yang telah kami paparkan ini sangatlah tidak
sesuai dengan sifat seorang manusia.
2. Operasi ini adalah salah satu bentuk penyamaran dan berlebih lebihan. Hal
ini juga dilarang di dalam agama.
3. Operasi ini juga turut memberikan kemudaratan kepada manusia dimana
kemudaratan itulah yang lebih banyak dirasakan.
Maka oleh karena itu kita sepakat bahwa hal ini sangatlah dilarang oleh
agama. Dan ini dapat kita teliti kembali, karena ayat dan hadits yang telah
kami sebutkan menurut konteksnya dapat kita telusuri lagi agar kita bisa
menetapkan point point penting dari proses operasi itu sendiri.
Sesuai dengan perkataan bahwa operasi model ini dapat merubah ciptaan
Allah, maka ulama tafsir mengatakan bukan merubah ciptaan yang
sebagaiman telah kami sebutkan yang dimaksud ayat tersebut, namun
merubah ciptaan Allah menurut pendapat pakar tafsir ialah sebuah janji iblis
yang akan megerogoti anak cucu adam agar agar selalu melenceng dari jalan
Allah. Imam Qurthuby di dalam tafsir jami li ahkaamil Quran menyebutkan
para ulama berbeda pendapat di dalam menentukan ayat ini, sebagian berkata
bahwa merubah ciptaan pada ayat tersebut adalah seperti memotong telinga,
dan membuat rabun mata, juga menyiksa hewan dan menyembelihnya dengan
sewenang-wenang. Karena telinga bagi hewan memiliki faidah serta
keindahan tersendiri demikian juga organ lainnya. Maka syaitan selalu
berusaha kita merubah ciptaan Allah tersebut.
Kelompok yang lain berkata bahwa yang dimaksud dengan merubah ciptaan
Allah adalah bahwa Allah menciptakan matahari, bulan, batu dan makhluk
ciptaan yang lain agar manusia dapat mengambil manfaat daripadanya. Maka
dalam hal ini orang kafir merubah ciptaan Allah tersebut dari posisinya
sebagai ciptaan menjadi Tuhan. Imam Zujaj berkata,Sesungguhnya Allah
SWT menciptakan hewan hewan untuk kita jadikan alat transportasi, kita
makan, lalu manusia mengharamkan hal tersebut atas dirinya, maka mereka
menjadikannya sebagai sesembahan maka sama saja ia telah merubah ciptaan
Allah dari fungsi sebenarnya. Demikianlah menurut beberapa ulama tafsir
termasuk Mujahid, Dhahhak, Said bin Jabir da Qatadah.
Sementara itu Imam Qurthuby juga menyebutkan bahwa makna merubah
ciptaan Allah sangatlah luas dan banyak pengerian yang dapat diambil, seperti
mereka yang mengatakan bahwa jika ada seorang yang hitam kawin dengan
orang putih, ini merupakan perubahan terhadap ciptaan Allah. Namun Imam
Qurthuby membantah perkataan ini.
Sementara menurut Ibnu Katsir ayat tersebut juga mengisyaratkan kepada
agama Allah. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Atha, Dhahhak dan
khurasany.
Sedangkan di dalam kitab Tanwiirul Miqbaas karangan Ibnu Abbas
disebutkan bahwa ciptaan Allah pada ayat 119 surat An-Nisa ialah agama
Allah. Sedangkan di dalam tafsir jalalain bahwa merubah ciptaan Allah yang
dimaksud adalah merubah agama Allah dan merubah hukumnya, seperti
menghalalkan apa yang telah diharamkan atau sebaliknya.
Di dalam kitab Asybah Wan Nadhhaair karya Imam Muqatil Bin Sulaiman
Albalkhy disebutkan bahwa makna ciptaan yang dimaksud di dalam ayat
tersebut ada tujuh makna diantaranya yaitu agama. Sesuai dengan perkataan
Iblis.
Ayat tersebut (An-Nisa 119) mencakup seluruh makna tersebut.
Penciptaan Allah pada ayat tersebut, yaitu diciptakannya manusia dengan
bentuk yang paling sempurna dan kita harus mengetahui bagaiman
kesempurnaan yang Allah berikan kepada manusia dengan penciptaan itu.
Sehingga kita dapat memastikan bahwa operasi semacam ini adalah merubah
cipataan Allah sebagaimana pertama sekali Allah ciptakan.
Allah menyebutkan bahwa Dia telah menciptakan kita (manusia) secara seimbang
dan dengan bentuk terbaik (Infithar ayat 7) dan juga Allah telah menciptakan kita
dengan apa saja bentuk yang Allah suka (Infithar ayat 8). Mujahid berkata ini
pada persoalan miripnya antara anak dan ibu atau ayah dan firman Allah bahwa
Allah telah menciptakan kita pada sebaik bentuk (At-Tin ayat 4) dan ini adalah
bagian dari janji Allah SWT. Allah telah menciptakan kita dalam sebaik baik rupa
dan bentuk. Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah SWT menciptakan manusia
dengan seimbang dan bentuk yang ideal. Jika terjadi pebedaan dalam bentuk atau
rupa manusia itu adalah sesuatu hal yang wajar, dan ciptaan manakah yang lebih
baik dari ciptaan Allah? Jadi kejadian penciptaan pertama sekali itu semuanya
sama dan jika pada saat pertama itu terdapat kekurangan maka diperbolehkan
berobat dan itu adalah bagian dari usaha dan kekurangan itu sendiri adalah cobaan
dari Allah SWT. Maka pada keadaan seperti inilah yang dibolehkan adanya
operasi (ghairu ikhtiyariya).
Oleh karena itu jelaslah bahwasannya Allah SWT telah menciptakan manusia
dengan seimbang dan ideal dan jika ketika lahir terdapat kekurangan maka boleh
ketika itu mengobatinya walaupun dengan operasi dan tidak dianggap sebagai
usaha merubah ciptaan Allah. Karena itu hanya bertujuan untuk memulihkan fisik
yang kurang bahkan berobat dalam hal ini sangat dianjurkan.
Segala perbedaan yang terjadi antara manusia baik dari segi bentuk atau rupa
adalah hal yang wajar dan dapat dimaklumi, bahkan dengan demikian bertambah
pula keagungan Allah. Betapa kita lihat seorang pemahat tidak dianggap hebat
jika hanya mampu membuat pahatan di dalam satu bentuk saja. Selain itu
berbedanya bentuk dan rupa manusia juga memiliki hikmah tersendiri. Jika kita
berupaya merubah bentuk tersebut maka inilah namanya merubah ciptaan Allah.
Orang yang berusaha untuk merubah ciptaan Allah adalah mereka para pendosa
yang tidak pandai mensyukuiri nikmat Allah yang telah diberikan. Segala
kekurangn dan kelebihan itu kita ketahui manfaatnya ketika kita sadar bahwa itu
telah tiada pada diri kita. Tidaklah kita merasa bahwa seseorang yang diberikan
segenap kelebihan oleh Allah namun ia hanya memiliki setitik kekurangan dan
dengan kekurangan itulah ia merendah di depan makhluk Allah yang lain, dengan
serta merta Allah telah menyelamatkan kita dari kesombongan. Bayangkan jika
kesempurnaan itu datang, adakah kita dapat menjamin bahwa kita akan terbebas
dari sifat takabbur, sombong? Bahkan bisa jadi kita akan terjerumus ke dalam
jurang kemaksiatan.
Demikianlah Allah telah menjadikan bentuk tubuh itu sebagai fasilitas dan sarana
untuk bersyukur padanya.
Larangan dan perinah yang telah Allah berikan juga merupakan ujian bagi kita
dan sebagai tanda apakah kita tergolong hambanya yang bersyukur atau malah
kufur. Maka selagi kesempatan itu masih ada marilah kita pergunakan dengan
sebaiknya agar kita tidak menyesal nantinya. Penyesalan itu selalu datang
terlambat dan hanya orang beriman saja yang dapat meesapi makna penyesalan.
Sangat banyak jalan yang Allah ciptakan bagi kita untuk beribadah kepadanya,
namun kenapa kita tidak mau memilih jalan itu? Semuanya kembali kepada kita.
Demikianlah risalah singkat ini, penulis mengharap ridha Allah atas apa yang
telah penulis paparkan dan hanya kepada Allah kita kembali dan semoga risalah
ini membawa manfaat bagi mereka yang ingin mengetahui seluk beluk agama.
Amin. Wallahu alam bish Shawab

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Operasi plastik adalah suatu tindakan untuk memperbaiki atau merekonstruksi
bagian tubuh. Dalam agama islam operasi plastik boleh dilakukan dengan alasan
memperbaiki bagian tubuh tetapi menggunakan prosedur yang telah di tentukan
dan menggunakan alat dan bahan yang dihalalkan.
Operasi plastik bisa diharamkan karena dengan tujuan merekonstruksi atau
mempercantik diri karena dikhawatirkan tidak mau mensyukuri apa yang telah
diberi oleh Allah SWT.
Sebagaimana konteks nyata dari ayat yang melarang merubah bentuk ciptaan
anggota tubuh hewan seperti telinga dan matanya. Maka jika hewan saja sudah
dilarang, konon lagi manusia. Dilarang menjadikan sekalian ciptaan Allah sebagai
sesembahan. Dilarang merubah agama Allah atau hukum hukum di dalamnya
yang sudah pasti, seperti halal atau haram.

3.2 Saran
Sebaiknya operasi plastik dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki fungsi
tubuh yang terjadi gangguan sehingga harus dilakukan operasi plastik. Dan
mencoba untuk mensyukuri pemberian Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Aljawi, Muhammad Siddiq.2009.Operasi Plastik Di Dalam Kacamata Islam.


Jakarta : Salemba
Syabir,usman. 2008. Hukum Islam/ Islamic Law. Jakarta. Widyapustaka
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 2002. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
Lynn. S Bickly Bates. 2009. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat
Kesehatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai