PENDAHULUAN
1.1 Pemicu
Seorang mahasiswa FK Untan sedang duduk di Mega Mal Ayani. Ia
mengamati kulit dan rambut orang yang lalu lalang. Tampak perbedaan warna
kulit dan rambut pada berbagai suku dan ras yang berbeda. Selain itu tampak
perbedaan tekstur kulit pada pria dan wanita, maupun pada anak dan dewasa,
ada yang berkulit kering, normal, dan lembab.
Ekstrinsik
Intrinsik
1.6 Hipotesis
Perbedaan tekstur dan warna pada kulit dan rambut disebabkan oleh faktor
ekstrinsik seperti paparan sinar UV dan paparan zat kimia serta faktor intrinsik
seperti genetik ,ras, suku, jenis kelamin, dan usia.
1.7 Pertanyaan Diskusi
1. Embriologi Kulit
2. Struktur lapisan kulit dan rambut
3. Fungsi kulit dan rambut
4. Tipe - tipe Kulit
5. Proses pigmentasi
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tekstur , warna kulit dan
rambut
7. Asupan nutrisi terhadap kulit dan rambut
8. Penuaan pada kulit
9. Proteksi terhadap kulit dan rambut
10. Berapa lama paparan UV
11. Proses hormonal didalam kulit atau rambut
12. SPF ? alami dan buatan
13. Protein penyusun kulit dan rambut
BAB 2
PEMBAHASAN
Kulit adalah organ tunggal terberat di tubuh dengan berat sekitar 15% dari
berat badan total dengan luas permukaan sekitar 1,2 - 2,3 m2 pada orang dewasa.
Kulit terdiri atas lapisan epidermis yang berasal dari ektoderm permukaan dan
lapisan dermis yang berasal dari mesoderm. Berdasarkan ketebalan epidermis
kulit dapat dibedakan menjadi kulit tebal dan kulit tipis. Turunan epidermis
meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat.
EPIDERMIS
Epidermis terdiri dari 5 lapisan dan tidak mempunyai pemubuluh darah
maupun limpa sehingga semua nutrisi dan oksigen di dapat dari pembuluh kapiler
pada lapisan dermis yang berdifusi melalui cairan jaringan serta membran basal
untuk mencapai epidermis.
Sel-sel epidermis
a. Keratinosit
Sel terbanyak dengan jumlah mencapai 85%-95% pada epidermis. Berasal
dari ektoderm permukaan. Sel berbentuk gepeng ini memiliki sitoplasma yang
dipenuhi oleh skleroprotein birefringen, yakni keratin. Keratin ini mengandung
sedikitnya 6 macam polipeptida dengan berat molekul 40kDa sampai 70 kDa. Sel
basal mengandung berat molekul yang lebih rendah. Proses keratinisasi
berlangsung selama 2-3 minggu yang dimulai dari proses proliferasi, diferensiasi,
kematian sel dan pengelupasan. Pada tahap akhir diferensiasi diikuti penebalan
membran sel, kehilangan inti dan organel lain di dalam sel. Selama proses
keratinisasi berlangsung enzim hidrolitik lisosom berperan pada penghancuran
organel sitoplasma.
b. Melanosit
Warna kulit ditentukan oleh berbagai faktor penting seperti kandungan
melanin dan karoten, jumlah pembuluh darah dalam dermis, dan warna darah
yang mengalir di dalamnya. Eumelanin adalah pigmen coklat tua yang dihasilkan
oleh melanosit. Sel ini berjumlah 7%-10% dan berasal dari neuroektoderm.
Melanosit memiliki badan sel yang bulat dengan cabang dendritik yang panjang
dan tipis. Hemidesmosom mengikat melanosit ke lamina basalis.
Melanosit paling banyak terdapat pada kulit muka dan genitalia eksterna.
Jumlah melanosit tiap individu hampir sama, hanya jumlah produksi melanin
berbeda. Sintesis melanin berlangsung di dalam melanosit dengan tirosinase
berperan penting. Tirosin mula-mula diubah menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin
(dopa) dan kemudian menjadi dopaquinon yang kemudian bertransformasi dan
dikonversi menjadi melanin. Dalam melanosit, melanin berkumpul dalam vesikel
yang disebut premelanosom. Vesikel kemudian matang menjadi melanosom yang
disebarkan melalui cabang sitoplasma melanosit ke keratinosit di sekitarnya
terutama yang berada di stratum basale. Setelah granula melanin bermigrasi di
dalam juluran sitoplasma, granula melanin akan berkumpul di daerah
supranuklear sehingga inti sel terlindungi dari radiasi matahari yang merusak.
Menggelapnya kulit karena sinar uv adalah hasil proses dua tahap yakni reaksi
fisikokimia menghitamkan melanin dan melepaskannya dengan cepat ke
keratinosit. Pada tahap kedua kecepatan sintesis melanin menjadi meningkat dan
mengakibatkan peningkatan jumlah pigmen.
c. Sel langerhans
Merupakan sel dendritik yang berbentuk bintang, ditemukan terutama di
antara keratinosit dalam lapisan atas stratum spinosum. Sel ini mempunyai
reseptor penanda imunologis yang mirip makrofag. Sel ini mengikat antigen asing
di permukaannya dan merupakan sel pembawa antigen yang menyebabkan
limfosit T dapat bereaksi terhadap antigen yang dibawanya. Sel ini berasal dari
sekelompok sel prekursor dalam sumsum tulang.
d. Sel Merkel
Sel ini memiliki jumlah paling sedikit dan berasal dari krista neuralis. Sel
ini terdapat pada lapisan basal kulit tebal, terutama banyak ditemukan di ujung
jari, folikel rambut dan mukosa mulut. Sel ini memiliki peranan sebagai
mekanoreseptor.1,8
2. Stratum lusidum
Stratum lusidum ini terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang
sangat gepeng. Sel-sel gepeng tanpa inti ini memiliki protoplasma yang telah
berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Desmosom masih tampak di antara
sel-sel yang bersebelahan
3. Stratum granulosum
Stratum granulosum ini terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul basofilik kasar yang disebut granul keratohialin.
Protein granul ini kaya akan histidin berfosfor selain protein yang mengandung
sistin. Struktur khas lainnya adalah granul lamela, yakni suatu struktur lonjong
yang mengandung cakram berlamel yang dibentuk oleh lapisan lipid ganda.
Granula lamela ini mengeluarkan suatu materi ke dalam ruang antar sel di stratum
granulosum. Materi ini berfungsi sebagai sawar terhadap materi asing dan
menyediakan suatu efek pelindung bagi kulit.
4. Stratum spinosum
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal.
Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak di
tengah-tengah. Sel-sel spinosum saling terikat erat melalui spina sitoplasma yang
berisi filamen dan desmosom sehingga memberi corak berduri pada permukaan
sel ini. Berkas keratin tersebut disebut tonofilamen. Filamen ini penting untuk
mempertahankan kohesi antar sel dan melawan efek abrasi. Epidermis di daerah-
daerah yang terkena gesekan secara terus menerus memiliki stratum spinosum
yang tebal dengan lebih banyak tonofilamen dan desmosom.
5. Stratum basale
Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal
pada perbatasan dermo-epidermal. Sel-sel basal ini berfungsi reproduktif. Lapisan
ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel yang berbentuk kolumnar dengan
protoplasma basofilik inti lonjong dan besar dan sel pembentuk melanin yang
berwarna muda, inti gelap, dan memiliki butir pigmen. Sejumlah besar desmosom
saling mengikat sel-sel pada lapisan ini pada permukaan lateral dan atas
sedangkan hemidesmosom membantu mengikat sel ini pada lamina basalis.
Epidermis manusia diperbaharui setiap 15-30 hari bergantung pada usia, bagian
tubuh dan faktor lain. Semua sel dalam stratum basale mengandung filamen
keratin intermediet. Sewaktu sel berpindah ke atas, jumlah filamen juga
bertambah sehingga mencapai setengah jumlah protein total begitu sel berada di
stratum korneum.1,9
DERMIS
Dermis berasal dari lapisan mesoderm embrional. Terdiri dari jaringan
penyambung dengan beberapa lapisan serat kolagen dan serat elatis. Epidermis
dilekatkan pada dermis melalui lamina basal dan ikatan ini diperkuat oleh adanya
tonjolan-tonjolan dermis ke epidermis yang disebut papila. Epidermis
dipermukaan tonjolan dermis ini membentuk rigi (pematang) dengan alur
diantaranya. Pola rigi dan alur ini yang terbentuk pada bulan ketiga dan keempat
kehidupan janin, gambarannya khas pada tiap individu. Gambaran khas pada
telapak tangan, kaki, dan jemari ini disebut sidik jari. Dermis bagian permukaan
yang membentuk papila atau tonjolan ke epidermis, lapisan ini disebut stratum
papilare. Stratum pailare tersusun lebih longgar ditandai oleh banyak papila
dermis yang berjumlah 50-250 per mm2. Jumlah papila terbanyak dan lebih dalam
pada daerah yang menerima tekan dan gesekan paling besar misalkan pada telapak
kaki. Sebagian besar papila mengandung pembuluh kapiler yang memberi nutrisi
pada epitel diatasnya. Papila lainnya mengandung badan akhir saraf sensorik
untuk reseptor perabaan yang disebut badan meissner.
Lapisan dermis dibawah strtum papilare disebut stratum retikulare.
Lapisan ini lebih padat, tebal dan dalam. Terdiri atas berkas-berkas kolagen kasar
tersusun rapat. Rongga-rongga diantara berkas serat terisi jaringan lemak, kelenjar
keringat, dan kelenjar sebasea serta folikel rambut. Serat otot polos juga
ditemukan pada tempat-tenpat tertentu seperti m.arector pili yang menempel pada
folikel rambut membentuk lapisan tipis pada scrotum, prepusium, dan puting
payudara. Otot ini turut berperan dalam ekspresi fasial. Lapisan retikular dibagian
yang lebih dalam menyatu dengan hipodermis atau fasia superfisialis dibawahnya
yang terdiri atas jaringan ikat longgar yang banyak mengandung jaringan lemak.
Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Merupakan sel-sel jaringan ikat seperti
fibroblas, fibrosit, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast. Pada daerah yang
berpigmen ditemukan melanosit.1,8
b. RAMBUT
Kulit atau integumen terdiri atas Epidermis di sebelah luar dan Dermis di
sebelah dalam. Epidermis adalah lapisan nonvaskular yang dilapisi epitel berlapis
gepeng dengan lapisan tanduk dengan jenis dan lapisan sel berbeda-beda. Dermis
terletak tepat di bawah epidermis dan ditandai oleh jaringan ikat padat tidak
teratur. Di bawah dermis terdapat hipodermis atau lapisan subkutis, jaringan ikat
dan jaringan adiposa.
Terdapat 4 jenis sel di epidermis, yakni keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan
sel Merkel.
Lapisan Epidermis :
b. Stratum Lusidum
Lapisan ini bersifat translusens dan terdiri atas lapisan tipis sel epidermis
eosinofilik yang sangat gepeng, hanya dapat ditemukan pada kulit tebal. Sel-
selnya tersusun rapat, organel dan inti tidak tampak lagi, serta sitoplasma
terutama terdiri atas filamen keratin padat yang berhimpitan dalam matriks
padat-elektron.
c. Stratum Korneum
Lapisan ini terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi filamen keratin lunak. Sel superfisial berkeratin di
lapisan ini secara terus-menerus dilepaskan atau mengalami deskuamasi serta
diganti oleh sel baru yang muncul dari stratum basal di sebelah dalam.
Selama proses keratinisasi, enzim-enzim hidrolitik lisosom merusak nukleus
dan organel sitoplasma, yang kemudian lenyap ketika sel terisi oleh keratin.
Setelah mengalami keratinisasi, sel-sel hanya terdiri atas protein amorf dan
fibrilar dan membran plasma yang menebal disebut sel tanduk.
Lapisan Dermis :
a. Stratum Papillare
Lapisan ini tipis, terdiri dari jaringan ikat longgar. Terdapat fibroblast dan sel
jaringan ikat yang lain seperti sel mast dan makrofag. Leukosit yang keluar
dari pembuluh (ekstravasasi) juga dijumpai.
b. Stratum Retikulare
Lapisan ini lebih tebal, terdiri dari jaringan ikat padat tak teratur. Memiliki
lebih banyak serat dan lebih sedikit sel daripada stratum papilare.
Lapisan Hipodermis (subkutan) :
Lapisan ini terdiri atas jaringan kulit longgar yang megikat kulit secara
longgar pada organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit bergeser di
atasnya. Hipodermis sering mengandung sel-sel lemak yang jumlahnya bervariasi
sesuai daerah tubuh dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan status gizi
seseorang.1,3
Struktur rambut
Kutikula
Terdiri atas lapisan keratin dan protein tinggi sulfur. berfungsi untuk
menjaga integritas serat, melindungi terhadap kekeringan dan pengaruh
lain dari luar.
Korteks
Medulla
3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga
udara. Vellus tidak mempunyai medula
Dermis terdiri dari jaringan ikat yang ada dibawah epidermis, berfungsi :
Sebagai penopang struktur dan nutrisi melalui pembuluh darah yang ada
didalam jonjot-jonjot yang menjorok ke atas, disebut papila dermis.
Didalam dermis terdapat serabut-serabut kolagen , serat-serat elastin, serabut
serabut otot dan substansia dasar dari mukopolisakarida. Ini semua membantu
kelenturan kulit yang pada proses penuaan akan mulai berkurang.
Fungsi proteksi kulit penting lain adalah pertahanan terhadap bahaya sinar
matahari. Rangsangan sinar matahari ini dapat diatasi dengan fungsi barrier kulit.
Proteksi terhadap sinar matahari selain oleh epidermis, diperankan pula oleh
melanin.
Fungsi utama kulit :
Perlindungan
Epitel berlapis dengan lapisan tanduk melindungi permukaan tubuh terhadap
abrasi mekanik dan membentuk sawar fisik terhadap patogen atau
mikroorganisme asing. Karena adanya lapisan glikolipid di antara sel-sel
stratum granulosum, epidermis juga tidak permeabel terhadap air. Lapisan ini
juga mencegah hilangnya cairan tubuh melalui dehidrasi. Peningkatan sintesis
pigmen melanin melindungi kulit dari radiasi ultraviolet.
Regulasi suhu
Latihan fisik atau lingkungan yang panas meningkatkan proses berkeringat.
Mekanisme ini memungkinkan hilangnya sebagian panas tubuh melalui
penguapan keringat dari permukaan kulit. Selain berkeringat, termoregulasi
juga melibatkan dilatasi pembuluh darah untuk memungkinkan aliran darah
maksimum ke kulit. Fungsi ini juga meningkatkan pengeluaran panas.
Sebaliknya, di daerah dingin, panas tubuh dipertahankan dengan konstriksi
pembuluh darah dan penurunan aliran darah ke kulit.
Persepsi sensorik
Kulit adalah organ sensorik bagi lingkungan luar. Banyak ujung saraf
terbungkus dan bebas di dalam kulit berespons terhadap suhu (panas dan
dingin), sentuhan, nyeri, dan tekanan. Organ sensoris :
Badan Ruffini di dermis dan subkutis : peka rangsangan panas
Badan Krause di dermis : peka rangsangan dingin
Badan Traktik Meissner di papila dermis : peka rangsangan rabaan
Badan Merkel Ranvier di epidermis : peka rangsangan rabaan
Badan Paccini di epidermis : peka rangsangan tekanan
Ekskresi
Melalui mpembentukan keringat oleh kelenjar keringat, eir, larutan garam,
urea dan produk sisa bernitrogen dapat diekskresikan melalui permukaan kulit.1,4
Kepekaan kulit seseorang terhadap sinar UV sehingga timbul kerusakan yang akut
atau kronik ada hubungannya dengan tipe kulit, kekuatan radiasi sinar UV
lamanya paparan, kebiasaan seseorang pada paparan sinar matahari, dan faktor
keturunan. 12
Sintesis melanin :
Fisiologis
Genetik
Warna kulit manusia dipengaruhi oleh jumlah melanin yang terkandung
pada lapisan. Tidak terdapat perbedaan jumlah melanosit diantara ras di
dunia. Yang membedakan adalah aktifitas dari tirosinase.
Lingkungan
Warna kulit dapat dipengaruhi oleh lingkungan seperti paparan sinar
matahari. Aktifitas melanosit dipengaruhi oleh sinar matahari. Apabila
seseorang sering terpapar sinar matahari maka akan meningkatkan aktifitas
melanosit yang berdampak pada peningkatan produksi dari melanin.
Sirkulasi darah
Pembuluh darah yang terdapat dibawah kulit dapat mempengaruhi warna
kulit seseorang. Aliran darah dibawah kulit yang normal akan
menyebabkan warna kulit seseorang menjadi cerah dan terang. Namun
apabila sirkulasi terganggu maka warna kulit akan menjadi lebih pucat.
Hal ini dapat terjadi pada seseorang dengan anemia.
Patologis
Genetik
Kelainan genetik dapat mempengaruhi warna kulit seseorang seperti pada
penderita albino. Pada seseorang dengan penyakit albino hormone
tirosinase tidak bekerja sehingga pigmen melanin tidak diproduksi.
Sistemik
Penyakit sistemik dapat menyebabkan perubahan warna kulit baik secara
lokal ataupun generalisata. Pada seseorang yang kekurangan hormon
kortisol dari korteks adrenal menyebabkan produksi ACTH yang
berlebihan, yang meningkatkan pigmentasi kulit, seperti pada penyakit
Addison.
Lokal
Penyakit kulit yang bersifat lokal dapat menyebabkan perubahan warna
kulit. Hal ini dapat terjadi pada seseorang dengan penyakit kusta. Pada
penyakit ini terjadi hipopigmentasi pada kulit akibat dari infeksi bakteri
mikobakterium leprae.
1. Air
Tidak diragukan lagi, air merupakan hal terpenting yang dikonsumsi
setiap hari. Air menjadi medium perantara bagi semua reaksi kimia yang
berlangsung di dalam tubuh. Air juga membantu membersihkan dan membilas
debris-debris, minyak maupun toksin dari kulit.
2. Silika
Merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Silika
mampu menguatkan jaringan penghubung pembuluh darah, rambut, ikatan
persendian, kuku, dan tulanag rawan. Jika tubuh kekurangan nutrisi yang satu
ini, akan memnyebabkan elastisitas kulit menurun dan dapat menurunkan
kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka. Sumber bahan makanan yang
mengandung silika diantaranya yaitu: bawang bombay, strawbery, mangga,
ketimun dan asparagus.
3. Zink
Merupakan komponen penting untuk kesehatan kulit terutama bagi
orang dengan kulit berjerawat. Jerawat itu sendiri merupakan gejala
kekurangan zinc. Zinc berperan sebagai pengontrol produksi minyak pada
kulit dan mengontrol beberapa hormon yang menyebabkan jerawat. Zinc juga
mampu mempertahankan kemampuan indera manusia meliputi indera
penglihatan, indera perasa, dan indera penciuman. Sumber bahan makanan
yang kaya akan zinc meliputi jahe, kacang brazil, gandum dan telur.
4. Sulfur
Sulfur diketahui dapat membantu terjadinya detoksifikasi di dalam
tubuh. Asam aminonya, sistein dan metionin dapat meningkatkan produksi
protein untuk pembentukan sel kulit baru dan pembentukan rambut serta
turunan kulit lainnya.
5. Vitamin A, C, dan E
Vitamin C sangat besar peranannya dalam mengurangi dampak radikal
bebas, seperti yang disebabkan oleh kontak dengan sinar matahari yang terlalu
lama. Radikal bebas memakan kolagen dan elastin. Vitamin C yang
dikombinasikan dengan vitamin E sangat efektif dalam melindungi kulit dari
radiasi yang berlebih-lebihan. Vitamin C sangat mudah kita peroleh dari buah-
buahan seperti jambu biji merah, tomat, brokoli,dan lobak cina.
Vitamin E merupakan antioksidan yang sangat bermanfaat dalam mengurangi
dampak radiasi sinar matahari pada saat dikombinasikan dengan vitamin A.
Vitamin E juga efektif dalam mencegah penyakit kanker kulit. Vitamin E juga
dapat mengurangi kerutan pada kulit dan kulit kering. Vitamin E dapat
diperoleh dari biji bunga matahari, bayam, tomat, buah persik, alpukat, kubis,
asparagus.
Vitamin A dapat memperbaiki kulit. Kekurangan vitamin yang satu ini
dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan kulit menjadi mengeripik.
Vitamin A biasanya digunakan dalam mengobati jerawat dan penyakit kulit
lainnya. Sumber makanan yang mengandung vitamin A tinggi yaitu hati,
wortel, kentang, semangka, sayur hijau, bayam, dll. Vitamin A yang diperoleh
secara alami lebih baik daripada vitamin A yang diperoleh dari suplemen.
Konsumsi viatamin A yang berlebihan sangat buruk untuk kesehatan karena
vitamin A merupakan fat-soluble vitamin (vitamin berlemak yang dapat larut).
Jadi konsumsi vitamin harus seimbang.
Protein
Protein harus dipenuhi dengan cukup. Suplai protein dan asam amino
sulfur (metionin dan sistein) akan mengganggu reaksi metabolisme folikel rambut,
sehingga akan berperngaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan
rambut. Disamping itu asam amino L-lisin juga berperan pada kesehatan rambut,
melalui perannya dalam pengambilan besi (Fe) dan seng (Zn) ke rambut.
Vitamin
Vitamin sangat penting bagi rambut. Kekurangan vitamin yang larut air,
dalam hal ini asam pantotenat, riboflavin, dan biotin akan menyebabkan
kerontokan rambut.
Mineral
Beberapa mineral mempunyai peranan penting dalam menjaga kesehatan
rambut. Besi misalnya, apabila simpanan besi di tubuh tidak cukup, yang
direfleksikan dengan kadar ferritin serum, akan menyebabkan kerontokan
rambut. Hal ini sudah lama diteliti dengan pemberian suplemen besi pada wanita
yang mengalami kekurangan besi dan mengalami kerontokan rambut. Seng (Zn)
juga berperan dalam menjaga kesehatan rambut. Mineral lain adalah
silikon. Silikon yang diberikan dalam bentuk choline-stabilized orthosilicic
acid dapat memperbaiki daya rentang rambut, termasuk elastisitas dan keretakan,
dan menhasilkan rambut yang lebih tebal.18,19
Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang secara langsung akan
memperlihatkan terjadinya proses penuaan pada seseorang. Perubahan-perubahan
yang terlihat pada penuaan kulit seperti kulit menjadi kering, kasar, kendor, dan
keriput disertai garis-garis ekspresi wajah yang nyata dan sebagainya, akan sangat
mempengaruhi penampilan seseorang dan secara langsung akan memperlihatkan
gambaran bahwa seseorang telah memasuki usia.12
Penuaan kulit merupakan suatu fenomena yang berkelanjutan dan
multifaktorial yaitu terjadinya pengurangan baik dalam ukuran maupun jumlah
dari sel-sel dan pengurangan kecepatan berbagai fungsi organik baik pada tingkat
seluler ataupun molekuler5. Saat mulai terjadinya proses penuaan kulit tidak sama
pada setiap orang. Pada orang tertentu dapat terjadi sesuai dengan usianya, tetapi
pada sebagian orang proses penuaan kulit datang lebih awal (proses penuaan dini)
dan dapat pula terjadi lebih lambat dibandingkan dengan usianya. Hal ini
menunjukkan bahwa proses penuaan pada setiap individu sangat bergantung pada
berbagai faktor yang mempengaruhi proses penuaan tersebut.
Ada dua proses penuaan kulit, yaitu proses penuaan yang disebabkan oleh
faktor intrinsik (intrinsic aging). Proses ini disebut juga proses penuaan sejati,
yaitu proses penuaan yang berlangsung secara alamiah yang disebabkan oleh
berbagai faktor fisiologik dari dalam tubuh sendiri, seperti genetik, hormonal, dan
ras (Yaar & Gilchrest, 2008; Baumann & Saghari, 2009). Perubahan kulit terjadi
secara menyeluruh dan perlahan-lahan sejalan dengan bertambahnya usia serta
dapat menyebabkan degenerasi yang ireversibel (Leijden, 1990; Yaar & Gilchrest,
2008; Baumann & Saghari, 2009).
Proses kedua adalah proses penuaan ekstrinsik (extrinsic aging,
photoaging, premature aging), yaitu proses penuaan yang terjadi akibat berbagai
faktor dari luar tubuh, seperti sinar UV (Wlascheck, et al., 2001;Baumann &
Saghari, 2009), kelembaban udara (Cunnningham, 2003; Yaar & Gilchrest, 2008),
suhu (Leijden, 1990; Baumann & Saghari, 2009),polusi (Baumann & Saghari,
2009), dan lain-lain. Perubahan kulit yang terjadi tidak menyeluruh dan tidak
sesuai dengan usia sebenarnya. Proses penuaan dini dapat dihambat atau dicegah
dengan menghindari faktor yang mempercepat proses ini (Cunnningham, 2003;
Yaar & Gilchrest, 2007; Baumann & Saghari, 2009).
Kulit sendiri memiliki kemampuan untuk membatasi kerusakan yang
disebabkan oleh pajanan sinar UV misalnya melalui penghamburan cahaya oleh
stratum korneum, penyerapan cahaya oleh melanin dan perbaikan DNA (DNA
repair), dan melalui sistem antioksidan yangberfungsi mempertahankan
keseimbangan antara prooksidan dan antioksidan (Pillai, et al., 2005; Dong, et al.,
2008).
Sistem antioksidan kulit meliputi komponen enzimatik dan nonenzimatik.
Komponen enzimatik berupa SOD, katalase, glutation peroksidase, dan glutation
reduktase, sedangkan komponen nonenzimatik berupa flavonoid, vitamin A,
vitamin C, vitamin E, selenium, seng, dan glutation. Antioksidan enzimatik yang
terpenting dalam melindungi sel dari sinar ultraviolet B (UVB) adalah SOD.
Aktivitas SOD akan meningkat guna melawan ROS yang terbentuk akibat pajanan
sinar UV. Sistem yang kompleks ini merupakan mekanisme pertahanan pertama
kulit untuk melawan serangan radikal bebas (Pillai, etal., 2005; Baumann &
Allemann, 2009).12,13,14,15,16,17
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan kulit dan rambut:
2.10 Paparan UV
Kulit adalah pelindung tubuh dari pengaruh luar terutama dari
sengatan sinar matahari. Sinar matahari mempunyai 2 efek, baik yang
merugikan maupun yang menguntungkan, tergantung dari frekuensi dan
lamanya sinar mengenai kulit, intensitas sinar matahari, serta sensitivitas
seseorang.
Walaupun berguna untuk pembentukan vitamin D yang sangat
berguna bagi tubuh, sinar matahari dianggap faktor utama dari berbagai
masalah kulit, mulai dari sunburn, pigmentasi kulit, penuaan kulit, hingga
kanker kulit. Kulit yang terkena radiasi sinar UV akan berwarna lebih
gelap, berkeriput, kusam, kering, timbul bercak-bercak coklat kehitaman
(melasma), hingga kanker kulit. Bahkan jauh sebelum efek radiasi itu
terlihat oleh mata telanjang, kulit sebenarnya sudah mengalami kerusakan.
Efek sinar matahari yang merugikan berupa:
Penyinaran matahari yang singkat pada kulit dapat menyebabkan
kerusakan epidermis semetara, gejalanya disebut sengatan surya. Sinar
matahari dapat menyebabkan eritema ringan hingga luka bakar yang
nyeri pada kasus yang lebih parah.
Penyinaran langsung dan lama Sengatan surya yang berlebihan dapat
menyebabkan kelainan kulit mulai dari dermatritis ringan hingga
kanker kulit. Sengatan matahari berlebihan adalah karsinogenik, sinar
ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. Orang kulit putih lebih
mudah terserang kanker kulit dibandingkan dengan orang kulit hitam.
Penyinaran matahari terdiri dari berbagai spektrum dengan panjang
gelombang yang berbeda, dari inframerah yang terlihat hingga spektrum
ultraviolet. Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 400 280 nm
dapat menyebabkan sengatan surya dan perubahan warna kulit (Ditjen
POM, 1985).
Panjang gelombang sinar ultraviolet dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1. Ultraviolet A ialah sinar dengan panjang gelombang antara 400
315 nm dengan efektivitas tertinggi pada 340 nm, dapat
menyebabkan warna coklat pada kulit tanpa menimbulkan
kemerahan sebelumnya disebabkan oleh adanya oksidasi melanin
dalam bentuk leuko yang terdapat pada lapisan kulit.
2. Ultraviolet B ialah sinar dengan panjang gelombang antara 315
280 nm dengan efektivitas tertinggi pada 297,6nm, merupakan
daerah eritomogenik, dapat menimbulkan sengatan surya dan
terjadi reaksi pembentukan melanin awal.
3. Ultraviolet C ialah sinar dengan panjang gelombang di bawah 280
nm, dapat merusak jaringan kulit, tetapi sebagian besar telah
tersaring oleh lapisan ozon dalam atmosfer.8
Kolagen adalah sebuah unsur protein yang tersusun dalam tubuh. Salah satu
fungsi kolagen ini adalah sebagai pelembab alami bagi kulit.
Sama seperti yang terdapat dalam tubuh manusia, kolagen pada produk kosmetik
merupakan unsur protein juga hanya saja ia berasal dari hewan. Kolagen pada
kosmetik jika digunakan pada kulit wajah akan mampu menahan air sehingga
membuat kulit wajah tetap dalam keadaan lembab. Selain itu juga memberi efek
positif bagi regenerasi sel kulit sehingga kulit wajah yang tadinya kusam dan
keriput dapat diperbaiki dengan bantuan kolagen.
Ada lagi manfaat kolagen bagi kecantikan kulit yaitu dihadirkan bagi mereka yang
memiliki bekas luka atau jerawat. Lubang-lubang pada kulit tersebut dapat
ditutupi dengan menggunakan kolagen, biasanya untuk kasus seperti ini dengan
menggunakan kolagen dalam bentuk serum. Kolagen disuntikkan pada bagian
yang tidak merata, kemudian cairan ini akan membuat jaringan kulit yang baru
sehingga bekas lubang tersebut menjadi tersamarkan.Bisa dibilang inilah cara
mudah menutup bekas luka pada kulit.
kolagen adalah salah satu protein paling melimpah di dalam tubuh kita.
Sekitar 25-30 persen dari semua protein di tubuh dibuat dari kolagen, yang
ditemukan pada jaringan konektif seperti tulang rawan dan tendon. Kolagen juga
memiliki peran yang sangat penting bagi kulit. Kolagen menjadi komponen
pembangun utama pada dermis, salah satu lapisan terendah pada kulit. Protein ini
penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan lentur serta kerap disamakan
dengan kasur. Ketika masih baru, kasur masih kencang dan elastis. Lama-
kelamaan, kasur mulai kempes.
Dengan bertambahnya usia, kolagen pada kulit mulai memecah dan kaku.
Saat kulit kita masih muda dan sehat, helaian-helaian kolagen meluncur dengan
mudah satu sama lain sehingga kulit kembali normal setelah Anda meregangkan
wajah karena tersenyum atau mengerutkan dahi. Namun, ketika kolagen mulai
melebur, kulit kehilangan elastisitas dan tidak kembali normal.13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipotesis diterima
Perbedaan tekstur dan warna pada kulit dan rambut disebabkan oleh
faktor ekstrinsik seperti paparan sinar UV dan paparan zat kimia serta
faktor intrinsik seperti genetik ,ras, suku, jenis kelamin, dan usia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Junqueira, L. C, et Jose Carneiro. 2007. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta:
EGC.
2. Soepardiman, Lily.1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Kelainan
rambut. Edisi III, cetakan 1. Jakarta FKUI.hlm 3-6.
3. Eroschenko, V. P.. 2012. Atlas Histologi diFiore. Edisi 11. Jakarta: EGC.
4. Elias, PM ; Feingold, KR and Fluhr JW, 2003. Skin as an organ of
protection in Freedberg et al (eds). Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 6th ed. Mc.Graw-Hill Med Publ. Dev. Vol 1:107-127.
5. Klatz, R and Goldman,R. 1997. Theories of aging in Stopping the Cloch.
Keat Publishing, New Canaan, CT.
6. Gawkrodger, David J. Dermatology. Churchill Livingstone, Edinburg.
2003
7. The healthy women: a complete guide for all ages
8. Sadler TW. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi Ke-7. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
9. IARC Working Group (2001) Sunscreens (IARC Handbooks of Cancer
Prevention, Vol. 5), Lyon, International Agency for Research on Cancer,
pp. 148-149. Diunduh pada 25 Oktober 2013.
10. WHO, 2003, Sun Protection: A Primary Teaching Resource. Diunduh pada
25 Oktober 2013.
11. Ekowati S. Harun. Peranan Tabir Surya di Negara Tropis Vol. 6. Lab Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran UNAIR, Surabaya. 2006
12. Cunningham, W. 2003, Aging and photo-aging. in: Baran R, Maibach HI,
(eds). Textbook of Cosmetic Dermatology, 2nd edn. London: Martin
dunitz, pp. 455-67.
13. Yaar, M & Gilchrest, BA 2008, Aging of skin. in: Wollf K, Goldsmith
LA,Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ (eds).
FitzpatricksDermatology in General Medicine. 7th edn. New York:
McGraw-Hill,pp. 963-73.
14. Leijden, J 1990, Clinical features of aging skin: Br J Dermatol. vol. 122,
pp.1-3.
17. Pillai, S, Oresajo, C, & Hayward, J 2005, Ultraviolet radiation and skin
aging roles of reactive oxygen species, inflammation and protease
activation and strategies of prevention of inflammation induced matrix
degradation: Int. J. Cosmet.Sci, vol.27, no.1, pp.17-34.
18. Krutmann J and Humbert P (Editors). 2011. Nutrition for Healthy Skin :
Strategies for Clinical and Cosmetic Practice. London : Springer.
19. Pinnock D. 2012. The Clear Skin Cookbook : How the right food can
improve your skin. London : Right Way.