Disusun Oleh:
Kelompok 4 B18
1. Ardillah Dwi Safitri NIM.131623143027
2. Hardiansyah NIM.131623143028
3. Bangun M.A NIM.131623143029
4. Budi Cahyono NIM.131623143030
5. Cicik Eka Irawati NIM.131623143031
6. Robby Septa W NIM.131623143032
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
Tumor dalam arti umum adalah jaringan sel liar berupa benjolan atau
pembengkakan abnormal dibagian tubuh. Sedangkan dalam arti khusus, tumor
adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma (Quide 2016)
Tumor yang tidak diketahui asalnya selalu berubah dari satu penelitian ke
penelitian lain dan bila semua hasil pemeriksaan tidak dapat menunjukkan
dimana lesi primer dan hasil biopsi tidak konsisten dengan tumor primer pada
letak dilakukannya biopsi. Kebanyakan dari tumor ini adalah adenokarsinoma
(undifferentiated tumor), karsinoma sel squamos, melanoma, sarcoma dan tumor
neuroendokrin.
Sekitar 15-25% penderita letak asal primernyaa tidak dapat diidentifikasi walau
setelah dilakukan pemeriksaan postmorterm
Karsinoma yang tidak diketahui asalnya (Carcinoma of unknown primary-CUP)
adalah ditemukannya sel keganasan (kanker) disuatu tempat dalam tubuh, tapi
tempat pertama kali tumor ini berkembang (lokasi tumor primer) tidak dapat
ditemukan. Keadaan ini terjadi pada sekitar 2-4% dari penderita kanker.
Hal penting untu menemukan dimana awal kanker itu berawal adalah dengan
melihat bentuk selnya dengan bantuan mikroskop (histologi).
umumnya tidak bermetastase. Tumor jinak yang awalnya tidak diobati secara
benar akan meradang dan bisa berubah menjadi kanker (tumor ganas).
Berdasarkan sifat biologisnya dibedakan menjadi:
a. Benigna (tumor jinak).
Pertumbuhan tumor jinak lambat dan biasanya berkapsul sehingga mudah
dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena berbatas tegas. Pembesaran
tumor akan menekan jaringan tetangganya dan dapat menyebabkan obstruksi
atau atrofi. Hal ini dapat berakibat fatal jika terjadi pada bagian tubuh yang
penting, misalnya otak yang menyebabkan terjadinya penyakit tumor otak.
b. Maligna (tumor ganas)
Tumor jinak juga dapat berubah menjadi ganas. Tumor ganas inilah yang
banyak disebut sebagai penyakit kanker, tumbuh dengan cepat dan
cenderung bervariasi ke jaringan sekitarnya sehingga batasnya tidak tegas
dan jarang berkapsul. Sebuah atau beberapa sel kanker dapat terlepas dari
jaringan kanker induknya, terbawa oleh darah atau getah bening, tersangkut
di jaringan lain, misalnya pada otak dan berkembang biak disana membentuk
tumor sekunder terjadilah metastase.
1.4.2 Non Neoplasma
Tumor yang terbentuk karena dalam tubuh tumbuh &
berkembangbiaknya sel-sel abnormal yang berbeda dari sel-sel tubuh
normal.Pemberian nama tumor sesuai dengan asal jaringan yang terkena,
misalnya tumor jinak:
- Fibroma berasal dari jaringan ikat fibrosa
- Khondroma berasal dari jaringan tulang rawan.
- Adenoma berasal daringan jaringan kelenjar.
1.6. WOC
TUMOR UNKNOWN ORIGIN
TUMOR
Kemoterapi
Invasi tumor Nutrisi sel diambil oleh sel tumor
Radiasi
Supresi sumsum Sel tumor
tulang menyebar Imunoterapi
Destruksi struktur anatomis Metabolisme sel
Pembedahan
6
MK : Resiko
perdarahan
7
1.8. Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit tumor membutuhkan pendekatan multidisiplin (Quide
2016)
1. Operasi
Terapi operasi paling utama dilakukan pada penyakit tumor yang masih lokal
atau lokalregional. Tumor yang mengalami metastase, pembedahan yang
dilakukan bersifat paliatif (tidak lagi bersifat kuratif)
2. Radiasi
Terapi radiasi dengan menggunakan sinar-X atau sinar dengan energi tinggi
untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor.
Radiasi dapat digunakan tunggal atau dilakukan sebelum/sesudah terapi
pembedahan.
3. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker.
Kemoterapi dapat diberikan secara per oral atau secara intra vena maupun
intramuscular. Pemberianya bisa secara tunggal atau diberikan setelah terapi
pembedahan.
1.9. Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi (Quide 2016):
- Riwayat penyakit
Gambaran klinik dari CUP tergantung dari organ atau daerah yang terkena
oleh metastase lesi tumor, misal riwayat sakit didaerah epigastrium,
kemungkinan diperkirakan adanya karsinoma pakreas/ keganasan
gastrointestinal lainnya.
8
- Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan positif pada organ yang diperiksa dapat menjadi petunjuk
dimana letak tumor primer. Untuk mencari asal tumor primer dilakukan
pemeriksaan klinik secara lengkap, termasuk pemeriksaan payudara dan
daerah pelvis pada wanita serta pemeriksaan testis dan prostat pada pria,
pemeriksaaan telinga, hidung dan tenggorokan.
Pada wanita dengan lymphadenopathy inguinal dengan gambaran histologis
sel squamos, pemeriksaan PAP smear dan kolposkopik serviks perlu
dilakukan.
- Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi:
a. Hitung jenis darah: RBC, WBC, platelets, HB
b. Elektrolit
c. Fungsi hepar dan ginjal
d. Evaluasi kalsium. Albumin dan phosphat
e. Tumor marker
Penggunaan tumor marker tidak dianjurkan pada semua penderita. Hanya
pada keadaan tertentu tumor marker daat berguna dalam penanganan
keganasan. Tes antigen kanker 125, digunakan hanya pada wanita dengan
gangguan peritoneal adenokarsinoma CUP. Antigen prostate-spesific
digunakan pada pria dengan adenokarsinoma (khususnya dengan
metastase ke tulang). Beta human chorionic gonadotropin dan alpha-
fetoprotein digunakan pada pria dengan keganasan undifferentiated
(khususnya dengan tumor midline)
f. Urinalysis
Pemeriksaan urine meliputi warna dan kandungannya seperti gula,
protein, darah dan bakteri.
- Pemeriksaan radiologi
Rontgen thorax, CT scan, endoscopy, mammogram
- Pemeriksaan histologis
Dengan mikroskop biasa, dapat ditentukan gambaran sub kelompok tumor
sebagai berikut:
a. Well-differentiated dan moderate differential adenocarcinoma (60%).
Tumor ini paling sering ditemukan pada spesimen biopsi
b. Karsinoma sel squamos (5%)
c. Poorly differential adenocarcinoma atau differential carcinoma (30%)
d. Poorly differentiated malignant neoplasm (5%)
9
1.10. Prognosis
Pada kebanyakan kasus, semua prognosisnya buruk. Rata-rata bertahan
hidupnya kurang dari 1 tahun. Namun demikian, beberapa kelompok penderita
dapat kembali sembuh dan dapat bertahan hidup lebih lama. Secara umum,
waktu bertahan hidup pada penderita dengan CUP sekitar 3 sampai 4 bulan;
namun demikian pada beberapa penelitian terbaru dilaporkan durasi waktu
bertahan hidup 5 sampai 12 bulan. Kebanyakan penderita (55% sampai 85%)
meninggal pada 1 tahun pertama; 5% - 10% bertahan sampai 5 tahun.
10
BAB II
2.1 Pengkajian
a. Pola pernafasan
Kebiasaan diet tidak sehat, anoreksia, perubahan dalam sensasi rasa, mual dan
muntah, intoleransi makanan (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).
c. Pola eliminasi
Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari. Terdapat faktor yang
memengaruhi tidur, seperti nyeri, kecemasan, keringat malam, atau lebih
sering buang air (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).
12
f. Pola berpakaian
Terdapat rasa nyeri dengan derajat yang bervariasi, nyeri terlokalisasi pada
area spesifik, perilaku protectif, posisi menghindari rasa nyeri, gelisah,
merintih, menangis, mudah tersinggung, lesu, focus menyempit, mengurangi
interaksi dengan orang lain (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).
i. Pola aman
k. Pola komunikasi
l. Pola beribadah
m. Pola produktivitas
n. Pola rekreasi
a. B1 (Breathing)
Dispnea, abses terpapar dengan debu, batupara, pasir, atau silika (Doenges,
Moorhouse, dan Murr, 2010).
b. B2 (Blood)
c. B3 (Brain)
Pusing, sinkop, koordinas kurang, keseimbangan tidak stabil, mati rasa atau
kesemutan pada ekstremitas, sensasi dingin, kesulitan melakukan kemampuan
motorik halus seperti mengancing kemeja (Doenges, Moorhouse, dan Murr,
2010).
d. B4 (Bladder)
Perubahan pola eliminasi, adanya rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil,
hematuria, sering buang air kecil, atau nokturia, disuria, frekuensi,
inkontinensia (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).
e. B5 (Bowel)
f. B6 (Bone)
Edema, perubahan kelembaban kulit atau turgor, kulit kering, ruam kulit, atau
ulserasi, pengecilan masa otot (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).
b. Defisit nutrisi b/d faktor psikologis: stress, keengganan untuk makan; kesulitan
untuk menelan
2.3 Intervensi
2.4
2.5 Diagnosa Keperawatan 2.6 NOC 2.7 NIC
No.
2.8 2.9 Nyeri kronik b/d infiltrasi tumor Pain level Pain management
1. ditandai dengan: Pain control 2.14
2.10 DS : 2.12 1.1 Kaji riwayat nyeri, lokasi nyeri, frekuensi,
Klien mengeluh nyeri 2.13 Setelah dilakukan tindakan durasi, presipitasi, dan intensitas.
Klien merasa depresi karena nyeri keperawatan selama 3 x 24 jam 1.2 Berikan stimulasi kulit, seperti masase atau
2.11 DO : diharapkan nyeri dapat terkendali kompres hangat.
Klien mengeluh pola tidurnya berubah dengan kriteria hasil: 1.3 Dukung klien menggunakan teknik distrasi
Klien tampak meringis Klien melaporkan nyeri dapat dengan mendengarkan musik, menghirup
Klien tempak gelisah terkendali atau berkurang. aromaterapi, atau menonton video.
Klien tidak mampu menuntaskan aktivitas Klien dapat melakukan tennik 1.4 Tingkatkan kenyamanan pasien dengan
Fokus menyempit relaksasi dan distraksi meningkatkan suasana yang nyaman dan
Berfokus pada diri sendiri Klien tidak meringis memposisikan pasien dengan benar.
1.5 Ajarkan klien teknik nafas dalam.
Klien melaporkan dapat tidur dengan
1.6 Kolaborasi pemberian analgesik pada dokter.
nyenyak
2.15 2.16 Defisit nutrisi b/d faktor psikologis: Nutritional status Nurtition therapy
2. stress, keengganan untuk makan; kesulitan 2.19 2.24
untuk menelan ditandai dengan: 2.20 Setelah dilakukan tindakan 2.1 Kaji intake nutrisi.
2.17 DS : keperawatan selama 3 x 24 jam 2.2 Ukur berat badan dan tinggi klien.
Klien mengeluh nafsu makan menurun. diharapkan kebutuhan nutrisi dapat 2.3 Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
2.18 DO terpenuhi dengan kriteria hasil: 2.4 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Berat badan klien menurun (10% dibawah 2.5 Lakukan oral hygiene sebelum makan.
Berat badan meningkat 2.6 Kolaborasi kebutuhan nutrisi klien dengan ahli
rentang ideal).
18
Klien menanyakan masalah kesehatan yang x 24 jam diharapkan 4.4 Sediakan informasi tetang kondisi klien.
dihadapi pengetahuan dapat meningkat 4.5 Diskusikan perubahan gaya hidup yang
2.39 DO dengan kriteria hasil: mungkin diperlukan.
Klien mengungkapkan informasi 4.6 Hindari harapan kosong.
Klien menunjukkan perilaku yang tidak sesuai 4.7 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.
tentang penyakit dengan benar. 4.8 Rujuk klien pada group di komunitas lokal.
anjuran. Berperilaku sesuai anjuran.
Klien menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah.
2.40
2.41
2.42
2.46 2.47 Diagnosa Keperawatan 2.48 NOC 2.49 NIC
No.
2.50 2.51 Ansietas b/d krisis situasi Anxiety Self-Control Anxiety Reduction
5. dengan adanya tumor ditandai 2.54 2.57
dengan: 2.55 Setelah dilakukan 5.1 Kaji tingkat kecemasan klien.
2.52 DS : asuhan keperawatan selama 3 5.2 Sediakan informasi faktual menyangkut
Klien mengeluh bingung. x 24 jam diharapkan ansietas diagnosis, terapi dan prognosis.
Klien merasa khawatir dengan kondisi yang dapat dikendalikan dengan 5.3 Instruksikan klien penggunaan teknik relaksasi.
dihadapi. kriteria hasil: 5.4 Dorong klien untuk mengekspresikan
2.53 DO Klien melakukan mekanisme koping kecemasan.
5.5 Dampingi klien, bicara dengan tenang, dan
Klien tampak gelisah. efektif.
berikan ketenangan serta rasa nyaman.
Klien tampak tegang. Klien dapat tidur dengan tenang.
5.6 Jelaskan semua prosedur pengobatan.
Klien sulit tidur. Klien melaporkan merasa tenang. 5.7 Kolaborasi pemberian terapi farmakologi
Klien tidak gelisah. dengan dokter.
2.56
2.58
20
2.59
2.60 BAB III
2.61 TINJAUAN KASUS
2.62
2.63 ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M
2.64 DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR OF UNKNOWN ORIGIN (META LIVER + META KGB)
2.65 DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NYERI KRONIS, DEFISIT NUTRISI, DAN DEFISIT PERAWATAN
DIRI: MANDI
2.66 DI RUANG KEMUNING 1 RSUD. Dr. SOETOMO SURABAYA
2.67 TANGGAL 20 MARET 2017
2.68
3.1 PENGKAJIAN
3.3.1 Identitas
a. IdentitasPasien
2.69 Nama : Tn. M
2.70 Umur : 46 tahun
2.71 Agama : Islam
2.72 Jenis Kelamin : Laki-Laki
2.73 Status : Menikah
2.74 Pendidikan : SD
2.75 Pekerjaan : Petani
2.76 Suku Bangsa : Madura
2.77 Alamat : Menuap Kokop, Bangkalan, Jawa Tmur
2.78 Tanggal Masuk : 13 Maret 2017 jam 18:37 WIB
2.79 Tanggal Pengkajian : 20 Maret 2017 jam 12.00 WIB
2.80 No. Register : 12.56.00.90
2.81 Diagnosa Medis : Tumor of Unknown Origin (Meta
21
2.93 Sebelum dirawat di Rumah Sakit Dr. Soetomo, klien mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit Bakti
Timah Pangkal PInang dengan keluhan nyeri perut dan benjolan di inguinal dan leher.
2.94 Riwayat Alergi
2.95 Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
2) Kebiasaan (merokok/kopi/rokok/alcohol/dll):
2.96 Klien mengatakan pernah merokok sehari 1-2 bungkus sehari. Klien lupa sejak kapan mulai merokok. Sekitar
10 bulan yang lalu klien sudah berhenti. Klien juga mengatakan pernah minum alkohol satu kali saat masih muda dengan
tidak disengaja.
3) Riwayat Penyakit Keluarga :
2.97 Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki riwayat penyakit yang sama.
4) Diagnosa Medis dan Terapi :
2.98 Dx. Tumor of Unknown Origin (Meta Liver + meta KGB).
2.99 Terapi:
Infus aminofusin : D5 = 1 : 1
Ranitidin injeksi 2x1 (intravena)
Antasid tablet 3x1 (oral)
Omeperazol tablet 2x20 gram (oral)
Copar (Codein paracetamol) tablet 3x1 (oral)
2.100
3.3.3 Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)
a. Pola pernapasan
2.101 Sebelum sakit :
2.102 Klien mengatakan tidak ada masalah pada pernafasannya.
2.103 Saat sakit :
23
2.104 Klien mengatakan tidak merasa sesak. Pola napas teratur dengan frekuensi 20 x/menit. Tidak ada penggunaan otot bantu
pernapasan.
b. Pola makan-minum
2.105 Sebelum sakit :
2.106 Klien mengatakan biasa makan dengan nasi, sayur, dan ikan sejumlah 1 porsi sedang dengan frekuensi 3 kali sehari pada
pagi, siang, dan malam hari. Klien juga mengatakan biasa minum air putih sejumlah 2000 cc.
2.107 Saatsakit :
2.108 Klien mengatakan tidak nafsu makan. Klien hanya menghabiskan 3 5 sendok makan, karena perut merasa kembung. Berat
badan klien menurun menjadi 44 kg.
c. Pola eliminasi
2.109 Sebelum sakit :
2.110 Klien mengatakan biasa BAB sebanyak 1 - 2 kali sehari dengan konsistensi feses lunak, berwarna kecoklatan. Klien juga
mengatakan biasa BAK sebanyak 4 - 5 kali sehari di rumah dengan warna kuning jernih dan tanpa disertai nyeri saat berkemih.
2.111 Saat sakit :
2.112 Klien mengatakan BAB sebanyak 3 hari sekali dan BAK sebanyak 2 - 3 kali secara spontan tanpa disertai nyeri saat
berkemih.
d. Pola aktivitas dan latihan
2.113 Sebelum sakit :
2.114 Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
2.115 Saat sakit :
2.116 Klien mengatakan mudah lelah dan merasa tidak mampu melakukan aktivitas, aktivitas sehari-hari klien dibantu sebagian
oleh keluarga. Pasien dapat melakukan mobilisasi miring kanan dan miring kiri, namun hanya sebentar.
e. Pola istirahat dan tidur
2.117 Sebelum sakit :
2.118 Klien mengatakan biasa tidur sekitar jam 21.00 WIB dan bangun pada pukul 04.00 WIB.
24
b. Tanda-tanda vital
2.161 Nadi : 96 x / menit TD : 100/60 mmHg
2.162 RR : 20 x / menit Suhu : 37C
c. Pengkajian Nyeri
2.163 Pain score dengan Wong Baker: 7
d. Keadaan Fisik
1) Kepala dan leher
2.164 Bentuk kepala klien oval, tidak ditemukan adanya penonjolan pada tulang kepala klien, penyebaran rambut merata,
struktur wajah lengkap dan simetris, warna kulit sawo matang dan tampak pucat, konjungtiva anemis, skelera ikterik, pupil
isokor, tulang zigomaticus tampak menonjol, bibir kering. Benjolan pada leher sudah tidak ditemukan saat dilakukan
pemeriksaan fisik.
2.165
2.166
2.167
2) Dada
2.168 Paru :
2.169 Bentuk dada elips, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada retraksi dada, pada pemeriksaan vokal fremitus
getaran paru kanan dan kiri sama kuat, suara perkusi sonor, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
2.170 Jantung :
2.171 Tidak ditemukan pulsasi, tidak ada pembesaran batas jantung, bunyi jantung I dan bunyi jantung II tunggal,
irama reguler, intensitas kuat, tidak ada bunyi jantung tambahan.
3) Ketiak :
2.172 Tidak ada penonjolan pada daerah axila dan klavikula.
4) Abdomen :
2.173 Abdomen tambak besar, teraba tegang, perkusi redup, terdapat bising usus namun terdengar lemah.
5) Genetalia :
27
2.186 Terdapat gerakan fleksi pada tangan kanan dan kiri klien saat dilakukan pemeriksaan refleks bisep, terdapat gerakan
ekstensi saat dilakukan pemeriksaan refleks trisep pada tangan kanan dan kiri klien, pada pemeriksaan babinski ditemukan
adanya gerakan dorso ekstensi pada ibu jari kaki kanan dan kiri klien.
e. PemeriksaanPenunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan
2.187 Tanggal 14 Maret 2017
2.188 AFP : 6,8 ng/ml (Nilai rujukan = 15)
2.189 CEA : 1,14 ng/ml (Nilai rujukan = 15)
2.190 CA-125 : 464,3 u/mL (Nilai rujukan = 35)
2.191 CA 19-9 : 36,50 u/mL (Nilai rujukan = < 37)
2.192 PGA : 1,53 ng/dL (Nilai rujukan = 4)
2.193 Tanggal 20 Maret 2017
2.194 HB : 10,1 gr/dL (Nilai rujukan = = 13,3 16,6 | =11-14,7)
2.195 RBC : 4,08 10^6 /uL (Nilai rujukan = 3,69 5,46)
2.196 HEB : 31,2 % (Nilai rujukan = = 41,3 52,1 | =35,2-46,7)
2.197 MCV : 76,5 fL (Nilai rujukan = 86,7 -102,3)
2.198 MCH : 24,8 pg (Nilai rujukan = 27,1 32,4)
2.199 MCHC : 32,4 gr/dL (Nilai rujukan = 29,7-33,1)
2.200 WBC : 12,04 10^3 /uL (Nilai rujukan = 3,37-10)
2.201 Platelet : 365 10^3 /uL (Nilai rujukan = 150-450)
2.202 SGOT : 238 U/L (Nilai rujukan = 0-50 | =0-35)
2.203 SGPT : 49 U/L (Nilai rujukan = 0-50 | =0-35)
2.204 Albumin : 3,0 g/dl (Nilai rujukan = 3,4 5,0)
2.205 Direk bilirubin : 0,90 mg/dL (Nilai rujukan = 0,00 0,20)
2.206 Total Bilirubin : 1,32 mg/dL (Nilai rujukan = 0,2 1,00)
2.207 BUN : 8 mg/dL (Nilai rujukan = 7 18)
2.208 Kreatinin serum: 0,64 mg/dL (Nilai rujukan = 0,6 1,3)
29
2.455 20 2.476 1.1 Mengkaji nyeri. 1.1 Nyeri hilang timbul di bagian perut menjalar 2.504
Maret 2017 1 2.495 hingga ke pinggang dengan durasi 30 menit.
2.456 12.45 2.477 2.496 Nyeri terasa seperti penuh pada perut.
2.457 2.478 1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari 1.2 Klien tampak meringis. Skala nyeri 7.
2.458 2.479 2.497
nyeri.
2.459 12.50 2.480
1.5 Memberikan kompres hangat. 2.498 1.5 Klien tampak sedikit rileks. Skala
2.460 2.481
2.1 Mengukur adanya penurunan berat nyeri 6.
2.461 13.00 2.482
2.462 13.30 2.483 badan. 2.1 Berat badan 44 kg.
2.463 2.2 Mengkaji intake nutrisi. 2.499
2
2.464 13.35 2.4 Menganjurkan klien untuk makan
2.484 2.2 Klien hanya makan 3 sendok makan.
2.465 13.40 2.485 makanan mengandung serat untuk 2.4 Klien mengangguk bersedia dan keluarga mengerti.
2.466 2.486 mencegahan konstipasi 2.500
2.467 2.487 2.5 Menganjurkan klien untuk makan 2.5 Klien mengangguk bersedia dan keluarga mengerti.
2.468 13.42 2.488 sedikit tapi sering. 2.6 Keluarga mengerti tentang kebutuhan nutrisi klien.
2.469 2.489 2.6 Memberikan informasi kepada 2.501
2.470 13.45 2.490 keluarga tentang kebutuhan nutrisi. 2.502 3.1 Klien bisa ke kamar mandi dengan kursi
2.471 2.491 3.1 Mengkaji kemampuan klien untuk roda namun hanya sebentar.
2.472 2.492 mandi secara mandiri.
2.473 13.55 2.503 3.4 Keluarga mengerti dan bersedia.
2.493 3.4 Menganjurkan keluarga untuk
2.474 2.494 mendorong kemandirian klien dan
2.475 13.57 3 hanya memberikan bantuan jika pasien
tidak mampu melakukan.
2.507 TindakanKepera
2.505 Hari/Tgl 2.506 No. Dx 2.508 Evaluasi Proses 2.509 TTD
watan
40
2.510 21 2.533 2.2 Monitor intake nutrisi. 2.2 Klien hanya menghabiskan 3 sendok makan. 2.571
Maret 2017 2 2.3 Anjurkan klien untuk konsumsi 2.3 Klien tidak suka minuman yang manis.
2.511 09.00 2.534 minuman manis. 2.560
2.512 2.535 3.1 Mengkaji kemampuan klien 3.1 Klien merasa lemah untuk ke kamar mandi.
2.513 09.20 2.536 untuk mandi secara mandiri. 2.561
2.514 3 3.2 Mengkaji kebersihan tubuh setiap 3.2 Tubuh klien bersih. Dan bebas dari bau.
2.515 09.30 2.537 2.562
hari.
2.516 2.538 3.8 Keluarga mengerti dan menerima anjuran.
3.1 Menganjurkan keluarga untuk
2.517 09.35 2.539 mendorong kemandirian klien 2.563
2.518 2.540
2.519 dan hanya memberikan bantuan 2.564
2.541
2.520 jika pasien tidak mampu 2.565
2.542
2.521 2.543 melakukan. 2.566
2.522 09.40 2.544 1.1 Mengkaji nyeri. 1.1 Nyeri hialng timbul di perut menjalar hingga ke
2.523 09.50 2.545 2.558 pinggang selama 30 menit.
2.524 1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal 1.2 Klien meringis. Skala nyeri 7.
1
2.525 10.00 dari nyeri.
2.546 2.567
2.526 1.6 Melakukan dan mengajari
2.547 1.6 Klien tampak rileks. Skala nyeri 6. Keluarga dapat
2.527 12.30
2.548 keluarga melakukan masase. melakukan masase.
2.528
2.549 2.7 Menawarkan melakukan oral 2.7 Klien tidak bersedia untuk dibantu melakukan oral
2.529
2.550 hygiene sebelum makan dan hygiene.
2.530
2.531 2 menganjurkan kepada keluarga 2.568
2.532 13.00 2.551 untuk mendukung klien 2.569
2.552 melakukan oral hygiene. 2.570
2.553
2.559 2.2 Memonitor intake nutrisi 2.2 Klien hanya menghabiskan 3 sendok dmakan.
2.554
2.555
2.556
41
2.557
2.572
2.573 Hari/T 2.574 2.575 TindakanKeperawatan 2.576 Evaluasi Proses 2.577 TTD
gl No.
42
Dx
2.578 22 2.602 1.1 Mengkaji nyeri. 1.1 Nyeri hilang timbul di perut menjelar hingga ke 2.633
Maret 2017 1 2.624 pinggang selama 30 menit.
2.579 16.00 2.603 1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal 1.2 Skala nyeri 7. Klien meringis.
2.580 16.05 2.604 dari nyeri. 2.627
2.581 2.605 1.4 Mengajarkan klien nafas dalam. 1.4 Klien dapat melakukan nafas dalam.
2.582 16.10 2.606 3.1 Mengkaji kemampuan klien 3.1 Klien dapat ke kamar mandi dengan bantuan kursi roda.
2.583 16.20 2.607 untuk mandi secara mandiri. Namun tidak bisa berlama-lama untuk mandi.
2.584 2.608 2.625 3.2 Klien bersih dan tidak bau.
2.585 2.609 3.2 Mengkaji kebersihan tubuh klien. 3.3 Klien dapat ke kamar mandi dengan bantuan.
2.586 16.25 2.610 3.3 Membantu klien mobilisasi ke 2.2 Klien makan 6 sendok makan dan cemilan.
2.587 3 kamar mandi. 1.1 Klien mengatakan nyeri berkurang.
2.588 2.611 2.2 Mengkaji intake nutrisi. 1.2 Klien tidak meringis. Skala nyeri 2.
2.589 18.00 2.612 1.1 Mengkaji nyeri. 2.628
2.590 21.00 2.613 1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal 1.3 Klien dapat tidur dengan nyenyak.
2.591 21.05 2 dari nyeri. 2.629
2.592 2.614 1.3 Mengontrol lingkungan yang 2.630
2.593 23.00
1 dapat mempengaruhi nyeri 1.7 Nyeri klien berkurang.
2.594
2.615 dengan meredupkan cahaya. 2.631
2.595
2.616 1.7 Memberikan kolaborasi 2.632
2.596 23.30
2.617 3.1 Klien mandi dengan dibantu oleh keluarganya di tempat
2.597 pemberian analgesik tramadol 3
2.618 tidur.
2.598 ampul / pz 500 ml / 24 jam.
2.619 3.2 Klien bersih dan tidak bau.
2.599 06.15 3.1 Mengkaji kemampuan klien
2.620
2.600 untuk mandi secara mandiri.
2.621
2.601 06.20 3.2 Mengkaji kebersihan tubuh klien.
2.622
2.623 2.626
43
2.634
2.635 Hari/Tg 2.637 2.638 TindakanKeperawatan 2.639 Evaluasi Proses 2.640 TTD
l No.
44
2.636 Dx
2.641 23 2.649 3.3 Membantu klien membersihkan 3.3 Klien bersih dan wangi. 2.658
Maret 2017 3 diri di tempat tidur. 2.656
2.642 06.30 2.650 3.4 Mengajarkan keluarga 3.4 Klien mengerti dan dapat mempraktikkannya.
2.643 06.50 2.651 memandikan klien di tempat 2.657
2.644 2.652 2.2 Klien hanya makan 5 sendok makan.
tidur.
2.645 2.653 2.5 Klien bersedia.
2.2 Mengkaji intake nutrisi.
2.646 07.30 2.654 2.5 Menganjurkan klien untuk
2.647 07.35 2 mempertahankan porsi makan
2.648
dengan makan sedikit tapi sering.
2.655
2.659
45
3.5 EVALUASI
2.660 2.661 Ha 2.662 2.664
N ri/Tanggal N 2.663 Evaluasi TT
/Jam
2.665 2.666 20 2.668 2.690 S = Klien mengatakan, 2.709
1 Maret 1 nyeri masih,
2017 2.669 2.691 tapi nya sedikit
2.667 14. 2.670 berkurang saat di
00 2.671 2.692 kompres.
2.672 2.693 O = - Skala nyeri 6
2.673 2.694 - Klien tampak
2.674 meringis
2.675 2.695 - Keluarga dapat
2.676 melakukan
2.677 2.696 kompres panas
2.678 2.697 - Durasi nyeri 30
2.679 menit
2.680 2.698 A = Nyeri kronis teratasi
2.681 sebagian
2.682 2.699 P = Lanjutkan intervensi
2.683 1.1 Lakukan pengkajian nyeri.
2.684 1.2 Observasi reaksi nonverbal dari
2.685 nyeri.
2.686 1.3 Kontrol lingkungan yang dapat
2.687 mempengaruhi nyeri.
1.4 Ajarkan managemen nyeri
2.688
nonfarmakologi: nafas dalam.
2.689
1.6 Lakukan masase punggung.
2 1.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik.
2.700
2.701 S = Klien mengatakan
masih tidak
2.702 nafsu makan.
2.703 O = - Berat badan 44 kg
2.704 - Klien hanya
makan 3 sendok
2.705 makan
2.706 - Bibir kering.
2.707 A = Defisit nutrisi belum
teratasi
46
2.708 P = Lanjutkan
intervensi
2.1 Monitor adanya penurunan
berat badan.
2.2 Monitor intake nutrisi.
2.3 Anjurkan klien untuk
konsumsi minuman manis.
2.8 Lakukan oral hygiene
sebelum makan.
2.9 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien.
2.10 Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
makanan melalui selang atau
parenteral.
minimal.
2.1167 A = Defisit perawatan diri:
mandi
2.1168 belum teratasi
2.1169 P = Lanjutkan intervensi
3.1 Monitor kemampuan klien
untuk mandi secara mandiri.
3.2 Kaji kebersihan tubuh.
3.3 Sediakan bantuan sampai klien
mampu secara utuh melakukan
self-care.
3.6 Letakkan sabun, handuk, dan
peralatan mandi lainnya di
samping tempat tidur.
3.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik sebelum
mandi.
2.1174 Doenges, M., Moorhouse, M.F., Murr, A.C. 2010. Nursing Care Plans:
Guidelines for Individualizing Client Care Across the Life Span. 8th ed.
Philadelphia: F.A. Davis Company.
2.1175 Bulechek, G.M., et at. 2013. Nursing Intervensions Classification (NIC) 6th ed.
United States of America: Elsevier.
2.1176 Morton, et al. 2011, Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. EGC,
Jakarta.
2.1177 Moorhead, S., et at. 2011. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th ed. United
States of America: Elsevier.
2.1178 PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
2.1179 Quade, G 2016. Carcinoma of Unknown Primary Treatment. Available in link:
http://www.meb.uni-bonn.de/cancer.gov/CDR0000062729.html, access on 23
March 2017.
2.1180 Smeltzer, et al. 2010, Brunner & Suddarths Textbook of Medical-Surgical
Nursing 12th ed vol 1. Lippincott Williams & Wilkins, USA
2.1181
2.1182
2.1183
2.1184
2.1185