Anda di halaman 1dari 2

Kasus ini bermula dari berawal pada tahun 2003, di mana BCA mengajukan keberatan atas pajak

yang harus mereka bayar sebesar Rp 5.7 triliun terhitung sejak tahun 1999 silam. Setahun
setelahnya yakni tepatnya pada 2004, Direktorat Pph menolak surat keberatan tersebut. Namun,
di tahun yang sama Hadi Poernomo yang menjabat sebagai Dirjen Pajak mengeluarkan Surat
Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) yang berisi keputusan untuk menerima pernyataan keberatan dari
BCA.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua Badan pemeriksa Keuangan Hadi
Purnomo sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait keberatan pajak. Kasus ini terjadi
saat Hadi Purnomo menjadi Dirjen Pajak tahun 2002-2004 silam.

Berikut kronologi singkat kasus yang menjerat Hadi Purnomo tersebut.

12 Juli 2003, PT BCA Tbk mengajukan surat keterangan pajak transaksi non performance
loan sebesar Rp 5,7 triliun kepada Direktorat Pajak Penghasilan. Setelah surat itu
diterima Direktorat PPH, dilakukan kajian lebih dalam untuk bisa mengambil
kesimpulan. Butuh waktu hampir satu tahun untuk menghasilkan kesimpulan.
13 Maret 2004, Direktorat PPH memberikan jawaban, menolak keberatan dari BCA.
15 Juli 2004, Hadi Purnomo meminta agar Direktorat PPH mengubah kesimpulan, dari
ditolak menjadi menerima keberatan BCA. Hal ini dilakukan sehari sebelum batas waktu
terakhir. Dengan begitu, Direktorat PPH tak bisa melakukan apa pun.

"Saudara HP selaku dirjen pajak sekarang ketua BPK mengabaikan adanya fakta materi
keberatan sama BCA dengan bank lain. Ada bank lain yang punya permasalahan sama tapi
ditolak tapi dalam kasus BCA, keberatannya diterima," kata Abraham Samad.

Abraham menyebutkan akibat perbuatan Hadi Purnomo, negara berpotensi rugi Rp 375 miliar.

Hadi dijerat Pasal 2 ayat 1 dan atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsijuncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP dengan hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Hadi diduga melakukan perbuatan melawan hukum, yaitu menyalahgunakan wewenang dalam
menerima seluruh permohonan wajib pajak atas Surat Keterangan Pajak Nihil (SKPN) Pajak PT
BCA tahun pajak 1999, dan menyalahi prosedur dengan menerima surat permohonan keberatan
pajak BCA. Atas perbuatan tersebut, negara diduga mengalami kerugian sebesar 375 miliar
rupiah, yaitu pajak yang seharusnya wajib dibayarkan PT BCA kepada negara.

Anda mungkin juga menyukai