Perbedaan Sensitivitas Indera Pengecap PDF
Perbedaan Sensitivitas Indera Pengecap PDF
M.Dhio Fandra
NPM : 10.8.03.81.41.1.5.074
Puji beserta Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
Rasa Manis Dan Rasa Pahit Pada Perokok Dan Non Perokok ini tepat pada
waktunya.
berharga untuk dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah yang diharapkan penulis
begitu besar dari banyak pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima
1. Yth. drg. P.A Mahendri Kusumawati, M. Kes., FISID selaku Dekan Fakultas
2. drg.Tri Purnami Dewi R , M.kes., drg. Ni Putu Widani Astuti, M.kes, dan drg.
pembimbing II dan dosen penguji atas segala upaya dan bantuan Beliau dalam
tercinta, Ayahanda Erifan Dachban Uyub dan Ibunda Ratna Wilis yang selalu
mengerjakan skripsi ini. Pacarku tersayang Cynthia Devi Sugianto yang selalu
skripsi ini. Teman teman tercinta Ary Dharma, Dwi Suspriawan, Praminingrat,
Anang Prayitna, Krisna Agus, Nanda Pradana, Andy Kumbara Thomas, Messy,
Dani, dan Lany yang membantu penulis dalam melakukan penelitian dan selalu
memberikan dukungan serta semangat dalam menulis skripsi ini, Dan yang
terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh sampel yang telah bersedia
itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
Penulis
Perbedaan Sensitivitas Rasa Manis dan Rasa Pahit
pada Perokok dan Non Perokok
Abstrak
Lidah adalah salah satu dari panca indera yang berfungsi sebagai alat
pengecap. Pengecap rasa pada lidah disebut dengan taste bud. Taste buds
memiliki beberapa tipe reseptor rasa, setiap tipe ini akan mendeteksi satu jenis
rasa dari 5 rasa dasar yaitu, asam, asin, manis, pahit, dan umami. Selain karena
usia, penurunan indera perasa juga dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti
merokok karena rongga mulut merupakan daerah yang paling mudah terpapar
efek merugikan akibat merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan sensitivitas indera pengecap antara perokok dan non perokok di
reseptor rasa manis dan rasa pahit. Pada penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 15 orang perokok dan
15 orang non perokok. Taste strip diletakan pada bagian reseptor rasa manis dan
reseptor rasa pahit dengan konsentrasi larutan rasa manis (sukrosa) 68%,
sedangkan konsentrasi larutan pada rasa pahit (quinine hidrochloride) 50%. Hasil
uji Maan-Whitney test pada indikator rasa manis menunjukkan Nilai Sig. yang
didapatkan yaitu 0,03 < 0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikasi rasa
manis antara kelompok perokok dan non perokok. Sedangkan Hasil uji Mann-
Whitney test pada indikator rasa pahit menunjukkan Nilai Sig. yang didapatkan
sebesar 0,00 < 0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikasi pengecap rasa
pahit antara kelompok perokok dan non perokok. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sensitivitas indera pengecap rasa
manis dan rasa pahit pada kelompok sampel perokok lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok sampel non perokok.
Halaman
Halaman Judul.............................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................... vi
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil uji Mann-Whitney test pada indikator rasa manis..................27
Tabel 4.2 Hasil uji Mann-Whitney test pada indikator rasa pahit.......................28
DAFTAR GAMBAR
Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lidah adalah salah satu dari panca indera yang berfungsi sebagai alat
pengecap (Mark H. Swartz 1995, Anis 2009, Don W 2002). Pengecap rasa pada
lidah disebut dengan taste buds. Taste buds mengandung pori-pori atau dikenal
sebagai taste pore yang mengandung mikrovili dan membawa sel gustatoris yang
permukaan bagi rasa. Serabut nervus sensorik dari taste buds pada bagian anterior
lidah menghantarkan impuls ke batang otak melalui chorda tympani (cabang dari
nervus facialis). Bagian posterior lidah menghantar impuls ke batang otak melalui
diinervasi oleh nervus vagus untuk menginterpretasikan rasa (Marya 2002). Taste
buds mengandung beberapa reseptor rasa yaitu rasa asam, asin, manis, pahit dan
umami. Rasa asam sering digunakan untuk mendeteksi keasaman, rasa asin dapat
memodulasi diet untuk kestabilan elektrolit tubuh, rasa manis penting untuk
menambah energi tubuh, rasa pahit dapat mendeteksi berbagai toksin dan rasa
mencapai umur 30 tahun, manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di
lidah. Saat berumur 70 tahun, jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga
berjumlah 88 saja dimana rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton
2009). Selain karena usia, penurunan indera pengecap juga dapat disebabkan oleh
kebiasaan buruk seperti merokok karena rongga mulut merupakan daerah yang
Efek penurunan sensitivitas pada taste buds dapat dirasakan terutama pada
pengecap rasa manis dan pahit. Dalam beberapa penelitian, para peneliti
menggunakan stimulasi elektrik untuk menguji ambang rasa pada 62 peserta dari
Greece. Memberikan arus listrik pada lidah akan menghasilkan rasa metalik yang
unik, lalu mengukur jumlah arus listrik yang diperlukan bagi peserta untuk
mendapatkan rasa unik ini, jumlah ini yang digunakan para peneliti untuk
peserta non perokok. Para peneliti lalu menggunakan endoskopi untuk mengukur
jumlah dan bentuk dari satu tipe taste bud yaitu fungiform papillae. Mereka
menemukan bahwa perokok memiliki fungiform papillae yang lebih datar dengan
B. Rumusan Masalah
didapat adalah bagaimana perbedaan sensitivitas indera pengecap rasa manis dan
pengecap antara perokok dan non perokok di reseptor rasa manis dan rasa pahit.
D. Manfaat Penelitian
perokok dan non perokok di reseptor rasa manis dan rasa pahit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lidah
1. Anatomi Lidah
Lidah adalah salah satu dari panca indera yang befungsi sebagai alat
pengecap. Lidah terletak didasar mulut dan melekat pada tulang hioid. Lidah
otot intrinsik dan ekstrinsik dan merupakan otot terkuat didalam tubuh (Mark
membagi lidah menjadi bagian anterior dan bagian posterior. Sebagian besar
lidah terdiri atas serat serat otot rangka diliputi lendir dan kelenjar. Serat otot
lidah yang intrinsik, yaitu yang terdapat didalam lidah dan ekstrinsik yaitu
yang lainnya yang berorigo diluar terutama pada mandibula, tulang hioid, dan
utama tersebut bersifat seperti mukosa terdapat pada pangkal lidah, dengan
terletak pada badan lidah, dengan saluran keluar bermuara di depan sulkus,
sedangkan asini campur terletak di ujung lidah, dengan salurannya bermuara
tonjolan kecil pada permukaan lidah (papilla) terdapat sel-sel reseptor (tunas
pengecap). Terdapat lebih dari 10.000 tunas pengecap pada lidah manusia, sel-
sel ini tumbuh seminggu setelah itu digantikan oleh sel-sel yang baru. Sel-sel
inilah yang bisa membedakan rasa manis asam, pahit, dan asin (Evelyn 2009).
2. Taste buds
dalam epitel mulut (berlapis gepeng), terutama pada papilla, tetapi dapat juga
dijumpai di tempat lain dalam rongga mulut, palatum, dan epiglotis (Roland
1996). Taste buds memiliki beberapa tipe reseptor rasa, setiap tipe ini akan
mendeteksi satu jenis rasa dari 5 rasa dasar yaitu, asam, asin, manis, pahit, dan
umami. Seluruh rasa ini dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi
satu jenis rasa akan lebih sensitif pada daerah tertentu (Jacewicz 2008).
diantaranya disebut sebagai sel sustentakular dan lainnya disebut sebagai sel
mitosis dari sel-sel epitel di sekitarnya dengan waktu paruh sekitar sepuluh
hari (Guyton 2009). Taste buds terdapat tiga jenis sel epitel: 1) Sel penyokong
atau sel sustentakular, terletak terutama di bagian perifer taste buds; 2) Sel
tiap taste buds; 3) Sel basal letaknya di perifer dekat lamina basal, dianggap
sebagai sel induk (stem) sel jenis lainnya. Pergantian sel di dalam taste buds
berlangsung relatif cepat, masa hidup pada umumnya 10 hari, dan sel
diferensiasi sel sensorik. Rangsang kimiawi sampai pada sel sensoris dan
diteruskan oleh neurotransmiter ke ujung akhir saraf yang berbentuk putik dan
terletak diantara sel-sel. Akhir akhir ini telah dapat diperlihatkan bahwa satu
kuncup kecap (satu papilla) dapat merasakan keempat macam rasa dasar;
perbedaan dalam rasa dasar tersebut. Saraf dari taste buds yang letaknya pada
dua pertiga bagian depan lidah berjalan di dalam chorda thympani, cabang
saraf fasialis; sedangkan dari taste buds pada sepertiga bagian belakang lidah
berjalan dalam saraf glosofaringues yang membawa rasa kecap dari epiglotis
menuju vena jugularis interna. Terdapat tiga vena yang menjadi percabangan
dari nervus hypoglossi yaitu vena lingualis profundus, vena lingualis dorsalis
pada lidah, taste buds dapat disarafi oleh akson sensoris oleh nervus kranialis
sensoris umum lidah, anterior dari sulkus terminalis melalui cabang lingual
papilla sirkumvalata dan bagian faringeal lidah disarafi cabang lingual dari
nervus glossopharingeus (N.XI). Taste buds pada epiglottis dan bagian paling
posterior lidah disarafi oleh cabang laringeal superior dari nervus vagus (N.X)
4. Fisiologi Lidah
Terdapat 4 tipe rasa dasar pada lidah yaitu asam, asin, manis, dan pahit.
Seluruh rasa ini dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah. Rasa manis
dan rasa asin dirasakan pada ujung lidah, asam pada samping lidah dan pahit
pada daerah sekitar papilla sirkumvalata. Keempat rasa ini dikenal dengan
istilah sensasi rasa primer (Don W 2002). Selain itu, ada rasa kelima yang
(Marya 2002).
a. Rasa Manis
Gula atau pemanis buatan tidak langsung masuk sel rasa, tetapi
oleh Guanin Trifosfat (Irianto 2012). Beberapa jenis zat kimia yang
amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen, dan garam
anorganik dari timah hitam dan berilium. Hampir semua zat yang
b. Rasa Asam
Ion ini bereaksi terhadap sel rasa dalam tiga cara yaitu, dapat masuk ke
dalam sel secara langsung, memblokir kanal ion kalium pada mikrovili,
masuk dalam sel rasa. Muatan positif ini akan berakumulasi dan
c. Rasa Asin
Garam dapur atau Natrium Klorida (NaCl) adalah satu contoh dari
garam yang dapat menimbulkan sensasi rasa asin. Ion natrium masuk
melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal, atau lewat kanal pada
basolateral (sisi) sel rasa, hal inilah yang akan membangunkan sel rasa
tersebut (Irianto 2012). Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam
d. Rasa Pahit
Seperti rasa manis, rasa pahit tidak disebabkan suatu jenis agen
kimia. Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah
zat organik rantai panjang yang berisi nitrogen dan alkaloid yang terdiri
dari banyak obat yang digunakan dalam kedokteran seperti kuinin, kafein,
strikmin, dan nikotin (Irianto 2012), misalnya kuinin, zat ini bereaksi
melalui G-protein bersama reseptor dan second messenger. Namun, hanya
e. Rasa Umami
yaitu asam amino yang banyak terdapat pada protein daging dan ikan. Zat
langsing dan tingginya 2-3 mm. Bagian tengahnya terdiri atas jaringan
ikat lamina propria. Jaringan ikat ini juga membentuk papila sekunder.
seperti jamur dengan tangkai pendek, dan bagian atas yang lebih lebar.
muda. Taste buds terdapat di dalam epitel (C.Roland 1996). Papila ini
al. 2008).
c. Papilla sirkumvalata (vallum = dinding) pada manusia jumlahnya
Papilla ini sensitif terhadap rasa asam dan pahit di 1/3 posterior lidah
Saluran keluar kelenjar serosa (kelejar ebner) bermuara pada dasar alur
itu. Kelenjarnya sendiri terletak pada lapisan yang lebih dalam. Sekret
(C.Roland 1996).
Gambar 2.4 Letak papila pada lidah manusia (Jacob 2010).
antara lain:
a. Usia
yang biasa terjadi pada orang dengan usia tua. Seiring bertambahnya usia
b. Suhu makanan
dipengaruhi oleh suhu makanan dan minuman yang kurang 20o C maupun
lebih dari 30o C. Suhu yang terlalu panas akan merusak sel sel taste buds
(Guyton 2001), demikian pula suhu yang terlalu dingin dapat membuat
c. Penyakit
d. Obat-obatan
Pada penyakit kencing manis dan ginjal serta radiasi dapat pula
tersebut dapat disebabkan oleh ganggguan pada pusat saliva atau saraf
B. Rokok
1. Sejarah Rokok
untuk ditanam di tanah airnya. Dari nama beliau inilah kata Nikotin
dibakukan untuk nama generik dari tembakau. Pada abad ke-17 tembakau
digunakan dengan cara dihisap di dalam pipa dan dikunyah dengan tujuan
untuk pengobatan. Pada akhir abad ke-17 cigarette atau rokok pertama kali
(Sitepoe 1997).
Kata rokok memang sudah tidak asing lagi didengar, kita mengenal
rokok bisa dengan sangat cepat. Menurut Wikipedia rokok adalah silinder dari
negara) dengan diameter sekitar 10mm yang berisi daun tembakau yang telah
dicacah dan dibakar pada salah satu ujungnya, kemudian dibiarkan membara
agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok adalah salah
satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan
rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan
juta orang pertahun, artinya satu kematian setiap 13 detik. Rokok merupakan
penyebab dari 50% kebakaran yang terjadi, dan proses pengolahan rokok
terbalik, yang mana ujung sigaret yang menyala berada di rongga mulut.
Resiko terjadinya kanker mulut pada masyarakat ini sangat tinggi sebab
intensitas panas dari asap tembakau di daerah palatum dan lingual sangat
umur, jenis kelamin, etnis, gaya hidup, diet, genetis, jenis, dan cara merokok,
karsinogen. Selain itu, dapat juga berasal dari efek mukosa yang kering,
tingginya temperatur dalam mulut, atau resistensi terhadap infeksi jamur dan
kelainan rongga mulut misalnya pada gusi, mukosa mulut, gigi, langit-langit
yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur serta pada lidah yang berupa
2. Jenis Rokok
Indonesia terdapat jenis rokok seperti rokok kretek, cerutu, rokok putih,
tersebut dan jenis rokok yang dikonsumsi masyarakat 80 sampai 95% adalah
rokok kretek (Soetiarto 1994). Pada rokok putih dikenal dua macam filter
yaitu filter yang berventilasi dan filter yang tidak berventilasi. Filter yang
menghisap rokoknya, sebagian udara bebas ikut terisap. Filter berguna untuk
3. Kandungan Rokok
batang akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia seperti nikotin, gas
sekian banyak bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, terdapat tiga
macam zat yang paling berbahaya yaitu tar, nikotin, timah hitam dan
padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar
masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan
3mg sampai 40mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok
bersifat lengket dan menempel pada paru paru, yang dapat menyebabkan
b. Nikotin
darah. Zat ini bersifat karsinogen dan dapat memicu kanker paru. Selain itu
Nikotin berubah warna menjadi coklat dan berbau mirip tembakau setelah
Kadar nikotin 4mg sampai 6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari
c. Karbon Monoksida
Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak mempuyai bau dan
dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau
karbon. Zat ini sangat beracun karena dapat mengikat hemoglobin yang
terdapat dalam darah, sehingga membuat darah tidak mampu mengikat
oksigen (Mathub 1992). Kadar gas karbon monoksida dalam darah orang
d. Timah hitam
menghasilkan 10g (Anonymus 2010). Batas ambang zat ini di dalam tubuh
adalah 20mg per hari. Jadi, zat ini akan sangat berbahaya jika konsumsi
rokok melebihi batas ambang yang dapat diterima oleh tubuh (PDGI 2007).
disebabkan secara umum oleh faktor usia (Guyton 2001). Biasanya penurunuan
sensitivitas ini terjadi pada usia 50 tahun keatas. Hal yang sama dapat kita lihat
pada penyepitan ruang pulpa yang dikarenakan oleh penurunan daya vaskularisasi
indera pengecap dapat terjadi lebih awal, misalkan pada perokok. Menurut studi
sensasi rasa manis, asam, asin, dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
perokok ringan, perokok sedang, dan perokok berat. Perokok ringan adalah
batang rokok perhari, sedangkan perokok berat adalah golongan perokok yang
mengkonsumsi rokok sebanyak lebih dari 20 batang rokok perhari. Pada perokok
berat, merokok dapat lebih cepat menyebabkan terjadinya kerusakan pada taste
buds yang mengarah pada penurunan sensitivitas indera pengecap. Hal ini
ditandai dengan sukar merasakan manis, pahit, dan asin (Hermanto 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Indikasi Variabel
1. Waktu
2014.
2. Tempat Penelitian
Denpasar.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi : Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah orang
Mahasaraswati.
2. Sampel : Sampel yang akan digunakan pada penilitian ini adalah orang
N .z 2 .p.q
n=
d . ( N 1) z 2 . p . q
n : perkiraan sampel
N : perkiraan populasi
q : 1-p (100%-p)
69,1448
=
3,55 0,9664
69,1448
=
4,5104
sehingga dapat ditentukan sampel non perokok sebanyak 15 orang dan sampel
E. Kriteria Sampel
2. Tidak terdapat luka atau kelainan pada lidah saat dilakukan penelitian
(perokok rutin) .
F. Definisi Operasional
dilakukan.
4. Lidah adalah salah satu dari panca indra yang befungsi sebagai alat
pengecap
5. Taste strips adalah alat untuk mengukur sensitivitas indera pengecap yang
konsentrasi 68% pada larutan rasa manis dan 50% pada larutan rasa pahit.
1. Bahan Penelitian
a. Aquadest
2. Alat Penelitian :
a. Taste Strips
b. Beaker glass
c. Pinset
d. Kaca mulut
f. Masker
g. Tissue
h. Cotton roll
i. Norbeken
perbedaan indera pengecap rasa manis dan rasa pahit pada perokok dan non
perokok maka pada penelitian ini digunakan uji Mann-Whitney Test. Hal ini
sensitivitas pada pengecap rasa manis dan rasa pahit. Adapun skoring pada
penelitian ini:
Kelompok I Kelompok II
Pencatatan
Kesimpulan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Indra perasa seperti lidah akan mengalami perubahan rasa kecap karena
berbagai zat yang dikonsumsi oleh manusia. Salah satu aktifitas yang dapat
menyebabkan berubahnya rasa pada lidah adalah merokok karena berbagai zat
nikotin dan tar yang terdapat pada rokok. Pada penelitian ini akan menguji
perbedaan rasa manis dan rasa pahit antara perokok dan non perokok. Hasil
Tabel 4.1 Hasil uji Mann-Whitney test pada indikator rasa manis
pengecap rasa manis sampel perokok adalah 12, lebih tinggi dari non perokok
yaitu 19. Peringkat yang lebih tinggi, mengindikasikan bahwa rasa manis yang
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,03 <
0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikasi rasa manis antara kelompok
Mahasaraswati Denpasar.
B. Hasil Uji Rasa Pahit Terhadap Perokok dan Non Perokok
Selain pengujian pengecap rasa manis pengecap rasa pahit juga akan
diuji baik pada kelompok perokok maupun non perokok. Hasil pengujian
Tabel 4.2 Hasil uji Mann-Whitney test pada indikator rasa pahit
pengecap rasa pahit sampel perokok adalah 8,67, lebih tinggi dari non perokok
rasa pahit yang dimiliki rendah pada kelompok perokok dibandingkan dengan
sebesar 0,00 < 0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikasi pengecap
rasa pahit antara kelompok perokok dan non perokok pada mahasiswa di
PEMBAHASAN
Pengecap rasa pada lidah disebut dengan taste buds, taste buds
mikrovili dan membawa sel gustatory yang akan distimuli oleh berbagai cairan
kimiawi. Taste buds mengandung reseptor rasa yaitu asam, asin, manis, pahit, dan
adalah usia, suhu makanan, penyakit, oral hygiene, dan kebiasaan merokok yang
Perubahan kecil terjadi di 20 tahun pertama dalam hidup. Saat mencapai umur 30
tahun, manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah. Pada umur 70
tahun, jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana rasa
mulut bervariasi, tergantung pada umur, jenis kelamin, etnis, gaya hidup, diet,
genetis, jenis, dan cara merokok, serta lamanya merokok. Perubahan tersebut
akibat iritan, toksin dan karsinogen. Selain itu, dapat juga berasal dari efek
mukosa yang kering, tingginya temperatur dalam mulut, atau resistensi terhadap
perubahan secara estetik, kerusakan pada implan gigi, timbulnya penyakit jantung,
dapat menimbulkan kanker mulut, dan berbagai macam penyakit mulut lainnya,
termasuk perubahan pada struktur anatomis dan fisiologis dari lidah. Merokok
akan mengurangi sensasi dari rasa dan bau. Pada perokok berat sering ditemukan
papila filifornis yang memanjang di bagai dorsal dari lidah, hal ini terjadi karena
asap dari rokok tersebut mencegah sel epitel untuk bergerak secara normal dan
akan berakumulasi menjadi permukaan yang putih dan sangat tebal. Secara
dan organisme pada lapisan permukaan serta pada bagian dalam epitalium dan
akan memanjang seperti rambut pada ujung papila. Hal ini dapat menjadi tempat
terbakar pada lidah dan menimbulkan berkurang nya sensitivitas indera pengecap.
pada gusi, mukosa mulut, gigi, langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan
infeksi jamur serta pada lidah yang berupa terjadinya perubahan sensitivitas
pengecap rasa manis dan rasa pahit pada perokok dan non perokok, pada
penelitian ini dilakukan dengan cara meletakkan taste strips rasa manis dan rasa
pahit di 2 reseptor rasa pada lidah yakni reseptor rasa manis, dan rasa pahit
dengan konsentrasi larutan rasa manis (Sukrosa) dan rasa pahit (Quinine
hidrochloride).
manis sampel perokok lebih tinggi dari non perokok, peringkat yang lebih tinggi
penebalan jaringan mukosa mulut. Hasil ini sesuai dengan yang diungkapkan
Mulyawati (2004) dimana perokok sukar merasakan rasa manis dan pahit akibat
rusaknya ujung saraf sensoris dan taste buds pada lidah akibat panas yang
dihasilkan asap rokok, bahwa pada saat rokok dihisap, nikotin yang terkondensasi
dalam asap rokok masuk ke dalam rongga mulut. Iritasi yang terus menerus dari
ini menyebabkan nikotin lebih mudah terdeposit menutupi taste bud dan membran
reseptor rasa pengecap di sekitar taste pore. Menempelnya nikotin pada membran
reseptor rasa pengecap di sekitar taste pore akan menghalangi interaksi zat-zat
pengecapan rasa.
yang meningkat ini tanpa disertai dengan aktivitas tubuh yang dominan maka
Pada penelitian ini juga dilakukan terhadap pengecap rasa pahit, dengan
hasil menunjukkan bahwa rerata peringkat pengecap rasa pahit sampel perokok
lebih tinggi dari non perokok, peringkat yang lebih tinggi mengindikasikan bahwa
indera pengecap rasa pahit terhadap larutan quinine hidrochloride lebih rendah
pada kelompok perokok dibandingkan dengan non perokok. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukarno AD (2009) yang menyatakan
kelompok perokok memiliki kepekaan indera pengecap rasa pahit terhadap larutan
perokok. Selain itu, taste buds yang tersebar di seluruh permukaan lidah
mengakibatkan rasa pahit dapat dirasakan tidak hanya di reseptor rasa pahit, tetapi
penggunaanya. Hal ini dapat meliputi perubahan secara estetik, kerusakan pada
implan gigi, timbulnya penyakit jantung, dapat menimbulkan kanker mulut, dan
anatomis dan fisiologis dari lidah. Pengaruh Merokok terhadap lidah secara
anatomi yang dapat meningkatkan ambang sensasi dari rasa dan bau. Jadi dapat
menurunkan kemampuan untuk medeteksi berbagai rasa dan bau. Pada perokok
berat sering ditemukan papila filifornis yang memanjang di bagai dorsal dari
lidah. Hal ini terjadi karena asap dari rokok tersebut mencegah sel epitel untuk
bergerak secara normal dan akan berakumulasi menjadi permukaan yang putih
dan sangat tebal. Secara mrikospis papila filifornis akan berbentuk ireguler dan
dengan banyak bakteri dan organisme pada lapisan permukaan serta pada bagian
dalam epitalium. Dan akan memanjang seperti rambut pada ujung papila. Hal ini
dapat menjadi tempat pertumbuhan dari bakteri yang secara perlahan akan
sensitivitas indera pengecap rasa manis dan rasa pahit pada kelompok perokok
Mahasaraswati Denpasar.
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
bahwa sensitivitas indra pengecap terhadap rasa manis dan pahit pada perokok
B. Saran
taste buds, rokok juga berbahaya bagi kesehatan dalam jangka panjang.
pada perubahan taste buds dengan reseptor rasa asin dan umami, serta dengan
Depkes RI. 2004,Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia, Agustus 12-Last
Update [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia],
[Online]. Available: http ://www.lizaherbal.com/main> [12 Agustus 2004].
Evelyn Pearce. 2001, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerjemah: Sri
Yuliani Handoyo, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Evelyn Pearce. 2009, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis 2, Penerjemah: dr.
Kartono Mohamad , Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Greenberg MS, Brightman VJ, Lynch MA. Burkets Oral Medicine Diagnosis and
Treatment. J.B. Lippineott Company, London, 1992: 432 435.
Guyton AC, Hall JE. Text book of medical physiology (Taste and smell). 11th Ed.
Mississippi: Elsevier Book Aid International, 2009:663-7.
Irianto Koes. 2012, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Marya R K. A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell). New
Delhi: CBS Publishers & Distributors, 2002: 256-9.
Zhang Gen-H, Zhang Hai-Y, et al. 2008, The Relationship between fungiform
papillae density and detection threshold for sucrose in the young males.
Journal of Oxford University Press 2008; vol.10, no 1, hlm 93-9.
LAMPIRAN
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Alamat :
Denpasar,
Yang membuat Penyataan
( )
Nama Perokok
No Rasa Manis Rasa Pahit
68% 50%
1 Dananjaya Kawisana 3 3
2 Bagus Kresnanda 4 2
3 Anang Prayitna 3 2
4 Angga Triadi 3 3
5 Bayu Kandel 3 2
6 Kadek Wahyu Dwi 3 2
7 Rupa Widhiatmika 3 2
8 Rupa Widhinanjaya 4 2
9 Risca Pramana 3 2
10 Parama Arta 4 3
11 Dede Candra 3 2
12 Noven Lalong 3 2
13 Wirata Mimba 4 3
14 Dwi Indrawan 3 2
15 Yogantara Putra 3 2
Total 30
b
Test Statistics
Rasa_Manis
Mann-Whitney U 60.000
Wilcoxon W 180.000
Z -2.513
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029
Total 30
b
Test Statistics
Rasa_Pahit
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 130.000
Z -4.513
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000
1. Bahan Penelitian
2. Alat Penelitian
- Taste strip
- Sarung tangan ( hand gloves ) dan Masker
- Cotton roll