Anda di halaman 1dari 22

STATUS PASIEN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

a. Nama : Ny Y
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Usia : 51 tahun
d. Tanggal Lahir : 31 Maret 1965
e. Alamat : Jl. H. Yahya no. 19A, Cipinang, Cempedak
f. Status : Menikah
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Pendidikan : SMA
i. Agama : Islam
j. Suku : Jawa
k. Tanggal masuk RS : 19 Maret 2017

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Autoanamnesis : Tanggal 24 Maret 2017
2.1 Keluhan Utama
Sering marah-marah kepada suami
Sering mengurung diri di kamar dan berperilaku tidak wajar (menurut
anak pasien)
2.2 Riwayat Gangguan Sekarang
Berdasarkan hasil autoanamnesa dengan pasien, pasien datang ke
IGD RSPAD tanggal 19 Maret 2017 dibawa oleh anaknya sulungnya
dalam keadaan marah-marah dan kesal karena merasa ditipu oleh sang
anak. Pasien tidak tahu menahu bahwa ia akan dibawa ke rumah sakit,
pasien mengaku dibujuk untuk pergi melihat pameran tanaman hias di
lapangan Banteng oleh anaknya. Sejak 3 bulan SMRS, pasien sering
mengurung diri di dalam kamar sepanjang hari dan tidak memiliki
keinginan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya.
Pasien mengaku bahwa ia sudah pisah ranjang dengan suaminya sejak 3
tahun yang lalu karena ketidakjujuran suaminya mengenai masalah gaji
yang diberikan kepada dirinya. Pasien mengaku ia sudah beberapa kali
mendatangi kantor suaminya untuk meminta kejelasan soal gaji suami
yang dirasakan sangat kecil dan tidak sesuai jabatan suaminya yang

1
merupakan kepala komandan LP Cipinang namun tidak pernah
dihiraukan. Pasien juga mengeluhkan bahwa ia sering bertengkar dan
kerap kali dikasari oleh suaminya sejak 3 tahun belakangan. Pasien
mengaku dirinya dimadu oleh suaminya yang mengambil istri baru
yaitu keponakan dari pihak keluarga pasien yang saat ini tinggal
terpisah di Cilacap dan ia tidak suka hal tersebut. Pasien mengaku anak-
anaknya juga tidak peduli dengan dirinya dan kerap kali ikut-ikutan
dengan bapaknya untuk mengasingkan dan mengasari pasien di rumah.
Beberapa bulan sebelumnya pasien mengatakan bahwa ia pernah
membuka usaha jualan makanan namun usaha itu ia tutup karena tidak
laku dan karena ia ingin menghindari pemilik ruko tempat ia membuka
usaha karena sang pemilik berusaha mengajaknya untuk berselingkuh
padahal ia tidak mau. Pasien merasa sedih dan marah sehingga ia
memutuskan untuk mengurung diri dan hanya menghabiskan waktu
dengan mengirim sms dengan temannya. Pasien mengaku sering
mendengar bahwa di lantai atas rumahnya, anaknya sering dikasari oleh
bapaknya namun pasien tidak memiliki keinginan untuk keluar dari
kamar dan menghentikannya. Seminggu terakhir pasien mendapat
mimpi bahwa ia disuruh oleh allah untuk pergi membeli emas. Ia pun
kemudian pergi dan membeli emas palsu di toko kerajinan perak dan
emas palsu. Menurut pasien ternyata emas palsu yang dibelinya dengan
harga murah berubah menjadi emas asli karena ia tidak merasa gatal-
gatal saat memakainya. Pasien menyangkal pernah dirawat di rumah
sakit akibat gangguan kejiwaan sebelumnya. Di ruangan perawatan
Amino, pasien tampak terlihat sangat senang dan sangat tidak suka
kotor, terlihat dari ketidaksukaan pasien untuk duduk di kursi yang
terlihat kotor. Ia menghiasi kamarnya dengan bunga yang dipetik dari
halaman rumah sakit. Ia juga meminta banyak tampah yang tidak
dipakai dari dapur rumah sakit dengan alasan ia ingin membuat
tumpeng dengan semua tampah tersebut jika ia pulang. Pasien tampak
banyak bicara bahkan seringkali memamerkan perhiasan yang
diperolehnya akibat wangsit dari mimpi. Pasien juga menyimpan baik-

2
baik nota pembelian perhiasan tersebut di bawah bantal sebagai bukti
bahwa apa yang dikatakannya itu benar. Pasien terus-menerus
mengulang kata-kata kebencian dan kemarahan terhadap suaminya.
Ketika ditanya soal keluarganya yang tinggal di Cilacap, pasien tampak
enggan untuk membicarakannya. Pasien sangat menanti-nantikan
kedatangan anak sulungnya untuk membawanya pulang ke rumah
karena ia tidak suka lama-lama dirawat di Amino. Pasien menolak jika
dikunjungi oleh suaminya. Berdasarkan alloanamnesa dengan tn F, anak
sulung pasien, ia menyebut bahwa ibunya mulai bertingkah tidak wajar
sejak 3 bulan pasca warung usaha makanannya tutup karena gagal
bersaing. Ibunya sering mengurung diri dan acuh dan tak acuh pada
keluarga dan lingkungan sekitar, bahkan sering marah-marah serta suka
mengatur berlebihan, seperti memaksa menyuapi pasien sebelum kerja
bahkan membawa-bawa Alquran kemana-mana untuk bersumpah.
Kadang-kadang ibunya suka tertawa-tawa sendiri, berpakaian yang
aneh, suka meminta uang untuk membeli hal yang tidak jelas dan
ngeyel akan ide-ide yang dirasa tidak logis oleh anaknya seperti
menganggap bapaknya tidak jujur dan berselingkuh padahal tidak.
Anaknya pernah mencoba mengintip kamar ibunya dan melihat ibunya
sering menangis sendiri. Ibunya bahkan sering datang seenaknya ke
kantornya dan kantor bapaknya untuk hal-hal yang tidak jelas dan
mengganggu mereka. Karena prihatin dan takut dengan perilaku ibunya
yang dirasa semakin aneh dan menjadi-jadi, anaknya pun mencoba
membujuk ibunya untuk pergi ke rs jiwa dengan dalih pergi ke pameran
tanaman di lapangan Banteng. Saat pergi, sang ibu berpakaian baju
kurung bahkan sampai mengenakan penutup muka dan tertawa-tawa
sendiri saat berada di sana.

2.3 Riwayat Gangguan Sebelumnya

a. Riwayat Gangguan Psikiatri


Berdasarkan alloanamnesa dengan anak sulung pasien yaitu
tuan F, ia menceritakan kepada pemeriksa bahwa ibunya sudah 3x
dirawat di rumah sakit karena gangguan jiwa sejak tahun 2008.

3
Awalnya pada tahun 2008, ibunya dikecewakan oleh Rudi Sutopo
yang merupakan suami dari Andi Soraya dan teman baik bapaknya.
Bapaknya dan tuan Rudi berteman sejak Rudi ditahan di LP tempat
bapaknya bekerja. Oleh Rudi Sutopo, keluarganya dijanjikan untuk
dibelikan rumah dan tanah namun hal itu tidak pernah ditepati. Ibu
pasien mengganggap Rudi orang yang jahat karena tidak tepat janji
padahal ia merasa suaminya sudah berperan besar dalam
menangguhkan masa jaminan dan pembebasan penjara yang dialami
oleh Rudi. Ibunya mengancam bapaknya untuk tidak berteman lagi
dengan orang jahat seperti Rudi, ibunya bahkan sering mengecek hp
suaminya untuk memastikan bahwa suaminya tidak berhubungan
dengan rudi sama-sekali. Sejak saat itu ibunya tampak suka
melamun dan mengurung diri di kamar selama 4-5 bulan. Tuan F
mengatakan bahwa ibunya mulai cuek saat diajak mengobrol oleh
dirinya maupun bapaknya. Ibunya bahkan sering marah-marah dan
mengamuk kepada bapaknya dan sempat memukul kepala bapaknya.
Ibunya pernah mengamuk dan berlari ke luar rumah sehabis mandi
hanya dengan mengenakan handuk saja sehingga akhirnya mereka
berinisiatif membawa ibunya untuk dirawat di RS Banyumas karena
banyak saudara yang juga tinggal di daerah tersebut. Di sana,
menurut keterangan tuan F, ibunya dirawat selama beberapa bulan
dan diberi obat berwarna merah, hijau dan biru. Ibunya kemudian
diterapi listrik sebanyak 2x dan mengalami perbaikan ke arah normal
sehingga akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah. Selama beberapa
waktu, ibunya terlihat kembali normal seperti biasanya. Selama 2
tahun, ibunya minum obat sendiri tanpa ada pengawasan dari
keluarga. Ibunya sering curhat dengan tuan F yang dirasa paling
dekat karena tuan F tidak sekasar bapak maupun adiknya yang kecil.
Tuan F mengatakan bahwa ibunya sering bersikap curiga terhadap
tetangganya bahkan menurut tuan F, ibunya adalah seseorang yang
sangat cerdik. Ibunya diam-diam menemui dokter puskesmas dekat
rumah dan menanyakan soal obat yang dikonsumsinya dengan dalih

4
bahwa itu obat keluarganya yang sakit. Begitu tahu bahwa obat itu
adalah obat untuk pasien gangguan jiwa, ibunya tidak mau lagi
minum obat.
Pada tahun 2011, ibunya dirawat lagi di RS Banyumas
karena sering ngambek dengan bapaknya. Ibunya curiga bahwa
bapaknya masih berteman dengan teman ngajinya yang dianggap
tidak becus dalam mengobati. Ibunya mengganggap bahwa orang
yang tidak memberikan manfaat tidak seharusnya dijadikan teman
dan harus dijauhi. Di RSUD Banyumas, ibunya dirawat selama 2
minggu dan mendapat terapi listrik lagi. Tuan F mengaku ia tidak
ingat obat apa yang diberikan saat dirawat lagi. Setelah disetrum
beberapa kali ibunya tampak mulai mendingan.
Pada tahun 2012, kakak no 3 ibunya yang memiliki
keakraban paling erat dengan ibunya meninggal karena stroke.
Ibunya terlihat sangat sedih dan terpukul atas kehilangan tersebut
hingga mengurung diri di kamar selama 2 minggu. Pada tahun 2013,
ibunya cekcok dengan kakak ipar dari saudara pihak ibunya karena
berbeda pendapat mengenai masalah pernikahan/ kondangan
sehingga hal ini menjurus menjadi kebencian dan kecurigaan
terhadap saudara-saudara lain yang tidak ada hubungannya. Ibunya
juga curhat kalau ia merasa dijelek-jelekkan oleh adik kandungnya
sendiri padahal kenyataannya hal itu tidak benar. Ibunya bahkan
sering merasa iri pada saudara yang lebih kaya darinya karena
memiliki hal-hal yang tidak dapat dimilikinya seperti mobil .
Pada tahun 2016, ibunya mengamuk dan kembali
mengurung diri setelah usaha jualan makanan yang dibukanya
bangkrut dan tutup karena gagal bersaing. Ibunya mulai suka
senyum-senyum sendiri dan mulai tidak nyambung saat diajak
mengobrol bahkan seringkali datang secara tiba-tiba di siang hari ke
kantornya maupun kantor bapaknya di Kemenhukam untuk
menanyakan menanyakan soal orang-orang yang tidak pernah ada
yang dianggapnya juga bekerja di tempat yang sama dengan mereka.
Ibunya bahkan membawa-bawa Alquran dan meletakkan tangan

5
anaknya di Alquran dan meminta anaknya untuk bersumpah tidak
membohongi ibunya mengenai ketidakjujurannya dalam mengaku
tidak kenal terhadap orang-orang yang ditunjukkan fotonya oleh
ibunya di Hp. Ibunya kemudian dibawa dan dirawat ke RS Pondok
Kopi selama 2 minggu.
Pada tahun 2017, Tuan F mengaku bahwa ibunya sering
marah kepada bapaknya mengenai masalah gaji. Bahkan ibunya
membanding-bandingkan gaji antara Tuan F dan bapaknya yang
berbeda jauh. Ibunya merasa bahwa seharusnya bapaknya memiliki
gaji yang lebih tinggi karena bapaknya adalah termasuk golongan
jendral. Ibunya bahkan menunjukkan ketidaksukaan jika suaminya
mengobrol dengan Rudi Sutopo. Ibu pasien mulai mengurung diri
lagi di kamar dan tidak mau bertegur sapa dengan bapaknya. Ibunya
tampak acuh dengan adiknya yang dianggap sejalan dengan
bapaknya yang suka bicara dengan ketus. Seminggu sebelum dibawa
ke rumah sakit, ibunya meminta uang kepada tuan F karena mengaku
mendapat wangsit dari mimpi yang menyuruhnya untuk membeli
perak dimana perak tersebut nanti akan berubah menjadi emas.
b. Gangguan Medis
Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat sakit
c. Penggunan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Berdasarkan auto dan alloanamnesa, pasien tidak pernah
mengkonsumsi zat psikoaktif apapun maupun alkohol.
III. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Berdasarkan alloanamnesa dengan anak pasien, anaknya mengatakan
bahwa ibunya lahir normal di Cilacap oleh bidan. Nenek tidak pernah sakit
saat sedang hamil ibunya
b. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien tumbuh dengan normal dan sesuai seperti anak seusianya.
Pasien mendapat ASI ekslusif. Tidak ada gangguan bicara dan berjalan.
Tidak terdapat gangguan fisik.. Pasien sering demam tinggi namun tidak
pernah kejang.
c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien sekolah di SDN Kroya Cilacap, selama di sekolah pasien
sering mendapat banyak masalah dan sering diejek dan dimusuhi oleh

6
teman-teman sekolahnya sehingga teman pasien hanya sedikit. Pasien
tidak pernah tinggal kelas dan merupakan siswa yang standar saja.
d. Riwayat Masa Kanak dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien bersekolah di SMP yang sama dengan SDnya. Pasien kemudian
melanjutkan ke SMA yang lain dan mulai saat itu pasien mulai lebih sering
bergaul dan memiliki banyak teman. Pasien suka memilih-milih orang
untuk dijadikan teman yang dirasa klop dengan dirinya dan sangat cuek
pada orang yang tidak sejalan dengan pahamnya, apabila sudah bertengkar
pasien biasanya tidak mau akrab lagi. pasien sering bermasalah dengan
kakak dan adiknya namun semakin membaik sejak masuk SMA. Pasien
suka naik vespa ke daerah-daerah untuk bertamasya seorang diri.
e. Masa Dewasa
1) Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan dasar SD-SMA di Cilacap. Pasien tidak
melanjutkan ke perguruan tinggi
2) Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus dari SMA, pasien bekerja sebagai kasir di sebuah Mal
di Jakarta Barat hingga menikah dan kemudian berhenti dan menjadi
ibu rumah tangga.
3) Riwayat Pernikahan dan Hubungan
Pasien memiliki orientasi seksual yang normal yaitu heteroseksual
Pasien memiliki pacar orang Solo yang kemudian putus secara baik-
baik karena pekerjaan sang pacar yang suka berpindah-pindah. Pasien
mengaku bahwa dirinya pernah dikejar-kejar seorang laki-laki hingga
datang ke rumahnya namun karena wajahnya jelek maka ia tidak
ditanggapi. Pasien kemudian menikah pada tahun 1987 dengan
suaminya setelah dikenalkan temannya dan dikaruniai 2 anak laki-laki.
Awal pernikahan pasien sering sedih karena keget setelah menikah
suaminya sering menggunakan bahasa Jawa yang kasar jika bicara
dengannya. Kehidupan pernikahan pasien cukup harmonis, walaupun
pasien sering bertengkar dengan suaminya namun agar baikan pasien
lebih suka mengalah. Suami pasien bekerja sebagai pegawai LP
Cipinang seja sebelum menikah hingga pensiun tahun 2012. Pasien
memiliki harapan yang tinggi bahwa kondisi ekonomi keluarganya akan
meningkat setelah meningkat namun hingga sekarang keadaan

7
ekonominya masih tetap sama seperti sejak menikah sehingga pasien
merasa sangat kecewa terhadap suaminya. Semenjak pasien sakit
hingga sekarang, menurut anaknya, bapaknya semakin berubah menjadi
pribadi yang lebih baik dan mulai tidak berkata-kata kasar namun
ibunya semakin sering memberontak kepada bapaknya karena
banyaknya kekecewaan yang didapatkan. Pasien hidup sebagai ibu
rumah tangga dan menggantungkan hidup sepenuhnya pada
penghasilan suami. Pasien pernah membuka usaha jualan soto di ruko
dekat rumahnya namun usaha tersebut tidak berjalan lama karena gagal
bersaing dengan usaha makanan sekitarnya yang lebih murah.

4) Riwayat Kehidupan Beragama


Menurut autoanamnesa pasien rajin sholat tahajud setiap jam 2 pagi
bahkan sering mengingatkan anaknya untuk ikut sholat. Menurut
alloanamnesa dengan anak sulung pasien, pada tahun 2007 pasien
pernah belajar mengaji pada seorang guru yang dianggap memiliki
kemampuan untuk mengobati sakit seseorang. Pasien cekcok dengan
sang guru karena tidak dikasih ilmunya sehingga akhirnya pasien
memutuskan untuk berhenti belajar pada guru tersebut dan memusuhi
semua teman seperguruannya disana.

5) Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.

6) Aktivitas sosial
Keadaan pasien di lingkungan sosial baik, pasien bergaul dengan
lingkungan di sekitarnya secukupnya dan hanya berteman dengan orang
yang dirasa klop dengannya.
f. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak kelima dari ke 10 bersaudara. Saudara
perempuannya yang no 7 meninggal saat lahir dan kakak no 3 meninggal
tahun 2012 akibat stroke. Ayah dan ibu pasien asli Cilacap.semenjak kecil
pasien sering bertengkar dengan saudara kandungnya namun paling dekat
dengan kakaknya yang no 3. Tidak terdapat riwayat gangguan jiwa maupun
keluhan yang sama di keluarga pasien.

8
Genogram

ayah ibu
pasien pasien
Ny Y ny. Y

kakak 1 kakak 2 kakak 3 kakak 4 pasien suami adik 1 adik 2 adik 3 adik ke adik ke
pasien. pasien. pasien pasien ny.Y pasien pasien pasien pasien 4 pasien 5 pasien
tn A tn B tn C tn. D tn J ny E an.G tn R ny N tn L

anak 1 anak 2
pasien pasien
tn F tn M

keterangan :

= laki-laki

= perempuan

= laki-laki / perempuan meninggal

g. Situasi Kehidupan Sekarang


Berdasarkan autoanamnesa, pasien tinggal bersama dengan suami
dan kedua anaknya di Bekasi di rumah mereka yang kecil dan bertingkat
2 . Pasien mengaku sudah pisah ranjang selama 3 tahun dengan
suaminya. Suaminya tidur di kamar atas sementara ia di kamar bawah
sendirian. Pasien mengaku jarang berkomunikasi dengan suami maupun
kedua anaknya yang dianggap memusuhinya dan sering berbuat kasar
pada dirinya sehingga pasien memutuskan untuk mengurung diri seharian
di kamar. Pasien tidak ada keinginan untuk melakukan pekerjaan rumah

9
tangga maupun bersosialisasi dengan tetangganya. Pasien mengatakan
saat mengurung diri ia hanya berkirim sms dengan temannya. Anaknya
yang paling kecil masih kuliah dan anaknya yang paling besar bekerja di
Kemenhukam. Pasien merasa suaminya tidak mau memberikan uang
yang cukup padahal anaknya yang kecil sedang butuh uang untuk
mengurus skripsi. Berdasarkan alloanamnesa dengan anak pasien yaitu
tuan F, pasien sering mendatangi kantornya untuk urusan-urusan yang
tidak jelas dan berperilaku tidak wajar yaitu suka marah-marah dan
tertawa-tawa sendiri. Anaknya merasa ibunya suka berpikiran aneh yang
berlebihan kepada bapaknya padahal bapaknya tidak pernah melakukan
hal yang seperti dituduhkan oleh ibunya. Pernah juga karena penasaran,
anaknya memanjat tembok dan melihat ibunya sering menangis saat
mengurung diri di kamar. Pasien tidur jam 11 malam dan terbangun jam
2 pagi untuk solat, kemudian sibuk menyiapkan baju dan perlengkapan
anaknya bahkan memaksa anaknya untuk disuapi sebelum pergi kerja

h. Persepsi
1) Pasien tentang dirinya
Pasien merasa sebagai orang yang sudah dikhianati oleh
ketidakjujuran suaminya. Ia merasa dirinya sangat sehat dan tidak
sakit dan tidak membutuhkan pengobatan bahkan ia mengira bahwa ia
sengaja dikirim ke Amino karena suaminya tidak ingin serumah
dengannya bahkan membenci dirinya

2) Persepsi keluarga tentang diri pasien


Keluarga pasien mengetahui bahwa pasien mengalami gangguan kejiwaan
dan membutuhkan perawatan serta pengobatan yang tepat

3.) mimpi, fantasi dan nilai-nilai


Pasien berharap segera keluar dari perawatan karena ditunggu untuk
menikah oleh 5 gagah pria di kampungnya walaupun belum pernah
bertemu

IV. STATUS MENTAL


3.1 Deskripsi Umum
a. Penampilan

10
Pasien perempuan berusia 51 tahun tampak sesuai dengan usia,
dengan ciri yang terlihat kulit sawo matang, rambut berwarna hitam
badan tampak gemuk. Penampilan rapi dan terlihat perawatan diri baik.
Dilakukan wawancara, pasien menggunakan baju terusan berwarna
merah dengan jilbab yang berwarna senada. Pasien mengenakan 2
gelang emas imitasi masing-masing tangannya. Pasien memakai 3
cincin warna warni di tangan kirinya dan sebuah cincin batu berwarna
besar berwarna hijau di tangan kanannya. Pasien tidak tampak
mengenakan cincin kawinnya. Kuku pasien tampak panjang
kekuningan namun dipotong rapi. Pasien dapat berjalan dengan
keseimbangan baik dan cara berjalan yang normal.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara, pasien duduk dengan tenang, posisi saling
berhadapan dengan pemeriksa pandangan pasien cukup baik dan
menatap mata pemeriksa. Perilakunya sopan dan agak terobsesi
terlihat dari tingkahnya yang berulang-ulang memamerkan perhiasan
gelang yang ada di kedua tangannya dan haus akan pujian dari
pemeriksa serta labil. Tidak tampak adanya gangguan aktivitas
psikomotor

c. Sikap terhadap Pemeriksa


Pasien kooperatif selama wawancara, tidak melawan, menjawab
pertanyaan dengan baik dan tidak berbicara kasar kepada pemeriksa
bahkan cenderung banyak bicara dan ramah berlebihan namun
terkesan dibuat-buat
3.2 Mood dan Afek
a. Mood : iritabel
b. Afek : meluas
c. Keserasian: serasi antara afek dan mood

3.3. Pembicaraan
Pasien dapat berbicara spontan, volume suara cukup tinggi, intonasi
sedang, artikulasi jelas, menjawab pertanyaan dengan jelas. Pasien bicara
banyak sekali, bertalian dan logis (logorea)
3.4 Persepsi
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi: Tidak ada

11
Derealisasi : Tidak ada

3.5 Pikiran
a. Proses Pikir
Koheren, masih bisa diajak bicara dan suka meloncat-loncat
namun masih berhubungan (flight of idea)

b. Isi Pikir
Terdapat waham saat dilakukan pemeriksaan, yakni pasien mengaku
curiga suaminya tidak jujur dalam hal gaji yang diberikan gambaran
ini pemeriksa menduga terdapat waham kejar dan waham kebesaran
Hal ini tampak dari pasien yang kukuh bahwa gelang emas palsu
murah yang dibeli atas petunjuk suara dalam mimpinya berubah
menjadi gelang emas asli yang mahal

3.6 Sensorium dan Kognisi

a. Kesadaran dan Kesiagaan


Kompos Mentis, kesiagaan baik dan tampak tidak terganggu
b. Orientasi
1) Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi
dan malam
2) Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang
berada di RSPAD Gatot Soebroto
3) Orang : Baik, pasien dapat mengenali teman-teman
sebangsalnya, dokter-dokter yang merawatnya,
serta nama pemeriksa, nama suamidan anaknya
c. Daya Ingat
1) Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengetahui pertama kali
Suaminya bekerja hingga pensiun serta
mengetahui alamat rumahnya.
2) Jangka Menengah : Baik, pasien dapat mengingat siapa yang
ditemuinya saat di IGD
3) Jangka Pendek : Baik, pasien dapat mengingat makanan
yang dimakannya pada pagi hari.
4) Jangka Segera : Baik, pasien dapat menghafal nama
pemeriksa dan mampu menyebutkan
angka yang pemeriksa sebutkan
d. Konsentrasi dan perhatian
Baik, daya konsentrasi tidak terganggun, pasien dapat memusatkan
perhatian pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pasien dan
menjawab sesuai pertanyaan seperti berhitung 100-7.
e. Kemampuan membaca dan menulis

12
Baik, pasien dapat dengan mudah membaca kata yang di tulis oleh
pemeriksa dan pasien menulis nama seperti yang diminta oleh
pemeriksan.
f. Kemampuan visuospasial
Baik, pasien dapat menggambar jam seperti yang diminta oleh
pemeriksa dengan benar dan memperlihatkan arah jarum jam
panjang dan pendek dengan baik.

f. Pikiran abstrak
Baik, pasien mampu mengartikan pribahasa yang pemeriksa ajukan
besar pasak daripada tiang yaitu besar pengeluaran dibanding
penghasilan
g. Intelegensia dan Kemampuan Informasi

Baik, pasien dapat mengetahui nama Presiden RI tahun 2016 yakni


Bpk.Presiden Jokowidodo. Mengetahui jumlah angka yang telah
digunakan seperti contoh yakni jika seseorang pergi ke pasar
membawa uang Rp 1.000,00 dan ternyata tinggal Rp 300,00, jadi
berapa uang yang dihabiskan ? jawabannya benar Rp 700,00.

3.7 Pengendalian Impuls


Selama proses wawancara pasien cukup duduk tenang,dan sopan
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
3.8 Daya tilik
Daya nilai sosial baik, yani interaksi dengan perawat, dokter-dokter,
serta teman-teman di ruang perawatan. Penilaian realita (RTA terganggu)
yakni dibuktikan adanya waham. Tilikan yang diperoleh adalah derajat 1
yakni penyangkalan total terhadap penyakitnya
3.9 Reliabilitas (taraf dapat dipercaya)
Secara umum,tidak dapat dipercaya karena yang disampaikan pasien tidak
sama dengan informasi dari keluarga.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT

13
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 20 Maret 2017
4.1 Status Interna
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis

c. Status Gizi : TB = 165 cm


BB = 80 kg
IMT = 28KG
Overweight

d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 120/80
2) Nadi : 80 x/menit
3) Respirasi Rate : 20 x / menit
4) Suhu : 36oC
4.2 Status Generalisata
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : Sekret -/-, Konka edema -/-
Telinga : Dalam Batas Normal
Mulut : Dalam Batas Normal
Leher : Tidak ada pembesaran KGB atau tiroid
Paru : Suara dasar vesikuler +/+,wheezing -/-, rhonki -/-
Jantung : S1>S2, Reguler (+), murmur (-), galop (-)
Abdomen : Cembung, BU (+), supel, timpani
Ekstremitas : Akral hangat

4.3 Status Neurologis


GCS : 15
Nervus Cranialis : Normal
Motorik :
5 5
5 5

IV.4 Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium :belum dilakukan
b. Pemeriksan radiologi : belum dilakukan pemeriksaan radiologi saat
ini
c. Pemeriksaan EEG : belum dilakukan pemeriksaan EEG pada saat
ini

14
V. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Pemeriksaan dilakukan pada ny.Y, 51 tahun, beragama Islam,
dibawa ke paviliun amino tanggal 19 Maret 2016 karena gelagat aneh dan
suka mengurung diri di kamar. Pasien memiliki riwayat dirawat di rumah
sakit jiwa di Banyumas sebanyak 2 kali pada tahun 2008, 2011 dan di RS
Jiwa Pondok Kopi pada tahun 2016 karena keluhan yang serupa. Pasien
tidak mau meminum obat yang diberikan selama rawat jalan.
Pada saat diwawancara pasien tampak kooperatif, dan pandangan melihat
kearah pewawancara. Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan padanya
dengan baik dan koheren. Pasien terlihat bergairah, iritabel, suka bicara
dan haus akan perhatian
Dari hasil pemeriksaan status mental tanggal 24 Maret 2017
didapatkan, pasien berjenis kelamin perempuan berusia 51 tahun, dengan
penampilan sesuai usia, kulit berwarna sawo matang, berjilbab
menggunakan alas kaki, kuku panjang namun perawatan diri baik.
Mengenakan baju terusan berwarna merah dengan jilbab yang berwarna
senada. Pasien dapat berjalan dengan baik dan cara berjalan normal.
Pasien bersikap sopan dan sangat antusias terhadap pemeriksa.
Kesadaran pasien kompos mentis. Mood iritabel, afek meluas, serasi
antara afek dan mood. Cara berbicara spontan, artikulasi jelas, volume
sedang dan cenderung suka bicara dan butuh perhatiaan. Pasien
memiliki waham kejar dan waham kebesaran. proses pikirnya koheren
dan cenderung flight of idea. Daya ingat pasien baik, RTA pasien
terganggu dengan tilikan derajat 1. Pernyataan pasien kurang dapat
dipercaya karena tidak sesuai dengan pernyataan dari anak pasien.
Berdasarkan alloanamnesa dari anak pasien yaitu tuan F, pasien
beberapa tahun terakhir selalu mengurung diri di kamar, tidak bergairah
dalam melakukan apapun dan sering menangis sendiri, namun kadang
ada waktu tertentu pasien diliputi kegembiraan dan tingkah laku yang
berlebihan dan cenderung aneh, bahkan waktu tidurnya hanya 4 jam
sehari. Terdapat gangguan bersosialisasi di lingkungan. Pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan.

VI. Formulasi Diagnostik

15
Aksis I :

Berdasarkan autoanamnesadan alloanamnesa didapatkan adanya


perubahan mood yang menetap dan berganti ganti selama periode waktu tertentu
sebelumnya yaitu kadang depresif dan kadang mania disertai waham kejar dan
kebesaran, proses pikir yang koheren dengan gangguan afek yang menonjol
sehingga didapatkan diagnosis gangguan afektif bipolar kini manik dengan gejala
psikotik (F.31.2)

Aksis II :

Berdasarkan autoanamnesa, didapati ciri kepribadian pasien cenderung


kearah paranoid karena kecurigaan yang berulang tanpa dasar serta mendendam
serta perasaan bermusuhan dan ngotot akan hal pribadi tanpa memikirkan orang
lain dan agak histrionik karena iritabel, terus-menerus berusaha mendapat pujian
dari orang lain dan peduli dengan daya tarik fisik

Kepribadian premorbid:

Berdasarkan alloanmnesa didapati ciri kepribadian disosial karena


bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain, tidak mampu memelihara
hubungan agar berlangsung lama meski tidak ada kesulitan untuk
mengembangkannya dan sikap yang tidak bertanggung jawab yang persisten serta
cenderung menyalahkan orang lain sehingga sering menimbulkan konflik

Aksis III : tidak ada

Aksis IV

Tidak terdapat masalah dengan "Primary support group" (keluarga) namun


hubungan pasien dengan suami pasien kurang harmonis. Pasien jarang
berkomunikasi dengan anak-anaknya namun lebih jarang lagi dengan suaminya.
pasien juga menutup diri dan mengisolasi dirinya dari pergaulan di lingkungan

Aksis V

Skala GAF (Global Assesment of Functioning) yang digunakan pasien saat


ini adalah 40

16
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F 31.2 Bipolar episode kini manik dengan ciri psikotik

Aksis II : Ciri Kepribadian Paranoid dan Histrionik dan dissosial

Aksis III : -

Aksis IV : Masalah hubungan dengan keluarga dan orang lingkungan di


sekitarnya

Aksis V : GAF HLPY (Highest Level Past Year) adalah 50

GAF saat ini adalah 40

VIII. DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja : Bipolar episode kini manik dengan ciri psikotik (F 31.2)

Diagnosis Banding : Gangguan Skizoafektif (F25)

PROGNOSIS

Ad Vitam : ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam

IX. DAFTAR MASALAH


c. Organobiologik
Tidak terdapat masalah
d. Psikologik
1. Bipolar episode kini manik dengan ciri psikotik
2. Perilaku : Tenang
3. Perawatan Diri baik
4. Mood : iritabel
5. Afek : luas
6. Gangguan persepsi : tidak ada
7. Bentuk pikiran : koheren dan flight of idea
8. Isi Pikir : Waham Kejar, Waham Kebesaran
9. RTA : Terganggu
10. Tilikan : Derajat 1
e. Lingkungan dan sosioekonomi
Hubungan antara pasien dengan keluarga dan lingkungan tidak
baik

17
Faktor yang dapat memperberat prognosis :
Stressor dari pasien yang meliputi masalah keluarga dan pekerjaan, kepatuhan
minum obat
Faktor yang dapat memperingan prognosis :
Kepatuhan minum obat, dan dukungan baik dari keluarga

X. RENCANA TERAPI

a. Psikofarmaka
-abilify 1x10 mg
Anti psikotik atipikal golongan benzisoxazole yaitu aripiprazole
-clozapine 1x25mg
Anti psikotik atipikal golongan dibenzodiazepin
-zyprexa 10 mg
Anti psikotik atipikal golongan dibenzodiazepin
-Depakote ER 1x 250mg
Obat anti mania untuk mania akut golongan divalproex
b. Nonfarmakologi
i. Kepada pasien
-Psikosuportif
Membantu pasien memberikan kesempatan
mengekpresikan perasaan dan pikiran, membina
hubungan saling percaya, memahami perasaan dan
berempati pada pasien, membantu proses pemulihan
-Psikoedukasi
Memberikan edukasi kepada pasien untu
mengembangkan pola perilaku yang lebih sehat,
perawatan diri, intake makanan dan minuman yang
teratur, serta anjuran meminum obat secara teratur.
ii. Kepada keluarga
-Psikoedukasi
Memberikan penjelasan pada keluarga pasien yang
bersifat komunikatif, edukatif, dan informatif mengenai
penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor yang
memperberat, dan bagaiamana cara pencegahannya.

18
Keluarga diharapkan dapat mengerti keadaan pasien serta
mendukung proses terapi dan mencegah kekambuhan.
Edukasi mengenai terapi yng diberikan dengan cara
menjelaskan efek samping yang munkin timbul. Selain
itu, ditekankan jga untuk pentingnya minum obat secara
teratur sehingga keluarga diharapkan dapat membantu
pemantauan pasien. Diharapkan juga dapat membantu
adanya saling dukung kembali satu sama lain agar
tercipta suasana rumah yag harmonis dan nyaman bagi
pasien.

XI. DISKUSI
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan pikiran
yang bermakna yang menimbulkan distress (penderitaan) dan disability
(hendaya) dalam kehidupan sosial pasien, sehingga disimpulkan pasien
mengalami gangguan jiwa menurut PPDGJ III.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental, pasien
tidak sedang menderita penyakit yang secara fisiologis menganggu
fungsi otak, sehingga diagnosis gangguan mental organic dapat di
singkirkan. Pasien tidak pernah menggunakan zat psikoaktif maupun
mengkonsumsi alcohol. Oleh karena itu, diagnosis yang berhubungan
dengan alkohol atau penggunaan zat psikoaktif, dapat disingkirkan.
GMNO psikosis ini termasuk ke dalam gangguan afektif Bipolar
episode kini manik dengan ciri psikotik karena memenuhi pedoman
diagnostik bipolar yaitu gangguan ini tersifat oleh episode berulang
dimana tingkat afek pasien dan aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu
tertentu mania dan pada waktu lain depresif dengan penyembuhan
sempurna antar episode dengan episode depresif lebih lama
dibandingkan episode manik. Kedua episode ini seringkali terjadi
setelah peristiwa hidup yang penuh stres dan trauma. Memenuhi
pedoman diagnostik mania dengan gejala psikotik berupa harga diri
yang membumbung dan gagasan kebesaran berkembang menjadi waham
kebesaran, iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar dimana
waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (mood-

19
congruent) dan sekurang-kurangnya harus terdapat episode afektif lain
di masa lampau
Diagnosis banding pertama adalah gangguan waham paranoid,
namun diagnosis ini dapat disingkirkan karena arus pikiran pasien masih
koheren dan lebih flight of ideas (tidak asosiasi longgar) dan gejala
afektif lebih menonjol
Diagnosis banding selanjutnya adalah skizoafektif tipe manik ,
dimana skizoafektif hanya dibuat bila ada gejala-gejala definitif adanya
skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, namun diagnosis
banding ini dapat disingkirkan karena pada pasien gangguan afektif
sangat menonjol sementara skizofrenia tidak terlalu.

Berdasarkan diagnosis diatas, maka psikofarmaka yang dipilih adalah


1. anti psikotik
indikasi : hendaya berat dalam kemampuan daya menilai
realitas dan hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental
bermanifestasi dalam gejala positif seperti inkoherensi,
waham, halusinasi dan disorganized maupun gejala negatif
yaitu gangguan perasaan maupun hubungan sosial dan
cenderung menyendiri
obat antipsikotik tipe atipikal berafinitas terhadap dopamin D2
reseptor juga terhadap serotonin 5 HT2 reseptor sehingga
afektif juga untuk gejala negatif.
Obat-obatan ini memiliki efek samping sedasi ( ngantuk,
kewaspadaan menurun) dan gangguan ekstrapiramidal (tremor,
bradikinesia dan rigiditas) serta gangguan otonom (hipotensi
dan gangguan irama jantung). Lama pemberian diberikan
paling sedikit selama 5 tahun dan dipertahankan 3 bulan- 1
tahun setelah semua gejala psikotik mereda dengan pengaturan
dosis dimulai dengan dosis awal sesuai dosis anjuran ,
dinaikkan 2-3 hari sampai mencapai dosis efektif dan
dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkna dosis
optimal dan dipertahankan setiap 8-12 minggu dan

20
dipertahankan 6 bulan sampai 1 tahun diselingi drug holiday
dan ditapering off tiap 2-4 minggu. Onset efek primer sekitar
2-4 minggu dengan waktu paruh 12-14 jam . efek obat secara
relatif berlangsung lama sehingga tidak langsung menimbulkan
kekambuhan setelah obat dihentikan . hal itu disebabkan
metabolisme dan eksresi obat sangat lambat.
Obat yang dipakai:
-abilify 1x10 mg
Anti psikotik atipikal golongan benzisoxazole yaitu aripiprazole.
-clozapine 1x25mg dan zyprexa 10 mg
Anti psikotik atipikal golongan dibenzodiazepin

2 Anti Mania
Indikasi untuk sindrom mania dalam jangka waktu paling sedikit 1
minggu hampir setiap hari terdapat keadaaan afek yang meningkat,
ekspresif atau iritabel disertai paling sedikit 4 gejala berikut, yaitu:
peningkatan aktivitas, dorongan untuk berbicara terus-menerus, flight of
idea, rasa harga diri yang melambung sampai waham, berkurangnya
kebutuhan tidur, mudah teralih perhatian, dan keterlibatan berlebih dalam
aktivitas yang mengandung kemungkinan risiko tinggi dengan akibat
yang merugikan disertai hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
Sindrom mania disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam celah
sinaps neuron, khususnya pada sistem limbik yang berdampak terhadap
dopamine receptor supersensitivity. Obat pilihan utama adalah lithium
carbonat dengan meningkatkan aktivitas kolinergik muskarinik dan
menghambat siklik AMP dan fosfoinositid sehingga mengurangi
supersensitivitas reseptor dopamin dengan efek samping dini yaitu mulut
kering, haus, gastrointestinal distres, poliuri dan tremor halus hingga
intoksikasi berupa penurunan kesadaran , kejang-kejang hingga koma.
Bila oleh karena suatu hal, efek samping tidak dapat ditolerir dengan baik
dapat menggunakan obat alternatif seperti:
-Depakole ER 1x 250mg

21
Obat anti mania untuk mania akut golongan divalproex
Lama penggunaan hingga sindrom mania tidak ada dan dilanjutkan 6
bulan kemudian ditappering off.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadisukanto,G, Elvira, S, Buku Ajar Psikiati Edisi kedua. Jakarta :


Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2015.
2. Maslim,R.Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III. Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmaya.2001.
3. Maslim,R.Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi
Ketiga. Bagian Imu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya : Jakarta.2014
4. Sadock, BJ & Sadock, B. Kaplan& Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis
Edisi 2.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.2010.
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia 2011

22

Anda mungkin juga menyukai