cara titrasi (titrimetri) atau juga dikenal sebagai analisis volumetri, dimana zat yang
akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan
dialirkan dari buret dalam bentuk larutan, misalnya pada sampel yang terlebih dahulu
sudah diekstrak dengan bahan-bahan kimia yang setelahnya dititrasi dengan NaOH
yang sesudah dibakukan dengan asam oksalat. Pada titrasi ini indikator yang
digunakan adalah indikator fenolftalein sampai terjadi perubahan warna dari tidak
berwarna sampai menjadi warna merah muda.
Indikator, merupakan senyawa ion yang biasanya adalah asam lemah dan
dapat teionisasi dan membentuk kesetimbangan menjadi bentuk anionnya. Biasanya
warna indikator saat belum terionisasi dan setelah terionisasi akan berbeda.
Fenolftalein umumnya dipakai sebagai indikator dalam menentukan titik akhir titrasi
asam kuat dengan basa kuat. Fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk
mengetahui terjadinya suatu titik ekuivalen dalam proses penitrasian dengan
terjadinya perubahan warna pada larutan. Indikator fenolftalein dengan range pH 8,0-
9,6 merupakan indikator yang baik untuk larutan basa dimana indikator ini akan
merubah warna larutan dari bening menjadi merah muda akibat dari perubahan pH
larutan pada saat penitrasian (Bassett, 1994).
Adapun hasil kadar Natrium benzoat pada titrasi pertama yakni 121 mg/kg,
dan pada titrasi kedua yakni 69 mg/kg. Hal ini menunjukkan kadar yang lebih rendah
dari Batas Maksimum yang dihitung sebagai asam benzoate, dimana menurut
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Pengawet, pada minuman berbasis air berperisa tidak berkarbonat yaitu 400 mg/kg.
Sehingga dapat disimpulkan kadar natrium benzoat dalam sampel minuman ringan
bermerk mizone masih di dalam rentang batasan penggunaan pengawet. Hal ini
merupakan hal yang krusial, karena dampak dari penggunaan natrium benzoat yang
melebihi batas maksimum adalah dapat menyebabkan kanker karena Natrium
Bnezoat debagaiagen karsinogenik (lipi.go.id) dan dapat menyebabkan reaksi alergi
dan penyakit saraf.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA