Artinya : dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al kitab (Taurat) serta
mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan
pahala orang-orang yang Mengadakan perbaikan. (QS. Al-Araf : 170)
Sebelum masa pembaruan, umat Islam diberbagai Negara telah menyimpang dari ajaran
Islam yang bersumber kepada Al-Quran dan Hadits. Penyimpangan itu terdapat dalam hal
berikut:
1. Ajaran Islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikan. Hal ini ditandai
dengan banyaknya umat Islam yang menyembah selain Allah SWT, seperti memuja
makam yang dianggap keramat dan meminta tolong dalam urusan gaib kepada dukun-
dukun dan orang-orang yang dianggap sakti. Selain itu, ada juga kelompok umat Islam
yang mengultuskan dan beranggapan bahwa sultan adalah orang suci yang segala
perintahnya harus ditaati.
2. Adanya kelompok umat Islam yang selama hidup di dunia ini, hanya mementingkan
urusan akhirat dan meninggalkan dunia. Mereka beranggapan bahwa memiliki harta
benda yang banyak, kedudukan yang tinggi, dan ilmu pengetahuan tentang dunia adalah
tidak perlu, karena hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara. Sedangkan hidup di
akhirat bersifat kekal dan abadi. Selain itu, banyak umat Islam yang menganut faham
fatalism, yaitu faham yang mengharuskan berserah diri kepada nasib dan tidak perlu
berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan ditentukan oleh nasib.
Tokoh yang mempelopori gerakan tajdid atau pembaruan Islam, antara lain sebagai berikut:
1. Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1793)
Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Uyainah, Nejd, Arab Saudi pada tahun 1703. Ia
dilahirkan dari keluarga yang terkenal dengan kesalehan dan keimanannya. Ia mempunyai
gerakan yang kemudian dikenal dengan gerakan wahabi. Timbulnya gerakan ini tidak lepas
dari kondisi umat Islam pada saat itu, yakni sebagai berikut:
a. Secara politik, umat Islam di seluruh kawasan kekuasaan Islam berada dalam keadaan
yang lemah. Ketika itu yang berkuasa adalah kerajaan Turki Utsmani yang merupakan
penguasa tunggal, namun kerajaan itu sedang mengalami kemunduran dalam segala
bidang.
b. Adanya penurunan semangat dalam pemahaman Al-Quran karena umat Islam bersikap
fatalis dan cenderung mistisisme.
c. Tauhid yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. telah dirusak oleh kebiasaan-kebiasaan
syirik.
d. Kota-kota suci, seperti Makkah dan Madinah, telah menjadi tempat yang penuh dengan
penyimpangan akidah.
Gerakan wahabi ini berhasil berkat bantuan kepala suku yang bernama Muhammad Ibnu
Saud yang kemudian mendirikan kerajaan di bawah pimpinan keturunannya. Muhammad bin
Abdul Wahab mempunyai beberapa pemikiran, antara lain sebagai berikut:
a. Al-Quran dan Hadits merupakan sumber asli ajaran Islam, sedangkan pendapat para
ulama bukan merupakan sumber ajaran Islam.
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c. Pintu ijtihad tetap terbuka dan boleh dilakukan dengan jalan kembali pada Al-Quran
dan sunnah Rasulullah.
2. Syah Waliyullah (1703-1762)
Syah Waliyullah lahir di New Delhinpada 21 Februari 1703. Tokoh ini mempunyai
silsilah sampai kepada Umar bin Khattab, sehingga dibelakang namanya sering ditambah Al-
Umari atau Al-Faruqi.
Syah Waliyullah hanya menulis buku, antara lain Hujjatul Baligan, Fuyun Al-Haramain, Al-
Fauzul Kabir Fa Uslit Tafsir. Disamping itu, ia menerjemahkan kitab suci Al-Quran ke
dalam bahasa Persia.
Sebagai seorang mujadid, ia mempunyai pemikiran tentang penyebab kemunduran umat
Islam di India secara khusus dan di seluruh dunia secara umum. Pemikirannya antara lain
sebagai berikut :
a. Terjadinya perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem kekhalifahan menjadi
sistem kerajaan.
b. Sistem demokrasi yang ada dalam kekhalifahan diganti dengan sistem monarki absolute.
c. Perpecahan dikalangan umat Islam yang di sebabkan oleh berbagai pertentangan aliran
dalam Islam.
d. Adat-istiadat dan ajaran bukan Islam masuk ke dalam keyakinan umat Islam.
3. Sultan Mahmud II (1785-1835)
Sultan Mahmud II lahir pada tahun 1785. Dia di angkat menjadi khalifah pada tahun
1807. Sultan Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia Islam.
Pembaruan yang dilakukannya antara lain sebagai berikut :
a. Menerapkan sistem demokrasi dalam sistem pemerintahannya
b. Menghapus pengkultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
c. Mengadakan pembaruan dalam bidang pendidikan dengan memasukkan kurikulum
umum kedalam lembaga-lembaga pendidikan madrasah.
d. Mendirikan sekolah maktebi maarif yang menyiapkan tenaga-tenaga administrasi dan
maktebi ulumi edebiyet yang menyiapkan tanaga-tenaga ahli penerjemah.
e. Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.
4. Muhammad Ali Pasha (1765-1849)
Muhammad Ali Pasha lahir pada tahun 1765. Banyak usaha yang dilakukan untuk
memperbarui kondisi umat Islam yang telah jauh tertinggal dari negeri Barat. Usaha-usaha
yang ia lakukan adalah dalam bidang militer, pendidikan dan ekonomi.
a. Bidang ekonomi
1) Mengambil alih kepemilikan tanah oleh Negara dan hasilnya digunakan untuk
kepentingan rakyat.
2) Membangun sistem irigasi sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik.
b. Bidang militer
Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan Muhammad Ali Pasha.
Kemajuan teknologi peperangan membuat Prancis dengan mudah menguasai Mesir. Setelah
Prancis dapat di usir Inggris tahun 1802, ia mengundang seorang perwira tinggi Prancis untuk
melatih tentara Mesir. Kemudian, ia mendirikan sekolah militer tahun 1815.
c. Bidang pendidikan
1) Pada tahun 1815 mendirikan sekolah militer
2) Pada tahun 1816 mendirikan sekolah teknik
3) Pada tahun 1827 mendirikan sekolah kedokteran
4) Pada tahun 1829 mendirikan sekolah apoteker
5) Pada tahun 1834 mendirikan sekolah pertambangan
6) Pada tahun 1836 mendirikan sekolah penerjemahan
7) Mengirim pelajar ke Prancis untuk belajar sains dan teknologi
5. At Tahtawi (1801-1873)
Nama lengkapnya adalah Rifaah Badawi at-Tahtawi. Ia lahir pada tahun 1801 di
Tahta dan meninggal tahun 1873 di Mesir. Sebelum pergi ke Prancis, ia banyak mempelajari
peradaban Barat dan kemajuan yang di capainya di Institut dEgypte. Setelah menamatkan
pendidikan di AL-Azhar tahun 1822, ia mengajar di almamaternya selama lebih kurang dua
tahun . Dorongan dari gurunya, AL-Attar, dan kesempatan yang di berikan Muhammad Ali
Pasha kepadanya, menjadikan ia belajar di Prancis dan menjadi imam para pelajar Mesir di
Prancis.
Ia banyak membaca buku karya tokoh-tokoh besar umat Islam dan bangsa Barat. Dengan
ketekunannya belajar bahasa Prancis secara otodidak, akhirnya ia mampu menyaingi
kehebatan para pelajar- pelajar Mesir lainnya yang belajar bahasa itu secara formal di kelas-
kelas. Selama di Prancis, ia berhasil menerjemahkan 12 buku ke dalam bahasa Arab .Setelah
kembali ke Mesir, ia diberi kepercayaan untuk mendirikan sekolah penerjemahan tahun 1836.
Di samping itu, ia juga aktif menulis di Koran AL-Waqai AL-Misiriyah.
Adapun beberapa pemikiran tentang pembaruan yang dilontarkannya adalah sebagai berikut :
a. Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat, tetapi juga soal hidup di dunia.
Umat Islam juga harus memerhatikan kehidupan di dunia.
b. Kekuasaan raja yang absolute harus dibatasi oleh syariat dan raja harus bermusyawarah
dengan ulama dan kaum intelektual.
c. Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan modern.
d. Kaum ulama harus mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan agar syariat dapat
menyesuaikan, misalnya dengan kebutuhan masyarakat modern.
f. Pendidikan harus bersifat universal, misalnya wanita harus memperoleh pendidikan yang
sama dengan kaum pria, istri harus menjadi teman dalam kehidupan intelektual dan
sosial bagi suami .
g. Umat Islam harus dinamis dan meninggalkan sifat statis.
6. Jamaluddin al Afghani (1839-1897)
Nama lengkapnya adalah Sayyid Jamaluddin al-Afghani. Ia lahir di Asadabad tahun
1839 dan wafat di Istambul tahun 1897. Ia mendapat gelar sayyid karena ia keturunan Husain
bin Ali bin Abi Thalib. Sejak kecil, ia sudah belajar membaca AL-Quran, bahasa Arab, dan
Persia, serta ilmu-ilmu lainnya, seperti tafsir, hadits tasawuf, dan filsafat.
Pada usia 20 tahun, ia sudah menjadi pembantu Pangeran Muhammad Khan di
Afghanistan. Pada tahun 1864, ia menjadi panasehat Ali Khan dan menjadi perdana menteri
pada masa pemerintahan Muhammad Azam Khan. ia banyak memperoleh pengalaman
dalam pengembaraannya ke beberapa Negara. Mula-mula ke India tahun 1869, lalu ke Mesir
memberi kuliah di hadapan kaum intelektual di Al-Azhar pada tahun 1871. Diantara
muridnya yang terkenal adalah Muhammad Abduh dan Saad Zaglul.
Ketika terjadi persoalan politik di Mesir, ia pergi Paris (Prancis). Di kota ini dia
mendirikan sebuah organisasi bernama AL-Urwatul Wusqa yang beranggotakan muslim
militan di Mesir, Suriyah, dan Afrika Utara. Organisasi ini bertujuan mempercepat
persaudaraan islam, membela, dan mendorong umat islam untuk mencapai kemajuan.
Berikut ini beberapa pemikiran Al-Afghani tentang pembaruan umat Islam :
a. Kemunduran umat Islam bukan karena Islam tidak sesuai dengan perkembangan zaman
dan perubahan kondisi. Kemunduran itu disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa
faktor itu adalah sebagai berikut :
1) Umat Islam telah dipengarui oleh sifat statis, berpegang pada taklid, dan bersikap
fatalis.
2) Umat Islam telah meninggalkan akhlak yang tinggi dan telah melupakan ilmu
pengetahuan.
3) Di bidang politik , kesatuan umat Islam menjadi terpecah belah.
b. Untuk mengembalikan kejayaan pada masa lalu dan sekaligus menghadapi dunia modern,
umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam yang murni dan Islam harus dipahami dengan
akal serta kebebasan.
c. Corak pemerintahan otokrasi dan absolut harus diganti dengan pemerintahan demokratis.
Kepala negara harus bermusyawarah dengan pemuka masyarakat yang berpengalaman.
d. Tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Pan Islamisme atau rasa solidaritas antara
umat Islam harus dihidupkan kembali.
7. Muhammad Abduh (1849-1905)
Muhammad Abduh lahir di Mesir tahun 1849. Ia adalah seorang pemikir, teolog, dan
pembaru dunia Islam di Mesir. Silsilah keturunannya bersambung dengan Umar bin Khattab.
Ketika belajar di Al-Azhar, ia bertemu dengan Jamaluddin al-Afghani. Ia sangat
terkesan dengan pemikiran-pemikiran Al-Afghan. Setelah tamat, ia mengajar di Al-Azhar dan
aktif menulis surat kabar Al-Abram. Ia juga menjabat sebagai rektor Al-Azhar.
Adapun ide-ide pembaruannya yang membawa dampak positif bagi pengembangan
pemikiran Islam adalah sebagai berikut :
a. Pembukaan pintu ijtihad karena ijtihad merupakan dasar yang penting dalam menafsirkan
kembali ajaran Islam.
b. Penghargaan terhadap akal. Abduh mengatakan bahwa Islam adalah agama rasional, yang
sejalan dengan akal ilmu pengetahuan akan maju.
c. Kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi yang telah dibuat oleh negara yang
bersangkutan.
d. Memodernisasi sistem pendidikan di Al- Azhar.
1.3 Mengambil ibrah dari peristiwa perkembangan Islam pada masa modern
Pembaruan dalam Islam atau gerakan Islam modern merupakan jawaban yang
ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya. Kemunduran Kerajaan
Turki Utsmani yang merupakan pemangku khilafah Islam setelah abad ke-17 telah
melahirkan kebangkitan Islam. Salah satu gerakan pembaruan yang terkenal adalah Wahabi,
sebuah gerakan reformis puritan. Gerakan ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan
ke arah pembaruan Islam abad ke-20 yang lebih bersifat intelektual.
Pendorong gerakan pembaruan Islam yang terkenal adalah Jamaluddin al-
Afghani (1897). Ia mengajarkan solidaritas Pan-Islam dan pertahanan terhadap imperialisme
Eropa dengan kembali kepada Islam dalam suasana yang ilmiah dan modernis.
Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar kepada gerakan
kebangkitan Islam di Indonesia. Bermula dari pembaruan pemikiran dan pendidikan Islam di
Minangkabau yang disusul oleh pembaruan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab
di Indonesia. Kebangkitan Islam di Indonesia makin berkembang dengan terbentuknya
organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarikat Dagang Islam (SDI) di Solo (1911),
Persyarikatan Ulama di Majalengka (1911), Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan
Islam (Persis) di.Bandung(1923), Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya(1926), dan Persatuan
seperti Sarikat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan dari SDI, Persatuan Muslimin
Indonesia (Permi) di Padang Panjang (1932), yang merupakan kelanjutan dan perluasan dari
organisasi pendidikan Thawalib, dan Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938.
Sementara itu, hampir pada waktu yang bersamaan, pemerintah penjajah menjalankan Politik
Etis atau politik balas budi. Belanda mendirikan sekolah-sekolah formal bagi bumi putera,
terutama dari kalangan priyayi dan kaum bangsawan. Pendidikan Belanda tersebut membuka
mata kaum terpelajar akan kondisi masyarakat Indonesia. Pengetahuan mereka akan
kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan masyarakat Indonesia pada saatnya mendorong
lahirnya organisasi-organisasi sosial, seperti Budi Utomo, Taman Siswa, Jong Java
Sumatranen Bond, Jong Ambon, dan Jong Celebes.
Organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam dan organisasi-organisasi yang didirikan kaum
terpelajar di atas menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme dalam pengertian
modern.
Secara umum, ibrah yang dapat diambil dari gerakan pembaruan Islam antara lain sebagai
berikut :
1. Bidang Akidah
Dalam bidang akidah, gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dalam pemahaman ajaran
Islam karena banyak paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, antara lain
berkembangnya paham fatalisme, dan masuknya budaya syirik (takhayul, bidah, dan
khurafat) ke dalam ajaran Islam.
2. Bidang Politik
Dalam bidang politik, gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dengan tujuan
membebaskan diri dari penjajah.
3. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dalam pendidikan
dengan cara melakukan perubahan kurikulum pendidikan dan memadukannya dengan
pendidikan modern.
4. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi gerakan ini berusaha melakukan perubahan ekonomi karena
penjajahan menimbulkan kemiskinan dan kesengsaraan. Selain itu, pada masa pembaruan
telah bermunculan para sastrawan yang karya-karyanya bernuansa islami di berbagai negara,
antara lain sebagai berikut :
a. Muhammad Iqbal
Menggunakan bahasa Urdu dan Persi. Karya puisinya yang paling terkenal adalah Asrari
Khudi. Buku filsafatnya yang paling terkenal berjudul The Reconstruction of Religious
Thought in Islam. Muhammad Iqbal juga menulis beberapa prosa dalam bahasa Inggris dan
Arab.
b. Mustafa Lutfi al- Manfaluti (1876-1926)
Muhammad Lutfi merupakan seorang sastrawan dan ulama dari Mesir. Ia merupakan
pengarang cerita pendek yang cerita-ceritanya bergaya semi klasik dan modern.
c. Dr. Muhammad Husain Haekal (1888- 1956)
Dr. Muhammad Husain Haekal menulis Hayatu Muhammad( Sejarah Hidup Nabi
Muhammad saw) Ia seorang sastrawan yang dianggap sebagai perintis karya sastra modern
setelah novelnya yang berjudul Zainab terbit tahun 1914. Beliau banyak menulis kritik sastra
dan cerita pendek.
d. Jamil Siqdi az- Zahawi (1863-1936)
Jamil Siqdi merupakan sastrawan yang berasal dari Irak. Ia dikenal sebagai peritis sejak
modern dan seorang penyair tua yang bernada keras. selain sebagai sastrawan ia pun dikenal
sebagai hak-hak wanita bersama-sama dengan Maruf ar-Rasafi (1877-1945).
e. Binti Syati(Aisyah Abdurrahman )
Binti Syati terkenal sebagai sastrawati, wartawati, dan editor harian Al- Abram Mesir. Selain
itu, beliau banyak menekuni Al-Quran, lalu menulis tafsir Al-Quran dari segi sastra.