Pemenuhan Kebutuhan Pasien Dengan Gangguan Mental Organik
Pemenuhan Kebutuhan Pasien Dengan Gangguan Mental Organik
BAB I
PENDAHULUAN
Demensia bukanlah suatu penyakit yang spesifik. Demensia merupakan istilah yang
digunakan untuk mendeskripsikan kumpulan gejala yang bisa disebabkan oleh berbagai
kelainan yang mempengaruhi otak. Seorang penderita demensia memiliki fungsi intelektual
yang terganggu dan menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari maupun hubungan
dengan orang sekitarnya. Penderita demensia juga kehilangan kemampuan untuk
memecahkan masalah, mengontrol emosi, dan bahkan bisa mengalami perubahan kepribadian
dan tingkah laku seperti mudah marah, dan berhalusinasi. Seseorang didiagnosa demensia
bila dua atau lebih fungsi otak, seperti ingatan dan keterampilan berbahasa, menurun secara
signifikan tanpa disertai penurunann kesadaran.
Perjalanan penyakit demensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin
parah, sehingga keadaan ini pada mulanya tidak disadari. Terjadi penurunan dalam ingatan,
kemampuan untuk mengingatwaktu dan kemampuan untuk menganali orang, tempat, dan
benda. Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan kata yang tepat
dan dalam pemikiran yang abstrak( misalnya, dalam pemakaian angka). Sering terjadi
perubahan kepribaadiaan dan gangguan perilaku.
Gejala awal biasnya adalah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi tetapi bisa juga
bermula sebagai depresi, ketakutan, kecemasan, penurunan emosi atau perubahan kepribadian
lainnya. Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara sehingga penderita menggunakan
kata-kata yang lebih sederhana, menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak mampu
menemukan kata-kata yang tepat. Ketidakmampuan mengartikan tanda-tanda bisa
menimbulkan kesulitan dalam mengemudikan kendaraan. Pada akhirnya penderita tidak
dapat mnjalankan fungsi sosialnya.
Demensia cukup sering dijumpai pada lansia, menimpa sekitar 16% kelompok usia diatas
65 tahun dan 32-50% kelompok usia diatas 85 tahun. Pada sekitar 10-20% kasus demensia
bersifat refersibel atau dapat diobati. Di Amerika tercatat sekitar 60-80% penderita demensia.
Yang paling sering menyebabkan demensia adalah penyakit alzheimer. Penyebab penyakit
alzeimer tiddak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik, karena penyakit ini
tampaknya ditemukan dalam beberapa keluarga dan disebabkan atau dipengaruhi oleh
beberapa kelainan tertentu. Pada penyakit alzeimer, beberapa bagian otak mengalami
kemundura, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap bahan kimia
yang menyalurkan sinyal didalam otak. Didalam otak ditemuka jaringan abnormal(disebut
plak senilis dan serabut saraf yang tidak beraturan) dan protein abnormal, yang bisa terlihat
pada otopsi. Demensia lewy body sangat menyerupai penyakit alzeimer, tetapi memiliki
perberdaan perubahan mikroskopik yang terjadi didalam otak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
Definisi demensia menurut WHO adalah sindrom neurodegeneratif yang timbul karena
adanya kelainan yang bersifat kronis dan progesifitas disertai dengan gangguan fungsi luhur
multiple seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran
pada demensia tidak terganggu.Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan
perburukan kontrol emosi, perilaku,dan motivasi.
a. Tipe alzeimer
Alzeimer adalah kondisi dimana sel saraf pada otak mengalami kematian sehingga
membuat signyal dari otak tidak dapat ditransmisikan sebagaimna
mestinya( Grayson,C.2004).
b. Demensia Vaskular
Demensia tipe vaskular disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah diotak dan disetiap
penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya demensia. Depresi bisa
disebabkan oleh karena lesi tertentu diotak akibat gangguan sirkulasi darah ke otak, sehingga
depresi dapat diduga sebagai demensia vaskular.
Pada demensia tipe ini terdapat pembesaran vertikel dengan meningkatnya cairan
serebrosifinalis, hal ini menyebabkan adanya:
2.1.3 Etiologi
Penyebab utama demensia adalah:
a. Menurunnya daya ingat yang terus menerus terjadi. Lupa menjadi bagian keseharian
yang tidak bisa lepas
b. Gangguan orientasi waktu dan tempat. Misalnya, lupa hari, minggu, tahun, tempat
penderita berada
c. Penurunan kemampuan menyusun kalimat dengan benar
d. Ekspresi yang berlebihan
e. Adanya perilaku seperti: acuh tak acuh, menarik diri, dan gelisah.
2.1.5 Pathway
Faktor predisposisi : virus lambat, proses autoimun,
keracunan aluminium dan genetik
Penurunan metabolisme dan aliran darah di korteks
parietalis superior
Kelainan neurotransmiter
Demensia
Kehilangan kemampuan
Perubahan kemampuan menyelesaikan masalah Tingkah laku aneh
merawat diri sendiri dan kacau,
Perubahan mengawasi keadaan cenderung
yang kompleks dan berpikir mengembara
Defisit perawatan diri abstrak
Mempunyai
Emosi labil, pelupa, apatis dorongan
melakukan
Ketidak efektifan nutrisi kurang Risiko tinggi
dari kebutuhan tubuh cidera
Ketidak efektifan koping
2.1.6 Pencegahan dan perawatan
a. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti: alkohol, zat
adiktif yang erlebihan
b. Memperbanyak membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir
c. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental sehat dan aktif
2.1.7 Prognosis
Prognosis tergantung usia timbulnya tipe demensia, dan berat deteoriasi. Pasien
dengan onset yang dini dan ada rewayat keluarga dengan dengan demensia mempunyai
perjalanan penyakit yang lebih progresif.
Komplikasi demensia
1. Ulkus dekubitus
2. Infeksi saluran kencing
3. Pneumonia
4. Tromboemboli, infark miokoskopi
5. Kejang
6. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
7. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan menurun dan kesuitan memanfaatkan
8. Kehilangan kemampuan berinteraksi
9. Harapan hidup berkurang
Mini Mental State Examination (MMSE) adalah salah satu alat yang paling umum untuk
pemeriksaan penurunan kognitif pada dewasa tua dan lanjut usia. MMSE dikembangkan
untuk membedakan antara lanjut usia dengan atau tanpa gangguan neuropsikiatri awal dalam
proses penyakit. Dengan mengetahiu lebih awal gangguan neuropsikis orang trsebut maka
dapat meningkatkan waktu pengobatan farmakologis dan non farmakologis untuk menunda
tejadinya gangguan neiropsikis tersebut terutama gangguan kognitif.
Hal ini juga digunakan selama masa tindakan pada pasien yang menderita gangguan
kognitif untuk menilai perkembangan penyakit. Mmse mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang menilai lima fungsi kognitif (orientasi,memori langsung,perhatian,daya ingat bahasa).
Dan beberapa komponen ini telah diteliti ulang dan menunjukan bahwa pada demensia
memang terdapat beberapa gangguan tersebut. Skor MMSE yang rendah dalam setiap faktor
dapat memberikan gambaran demensia pada pasien tersebut. Studi ini menunjukkan bahwa
MMSE akurat mencerminkan profil kognitif orang dewasa tua.
Tabel 1
Registrasi 3
3. pemeriksa menyebutkan 3 nama benda dengan antara 1 detik
waktu menyebut nama benda tersebut(misalnya,
buku,mangkok,payung). Setelah selesai suruh penderita
menyebutkannya. Beri angka 1 untuk tiap jawaban yang betul.
Kemudian bila salah, suruh ulang sampai betul semua.
Tabel 2
Sumber :
Keterangan:Baik/normal: 25-30,
2. Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini.
Pengobatan / pencegahan hanya dalam bentuk faliatif, yaitu : nutrisi tepat, latihan,
pengawasan aktifitas, selain itu bisa diberikan obat Memantine ( N-metil) 25 mg/hari,
Propanolol (Indera), Haloperidol, dan penghambat Dopamin potensi tinggi untuk
kendali gangguan perilaku akut. Selain itu diberikan Trasine Hidrokloride (inhibitor
Asetil Kolin esterase) untuk gangguan kognitif dan fungsionalnya.
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Pemeriksaan fisik. Biasanya hasil demensia kesadaran yang menurun dan
sesudahnya terdapat amnesia, tensi menurun, herdia, berat badan menurun
4. Psikososial
5. Status mental
6. Kebutuhan sehari-hari termasuk dari pola tidur, pola makan, mekanisme koping.