Anda di halaman 1dari 1

Sekolah sebagai Media Terbaik untuk Sosialisasi Mitigasi Bencana

Jakarta Pusat - 20 peserta Sekolah Siaga Bencana (SSB) yang kebanyakan terdiri
dari murid-murid berkumpul di aula lantai 3 SMKN 39 Jakarta pada pukul 9 pagi
(9/9). Program SSB yang dipimpin oleh Panji pada hari kedua tersebut sebenarnya
sudah dimulai sejak hari sebelumnya. Selama dua hari, para peserta mendapat
banyak pengetahuan mengenai persiapan menghadapi bencana yang meliputi
gempa, banjir, serta kebakaran.

Aku keluar rumah, ke depan jalan gitu waktu gempa. Kan waktu itu aku belum
tahu, sekarang sudah. Anika Eka Putri, perwakilan dari ekskul basket yang
menghadiri SSB berbagi pengalamannya saat terjadi gempa beberapa tahun yang
lalu. Minimnya persiapan menghadapi bencana seperti ini dapat memperbesar
resiko kematian. Apalagi Indonesia merupakan Negara yang rawan bencana.
Sayangnya, tidak seperti Jepang yang memasukkan SSG dalam kurikulum, kita
masih belum sampai pada tahap itu.

Pemilihan sekolah-sekolah sebagai partner dalam program siaga bencana yang


dijalankan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) memang sudah sangat tepat mengingat
banyaknya kasus bencana mancanegara yang berakhir dengan sekolah sebagai
kuburan massal. Pakistan dan Filipina adalah contoh dua Negara yang kurang
mempersiapkan pihak sekolahnya sehingga banyak menelan korban jiwa. Selain itu,
sekolah diyakini sebagai media yang paling cocok untuk menyalurkan pendidikan
kebencanaan sejak dini.

Dalam beberapa bulan ke depan, ACT dan pihak sekolah telah sepakat untuk
meneruskan kerja sama SSB namun lebih bersifat praktikal. Dengan begini,
diharapkan ke depannya SMKN 39 Jakarta sudah dapat menyandang titel Sekolah
Aman.

Sabrina Fitria/Cyber Humanity Volunteer

Anda mungkin juga menyukai