Anda di halaman 1dari 28

KONSEP TUMBUH KEMBANG REMAJA

Diposkan oleh Rizki Kurniadi

Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak dengan dewasa, dimana
pada masa itu terjadi perubahan biologis, intelektual, psikososial dan ekonomi. Selama
periode ini, individu mengalami kematangan fisik dan seksual, peningkatan kemampuan
dan mampu membuat keputusan edukasi dan okupasi.

Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :


1. Early adolescent (11 14 th)
2. Middle adolescent (15 17 th)
3. Late adolescent (18 20)

Peristiwa yang paling penting pada usia remaja adalah pubertas, karena pubertas
muncul dan berkembang pada rentang usia kronologis yang lebar dan berbeda menurut
jenis kelaminnya. Sangat sulit untuk membuat kategori pubertas secara kronologis
karena itu untuk mendapat pola individu yang konsisten digunakan istilah tingkat
perkembangan pubertas tanpa melihat usia. Tingkat perkembangan pubertas dibagi
dalam tingkat awal, menengah dan lanjut. Gambaran perkembangan remaja
memperlihatkan hubungan yang lebih erat dengan tingkat perkembangan pubertas atau
tingkat maturitas kelamin (TMK). Tabel TMK yang sering digunakan adalah tabel Tanner
yaitu :

TABEL 1. KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN ANAK PEREMPUAN

TMK Rambut Pubis Buah Dada


1 Praremaja Praremaja
2 Jarang, berpigmen sedikit, lurus atas Menonjol seperti bukit kecil, areola
medial labia melebar
3 Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah
Mammae dan areola membesar, tidak
ada kontur pemisah
4 Kasar, keriting, banyak tapi belum Areola dan papila membentuk bukit
sebanyak dewasa kedua
5 Bentuk segitiga seperti pada perempuan Matang, papila menonjol, areola
dewasa tersebar sampai medial paha sebagai bagian kontur buah dada

TABEL 2. KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN ANAK LAKI-LAKI

TMK Rambut Pubis Penis Testis


1 Tidak ada Praremaja Praremaja
2 Sedikit, panjang, pigmen Sedikit membesar Skrotum membesar,
sedikit warna merah muda
3 Sedikit lebih gelap, mulai Lebih panjang Lebih besar
ikal
4 Seperti tipe dewasa tapi Lebih besar, ukuran Lebis besar, skrotum
lebih sedikit, kasar, glands dan lebar penis lebih gelap
keriting bertambah
5 Seperti dewasa, Ukuran dewasa Ukuran dewasa
menyebar sampai medial
paha

Masa remaja awal (TMK 2) pada anak perempuan biasanya antara usia 10 13 tahun
berlangsung selama 6 bulan 1 tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 15
tahun yang berlangsung antara 6 bulan 2 tahun. Masa remaja menengah (TMK 3 4)
anak perempuan timbul pada usia 11 14 tahun berlangsung sampai 2 3 tahun. Pada
anak laki-laki usia 12 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan 2 tahun. Masa remaja
lanjut (TMK 5) anak perempuan rata-rata usia 13 17 tahun dan anak laki-laki usia 14
16 tahun.

TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA AWAL (TMK 2)

Fisik

Tingkat awal pubertas TMK 2 disebabkan oleh peningkatan sekresi gonadotropin


hipofisis dan hormon pertumbuhan. Terdapat bukti bahwa fenomena ini terjadi akibat
penurunan kadar melatonin yang terjadi pada usia 7 tahun. Pada anak perempuan,
bentuk payudara mulai tampak sedangkan pada 30 35 % anak laki-laki gejala
ginekomastia sangat variabel dan tidak selalu berhubungan dengan tingkat maturasi
pubertas tertentu. Perkembangan buah dada perempuan terjadi akibat rangsangan
estrogen ovarium disekresi akibat respon terhadap FSH. Efek predominan FSH adalah
merangsang pertumbuhan ovarium dan ini bermula satu tahun sebelum perkembangan
payudara (TMK 2). Akibat lain estrogen ovarium menyebabkan penebalan mukosa
vagina, peningkatan pigmentasi, vaskularisasi dan erotisasi labia mayora serta sedikit
pembesaran klitoris dan uterus. Endometrium menebal dan mulai berdeferensiasi
sedangkan miometrium mulai meningkatkan kandungan seluler aktomiosin, kretinin
kinase dan adenosin triphosphat sebagai persiapan menstruasi dan proses kehamilan
serta persalinan. Efek lain estrogen adalah peningkatan deposit glikogen dalam sel
mukosa vagina yang akan memacu pertumbuhan bakteri doederlein yaitu sejenis
bakteri pembentuk asam laktat yang mengubah lingkungan pH menjadi asam dan
mempermudah pula kemungkinan infeksi jamur.

Masa TMK 2 pada anak laki-laki ditandai dengan pembesaran testis akibat pembesaran
tubulus seminiferus serta bertambah banyaknya sel leydig dan sel sertoli. Perubahan
akibat sekresi testosteron mempengaruhi pula perubahan lain seperti pembesaran
epididemis vesikula seminalis dan prostat. Dinding skrotum akan menipis disertai oleh
vaskularisasi. Keadaan ini menampakkan konfigurasi dewasa dengan bagian proksimal
yang lebih sempit serta posisi testis kiri lebih rendah dari yang kanan. Tidak lama
setelah periode ini maka penis pun mulai membesar. Ukuran lebar penis tetap lebih
kurus dari panjangnya sampai pada masa pubertas lanjut ketika terjadi akselerasi
pertumbuhan korpus kavernosus penis melebihi pertumbuhan uretra sehingga terlihat
penis lebih besar seperti bentuk dewasa. Selain sekresi testosteron terjadi pula
peningkatan konsentrasi androgen adrenal baik laki-laki maupun perempuan akan
menimbulkan pertumbuhan rambut pubis dan ketiak. Konsistensi dan distribusi rambut
pubis akan mengikuti pola tertentu sesuai dengan jenis kelamin dan secara berurutan
menurut indeks pertumbuhan pubertas. Pada masa TMK 2 rambut kelamin lurus dan
halus terlihat pada bagian tengah labia mayora pada perempuan dan sekitar basis
penis pada laki-laki. Efek androgen lain adalah peningkatan ukuran dan sekresi folikel
sebacea yang dapat menimbulkan timbulnya jerawat dan dianggap merupakan tanda
karakteristik seks sekunder.

Selama masa pubertas laki-laki terjadi perubahan fungsional dan struktural yang
dramatis. Ejakulasi terjadi bermula sebagai respon masturbasi timbul sekitar satu tahun
setelah pertumbuhan testis, pada saat timbulnya rambut pubis. Gigi taring dan molar
pertama tanggal pada awal remaja dan kemudian tumbuh gigi tetap. Pra molar dan
molar tumbuh selama masa remaja. Terdapat kolaborasi yang erat antara waktu
tumbuhnya molar kedua permanen dengan menarche.

Kognitif

Perkembangan kognitif sebagian besar biasanya diuraikan dalam hubungannya dengan


usia kronologis karena itu kaitan antara tingkat perkembangan pubertas dan
perkembangan kognitif belum jelas. Carey dalam study mengenai pengenalan wajah
menimpulkan bahwa awal timbul pubertas pada anak perempuan mempunyai efek yang
mengganggu proses kognitif sebaliknya Petterson yang mempergunakan cara kognisi
yang berbeda tidak berhasil menemukan hipotesis tentang gangguan itu. Karena TMK 2
pada anak perempuan mencakup usia antara 10 13 tahun dan pada lelaki lebih lebar
lagi antara umur 10, 5 14,5 tahun, maka menurut sekuens Piaget sebagian anak
tersebuta anak masuk dalam kelompok tingkatan operasional konkrit dan sebagian
lainnya dalam tingkatan operasional formal. Dalam tahap berpikir operasional formal,
individu yang bersangkutan sudah mampu membangun hipotesis terlebih dahulu
sebelum memulai suatu aksi, dapat berpikir abstrak, dapat melakukan beberapa
tindakan secara serentak, dan dapat mengambil gambaran umum serta memperkirakan
akibat suatu perbuatan atau peristiwa tanpa harus mengalami dahulu peristiwa itu.

Pada tahun-tahun sebelumnya teori Piaget mendominasi pemikiran tentang


perkembangan kognitif, tetapi belakangan ini telah timbul tantangan terhadap deskripsi
tahapan yang tegas dalam teori tersebut. Pendekatan yang dilakukan sekarang lebih
menekankan kecenderungan terhadap perkembangan masa anak dan remaja dengan
lebih banyak keterangan yang tumpang tindih dan bervariasi dibandingkan penjelasan
sebelumnya. Kecenderungan tersebut mencakup berbagai pokok sebagai berikut :
1. Kapasitas melakukan proses informasi. Remaja ternyata lebih superior dibandingkan
dengan anak yang lebih muda dalam hal kapasitas proses informasi, tetapi belum
diketahui apakah hal ini merupakan refleksi peningkatan struktural yang ada
hubungannya dengan umur.
2. Pengetahuan domain spesifik. Semasa kecil mereka akan menimbun/menyimpan
berbagai pengetahuan yang makin lama makin terorganisasi dalam berbagai bidang
dengan domain spesifik, yang akan memungkinkan pemecahan masalah melalui
proses memori yang tidak terdapat pada anak dengan umur lebih muda.
3. Kegiatan formal dan konkrit. Pandangan penganut teori Piaget lebih terlibat sebagai
kecenderungan ketimbang tahapan khusus, seperti misalnya pendekatan seorang anak
yang lebih muda dinilai sebagai lebih empiriko-deduktif dan pada remaja lebih
hipotetiko-deduktif.
4. Berpikir kuantitatif. Remaja cenderung mendekati masalah dengan lebih kuantitatif,
berorientasi skala pengukuran ketimbang anak yang lebih muda yang dikenal dengan
konsep pengukuran unit.
5. Sentuhan rasa berkompetisi. Dengan meningkatnya umur, anak akan makin tertarik
untuk menganggap bahwa berpikir merupakan suatu pertandingan kompetitif dan
karenanya merasa tertantang.
6. Metakognisi. Konsep diuraikan sebagai berpikir tentang berpikir dan oleh Flavell dibagi
lagi menjadi pengetahuan metakognitif dan pengalaman metakognitif. Pengetahuan
metakognitif diartikan sebagai akumulasi pengetahuan deklaratif dan prosedural
tentang peristiwa kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah unit berbagai
pengalaman tentang penemuan (eureka) atau sebaliknya sebagai suatu perasaan hal
ini tidak ada artinya buat saya. Metakognitif berkembang secara bertahap antara masa
anak dan remaja.
7. Peningkatan kemampuan yang ada. Pematangan kemampuan yang ada merupakan
suatu proses berkelanjutan selama masa perkembangan. Perbedaan seks muncul pada
masa awal remaja ; anak lelaki tampil lebih baik untuk kemampuan spasial dan
matematik, sedangkan anak perempuan lebih menonjol dalam kemampuan verbal

Psikososial

Masa remaja awal harus mempunyai fungsi pada tiga bidang utama yaitu keluarga,
kelompok sebaya dan sekolah. Pada setiap bidang ini terdapat kompleks berbagai
determinan yang saling mempengaruhi agar dapat berfungsi dengan berhasil. Fungsi
utama masa remaja awal adalah dimulainya kebebasan dari lingkungan keluarga dan
pada masa inilah hubungan dalam keluarga mulai terlihat merenggang. Sering pula
pada masa ini secara bersamaan terlihat tanda perkembangan pubertas berupa
keinginan untuk keleluasaan pribadi, dan tidak jarang disertai keengganan yang makin
nyata serta menjaga jarak keakraban fisis dari orang tua yang berbeda jenis kelamin
dengan anak. Keinginan remaja yang tidak terucapkan pada orang tua untuk membuat
batas tersebut sesuai dengan keinginan mereka untuk autonomi, dan hal ini sering
menimbulkan konflik dengan orangtua yang bila tidak terselesaikan akan menimbulkan
stress. Hasil akhirnya remaja cenderung untuk berpaling pada kelompok sebaya yang
sejenis. Persahabatan pada masa remaja awal secara khas menumbuhkan kelompok
yang sama jenis kelaminnya dengan kecenderungan lebih meningkatkan aktivitas
bersama ketimbang interaksinya sendiri.

Fungsi lingkungan sekolah pada umur ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kesesuaian
perkembangan seksual dengan anak sebaya ternyata sangat penting pengaruhnya.
Dilaporkan bahwa anak laki-laki yang lebih lambat matang akan kurang baik
penampilannya di sekolah dan tingkat pendidikan yang diharapkan akan lebih rendah
dibandingkan dengan anak laki-laki sebaya yang lebih cepat matang. Selanjutnya
dikemukakan pula bahwa anak gadis di sekolah menengah yang lebih cepat matang
mempunyai daya imajinasi dini yang buruk dan nilai rata-rata yang lebih rendah
dibandingkan dengan mereka yang tingkat pematangannya lebih lambat atau dengan
teman sebaya yang masih duduk di sekolah dasar. Dengan demikian jelas terlihat
bahwa pada segi kognitif terdapat perbedaan jenis kelamin yang dapat mempengaruhi
prestasi sekolah pada masa awal remaja.

TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA MENENGAH

Fisis

Masa remaja menengah, yang sesuai dengan TMK 3 dan 4, mencakup rentang umur
kronologis antara 12 14 tahun bagi perempuan dan antara 12,5 15 tahun pada laki-
laki. Pada masa ini terlihat adanya pertambahan pertumbuhan yang sangat mencolok,
terjadi akselerasi pertumbuhan tinggi dan berat badan serta perkembangan karakteristik
seks sekunder lebih lanjut. Masa ini merupakan puncak kurve kecepatan pertumbuhan
berat badan, yang mengikuti puncak kurve kecepatan tinggi badan kira-kira 6 bulan
sebelumnya. Pada masa inilah terjadi deposit besar jaringan lemak pada perempuan
dan massa otot pada laki-laki. Selama periode pertumbuhan cepat pada masa remaja
menengah ini, golongan perempuan mendapat pertambahan tinggi badan rata-rata 8
cm per tahun pada umur rata-rata 12 tahun, sedangkan laki-laki pada umur rata-rata 14
tahun mendapat penambahan tinggi badan rata-rata 10 cm per tahun.

Terlihat pola teratur proses perkembangan/kemajuan tulang kerangka dari distal menuju
proksimal, dimulai dari perkembangan tulang kaki. Kira-kira 6 bulan kemudian akan
diikuti perkembangan tungkai bawah, kemudian tungkai atas. Pola yang serupa
terdapat pula pada perkembangan alat gerak atas, sehingga secara keseluruhan anak
remaja terlihat ganjil karena bentuk tangan dan kaki yang besar dan tidak proporsional.
Puncak akselerasi pertumbuhan panjang tungkai bawah akan diikuti oleh
perkembangan lebar dada dan paha 4 bulan kemudian. Perpanjangan badan dan
pembesaran diameter anteroposterior dada merupakan manifestasi terakhir
pertumbuhan cepat pada pubertas. Selain terdapat perbedaan seks pada pertumbuhan
jaringan lemak masa remaja menengah, terdapat pula perbedaan pola pertumbuhan
kerangka menurut jenis kelamin. Lebar biakromial terbesar pada laki-laki ditentukan
oleh androgen, sedangkan estrogen menentukan lebar diameter bitrochanter yang akan
memebri bentuk kontur perempuan dewasa.

Pada masa remaja menengah terjadi pula perkembangan karakteristik seks sekunder
perempuan berupa pembesaran payudara dan areola, dan pada masa TMK 4 lebih
kurang 75% anak gadis akan memiliki batas areola dan payudara yang lebih tegas
sebagai akibat pembesaran areola. Rambut kelamin menjadi lebih gelap, kasar, ikal dan
lebih menyebar ke arah proksimal dan lateral menutupi mons pubis. Pada lelaki terlihat
penis lebih panjang dan lebar, testis lebih besar, dan skrotum lebih berpigmen.
Peristiwa yang paling dinamik adalah timbulnya menarche pada anak perempuan yang
rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun (pada kultur barat). Menars dapat terjadi pada
setiap tahap pubertas : 10% padaTMK 2, 20% pada TMK 3, 60% pada TMK 4, dan 10%
pada TMK 5. Tetapi sebagian besar anak gadis terlihat matur pada masa remaja
menengah. Peristiwa menarche sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurve
kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi
yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur menarche ibu
dengan putrinya, dan lebih erat lagi antar umur menarche perempuan bersaudara.
Faktor lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat
menarche lebih awal daripada yang kurus. Semua penyakit kronik yang menggangu
status gizi atau oksigenasi jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas,
terutama waktu menarche.

Yang lebih bervariasi lagi adalah waktu timbulnya pertumbuhan rambut sirkum anal,
dengan kecenderungan rambut aksila dan wajah akan timbul lebih lambat, yaitu setelah
rambut pubis mencapai TMK 4. Rambut wajah anak laki-laki timbul mula-mula di daerah
sudut bibir atas yang kemudian akan menyebar ke arah medial. Seiring dengan
pertumbuhan rambut aksila akan muncul pula bau badan akibat stimulasi androgen
pada kelenjar keringat apokrin, dan hal ini sering menimbulkan kesadaran bahwa pada
anak tersebut bahwa ia telah mulai dewasa. Sering pula terjadi ginekomastia anak laki-
laki pada masa remaja menengah ini; dapat bi- atau unilateral, yang dapat menetap
sampai 18 bulan. Walaupun sering terjadi dan tidak spesifik hal ini dapat sangat
meresahkan.

Kognitif

Kecenderungan perkembangan kognitif seperti telah diuraikan pada pembahasan terdahulu masih
terus berlangsung.

Psikososial

Hubungan antara remaja dengan keluarga, sekolah dan kelompok sebaya pada tahap
ini masih tetap serupa dengan tahap sebelumnya. Sekolah dan kelompok sebaya
mendapat porsi lebih penting, dan perbedaan seks pada kelompk sebaya tampak lebih
jelas. Tujuan perkembangan selama masa remaja bagi anak laki-laki lebih diwarnai
keinginan untuk memperoleh penerimaan dan kebebasan yang akan lebih mudah
dicapai dalam suatu kelompok, sedangkan bagi anak perempuan untuk menumbuhkan
kemampuan interpersonal dan cinta. Kesetiaan, keterlibatan, dan keakraban tentang
suatu informasi lebih berharga bagi lingkungan anak perempuan daripada anak laki-
laki.

Selama masa remaja menengah, kelompok sosial dapat meluas sampai


mengikutsertakan anggota yang berbeda jenis kelaminnya dan proses pacaran pun
dapat mulai terjadi. Proses pacaran dapat berkembang dalam berbagai tahap : tahap
pertama biasanya dilakukan tanpa kontak fisik, tahap kedua berciuman dan meraba
buah dada yang masih tertutup pakaian, tahap ketiga meraba buah dada telanjang atau
kemaluan, tahap keempat melakukan hubungan seksual dengan mitra tunggal, dan
tahap kelima melakukan hubungan seksual dengan mitra multipel. Walaupun terdapat
sangat banyak variasi berbagai jenis kelompok remaja, tampaknya sebagian besar
remaja pada masa ini tidak sampai melakukan pacaran tahap keempat. Dan bagi
mereka yang melakukannya maka resiko untuk kehamilan yang tidak diinginkan atau
penyakit kelamin cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan penerangan dan penyuluhan
untuk mencegah hal tersebut.

Selama masa remaja menengah harus sering dilakukan tindakan untuk pendidikan dan
latihan kerja. Seperti telah diterangkan hubungan dengan kelompok sebaya yang
seiring dengan maturasi fisis dapat mempengaruhi prestasi di sekolah. Efek fisis
perkembangan pubertas sering menyatu dengan imajinasi diri seseorang, dan tidak
jarang disertai dengan akibat yang mendalam. Peningkatan aktivitas pada
perkembangan maturitas dapat dirasakan negatif oleh seorang gadis sampai mungkin
memuncak menjadi anoreksia nervosa. Perkembangan buah dada yang tidak simetrik
akan menimbulkan perasaan sebagai abnormal. Imajinasi diri yang keliru seperti itu
merupakan masalah yang sering terjadi terutama pada anak perempuan dan para
penderita penyakit kronik. Perkembangan imajinasi diri ini melibatkan pula berbagai
pengalaman coba-coba atau eksperimen dalam lingkup sosial yang berbeda. Menurut
kategori Erikson tentang krisis kehidupan, maka tahap ini merupakan penentuan jati diri
atau perkembangan identitas. Pada masa itu pula identitas seksual akan lebih
mengental dan akan terjadi perkembangan rasa seksual yang adekuat.

TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA LANJUT

Fisis

Pada masa ini proporsi dan ukuran tubuh sudah menyerupai ukuran dewasa muda.
Hanya terjadi sedikit peningkatan pertumbuhan linear setelah melewati masa
pertumbuhan cepat remaja menengah. Sisa epifisis seperti pada femur, humerus dan
sterno kalvikula akan menutup paling lambat pada masa awal umur dupuluhan.
Perkembangan karakteristik seks sekunder menjadi tuntas dengan pertumbuhan
rambut kelamin yang menyebar sampai bagian medial paha pada laki-laki dan
perempuan, penampilan alat kelamin dewasa dan kapasitas reproduktif penuh pada
laki-laki, serta penampilan buah dada dewasa pada perempuan. Rambut wajah laki-laki
tumbuh sampai daerah dagu, dan bulu dada akan muncul sebagai bagian terakhir
pertumbuhan rambut tubuh. Suara berat dan dalam akan muncul lengkap akibat
pengaruh testosteron merangsang pertumbuhan tulang rawan tiroid dan krikoid, serta
otot larings. Pada perempuan, uterus akan mencapai bentuk dewasa dengan fundus
yang besar dan serviks yang lebih kecil.

Psikososial

Pada periode ini seringkali masalah penentuan karir sudah harus dihadapi dengan
berat, bahkan kadangkala sudah harus ditentukan. Perasaan ingin memberontak yang
sering muncul pada periode sebelumnya secara bertahap akan berubah kembali
menjadi pendekatan pada keluarga, tetapi dengan sikap yang sudah berbeda dari
sebelumnya. Walaupun masih sering berpikir moralistis dan absolut, remaja pada tahap
ini sudah mampu berdialog dengan orangtua. Mulai timbul pula kemampuan untuk
terlibat dalam hubungan interpersonal yang empatik; seringkali hubungan seksual
sebelumnya yang eksploitatif dan narsistik akan berubah.

Menurut skema Erikson, krisis psikososial pada masa remaja sebelumnya adalah pada
masalah identitas, sedangkan pada masa remaja lanjut adalah pada kebutuhan untuk
mengembangkan kapasitas keintiman.

MASALAH TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA

Masalah yang sering ditemukan pada usia remaja adalah :


1. Akne atau jerawat, yang dapat menimbulkan gangguan emosional
2. Miopia, biasanya mulai timbul pada usia remaja
3. Kelainan ortopedik berupa kiposis atau skoliosis
4. Penyakit infeksi, misalnya tuberkulosis yang sering dijumpai akibat daya tahan usia
remaja yang menurun
5. Defisiensi besi, terutama pada remaja perempuan dengan datangnya haid dan
kurangnya masukan besi
6. Obesitas, biasanya terjadi pada golongan remaja tertentu karena kebiasaan makan
yang kurang baik
7. Keadaan lain sebagai akibat gangguan emosional atau kenakalan remaja, yang
umumnya terdapat pada remaja laki-laki, seperti kelainan ortopedik karena kecelakaan,
gangguan kejiwaan karena minum dan ketergantungan narkotika, upaya bunuh diri, dan
masalah psikososial lainnya

Pada masa remaja ketegangan emosional yang bertambah dan dorongan kebutuhan
biologis harus disesuaikan dengan keinginan dan harapan masyarakat atau lingkungan.
Tuntutan masyarakat terhadap golongan remaja ini sudah pasti akan berlainan dengan
yang diharapkan dari anak pada masa tumbuh-kembang sebelumnya.

Tahap berikutnya dalam perkembangan psikososial mencakup kemampuan bergaul


dengan orang lain, disamping dengan orangtua sendiri untu menghindari rasa terpencil
dalam menghadapi tantangan pada berbagai kegiatan fisis seperti dalam bidang
olahraga, jalinan persahabatan atau pengalaman seksual. Salah satu aspek
peningkatan keakraban adalah adanya keinginan berbagi rasa dan bertenggang rasa
yang merupakan inti untuk timbulnya empati. Tahap perkembangan selanjutnya adalah
adanya keterikatan dengan orang lain, seperti dalam hal percintaan, pacaran,
perkawinan, dan hal lain yang menuntut adanya suatu tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Markum, H.A. , Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991

Muscari, Mary.E, Pediatric Nursing, Second Edition, Lippincoltts Review Series,


Philadelphia, 1991

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Edisi I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
1995

Tumbuh Kembang Usia Remaja

Identity Vs Role Confusion (Adolesence, 12 20 tahun)

banyak perubahan yang terjadi pada fisik

mencoba berperan dan apabila berhasil maka identitas akan terbangun akan tetapi apabila
tidak akan terjadi kebingungan confusion

perilaku positif: percaya pada diri sendiri (self certain), memiliki pengalaman sexual,
comitmen terhadap ideologi/kepercayaan

Dilihat dari siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk dilalui oleh
individu. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang paling kritis bagi perkembangan pada
tahap-tahap kehidupan selanjutnya. Mengapa dikatakan demikian? Ini dikarenakan pada masa
inilah terjadi begitu banyak perubahan dalam diri individu baik itu perubahan fisik maupun
psikologis. Perubahan dari ciri kanak-kanak menuju pada kedewasaan. Pada wanita ditandai
dengan mulainya menstruasi atau buah dada yang membesar. Pada pria antara lain ditandai
dengan perubahan suara, otot yang semakin membesar serta mimpi basah. Dalam kondisi
berbagai perubahan di atas, remaja biasanya tidak mau lagi dikatakan sebagai kanak-kanak
namun remajapun belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa jika dilihat dari berbagai
kesiapan yang mereka miliki. Berbagai perubahan fisik yang terjadi pada remaja merupakan
proses yang alamiah, yang akan dilalui oleh semua individu. Namun seringkali ketidaktahuan
remaja terhadap perubahan itu sendiri membuat mereka hidup dalam kegelisahan dan perasaan
was-was. Ditambah dengan perubahan konsep diri dan pencarian identitas diri maka akan banyak
permasalahan yang muncul jika mereka tidak dibimbing dengan baik untuk melewati masa
tersebut. Proses pencarian identitas diri tersebut harus mendapat bimbingan dari orang
sekelilingnya agar mereka dapat tumbuh menjadi remaja yang bertanggung jawab.
A. Pengertian Remaja
Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada masa/usia
antara anak-anak dan dewasa. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun
menurut klasifikasi World Health Organization (WHO). Sementara United Nations (UN)
menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam
batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.
Individu pada masa tersebut akan mengalami situasi pubertas di mana ia akan mengalami
perubahan yang mencolok secara fisik maupun emosional/psikologis. Secara psikologis masa
remaja merupakan masa persiapan terakhir dan menentukan untuk memasuki tahapan
perkembangan kepribadian selanjutnya yaitu menjadi dewasa.
B. Perubahan yang terjadi pada remaja
Remaja akan mengalami perubahan-perubahan yang cukup menyolok dibandingkan masa
sebelumnya yaitu masa anak-anak. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, baik yang bisa
dilihat dari luar maupun yang tidak kelihatan. remaja juga mengalami perubahan emosional yang
kemudian tercermin dalam sikap dan tingkah lakumu. Perkembangan kepribadian pada masa ini
dipengaruhi tidak saja oleh orang tua dan lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan sekolah
maupun teman-teman pergaulan di luar sekolah. Disamping itu pengaruh lain yang berasal dari
pesatnya kemajuan teknologi informasi baik media cetak maupun media ekektronika. Wawasan
dan pengetahuan tentang hal-hal tersebut akan mempengaruhimu dalam proses mencari jati diri.
C. Perubahan fisik yang terjadi pada Perempuan?
Tubuh akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup
menyolok terjadi ketika remaja (perempuan) dan remaja (laki-laki) memasuki usia antara 9
sampai 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar
saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk
bereproduksi atau berketurunan.
Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon/zat dalam tubuh, terutama hormon estrogen
dan progesteron, mulai berperan aktif sehingga pada remaja perempuan mulai tumbuh payudara,
panggul mulai melebar dan membesar dan akan mengalami menstruasi atau haid. Di samping itu
akan mulai tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak dan vagina/kemaluanmu. Beberapa dari
remaja mengalami tumbuhnya jerawat pada wajah. Dan perubahan lainnya seperti:
Kulit dan rambut mulai berminyak
Keringat bertambah banyak
Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
Tangan dan kaki bertambah besar
Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil
lagi
Pantat berkembang lebih besar
Indung telur mulai membesar
Vagina mulai mengeluarkan cairan
D. Perubahan fisik yang terjadi pada laki-laki
Sama halnya dengan remaja perempuan, hormon testosteron akan membantu tumbuhnya
bulu-bulu halus di sekitar ketiak, kemaluan laki-laki, janggut dan kumis, terjadi perubahan suara
pada remaja laki-laki, tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-
waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah. Perubahan lain antara lain:
Tubuh bertambah berat dan tinggi
Keringat bertambah banyak
Kulit dan rambut mulai berminyak
Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
Tangan dan kaki bertambah besar
Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi
Pundak dan dada bertambah besar dan bidang
Tumbuh jakun
Suara berubah menjadi berat
Penis dan buah zakar membesar
E. Perubahan emosional/Psikologis
Selain terjadi perubahan fisik, remaja juga mengalami perubahan-perubahan emosi,
pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi. Begitu pentingnya
perubahan dari masa anak ke masa remaja ini sehingga pada beberapa kelompok budaya hal ini
ditandai dengan adanya upacara-upacara tertentu, misalnya pada masyarakat Jawa diadakan
selamatan ketika seorang anak perempuan mendapat menstruasi yang pertama dan pada beberapa
suku di Papua misalnya anak laki-laki di suruh berburu ketika ia dinyatakan memasuki masa
remaja. Datangnya menstruasi atau mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak
faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah satunya adalah karena masalah gizi. Saat ini
ada seorang anak perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama di usia 9-10 tahun. Namun
pada umumnya sekitar 12 tahun.
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini
menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14
pada pria dan usia 12 pada wanita.

1. Perkembangan fisik

Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas.

2. Perkembangan intelektual

Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja. Kemampuan untuk
mengerti masalah masalah kompleks berkembang secara bertahap.

3. Perkembangan seksual
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan
seks.

4. Perkembangan emosional

Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional,
yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.

Masa remaja, satu fase dari kehidupan, merupakan periode transisi antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa. Kematangan fisik, kognitif, sosial dan emosiaonal berlangsung secara cepat.
Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam
penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal
dari usia sekitar 11 sampai 12 dimana karakteristik seks sekunder mulai tampak untuk pertama
kalinya sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap, yaitu pada
usia 18 hingga 20 tahun (Wong, 2009).

Masa remaja merupakan periode perkembangan yang paling penting bagi individu dan pada
kenyataannya memang merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan
munculnya masalah. Hal ini dikarenakan remaja memiliki karakteristik yang unik, sebagai masa
peralihan, periode perubahan, usia yang bermasalah, masa pencarian identitas diri, usia yang
ditakutkan, masa yang tidak realistis dan ambang dari masa dewasa (Rudolph, 2006)

Banyaknya permasalahan dan krisis yang terjadi pada masa remaja ini menjadikan banyak ahli
dalam bidang psikologi perkembangan menyebutnya sebagai masa krisis. Pada masa ini
perubahan terjadi sangat drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi yang serba tanggung dan
diwarnai oleh kondisi psikis yang belum mantap, selain dari pada itu periode ini pun dinilai
sangat penting. Erikson (1963) menyatakan bahwa krisis perkembangan pada masa remaja akan
menghasilkan terbentuknya identitas (Wong, 2009).

Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja
merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa
ini merupakan masa yang paling menentukan untuk menemukan identitas dan peran sehingga
terjadi perubahan dalam diri anak khususnya dalam pisik dan kematangan usia, perubahan
hormonal, akan menunjukan identitas dirinya seperti siapa saya, kemudian apabila kondisi tidak
sesuai dengan suasana hati maka dapat menyebabkan terjadinya kebingungan dalam peran
(wong,2009).

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Pertumbuham merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh
yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar
(Whalley dan Wong, 2000).

A. Pertumbuhan dan perkembangan masa Remaja (Wong, 2004)

1. Pertumbuhan masa remaja (Wong, 2004).

a. Remaja awal (usia 11 14 tahun).

Pertumbuhan meningkat cepat, mencapai puncak kecepatan, dan tampak


karakteristik seks sekunder. (Wong, 2004).

b. Remaja tengah (usia 14 17 tahun).

Pertumbuhan melambat pada anak perempuan, bentuk tubuh mencapai 95 %


tinggi orang dewasa, karakteristik seks sekunder tercapai dengan baik. (Wong,
2004).

c. Remaja akhir (usia 17 20 tahun).

Matang secara fisik, struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir lengkap.


(Wong, 2004).

2. Perkembangan masa remaja (Wong, 2004).


a. Remaja awal (usia 11 14 tahun), (Wong, 2004).

Kognitif

Menggali kemampuan baru untuk pikiran abstrak yang terbatas, mencari-


cari nilai dan energi baru, perbandingan terhadap normalitas dengan
sebaya yang jenis kelaminnya sama (Wong, 2004).

Identitas

Terus menerus memikirkan perubahan tubuh yang cepat, mencoba


berbagai peran, pengukuran ketertarikan dengan penerimaan atau
penolakan terhadap sebaya, menegaskan norma-norma kelompok. Pada
fase ini remaja dihadapkan pada krisis identitas kelompok versus
pengasingan diri (Wong, 2004).

Hubungan dengan orang tua

Mendefinisikan batasan kemandirian ketergantungan, keinginan yang kuat


untuk tetap tergantung pada orang tua, sambil mencoba untuk memisahkan
diri, tidak ada konflik utama terhadap kontrol parental (Wong, 2004)

Hubungan dengan sebaya

Mencari afiliasi sebaya untuk menghadapi ketidaksetabilan yang


diakibatkan oleh perubahan yang cepat, peningkatan pertemanan ideal
yang dekat dengan anggota, dengan jenis kelamin yang sama, berjuang
untuk menguasai dan mengambil tempat di dalam kelompok (Wong, 2004)

Seksualitas

Eksplorasi diri dan evaluasi kencan terbatas. Pada fase ini, remaja memilih
pasangan berdasarkan karakteristik fisik dan kepribadian yang diterima
oleh kelompok teman sebaya. Dengan adanya hubungan ini remaja
mengeksplorasi dan memahami perasaan romantis (Wong, 2004).

Psikologis

Pada masa tersebut mulai muncul tingkah laku impulsif secara bertahap
tanpa adanya kemampuan kognitif untuk memahami tingkah laku tersebut.
Rasa marah diekspresikan dengan kemurungan, ungkapan yang meledak-
ledak (Rudolph, 2006)

b. Remaja tengah (usia 14 17 tahun), (Wong, 2004).

Kognitif.

Mengembangkan kapasitas untuk berfikir abstrak, menikmati kekuatan


intelektual, sering dalam istilah idealistis, prihatin dengan filosofis, politis,
dan masalah social. Hal tersebut terjadi karena pada fase ini, remaja
mampu berpikir tentang pikiran mereka sendiri dan pikiran orang lain.
Remaja mulai mampu membedakan pikiran orang lain dan pikiran mereka
sendiri dan mengintepretasikan pikiran orang lain secara lebih akurat.
Mereka mampu memahami bahwa beberapa konsep adalah mutlak atau
tidak, bergantung pada faktor-faktor pengaruh lainnya (Wong, 2004).

Identitas.

Mengubah citra diri menjadi sangat berfokus pada diri sendiri, narsisme
(kecintaan pada diri sendiri) meningkat. Individu berharap untuk
memperoleh otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diri
sebagai lawan dari difusi peran ((Wong, 2009).

Hubungan dengan orang tua.

Konflik utama terhadap kemandirian dan control. Fase ini merupakan titik
terendah dalam hubungan orang tua anak. Remaja menjadi lebih
kompeten sehingga remaja memelukan otonomi yang lebih besar,
sementara kekurangan uang atau rintangan dari orang tua menjadi
penghalang (Wong, 2009).

Hubungan dengan sebaya.

Kebutuhan identitas yang kuat untuk memantapkan citra diri, setandard


perilaku dibentuk oleh kelompok sebaya, penerimaan oleh sebaya sangat
penting / rasa takut akan penolakan dan eksplorasi terhadap kemampuan
untuk menarik lawan jenis.

Seksualitas.

Remaja mulai mengembangkan perasaan romantis, dan kebanyakan


remaja memulai percobaan seksual. Pada fase ini, remaja memilih
pasangan berdasarkan karakteristik fisik dan kepribadian yang diterima
oleh kelompok teman sebaya. Dengan adanya hubungan ini remaja
mengeksplorasi dan memahami perasaan romantis (Wong, 2009).

Psikologis.

Pertumbuhan kognitif cepat disertai dengan pemikiran operasional formal


sehingga mampu memahami konsep-konsep yang kompleks, yang memicu
pertanyaan pada pemikiran dan tingkah laku layaknya orang dewasa.
Lebih instrospektif, kecenderungan untuk menarik diri ketika marah atau
psaat merasakan sakit hati, ketidakstabilan emosi (kebimbangan), dan
tingkah laku yang impulsif (Rudolph, 2006)

c. Remaja akhir (usia 17 20 tahun), (Wong, 2004).

a. Kognitif.

Mencapai pikiran abstrak, dapat menerima dan bertindak pada


pelaksanaan jangka panjang, mampu memandang masalah secara
komprehensif, identitas intelektual dan fungsional terbentuk. (Wong,
2004).

b. Identitas.

Definisi citra tubuh dan peran jender hampir menetap, identitas seksual
matang, fase konsolidasi tentang identitas, stabilitas harga diri, nyaman
dengan pertumbuhan fisik, peran sosial terdefinisi dan terartikulasi (Wong,
2009).

c. Hubungan dengan orang tua.

Perpisahan emosional dan fisik dari orang tua terselesaikan, bebas dari
orang tua dengan sedikit konflik dan emansipasi hampir terjamin. Konflik
dengan keluarga mengenai masalah moral dan etik timbul karena
pandangan sosiosentrik dan bukan lagi sebagai masalah egosentrik
(Rudolph, 2006).

d. Hubungan dengan sebaya.

Kepentingan individu dalam kelompok yang bersifat pertemanan sebaya


mulai berkurang, mereka mulai masuk pada tahap hubungan yang lebih
serius dari sekedar pertemanan biasa. Mereka mulai menjajagi
kemungkinan hubungan yang permanen antara pria dan wanita (Wong,
2009).

e. Seksualitas.

Membentuk hubungan yang stabil dan saling tertarik, meningkatkan


kapasitas untuk mutualitas, berkencan sebagai pasangan pria-wanita,
keintiman melibatkan komitmen dari pada eksplorasi dan romantisme.
Pilihan pasangan kemungkinan lebih didasarkan pada karakteristik dan
ketertarikan pribadi (Wong, 2009)
f. Kesehatan psikologis.

Identitas personal telah terbentuk, Emosi lebih konstan dan perasaan


marah lebih terkontrol (Rudolph, 2006)

d. Teori perkembangan :

a. Teori perkembangan menurut Freud (Psikoseksual).

(A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

Pada perkembangan psikoseksual anak, pertama kali dikemukakan oleh


Sigmund Freud yang merupakan proses dalam perkembangan anak dengan
pertambahan kematangan fungsi struktur serta kejiwaan yang dapat
menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan kesenangan secara
umum untuk menjadikan diri anak menjadi orang dewasa.

Pada masa remaja anak berada pada tahap genital (Organ genital menjadi
sumber utama ketegangan dan kesenangan seksual). yaitu terjadi pada umur
lebih dari 12 tahun. Tahap ini dimulai pada saat pubertas dengan maturasi
sistem reproduksi dan produksi hormone-hormon seks. Kepuasan pada masa
anak pada fase ini akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta
yang matang terhadap lawan jenis. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

b. Teori perkembangan menurut Erikson (Psikososial).

(A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

Merupakan perkembangan anak yang ditinjau dari aspek psikososial,


perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson bahwa anak dalam
perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan untuk
mencapai kematangan kepribadian anak.
Tahap identitas dan kebingungan peran terjadi pada masa remaja dengan
perkembangan sebagai berikut, terjadi perubahan dalam diri anak khususnya
dalam pisik dan kematangan usia, perubahan hormonal, akan menunjukan
identitas dirinya seperti siapa saya, kemudian apabila kondisi tidak sesuai
dengan suasana hati maka dapat menyebabkan terjadinya kebingungan dalam
peran. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

c. Teori perkembangan menurut Piaget (Kognitif).

(A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

Perkembangan kognitif pada anak, Piaget membagi dengan empat tahap,


diantaranya tahap sensori motor, tahap pra operasional, tahap konkrit, dan
tahap formal operasional.

Pada usia 11 sampai 15 tahun terjadi tahap formal operasional. Remaja dapat
berfikir dengan menggunakan istilah-istilah abstrak, menggunakan simbol
abstrak, dan menarik kesimpulan logis dari serangkaian observasi. Mereka
dapat membuat hipotesis dan mengujinya, mempertiimbangkan hal-hal yang
abstrak, teori dan filosofi (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

B. Masalah Kesehatan dan Keperawatan yang terjadi pada remaja.

Dengan adanya perubahan yang terjadi dalam fisik, psikologis dan sosial pada remaja yang
sangat cepat dan drastis menuntut remaja tersebut untuk bisa menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut dan tuntutan-tuntutan lingkungan baru yang menyertainya.

Masalah kesehatan remaja meliputi mortalitas dan morbiditas (Rudolph, 2006). Penyebab
mortalitas yang paling menonjol antara lain: kecelakaan, bunuh diri dan pembunuhan .
Sedangkan penyebab terbanyak morbiditas adalah: penyalahgunaan zat, aktivitas seksual dan
penggunaan kendaraan bermotor/ rekreasi. Penyebab lain morbiditas meliputi masalah kesehatan
reproduksi yang berkaitan dengan aktivitas seksual dan maturasi fisiologik normal; masalah
ortopedik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan maturasi tulang serta cedera dan masalah
kesehatan mental..

BAB III

PEMBAHASAN

Secara garis besar masalah kesehatan remaja meliputi mortalitas dan morbiditas (Rudolph,
2006).
1. Mortalitas.
a. Kecelakaan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat,
perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan
sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan
yang khas dalam periode ini yaitu ;
(1) peningkatan emosionalitas,
(2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual,
(3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang
menimbulkan masalah baru
(4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan
nilai, dan
(5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang
terjadi.
b. Bunuh diri
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat
kekanakkanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-
sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku
sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang
merasa bingung dan tidak jelas mengani peran yang dituntut oleh
lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-
anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya,
namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti
orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa
untuk usianya.
c. Pembunuhan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat,
peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan
sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan
yang khas dalam periode ini yaitu :
(1) peningkatan emosionalitas,
(2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual,
(3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang
menimbulkan masalah baru,
(4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan
nilai, dan
(5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang
terjadi.
d. Kardiovaskuler
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara
hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan
impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa
berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup,
sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang
berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum,
menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.
e. Neoplasma maligna
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara
hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan
impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa
berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup,
sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang
berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum,
menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.
2. Morbiditas.
a. Penyalahgunaan zat
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara
hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan
impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa
berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup,
sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang
berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum,
menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.
b. Aktivitas seksual
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara
hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan
impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa
berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup,
sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang
berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum,
menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.
c. Penggunaan kendaraan bermotor/ rekreasi
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat,
peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan
sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan
yang khas dalam periode ini yaitu,
(1) peningkatan emosionalitas,
(2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual,
(3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang
menimbulkan masalah baru,
(4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan
nilai, dan
(5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang
terjadi.
d. Masalah kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan aktivitas seksual dan
maturasi fisiologik normal
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat,
peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan
sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan
yang khas dalam periode ini yaitu,
(1) peningkatan emosionalitas,
(2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual,
(3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang
menimbulkan masalah baru,
(4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan
nilai, dan
(5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang
terjadi.
e. Masalah ortopedik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan maturasi tulang
serta cedera
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat,
peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan
sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan
yang khas dalam periode ini yaitu,
(1) peningkatan emosionalitas,
(2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual,
(3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang
menimbulkan masalah baru,
(4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan
nilai, dan
(5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang
terjadi.
f. Masalah kesehatan mental..
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat,
peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan
sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan
yang khas dalam periode ini yaitu,
(1) peningkatan emosionalitas,
(2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual,
(3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang
menimbulkan masalah baru,
(4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan
nilai, dan
(5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang
terjadi.

Adanya tanda-tanda kesalahan penyesuaian diri remaja tentu saja menuntut penanganan yang
cepat dan tepat, mengingat masa ini merupakan masa penting yang menentukan individu pada masa
berikutnya. Penanganan atas permasalahan remaja sangat bervariasi dan tergantung dari konteks dan
latar belakang permasalahannya, dan juga upaya-upaya ini idealnya merupakan hasil kerjasama
orang tua, perawat dan pihak-pihak lain yang terkait.

Secara umum ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mencegah dan
menangani munculnya permasalahan ini, misalnya menangani masalah : Mortalitas dan Morbiditas
yang penyebab terbesarnya adalah angka Kecelakaan (seperti ; lalu lintas, olah raga extreme, dll ),
yang pada dasarnya diakaibatkan karena ;
- Emosi yang tidak stabil.
- Kurang bertanggung jawab.
- Agresif secara berlebihan dan sikap yang tertalu yakin atas dirinya.
- Perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja harus menyesuaikan dengan standar
kelompok.
- Menghayal secara berlebihan sebagai upaya untuk mengkompensir ketidakpuasan dari
kehidupan sehari-hari.
- Upaya pencarian identitas diri yang bersifat negative.
- Menggunakan defense mechanism secara berlebihan, rasionalisasi yang nedatif,
proyeksi, fantasi, dan displacement.

Penanganannya untuk masalah di atas adalah :


- Pahami dan dengarkan keluhan remaja dengan penuh perhatian, pengertian dan kasih
sayang.
- Berikan penghargaan terhadap prestasi studi/prestasi sosial, seperti olahraga, kesenian atau
perbuatan-perbuatan baik yang ditunjukkan remaja baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat.
- Banyak berdiskusi tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sosial maupun
lingkungan sekolahnya serta orientasi masa depan yang akan direncanakan remaja.
- Realistis dan bersikap objektif terhadap anak, sehingga idealnya orang tua mengetahui
kapasitas anak dan mendiskusikan target apa yang ingin dicapai.
- Mulai menyertakan remaja dalam pengambilan keputusan keluarga. Hal ini mendidik anak
untuk ikut bertanggung jawab dan melatih mereka dalam proses problem solving dan
decision making.
- Mendukung ide-ide remaja yang positif.
- Mengawasi kegiatan dan lingkungan sosial remaja secara proporsional, tidak terlalu ketat
atapun terlalu longgar.
- Jika ada indikasi ketidakberesan yang serius, baik dalam segi fisik ataupun psikologis yang
cukup mencolok segera konsultasikan dengan tenaga ahli seperti dokter atau psikolog.

Tindakan Preventif dan Promotif untuk remaja :

Tentukan tujuan dan target yang akan dicapai, sehingga pengerahan sumber daya yang dimiliki akan
lebih tepat.

Kenali diri, baik berupa kelebihan dan kekurangan karena semakin remaja mengenai dirinya akan
semakin terarah tindakannya.

Tekun dan jangan cepat menyerah.

Berpikir sebelum mengambil suatu keputusan.

Openminded dan jangan sombong.

Jangan malu bertanya dan jangan takut salah.


Hati-hati memilih teman dan lingkungan pergaulan.

Hormat kepada guru, orang tua dan teman.

Mengembangkan empati dalam bergaul.

Berusaha dan berdoa

Bicaralah pada orang tua jika ada permasalahan yang sulit, karena tidak semua masalah bisa ditangani
sendiri.

Apabila perlu, dapat berkonsultasi dengan ahli (misal : psikolog, konselor pendidikan, perawat, dll).

BAB IV

KESIMPULAN

Tumbuh- Kembang merupakan serangkaian proses kehidupan manusia di dunia yang berjalan
sesuai dengan sunatullah.

Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada
kenyataannya merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan munculnya masalah.
Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja
merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini
merupakan masa yang paling menentukan.

Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, perawat dan pihak-pihak
lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang kesehatan dan bidang-bidang lainnya dapat
dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Quran dan Terjemahan. Dep. Agama RI, 2005.


2. Hidayat A, Azis A, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak 1. Salemba Medika,2008

3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Edisi keempat.
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta,1985.

4. Wong Donna L. Pedoman Klinis Kperawatan Pediatrik edisi 4, 2004.

5. Wong Donna L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1, 2009.

6. Patricia A. Potter dan Anne Griffin Perry, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2005.

7. Rudolph Abraham M. at all, Buku Ajar Pediatri, EGC, 2006.

Diposkan oleh FADLY OKVIYANO FKK UMJ di 08.01

Anda mungkin juga menyukai