PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dikenal sebagai homo socius dan homo sapiens. Manusia
sebagai makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri dan senantiasa berpikir telah
melahirkan beragam perilaku. Perlaku masyarakat yang disesuaikan dengan
perubahan sosial budaya yang ada. Perilaku terhadap terjadinya perubahan sosial
budaya dan usaha meyikapinya sangatlah beragam. Selain itu peristiwa-
peristiwa di bidang politik dan ekonomi yang telah terjadi dari dulu hingga
sekarang, tidak terjadi secara tersendiri. Akan tetapi, peristiwa-peristiwa tersebut
terkait erat dengan perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat.
Kata perubahan merupakan kata yang tidak asing di telinga kita.
Mengapa sesuatu harus berubah? Salah satu tujuannya, yaitu menuju ke arah
yang lebih baik. Perubahan (change) merupakan sebuah dimensi budaya yang
pada umumnya menyertai perubahan bentuk lain juga. Sampai saat ini, belum
ada definisi khusus yang menjelaskan konsep perubahan, apakah perubahan
tersebut timbul karena kejenuhan terhadapat suatu hal atau karena timbulnya
faktor lain. Hal yang pasti kita tahu, perubahan tersebut bersifat dinamis.
Artinya, perubahan akan terus terjadi sesuai dengan arah kebutuhan manusia.
Perubahan yang dilakukan seseorang atau kelompok menuju ke suatu
arah atau bentuk yang berbeda. Kondisi tersebut dapat memperbaiki keadaan
atau bahkan semakin memperburuk keadaan. Jenis perubahan yang dilakukan
seseorang atau kelompok bergantung pada tujuan perubahan tersebut.
Selain itu karena adanya perubahan pasti akan menimbulkan akibat,
salah satunya apabila yang terjadi adalah perubahan sosial budaya, pasti yang
akan terkena dampaknya adalah masyarakat. Pada umumnya, masyarakat lebih
menyukai kehidupan yang biasa, Namun, sebagian dari mereka menolak hal-hal
yang baru karena dapat menimbulkan perubahan. Walaupun demikian, pada
akhirnya ada beberapa perubahan yang diterima secara langsung maupun diam-
diam.
Terjadinya perubahan sosial sebenernya memiliki dua bentuk, yaitu
keharmonisan masyarakat (social equilibrium), dan disorganisasi
(disorganization). Keharmonisan masyarakat akan terjadi ketika perubahan
sosial sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Adapun disorganisasi
terjadi ketika perubahan sosia sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat. Adapun disorganisasi terjadi ketika perubahan sosial tidak
memberikan manfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan judul makalah saya Perubahan Sosial Budaya dan Perilaku
Masyarakat Terhadapnya, maka rumusan masalahnya sebagai berikut
1. Apa yang disebut dengan perubahan sosial budaya ?
2. Bagaimana proses perubahan tersebut terjadi ?
3. Apa faktor yang menyebabkan perubahan tersebut terjadi?
4. Apa akibat perubahan sosial budaya terhadap masyarakat ?
5. Bagaimana sikap masyarakat terhadap perubahan sosial budaya ?
BAB ll
PEMBAHASAN
Sementara definisi perubahan sosial dalam buku Jelajah Cakrawala Sosial untuk
Kelas IX adalah : Suatu proses perubahan menuju pada keadaan yang baru yang
berbeda dengan keadaan sebelumnya di lingkungan masyarakat. Perubahan dapat terjadi
secara individu maupun kelompok. Perubahan sosial terjadi pada beberapa bagian
dalam masyarakat, seperti nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, interaksi sosial
perilaku, dan organisasi sosial.
b. Peperanganpat
peperangan yang terjadi antara satu masyarakat dengan masyarakat lain
menimbulkan berbagai dampak, seprti halnya dampak yang ditimbulkan
oleh adanya pemberontakan dan pertentangan-pertentangan. Akan tetapi,
dampak negatif yang ditimbulkan oleh peperangan lebih dahsyat karena
peralatan perang biasanya lebih canggih pula.
B. Faktor-Faktor Perubahan Sosial Budaya
Faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya, diantara faktor
yang berasal dari dalam masyarakat atau faktor internal dan faktor yang datang
dari luar masyarakat atau eksternal. Pihak-pihak yang mengadakan perubahan
disebut agent of change.
1. Faktor Internal
Faktor internal didasarkan pada kesadaran masyarakat pendukungnya. Ada
beberapa jenis faktor internal, yaitu sebagai berikut.
a. Penemuan-Penemuan Baru
Manusia dengan kemampuan akal pikiran memiliki dorongan-dorongan
yang kuat untuk mengadakan kegiatan penelitian sehingga menghasilkan
penemuan-penemuan baru yang dikenal dengan istilah discovery.
Penemuan-penemuan baru tersebut didorong oleh beberapa hal, yakni,
kesadaran manusia akan adanya beberapa kekurangan dalam
kebudayaannya, munculnya beberapa ahli yang memiliki kualikasi
tertentu sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, dan adanya
beberapa motivasi tertentu untuk melakukan kegiatan penelitian dan
sebagai upaya untuk memperoleh penemuan baru.
Penemuan-penemuan baru tersebut tidak berhenti begitu saja. Para ahli
akan selalu melakukan langkah-langkah pengembangan yang dikenal
dengan istilah inovasi, sehingga kebudayaan akan mengalami proses
penyempurnaan. Adanya berbagai penemuan tersebut membawa
pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat, di antaranya
adalah kehidupan masyarakat akan semakin mudah dan berlangsung
secara cepat. Bahkan, dewasa ini penemuan-penemuan baru telah
menciptakan era globalisasi dan era informasi sehingga segala sistem
nilai dan sistem norma yang ada di seluruh dunia akan segera diketahui
oleh seluruh penduduk dunia.
b. Terjadinya Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk, baik yang berupa urbanisasi, bedol desa,
transmigrasi, imigrasi, emigrasi, maupun remigrasi telah menyebabkan
terjadinya pengurangan penduduk di suatu daerah tertentu dan sekaligus
penambahan penduduk di daerah lainnya. Keadaan tersebut telah
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur dan lembaga
kemasyarakatan.
c. Konflik dan Perubahan
Mobilitas penduduk dengan segala macam dinamika yang terjadi juga
dapat menyebabkan terjadinya konik-konik sosial, baik yang
melibatkan antara individu dengan individu, antara individu dengan
kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Konik-konik
yang berkembang tersebut tidak selalu bersifat negatif. Seringkali konik
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat diikuti dengan suatu proses
akomodasi yang pada gilirannya justru akan menguatkan ikatan sosial.
d. Terjadinya Revolusi atau Pemberontakan
Sejarah telah mencatat berbagai macam revolusi, yakni suatu perubahan
yang terjadi secara besar-besaran dan berlangsung dalam waktu yang
sangat cepat. Pada abad ke-18 di Inggris telah terjadi revolusi pertanian
dan revolusi industri yang membawa akibat terjadinya perubahan dalam
tata kehidupan manusia di seluruh dunia. Pada abad ke-18 itu pula telah
terjadi revolusi politik di Amerika Serikat dan di Perancis yang
membawa akibat berkembangnya isu demokratisasi dan penegakan hak-
hak asasi manusia dalam kehidupan politik di seluruh dunia.
Pada abad ke-20 di Rusia juga terjadi revolusi politik yang
mengakibatkan terjadinya perubahan besar terhadap tata kehidupan
masyarakat Rusia baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial
budaya. Banyak sekali revolusi yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat, termasuk di Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, di
Indonesia telah terjadi revolusi sik yang berupa pendobrakan kekuatan
kolonial oleh kekuatan nasional yang melahirkan negara kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Revolusi sik tersebut
telah mengangkat derajat dan martabat dan sekaligus merubah tata
kehidupan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang bebas dari
belenggu penjajahan.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
Diantaranya adalah :
a. Peperangan
Peperangan dapat menyebabkan perubahan mendasar, baik seluruh
wujud budaya maupun sebagian unsur budaya. Misalnya, kemenangan
Amerika Serikat (USA) menyebabkan Irak tidak berdaya. Budaya yang
dibawa pasukan USA di Irak sudah pasti membekas di masyarakat Irak.
b. Lingkungan Alam
Lingkungan alam adalah keadaan tanah, iklim, dan fauna di sekitar
individu. Keserasian hubungan manusia dan alam dapat terjadi karena
kedudukan alam sebagai tempat hidup. Begitu pentingnya lingkungan
alam bagi manusia dibuktikan dengan timbulna reaksi jika lingkungan
alam disuatu tempat rusak.
Ada tujuh pokok makna lingkungan bagi manusia yaitu sebagai berikut:
1) Manusia memiliki ikatan kuat dengan alam yang bersifat religius
2) Nilai estetika mendasari kecintaan manusia pada alam
3) Alam memberi kehidupan bagi manusia
4) Bermanfaat berupa penyediaan sandang, pangan, dan papan
5) Sumber penghasil tanaman dan ternak
6) Bernilai bagi pendidikan dan ilmu pengetahuan
7) Sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan
b. Akulturasi
Akulturasi adalah perubahan besar yang terjadi dalam kebudayaan
sebagai akibat adanya kontak antar kebudayaan yang berlangsung
lama.Hal ini terjadi apabila ada kelompok-kelompok individu yang
memiliki kebudayaan berbeda saling berhubungan secara langsung dan
intensif.Hal tersebut mengakibatkan timbulnya perubahan-perubahan
besar pada pola kebudayaan pada salah satu atau kedua kebudayaan yang
bersangkutan.Perubahan kebudayaan akibat adanya proses akultrasi tidak
mengakibatkan terjadinyan perubahan total pada kebudayaan yang
bersangkutan.Hal ini disebabkan kerana adanya unsur-unsur kebudayaan
yang masih bertahan,menerima sebagian atau mengadakan penyesuaian
dengan unsur-unsur kebudayaan yang baru.
Para ahli antropologi mempergunakan istilah-istilah berikut,untuk
menganalisa apa yang terjadi dalam suatu proses akultrasi.
1) Substitusi.Unsur atau kompleks unsur kebudayaan yang lama diganti
dengan unsur baru yang lebih memberikan kegunaan bagi keperluan
hidup masyarakatnya.Contohnya,sistem komunikasi tradisional yang
dulu dilaksanakan melalui kentongan,genderang,atau bedug diganti
oleh telepon,radio,atau pengeras suara.
2) Sinkretisme.Unsur-unsur lama masih berfungsi dan bercampur
dengan unsur baru sehingga membentuk sistem yang baru.Contoh
sinkretisme banyak terjadi dalam unsur keagamaan.Tradisi-tradisi
lama masih bertahan,bercampur dengan unsur keagamaan yang baru.
3) Adisi.Ditambahkannya unsur-unsur baru kepada unsur-unsur lama
yang masih berlaku.Contohnya,untuk meningkatkan produksi
pertanian Rakyat,jenis-jenis pupuk kimia di perkenalkan kepada para
petani.Sementara itu jenis pupuk Hijau,pupuk kandang,dan pupuk
kompos yang tradisional masih terpakai.
4) Dekultrasi.Adanya suatu unsur tertentu yang hilang dan diganti
dengan unsur yang baru.Contohnya,dengan adanya Mesin
Penggilingan padi,mengakibatkan hilangnya tradisi menumbuk padi
dengan lesung dan Alu.Hilangnya tradisi itu,hilang pula mata
pencarian buruh kecil sebagai menumbuk padi,yang umumnya
perempuan.
5) Originasi.Masuknya unsur budaya yang sama sekali baru sehingga
menimbulkan perubahan besar.Contohnya,proyek Listrik masuk desa
menimbulkan situasi baru di daerah pedesaan.Listrik tidak hanya
mengakibatkan perubahan lampu cempor menjadi lampu
listrik,tapi masuk juga unsur-unsur telekomunikasi seperti:
Radio,Televisi dan tape recorder.Media serupa itu banyak
memberikan informasi dan potensi perubahan di bidang
pembangunan masyarakat desa seperti di bidang
pendidikan,kesehatan,dan perekonomian.
6) Penolakan (rejection). Proses akultrasi yang terlalu cepat atau terlalu
dipaksakan sehingga banyak anggota masyarakat tidak siap
menerima perubahan.Akibatnya,mereka menolak terjadinya
perubahan,baik secara terang-terangan (misalnya memberontak) atau
secara diam-diam (misalnya melalui gerakan
kebangkitan).Contohnya,pemberontakan bersenjata di zaman
penjajahan
7) Penetrasi atau penerobosan Kebudayaan.Suatu unsur atau kompleks
unsur kebudayaan asing mempengaruhi kebudayaan setempat
sedemikian rupa intensifnya sehingga mengakibatkan terjadinya
perubahan besar pada kebudayaan setempat.
Penetrasi kebudayaan ada yang berlangsung secara damai,ada pula
yang berlangsung secara paksa melalui kekerasan.Penetrasi secara
damai yang disebut penetration pacifigue,biasanya dilakukan oleh
para pedagang dan penyebar agama.Contohnya,masuknya pengaruh
Hindu dan Islam ke Indonesia.Adapun penetrasi secara paksa yang
disebut penetration violente dilakukan melalui penaklukan atau
penjajah.Contohnya,Penjajah orang-orang Eropa di Afrika dan Asia
termasuk di Indonesia.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah proses perubahan kebudayaan yang terjadi akibat
membaurnya (berintegrasi) dua kebudayaan atau lebih sehingga ciri-ciri
kebudayaan yang lama menjadi hilang. Bagi Indonesia,sebagai negara
Kesatuan,proses asimilasi sangat penting untuk dilaksanakan.Hal ini
didasarkan sebagai berikut:
1) Banyaknya unsur-unsur kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa
yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.
2) Adanya unsur-unsur kebudayaan golonganminoritas dari keturunan
Tionghoa dan Arab yang rawan mengundang pertentangan ras.
Lebih jauh Astrid Susanto (1977) menjelaskan bahwa, melalui proses perubahan
sosial masyarakat dapat dihasilkan tiga alternatifarah perubahan, yaitu :
a. Perubahan akan bergerak kearah baru dengan landasan pola perilaku dan
nilai lama,
b. Perubahan akan bergerak meuju pada suatu bentuk semi atau pertengahan
antara nilai-nilai,
c. Perubahan dapat bergerak kearah suatu pola perilaku dan nilai yang sama
sekali baru
Yang memicu terjadinya perubahan dan sebaliknya perubahan sosial dapat juga
terhambat kejadiannya selagi ada faktor yang menghambat perkembangannya.
Faktor pendorong perubahan sosial meliputi kontak dengan kebudayaan lain,
sistem masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen serta masyarakat
yang berorientasi ke masa depan. Faktor penghambat antara lain sistem
masyarakat yang tertutup, vested interest, prasangka terhadap hal yang baru serta
adat yang berlaku.
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan dalam perubahan cepat dan
lambat, perubahan kecil dan besar serta perubahan direncanakan dan tidak
direncanakan.Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada
masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut.Bahkan suatu penemuan
teknologi baru dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya. Dampak dari
perubahan sosial antara lain meliputi disorganisasi dan reorganisasi sosial,
teknologi serta cultural. Beberapa perubahan sosial :
(1) suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang mampu
menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau kecilnya
produktivitas kerja itu sendiri,
(2) adanya kemampuan untuk mentolerir adanya sejumlah penyimpangan dari
bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas, sebab pada hakekatnya salah satu
pendorong perubahan adanya individu-individu yang menyimpang dari hal-
hal yang rutin. Memang salah satu ciri yang hakiki dari makhluk yang
disebut manusia itu adalah sebagai makhluk yang disebut homo deviant,
makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas,
(3) mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan
penghargaan (reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang
berprestasi dalam berinovasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek,
(4) adanya atau tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan dan pelatihan
yang memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka
bagi semua fihak yang membutuhkannya.
Spesifikasi norma-norma dan tradisi bila dilihat atas dasar proses modernisasi
adalah sebagai berikut,
(1) ada norma-norma yang bersumber dari tradisi itu, boleh dikatakan sebagai
penghambat kemajuan atau proses modernisasi,
(2) ada pula sejumlah norma atau tradisi yang memiliki potensi untuk
dikembangkan, disempurnakan, dilakukan pencerahan, atau dimodifikasi
sehingga kondusif dalam menghadapi proses modernisasi,
(3) ada pula yang betul-betul memiliki konsistensi dan relevansi dengan nilai-
nilai baru. Dalam kaitannya dengan modernisasi masyarakat dengan nilai-
nilai tradisi ini, maka ditampilkan spesifikasi atau kualifikasi masyarakat
modern, yaitu bahwa masyarakat atau orang yang tergolong modern (maju)
adalah mereka yang terbebas dari kepercayaan terhadap tahyul.Konsep
modernisasi digunakan untuk menamakan serangkaian perubahan yang
terjadi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat tradisional sebagai suatu
upaya mewujudkan masyarakat yang bersangkutan menjadi suatu
masyarakat industrial.Modernisasi menunjukkan suatu perkembangan dari
struktur sistem sosial, suatu bentuk perubahan yang berkelanjutan pada
aspek-aspek kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, tradisi dan
kepercayaan dari suatu masyarakat, atau satuan sosial tertentu.
(4) nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa berorientasi ke masa
depan dan dengan cermat mencoba merencanakan masa depannya,
(5) nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa berhasrat mengeksplorasi
dan mengeksploitasi potensi-potensi sumber daya alam, dan terbuka bagi
pengembangan inovasi bidang iptek. Dalam hal ini, memang iptek bisa
dibeli, dipinjam dan diambil alih dari iptek produk asing, namun dalam
penerapannya memerlukan proses adaptasi yang sering lebih rumit
daripada mengembangkan iptek baru,
(6) nilai budaya atau sikap mental yang siap menilai tinggi suatu prestasi dan
tidak menilai tinggi status sosial, karena status ini seringkali dijadikan
suatu predikat yang bernuansa gengsi pribadi yang sifat normatif,
sedangkan penilai obyektif hanya bisa didasarkan pada konsep seperti
apa yang dikemukakan oleh D.C. Mc Clelland (Koentjaraningrat, 1985),
yaitu achievement-oriented,
(7) nilai budaya atau sikap mental yang bersedia menilai tinggi usaha fihak
lain yang mampu meraih prestasi atas kerja kerasnya sendiri.
Tanpa harus suatu masyarakat berubah seperti orang Barat, dan tanpa
harus bergaya hidup seperti orang Barat, namun unsur-unsur iptek Barat
tidak ada salahnya untuk ditiru, diambil alih, diadopsi, diadaptasi, dipinjam,
bahkan dibeli. Manakala persyaratan ini telah dipenuhi dan keempat nilai
budaya atau sikap mental yang telah ditampilkan telah dimiliki oleh suatu
masyarakat tersebut. Khusus untuk masyarakat di Indonesia, sejarah masa
lampau mengajarkan bahwa sistem ekonomi, politik, dan kebudayaan dari
kerajaan-kerajaan besar di Asia seperti India dan Cina, yang diadopsi dan
diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara ini, seperti Sriwijaya dan
Majapahit, namun fakta sejarah tidak membuktikan bahwa orang-orang
Sriwijaya dan Majapahit, dalam pengadopsian dan pengadaptasian nilai-nilai
kebudayaan tadi sekaligus menjadi orang India atau Cina.