Anda di halaman 1dari 2

ISLAM DITINJAU DARI BEBERAPA ASPEK

I. APEK MISTISME
Ada segolongan umat Islam yang belum merasa puas dengan pendekatan diri
kepada tuhan melalui ibadah shalat , puasa , dan haji karena mereka ingin lebih
dekat dengan tuhan. Jalan itu diberikan melalui Al tasauf.
Al tasauf / Sufisme yaitu istilah yang dipakai untuk menggambarkan mistisme
dalam Islam.
Tujuan mistisme , baik dari dalam maupun dari luar Islam ialah memperoleh
hubungan langsung dan di sadari dengan tuhan sehingga di benar bahwa
seseorang berada di hadirat tuhan.
Inti sari dari mistisme termasuk dalam tasauf yaitu kesadaran akan adanya
komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan tuhan. Kesadaran itu
selanjutnya mengambil bentuk rasa dekat sekali dengan tuhan dalam artian
bersatu dengan tuhan yang dalam istilah arab di sebut Ittihad
Beberapa pendapat tentang Al tasauf yang datang dari luar dan masuk ke dalam
Ialam antaralain :
1. Tasauf berasal dari kebiasaan rahib Kristen yang menjahui dunia dan
kesenangan materil.
2. Tasauf timbul atas pengaruh ajaran hindu.
3. Tasauf berasal dari filsafat phitagoras dengan ajarannya untuk meninggalkan
kehidupan materil.
4. Tasauf masuk ke Islam atas pengaruh filsafat Plotinus yaitu roh memancar dari
zat tuhan dan kemudian akan kembali ke tuhan.
Landasan mistis dalam Al quran Q S Al baqarah 186

Artinya : Jika hamba hambaku bertanya padamu tentang diriku , aku adalah dekat
Aku mengabulkan seruan orang memanggil jika ia panggil aku.

Bentuk bentuk persatuan dengan tuhan dalam tasauf


1. Al hulul ( mengambil tempat ) yaitu paham yang mengatakan bahwa tuhan
memilih tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya.
2. Al khalaq ( makhluk ) dan Al haqq ( tuhan ) merupakan dua aspek dari tiap
makhluk , aspek luar ( Al khalaq ) dan aspek dalam ( Al haqq ) dengan
demikian dalam tiap makhluk terdapat aspek ketuhanan.
3. Al fana , berpendapat bahwa tuhan membuat engkau hancur dari dirimu
untuk hidup dalam diri tuhan.
II. ASPEK PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

Pembaharuan dalam Islam mempunyai tujuan untuk menyesuaikan ajarannya


dengan ilmu pengetahuan dan falsafat modern. Tetapi dalam Ialam perlu di ingat
ada ajaran yang bersifat mutlak yang tidak dapat di rubah. Ajaran yang dapat di
rubah hanya ajaran yang bersifat tidak mutlak yaitu penafsiran dari ajaran yang
mutlak itu sendiri seperti dalam aspek teologi hukum.
Pemikiran dalam pembaharuan Islam ini muncul sebagai hasil dari kontak yang
terjadi antara dunia Ialam dengan barat. Dengan kontak itulah umat Ialam pada
abad XIX sadar bahwa mereka telah mengalami kemunduran di banding dengan
barat.
Sebelum periode modern kontak dengan barat sebenarnya sudah ada terlebih
antara kerajaan usmani yang mempunyai daerah kekuasaan di daratan Eropa dan
beberapa negara barat. Ketika negaraitu mengalami kemajuan, kerajaan usmani
sebaliknya mengalami masa kemunduran , dan sebagai akibat dari perubahan itlah
kerajaan usmani yang biasa menang dalam peperangan akhirnya mengalami
kekelahan dengan dunia barat. Hal itulah yang membuat pembesar Usmani
menyalidiki kekuatan eropa yang baru muncul itu.Menurut perkiraan rahasianya
terletak dalm kekuatan militer modern yang dimiliki Eropa. Oleh karena itu usaha
pembaharuan di pusatkan pada bidang kemiliteran kerajaan Usmani.
Keinginan untuk mengadakan perubahan di masa sebelum modern juga timbul di
Arabia yang di cetuskan oleh Muhammad Ibn Abdul al Wahab ( 1703 1787 ).
Keinginan itu lahir bukan sebagai pengaruh kemajuan barat tetapi reaksi terhadap
faham tauhid yang di anut kaum awam pada waktu itu . Kemurnian paham tauhid
mereka telah di rusak oleh kebiasaan yang timbul dengan meminta pertolongan
( syafaah ) kepada kuburan , wali , dan kepatuhan yang berlebihan kepada syeh ,
tarekat dan dengan dasar itulah menurut pencetusnya harus di berantas karena
kebiasaan itu mengandung arti syirik.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Anda mungkin juga menyukai