Ranah kognitif berisi prilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan
dan keterampilan beripikir. Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah psikomotorik
berisi prilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan
motoric/kemampuan fisik, berenang dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya
mengaitkan ketiga ranah ini dengan knowledge, skill and attitude (KSA). Kognitif
menekankan pada knowledge, afektif pada attitude dan psikomotorik pada skill.
Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar
mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif ini terdiri dari 6 level,
yaitu :
(1) Knowledge (pengetahuan) C1
(2) Comprehension (Pemahaman atau persepsi), C2
(3) Application (penerapan), C3
(4) Analysis (Penguraian atau penjabaran), C4
(5) Synthesis (pemaduan), C5
(6) evaluation (penilaian), C6
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan,
nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, sikap. Adapun kategori ranah afektif:
a. Penerimaan : kemampuan untu menunjukkan atensi dan penghargaan terhdap orang
lain
b. Responsif : kemampuan berpatisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu
termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian.
c. Nilai yang dianut : kemampuan yang menunjukkan nilai yang dianut untuk
membedakan mana ya baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian dan
diekspresikan dalam prilaku.
d. Organisasi : kemampuan membentuk system nilai dan budaya organisasi dengan
mengharmonisasikan perbedaan nilai.
e. Karakterisasi : kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut
dan memperbaiki hubungan interpersonal, interpersonal dan sosial.
4. Apa perbedaan Antara taksonomi Bloom lama dan dengan taksonimi Bloom revisi
Perbedaan antara Taksonomi Lama dan yang telah direvisi tersebut meliputi:
a. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi.
b. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama
yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5
dan 6. Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).
2) Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami).
3) Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
4) Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
5) Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan
mendasar, yaitu creating (mencipta).
6) Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan
evaluating (menilai).
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri dari enam level:
remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing
(menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta).
5. Kemampuan yang diukur dalam taksonomi Bloom revisi, serta hubungan setiap
kemampuan tersebut :
Sama halnya dengan taksonomi bloom lama, Bloom revisi juga memiliki 3 tujuan yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada aspek afektif dan psikomotorik tidak ada yang
berubah, sedangkan pada aktif kognitif, terdapat perbedaan kemampuan yang diukur
yaitu :
1. Level C1 : Remembering (Mengingat)
2. Level C2 : Understanding (Memahami)
3. Level C3 : Applying (Menerapkan)
4. Level C4 : Analyzing (Menganalisis)
5. Level C5 : Creating (Mencipta)
6. Level C6 : Evaluating (Menilai)