Anda di halaman 1dari 6

Haryanti Putri Rizal/1402012

Pascasarjana Pendidikan IPA UPI


KERTAS KERJA
1. Pengertian taksonomi
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarki
klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan.
Taksonomi bloom adalah hierarki yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang
rendah hingga yang tinggi.

2. Kemampuan yang diukur taksonomi Bloom yang lama 1954


Tujuan pendidikan Bloom dibagi menjadi 3 domain/ranah kemampuan intelektual
(intellectual behaviors), yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ranah kognitif berisi prilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan
dan keterampilan beripikir. Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah psikomotorik
berisi prilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan
motoric/kemampuan fisik, berenang dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya
mengaitkan ketiga ranah ini dengan knowledge, skill and attitude (KSA). Kognitif
menekankan pada knowledge, afektif pada attitude dan psikomotorik pada skill.

Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar
mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif ini terdiri dari 6 level,
yaitu :
(1) Knowledge (pengetahuan) C1
(2) Comprehension (Pemahaman atau persepsi), C2
(3) Application (penerapan), C3
(4) Analysis (Penguraian atau penjabaran), C4
(5) Synthesis (pemaduan), C5
(6) evaluation (penilaian), C6

Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan,
nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, sikap. Adapun kategori ranah afektif:
a. Penerimaan : kemampuan untu menunjukkan atensi dan penghargaan terhdap orang
lain
b. Responsif : kemampuan berpatisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu
termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian.
c. Nilai yang dianut : kemampuan yang menunjukkan nilai yang dianut untuk
membedakan mana ya baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian dan
diekspresikan dalam prilaku.
d. Organisasi : kemampuan membentuk system nilai dan budaya organisasi dengan
mengharmonisasikan perbedaan nilai.
e. Karakterisasi : kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut
dan memperbaiki hubungan interpersonal, interpersonal dan sosial.

Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motoric


dan kemampuan fisik. Adapun kategori ranah psikomotorik :
a. Persepsi : kemampuan menggunakan saraf sensori dalam menginterpretasikannya
dalam memperkirakan sesuatu
b. Kesiapan : kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental, fisik, emosi dalam
menghadapi sesuatu
c. Reaksi yang diarahkan : kemampuan untuk memulai keterampilan yang kompleks
dengan bimbingan, meniru, uji coba.
d. Reaksi natural : kemampuan untuk melakukan kegiatan pda tingkat keterampilan
yang lebih sulit.
e. Reaksi yang kompleks : kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam
melakukan sesuatu. Terlihat dari kecepatan, ketepatan, efisiensi dan efektivitasnya
secara spontan, lancer, tepat.
f. Adaptasi : kemampuan mengembangkan keahlian dan memodifikasi pola sesuai
dengan yang dibutuhkan.
g. Kreativitas : kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai dengan
kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah dengan
mengeksplorasi kreativitas diri.

3. Dasar pertimbangan taksonomi tersebut direvisi?


Alasan mengapa Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme
memperbaiki taksonomi Bloom yaitu:
a. Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut Anderson dan
Krathwohl istilah knowledge, comprehension, application dan selanjutnya tidak
menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu mengusulkan penggunaan
terminologi berbentuk gerund yaitu remembering (ingatan), understanding
(pemahaman), applying (penerapan), analysis (analisis), evaluation (penilaian) dan
creation (penciptaan). Terminology ini lebih menggambarkan kompetensi secara
spesifik. Istilah knowledge mewakili kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda
dengan remembering yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah
kemampuan sebagai hasil dari proses belajar dengan kegiatan membaca, mendengar,
melakukan dan sejenisnya.
b. Tahap sintetis dan analisis sangat sulit sekali untuk dibedakan antara satu dengan yang
lainnya.
c. Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis merupakan
kompetensi tertinggi karena merupakan akumulasi dari kelima kompetensi lainnya.
Dengan alasan itu mereka memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida
domain kognirif tapi mengubah istilah menjadi creation (penciptaan).
d. Proporsi yang tidak sebanding dalam penggunaan taksonomi pendidikan untuk
perencanaan kurikulum dalam pembelajaran dengan menggunakan taksonomi
pendidikan untuk asesmen.
e. Kerangka pikir taksonomi Bloom (lama) lebih menekankan 6 kategorinya daripada
sub sub kategorinya.
f. Taksonomi Bloom lama lebih ditujukan untuk dosen-dosen, padahal dalam dunia
pendidikan tidak hanya dosen yang berperan untuk merencanakan kurikulum,
pembelajaran dan penilaian.
g. Terdapat kebutuhan untuk mengarahkan kembali focus para pendidik pada handbook,
bukan sekedar sebagai dokumen sejarah, melainkan juga sebagai karya yang dalam
banyak hal telah mendahului zamannya (Rohwer dan Sloane)
h. Adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan pemikiran-
pemikiran dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan, dunia berubah dan
mempengaruhi cara berpikir dan politik pendidikan.
i. Taksonomi merupakan sebuah kerangka berpikir khusus yang menjadi dasar untuk
mengklasifikasikan tujuan-tujuan pendidikan.

4. Apa perbedaan Antara taksonomi Bloom lama dan dengan taksonimi Bloom revisi
Perbedaan antara Taksonomi Lama dan yang telah direvisi tersebut meliputi:
a. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi.
b. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama
yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5
dan 6. Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).
2) Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami).
3) Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
4) Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
5) Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan
mendasar, yaitu creating (mencipta).
6) Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan
evaluating (menilai).
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri dari enam level:
remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing
(menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta).
5. Kemampuan yang diukur dalam taksonomi Bloom revisi, serta hubungan setiap
kemampuan tersebut :
Sama halnya dengan taksonomi bloom lama, Bloom revisi juga memiliki 3 tujuan yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada aspek afektif dan psikomotorik tidak ada yang
berubah, sedangkan pada aktif kognitif, terdapat perbedaan kemampuan yang diukur
yaitu :
1. Level C1 : Remembering (Mengingat)
2. Level C2 : Understanding (Memahami)
3. Level C3 : Applying (Menerapkan)
4. Level C4 : Analyzing (Menganalisis)
5. Level C5 : Creating (Mencipta)
6. Level C6 : Evaluating (Menilai)

Hubungan setiap kemampuan tersebut dijelaskan pada matrik tujuan pembelajaran


berikut :

Anda mungkin juga menyukai