Anda di halaman 1dari 8

PANCASILA SEBAGAI JIWA DAN KEPRIBADIAN

BANGSA

Pembimbing :
Prof. Dr. Abintoro Prakoso, SH., MS.

Oleh :

NAMA : DWI CAHYA PUTRA


NIM : 151710101120
NO. URUT DAFTAR HADIR : 11
NO. HP : 081217280695

UNIVERSITAS JEMBER
2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmad dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah dengan judul Pancasila Sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
serta memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca mengenai
pancasila sebagaidasar negara dan ideologi nasional.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Drs. Abintoro
Prakoso S.h., M.S. sebagai Dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat selesai dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat
membantu kita semua agar lebih memahami tentang Pendidikan Pancasila di
Indonesia. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah penulis selanjutnya.

10 Mei 2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang menjadi pedoman dan
sumber rujukan bagi segenap rakyat. Kelima sila dalam Pancasila tersebut
merupakan sistem yang saling berkaitan satu sama lain. Pancasila juga merupakan
jiwa dan kepribadian bangsa . Sebagai sistem filsafat di Indonesia. Pancasila
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan baik dalam kegiatan agama,
politik, maupun sosial. Hal tersebut dikarenakan sila-sila didalamnya
mendasarkan pada Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
Pancasila telah diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-
hari. Pancasila lahir 1 Juni 1945 dan ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD 1945. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai - nilai budaya milik bangsa
Indonesia sendiri yang di yakini kebaikan dan kebenarannya. Pancasila digali dari
budaya bangsa sendiri yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad - abad
lamanya . Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar
negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran,
kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila
itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Oleh setiap warga
negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa arti dari Pancasila ?
2. Apa maksud dari Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia ?
3. Apa pengaruh globalisasi terhadap kepribadian bangsa Indonesia ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh
globalisasi terhadap kepribadian bangsa serta untuk mengetahui peran pancasila
sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.
BAB 2. ISI
2.1 Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata Sanskerta : panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada
paragraf ke-4 preambule (pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.
Pancasila merupakan cerminan karakter bangsa dan negara Indonesia yang
beragam, hal itu dapat terlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila sebagai jiwa
bangsa Indonesia, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan
hidup dan pedoman bangsa Indonesia. Sebagai warga negara yang setia kepada
nusa dan bangsa haruslah mau mepelajari dan menhayati pancasila yang sekaligus
sebagai dasar filsafat negara ( Kaelan dan Zubaidi, 2007 ).

2.2 Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia


Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan
kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-
ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa. Garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa
Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang
masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai
peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda
dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang.
Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota
kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya
bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia
secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan
tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila
itu adalah pencerminan dari bangsa kita.
Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri salah satunya yaitu
merupakan Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan
corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia
dari bangsa yang lain. Kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Tujuan yang akan
dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan
rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan
dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib
dan damai.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati
dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka
Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam
Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta
tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita. Apabila Pancasila tidak
menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan
sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada
Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku
sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat
pada kita yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak
berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu fungsi pancasila adalah sebagai kepribadian bangsa yang berarti
pancasila merupakan pencerminan dari jati diri bangsa Indonesia yang mana hal
itu adalah pembanding antara bangsa kita dengan bangsa lain. Oleh karena itu,
bangsa Indonesia harus menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan
utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pengamalannya pun harus
dimulai dari setiap warga negara Indonesia sampai penyelenggara pemerintahan,
sehingga semua komponen dalam suatu negara mampu melestarikan nilai-nilai
pancasila, agar bangsa kita tidak mudah terpengaruh oleh budaya-budaya asing
yang masuk dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila
merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga negara
Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila
tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar pancasila tidak
terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi, A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan


Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai