Anda di halaman 1dari 4

1.

1 Mitosis
Mitosis adalah proses pembelahan satu sel untuk menghasilkan dua sel anak
yang secara genetic identic dengan sel induk. Setiap sel anak menerima
komplemen lengkap 46 kromosom. Terdiri atas 4 fase yaitu profase,
metaphase, anaphase, dan telofase.

a. Profase
Selama fase mitosis pertama yang panjang ini, kromosom memadat dan dapat
terlihat secara histologis. Masing masing kromosom terdiri atas 2 kromatid
bersaudara (sister chromatids) yang secara genetis identic dan menyatu di
suatu bagian yang menyempit, yang disebut sentromer. Seiring pemadatan
kromosom, selubung inti dan nucleolus lenyap sehingga hanya fragmen
fragmennya yang terlihat. Sentrosom membelah dan sentriol bermigrasi ke
kutub kutub sel yang berlawanan untuk membentuk mikrotubulus gelendong
mitosis (mitotic spindle). Gelendong mikrotubulus terus tumbuh kea rah
kromosom dan kebagian diantaranya melekat ke suatu kompleks protein
berbentuk lempeng yang disebut kinetokor, yang muncul dikedua sisi
kromosom. Mikrotubulus kinetokor ini akhirnya menjajarkan kromosom
kromosom di bagian tengah sel. Mikrotubulus yang tidak melekat ke
kromosom di kinetokor menjadi mikrotubukus polar.

b. Metafase
Pada fase yang singkat ini kromosom kromosom menjadi sangat padat.
Kromosom berbaris di sepanjang ekuator sel sebagai akibat dari pelekatannya
ke mikrotubulus kinetokor gelendong mitosis yang memancar dari kedua
kutub gelendong. Mikrotubulus kinetokor mengarahkan pergerakan kromosom
kea rah bagian tengah sel membentuk metaphase atau lempeng ekuator.

c. Anafase
selama fase ini, pasangan pasangan kromatid berpisah di sentromer karena
kerja enzim, dan masing masing kromatid kini menjadi kromosom tersendiri.
Kromosom kromosom ini kini memulai bermigrasike kutub sel yang
berlawanan, ditarik oleh mikrotubulus kinetokor yang memendek, yang
melekat ke sentromer. Kromosom yang bermigrasi atau tertarik ini
memperlihatkan bentuk V di sel. Pada anaphase tahap lanjut, muncul alur
pembelahan di membrane sel di bagian ekuator yang menunjukkan tempat sel
akan terbelah.

d. Telofase
ini adalah fse akhir mitosis. Fase ini dimulai ketika kromosom kromosom
menyelesaikan migrasi ke sisi gelendong mitosis yang berlawanan, dan
kromosom koromosom menipis kembali menjadi kromatin interfase.
Nucleolus muncul kembali, dan reticulum endoplasma kasar mulai
membentuk selubung nucleus baru. Terbentuk konstriksi sitoplasma oleh
cincin kontraktil yang terdiri atas filament filament aktin, yang akan menjadi
tempat pembelahan untuk memisahkan sel sel anak. Kemudian terjadi
pemisahan sel sel anak. Sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma
menjadi dua sel yang secara genesis identic.
2. Non Disjunction

Nondisjunction Produces Abnormal Gametes


Sometimes during anaphase, chromosomes will fail to separate properly.
Remember, this is called nondisjunction. This can happen either during
meiosis I or meiosis II.

If nondisjunction occurs during anaphase I of meiosis I, this means that at least


one pair of homologous chromosomes did not separate. The end result is two
cells that have an extra copy of one chromosome and two cells that are
missing that chromosome. In humans, n + 1 designates a cell with 23
chromosomes plus an extra copy of one for a total of 24 chromosomes. n - 1
designates a cell missing a chromosome for a total of only 22 chromosomes in
humans.

Nondisjunction in Meiosis I
Nondisjunction in
meiosis I occurs during
anaphase I when one
pair of homologous
chromosomes fails to
separate. In this
example, one cell with
5 chromosomes and
one cell with 3
chromosomes are
produced. Each cell
undergoes meiosis II, resulting in two cells with n + 1, or 5, and two cells with
n - 1, or 3.

Nondisjunction in Meiosis II
If nondisjunction occurs during
anaphase II of meiosis II, it
means that at least one pair of
sister chromatids did not
separate. In this scenario, two
cells will have the normal haploid
number of chromosomes.
Additionally, one cell will have
an extra chromosome (n + 1) and
one will be missing a
chromosome (n - 1).

When nondisjunction occurs during meiosis II only, disjunction occurs


normally during meiosis I. In this example, this results in two cells with
normal numbers of chromosomes (n), and two cells with abnormal numbers of
chromosomes. The cell with an extra chromosome is n + 1, and the cell
missing a chromosome is n - 1. (In this figure: n = 4, n + 1 = 5, n - 1 = 3)

3.2 Kelainan Struktur


abnormalitas struktur kromosom yang mengenai satu kromosom atau lebih,
biasanya disebabkan oleh pemutusan kromosom. Akibat pemutusan ini
tergantung dari apa yang terjadi pada potongan kromosom tersebut. Pada
beberapa kasus, potongan kromosom hilang dan bayi dengan delesi parsial
suatu kromosom akan mengalami kelainan.

a. Sindrom Cri du chat : sindrom yang disebabkan oleh delesi parsial


lengan pendek kromosom 5. Bayi yang menderita sindrom ini memiliki
tangisan seperti kucing, mikrosefalus (kepala yang kecil), disabilitas
intelektual, dan kelainan jantung kongenital.
b. Sindom Mikrodelesi : hanya mengenai beberapa gen yang
berdekatan. Contoh suatu mikrodelesi yang terjadi pada lengan panjang
kromosom 15.
c. Sindrom Angelman : mikrodelesi terjadi pada kromosom maternal.
Anak mengalami disabilitas intelektual, tidak dapat berbicara, mengalami
perkembangan motoric yang buruk, dan rentan terhadap serangan tertawa
spontan dan berkepanjangan.
d. Sindrom Prader-Wili : mikrodelesi terjadi pada kromosom paternal.

Daftar pustaka

Sadler, Thomas W. 2013. Embriologi kedokteran Langman. Edisi 12. Jakarta: EGC.
2012. p.17-19.

Sadler, Thomas W. 2015. Embriologi kedokteran Langman. Edisi 12. Jakarta: EGC.
2012. P.11.

Eroschenko, Victor P. Atlas Histologi diFiore. Edisi 12. Jakarta: EGC. 2013. p.37-40.

diakses 4 November 2016 pukul 7:29


sumber: http://study.com/academy/lesson/nondisjunction-in-meiosis-definition-
examples-quiz.html

Anda mungkin juga menyukai