Batubara jenis subituminous memiliki tingkat kekerasan yang lebuh
rendah, atau cenderung rapuh jika dibandingkan dengan batubara antrasit. Sehingga dalam proses pembakaran batubara subituminous akan menghasilkan heating value yang tinggi dengan lebih cepat. Selain itu, pada batubara antrasit hanya terkandung karbon (C) saja, sedangkan pada subituminous terdapat volatile matter yang dapat meningkatkan heating value 2. Pra pembakaran Pemilihan batubara bersih Memilih jenis batubara dengan kadar N, S, dan mineral rendah. Blending batubara Mencampur batubara kadar polusi tinggi dengan kadar polusi rendah Pembersihan batubara Penurunan kadar sulfur dan mineral batubara secara fisis Konversi batubara Dalam rangka mendapatkan energi yang efisien dan ramah lingkungan, akhir-akhir ini telah dikembangkan cara konversi batubara misalnya,likuifikasi, gasifikasi Seleksi boiler Penggunaan boiler dengan tungku yang mampu membakar bahan bakar cair/minyak. Pembuatan campuran batubara air (coal-water slurry fuel) Kandungan sulfur dan partikulat dapat dikurangi sekitar 50%. Adanya campuran air, hasil pembakaran menghasilkan NOx lebih rendah. Selama Pembakaran Mengurangi excess udara. Pengurangan udara berarti menurunkan kadar N2 dan O sehingga pembentukan NOx dapat dikurangi Memasukkan kembali gas hasil pembakaran kedalam tungku (recirculating) Dapat mengurangi suhu api sehingga menurunkan hasil NOx Memasukkan uap atau air kedalam ruang api. Mengurangi suhu api akan menurunkan hasil NOx Fluidized bed combustion menggunakan kapur. Campuran kapur akan menangkap SO2 dan suhu pembakaran turun sehingga produksi NOx bisa berkurang. Penggunaan proses pembakaran bertingkat (stage combustion). Dalam tahap awal, penggunaan udara pada pembakaran batubara dibawah nilai stoichiometri. Dengan cara ini udara dan suhu api turun sehingga tidak mampu merubah kandungan nitrogen manjadi NOx tetapi akan berubah manjadi N2. Tahap dua, bahan bakar yang belum terbakar di tahap awal akan terbakar sempurna dengan penambahan udara sekunder. Dengan cara ini akan menurunkan hasil NOx hingga 50-60%. Setelah Pembakaran Kontrol partikulat : Cyclone, Elektrostatic precipitator (ESP),Fabric Filter (bag filter), Scrubber Kontrol Oksida Sulfur : Proses kontrol oksida sulfur pada gas hasil pembakaran : Lime scrubbing : Larutan limestone dikontakkan dengan gas buang didalam suatu menara spray. SO2 diserap, dinetralisasikan, dan sebagian dioksidasikan menjadi kalsium sulfit dan kalsium sulfat. Kontrol Oksida nitrogen Ada dua cara pengambilan NOx yaitu : Proses Kering Mereduksi NOx menjadi N2 dengan menggunakan catalytic reduction Proses basah (wet scrubbing) Penambahan air dan amonia ke dalam flue gas yang mengandung NOx dan SOx akan menghasilkan bahan padat NH4NO3 dan (NH4)2SO4 yang selanjutnya bisa dipisahkan 3. Circulating FBC (CFBC) Pada CFBC dilengkapi cyclone suhu tinggi. Partikel media fluidized bed /batubara yang belum bereaksi yg ikut aliran gas buang akan dipisahkan di cyclone ini untuk kemudian dialirkan kembali ke boiler. Kelebihan: Efisiensi lebih tinggi Dapat menggunakan batubara kualitas rendah maupun bahan lain seperti biomass, sladge, plastik, dll Semua abu sisa pembakaran berupa fly ash yg mengalir bersama gas buang yang nantinya bisa ditangkap dengan Electric Precipitator Kelemahan : Butuh energi yang tinggi untuk membuat bed menjadi terfluidisasi 4. Slagging adalah fenomena melengketnya abu batubara pada dinding boiler di zona radiasi yang bersuhu tinggi . Slagging terjadi bila abu batubara yang meleleh atau bersifat lengket (sticky) terlempar dan menempel ke dinding boiler. Slagging dapat dicegah dengan menggunakan batubara yang mempunyai titik leleh abu tinggi dan menerapkan metoda pembakaran (firing) yang tepat (tangential firing, symmetrical firing) yang dapat mengarahkan sisa pembakaran (abu) menjauhi dinding boiler di zona radiasi. Fouling adalah fenomena melengketnya abu batubara di zona konveksi (zona superheater dan reheater). Fouling umumnya disebabkan oleh adanya senyawa-senyawa alkali (natrium dan kalium) di dalam abu terbang yang mengikat partikel-partikel abu terbang sehingga menggumpal dan menempel lebih kuat pada pipa-pipa boiler. Soot blower harus digunakan secara periodik agar abu terbang tidak menumpuk dan membentuk ikatan yang kuat.