Anda di halaman 1dari 16

SAINS II (KIMIA)

STRUKTUR ATOM
Oleh

Gusti Ayu Oka Utami

1629061001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2017

1
1.1 Perkembangan Teori- teori Atom

a. Teori Atom John Dalton


Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang
atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan
bahwa Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-
zat hasil reaksi. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur-
unsur dalam suatu senyawa selalu tetap. Dari kedua hukum tersebut Dalton
mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-
atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:

Gambar model atom Dalton


Sumber: http://regiunea-cernauti.co.id/2012/12/teori-perkembangan-atom-dari-dulu.html

Kelemahan:
Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus
listrik.

2. Teori Atom J. J. Thomson


Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka
J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar
katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara
2
katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan
selanjutnya disebut elektron. Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena
elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk
menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson
memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang
dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan bahwa:
Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan
negatif elektron
Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya.
biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang
pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model
atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar model atom Thomsons


Sumber: http://regiunea-cernauti.co.id/2012/12/teori-perkembangan-atom-dari-dulu.html

Kelemahan:
Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom tersebut.

3. Teori Atom Rutherford


Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden)
melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap lempeng tipis
emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif
dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas.
Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah
atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan
3
dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila
partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel
alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1), tetapi dari pengamatan Marsden
diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90 bahkan
lebih. Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:
Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam
atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa
1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan
perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil
daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan
bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat
partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak
menolak.
Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:

Gambar model atom Rutherford


Sumber: http://regiunea-cernauti.co.id/2012/12/teori-perkembangan-atom-dari-dulu.html

Kelemahan:
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.

4. Teori Atom Bohr


Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan
atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini
4
berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti
atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari
Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai
berikut:
Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam
atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.Selama elektron berada dalam lintasan
stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang
dipancarkan maupun diserap. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke
lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai
dengan persamaan planck, E = hv.
Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan
kelipatan dari h/2 atau nh/2, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah
kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya.

Gambar model atom Bohr


Sumber: http://regiunea-cernauti.co.id/2012/12/teori-perkembangan-atom-dari-dulu.html

Kelemahan: Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron
banyak.

5. Teori Atom Modern


Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger
(1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu
5
Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama
pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada
jarak tertentu dari inti atom. Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk
mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh
Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan
fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam
tiga dimensi.

Gambar model atom Schrodinger


Sumber: http://regiunea-cernauti.co.id/2012/12/teori-perkembangan-atom-dari-dulu.html

Persamaan Schrodinger.

x,y dan z : Posisi dalam tiga dimensi


Y : Fungsi gelombang
m : Massa
: h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
E : Energi total
V : Energi potensial
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau
model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar
berikut ini. Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital
menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau
hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk
kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa
orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Ciri khas model atom mekanika gelombang. Gerakan elektron memiliki sifat
gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi
6
mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi
darikebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu
atom). Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya.
(Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)
Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti,
tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

1.2 Partikel-partikel Dasar Atom


Atom merupakan puing terkecil dari suatu zat yang memiliki sifat tidak bisa di bagi
lagi. Pendapat seperti ini ternyata tidak sepenuhnya benar. Apa alasannya? Pembuktian
bahwa atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu zat atau materi ditandai dengan
ditemukannya elektron oleh Sir John Joseph Thomson. Pembuktian ini semakin menguat
ketika imuwan berkebangsaan inggris Ernest Rutherford berhasil menemukan bahwa inti
atom masih tersusun dari bagian yang lebih kecil berupa proton dan neutron. Elektron,
proton, dan neutron menjadi partikel dasar yang menyusun sebuah atom.
a. Elektron
Pernahkah Anda memperhatikan tabung televisi? Tabung televisi merupakan tabung
sinar katode. Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William
Crookes (1875). Hasil eksperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari
arah katode menuju ke anode yang disebut sinar katode. George Johnstone Stoney (1891)
yang mengusulkan nama sinar katode disebut elektron. Kelemahan dari Stoney tidak dapat
menjelaskan pengaruh elektron terhadap perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan
atom dalam unsur lainnya. Antoine Henri Becquerel (1896) menentukan sinar yang
dipancarkan dari unsur-unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron. Joseph John
Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes. yaitu pengaruh medan listrik dan
medan magnet dalam tabung sinar katode.

7
Gambar hasil percobaan Thomson
Sumber: https://ekaaidha.wordpress.com/kelas-x-2/i-struktur-atom/b-perkembangan-tabel-periodik-unsur/

Hasil percobaan J.J. Thomson menunjukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke
arah kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif
dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908)
melalui percobaan tetes minyak Milikan seperti gambar berikut.

Gambar hasil percobaan Robert Andrew


Sumber: https://ekaaidha.wordpress.com/kelas-x-2/i-struktur-atom/b-perkembangan-tabel-periodik-unsur/

Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik. Akibat gaya tarik
gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi
muatan negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan
Milikan dan Thomson diperoleh muatanelektron 1 dan massa elektron 0, sehingga elektron

dapat dilambangkan
b. Proton
Jika massa elektron 0 berarti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada
kenyataannya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom itu
netral. Bagaimana mungkin atom itu bersifat netral dan mempunyai massa, jika hanya ada

8
elektron saja dalam atom? Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas
yang memiliki katode, yang diberi lubangl-ubang dan diberi muatan listrik.

Gambar hasil percobaan Eugene Goldstein


Sumber: https://ekaaidha.wordpress.com/kelas-x-2/i-struktur-atom/b-perkembangan-tabel-periodik-unsur/

Hasil eksprerimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang
menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melewati lubang
pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang
menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatannya,
sehingga partikel inidisebut dengan proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan
muatan proton = +1.

c. Inti Atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian
penembakan lempeng tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan
negatif maka sinar alfa yang ditembakkanseharusnya tidak ada yang diteruskan/menembus
lempeng sehingga muncullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger
dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X
oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat
digambarkan sebagai berikut.

9
Gambar hasil percobaan Rutherford
Sumber: https://ekaaidha.wordpress.com/kelas-x-2/i-struktur-atom/b-perkembangan-tabel-periodik-unsur/

Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas. Hasil percobaan ini
membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, sehingga atom bersifat
netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom,
sehingga dapat diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.

d. Neutron
Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan
eksperimen penembakan partikel alfa pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi
partikel berdaya tembus tinggi. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James Chadwick (1932).
Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau
tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini disebut neutron dan
dilambangkan dengan

Notasi Atom

10
Gambar notasi atom
Sumber: https://ekaaidha.wordpress.com/kelas-x-2/i-struktur-atom/b-perkembangan-tabel-periodik-unsur/

Nomor Atom
Nomor atom menunjukkan jumlah muatan positif dalam inti (jumlah proton). menurut
Hendry Moseley (1887-1915) jumlah muatan positif setiap unsur bersifat karakteristik. Jadi
unsur yang berbeda akan mempunyai nomor atom yang berbeda. untuk jumlah muatan positif
(nomor atom) diberi lambang Z diberi lambang Z. Jika atom bersifat netral maka jumlah
muatan positif (proton)sama dengan jumlah muatan negatif (elektron), jadi nomor atom =
jumlah proton =jumlah elektron.
Z = np = ne , dimana n = Jumlah
Nomor Massa
Berdasarkan percobaan tetes Millikan ditemukan seperti tabel:
Tabel massa dan muatan proton, elektron dan neutron

Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Massa atom = (massa p + massa n) +
massa e. Dari tabel massa elektron jauh lebih kecil dibandingkan massa neutron dan proton,
maka massa elektron diabaikan. dengan demikian massa atom = massa p + massa n. Massa
atom dinyatakan sebagai nomor massa dan dilambangkan A.
A = massa n + massa p > n = A Z

1.3 Spektrum Atom Hidrogen

11
Transisi elektron dari kulit bernergi tinggi (kulit luar) menuju kulit dengan energi
yang lebih rendah (kulit lebih dalam) akan menghasilkan pancaran cahaya atau foton dengan
panjang gelombang yang berbeda tergantung dari seberapa besar selisih energi antar kulit.
Untuk dapat mempelajari spektrum atom ini diperlukan sebuh alat yang
namanya spektrometer. Untuk dapat mempelajari spektrum setiap atom, para ilmuwan
memulai pengamatan dari spektrum sederhana yang dihasilkan dari transisi elektron atom
hidrogen.
Atom hidrogen merupakan atom yang memiliki struktur paling sederhana yaitu terdiri
atas 1 elektron dan satu proton. Kesederhanaan dari struktur ini menghasilkan spektrum yang
sederhana pula sehingga lebih mudah untuk diamati dan dipelajari. Untuk dapat mengamati
spektrum atom hidrogen dilakukanlah suatu percobaan dengan menggunakan gas hidrogen
pada tabung bertekanan rendah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar percobaan dengan gas hydrogen pada tabung bertekanan rendah


Sumber: http://www.4muda.com/spektrum-atom-hidrogen/

Tabung hidrogen dihubungkan dengan beda potensial tertentu sehingga dihasilkan


atom-atom hidrogen dan memancarkan cahaya. Cahaya tersebut diteruskan pada sebuah celah
sempit agar terpolarisai dan dibiaskan melalui prisma kaca. Hasil pembiasan dari prisma akan
ditangkap oleh layar. Ternyata spektrum yang dihasilkan dari percobaan ini adalah spektrum
garis.
Panjang gelombang yang dihasilkan pada spektrum atom hidrogen dipengaruhi oleh
transisi elektron dari kulit ke kulit dengan mengikuti persamaan berikut:

12
dengan
= panjang gelombang yang dihasilkan spekrum atom hydrogen
R = tetapan Rydberg (1,097107 m-1)
n = kulit elektron yang dituju
m = kulit elekron mula-mula atau asal
Untuk memudahkan kita dalam perhitungan maka persamaan ini bisa diturunkan menjadi:

Panjang gelombang yang dihasilkan dari spektrum atom hidrogen merupakan sebuah
bilangan istimewa yang menghasilkan sebuah deret yang disebut deret spektral. Deret
spektral yang pertama ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama J.J Balmer pada tahun 1885
ketika dia sedang mempelajari bagian sinar tampak pada spektrum atom hidrogen.
Balmer menemukan bahwa cahaya sinar tampak dihasilkan pada transisi elektron dari
berbagai kulit luar menuju kulit ke-2 (n=2). Selanjutnya beberapa ilmuwan seperti Lyman,
Paschen, Bracket, dan Pfund menemukan beberapa deret lain yang terletak pada daerah
panjang gelombang berbeda. Semua deret yang dihasilkan pada spektrum atom hidrogen
dapat disusun sebagai berikut:

Gambar deret atom hidrogen


Sumber: http://www.4muda.com/spektrum-atom-hidrogen/
1. Deret Lyman terbentuk pada transisi elektron dari kulit luar menuju kulit dasar
lintasan elektron.
n = 1 m = 2,3,4,5,6,7..
13
Deret ini terletak pada spektrum cahaya ultraviolet

2. Deret Balmer terbentuk pada transisi elektron dari kulit luar menuju kulit
ke-2 lintasan electron
n = 2 m = 3,4,5,6,7,8,..
Deret ini terletak pada spektrum cahaya tampak

3. Deret Paschen terbentuk pada transisis elektron dari kulit luar menuju kulit ke-3
lintasan electron
n = 3 m = 4,5,6,7,8,9,..
Deret ini terletak pada spektrum inframerah-1

4. Deret Bracket terbentuk pada transisi elektron dari kulit luar menuju kulit ke-4
lintasan electron
n = 4 m = 5,6,7,8,9,10,
Deret ini terletak pada spektrum inframerah-2

5. Deret Pfund terbentuk pada transisi elektron dari kulit luar menuju kulit ke-5 lintasan
electron
n = 5 m = 6,7,8,9,10,11,
Deret ini terletak pada spektrum inframerah-3

Transisi elektron yang menghasilkan deret spektral dapat digambarkan sebagai berikut

14
Gambar transisi electron untuk berbagai deret spektral
Sumber: http://www.4muda.com/spektrum-atom-hidrogen/

Spektrum atom hidrogen mengikuti pola yang dihasilkan pada deret spektral dan
memiliki keteraturan dalam jarak garis-garis spektrum. Pada Gambar 14.2 hanya
menampilkan perpindahan elektron dari sebagian kulit elektron, sejatinya elektron dapat
berpindah dari semua lapisan kulit bahkan sampai kulit tak berhingga asalkan bertransisi
menuju kulit-kulit yang telah ditetapkan pada deret spektral.
Setiap transisi elektron menuju kulit yang lebih dalam atau tingkat energi yang lebih
rendah akan dihasilkan panjang gelombang yang berbeda. Panjang gelombang yang
dihasilkan pada setiap deret akan mencapai maksimum pada saat terjadi transisi dari kulit
yang satu tingkat lebih tinggi energinya. Sebaliknya panjang gelombang minimum dihasilkan
pada saat elektron bertransisi dari kulit tak berhingga menuju kulit yang lebih rendah
energinya (lebih dalam).

DAFTAR PUSTAKA

15
Anonim. 2013. Struktur Elektron Dari Atom. Tersedia pada:
http://kimiaorganic.blogspot.com/2013/02/struktur-elektron-dari-atom.html. Di akses
26 Februari 2017.
Chang, Raymond. 2010. Chemistry-10th ed. USA: McGrow-Hill Companies, Inc.
Rizal, Rahmad. 2015. Sektrim Atom Hidrogen. Dalam http://www.4muda.com/spektrum-
atom-hidrogen/. Di akses 26 Februari 2017.
Sunardi. 2008. KIMIA BILINGUAL. Bandung: CV. Yrama Widya.

16

Anda mungkin juga menyukai