Disusun oleh :
Anik Asmaus Sangadah (04112765)
Adetya Hartono (04143833)
Ahdatul Wahidiyana (04143834)
Arif Setya Aji (04143836)
Kelas A/KP/VI
2.1 DEFINISI
Menurut CDC, penyakit arteri koroner terjadi ketika zat yang disebut plak
menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung (disebut arteri koroner). Plak
terdiri dari endapan kolesterol, yang dapat terakumulasi dalam arteri. Ketika ini
terjadi, arteri dapat menyempit dari waktu ke waktu. Proses ini disebut
aterosklerosis.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi sebagai
manifestasi dari penurunan suplai oksigen ke otot jantung sebagai akibat
penyempitan atau penyumbatan aliran darah arteri koronaria yang manifestasi
kliniknya, tergantung pada berat ringannya penyumbatan arteri koronaria.
Menurut U.S. National Library of Medicine, Penyakit jantung koroner
(PJK) adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah dan
oksigen ke jantung. PJK juga disebut penyakit arteri koroner.
Menurut WHO, PJK adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan
jantung dan pembuluh darah, dan termasuk penyakit jantung koroner (serangan
jantung), penyakit serebrovaskular (stroke), peningkatan tekanan darah
(hipertensi), penyakit arteri perifer, penyakit jantung rematik, penyakit jantung
bawaan dan gagal jantung. Penyebab utama penyakit kardiovaskular adalah
penggunaan tembakau, aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan penggunaan
berbahaya alkohol.
2.3 PENCEGAHAN
Yayasan Jantung Indonesia memperkenalkan apa yang disebut Panca
Usaha Kesehatan jantung yang menganjurkan pola hidup SEHAT berupa:
Seimbang gizi
Enyahkan rokok
Hindari stres
Awasi tekanan darah secara teratur
Teratur berolahraga
Upaya pencegahan primer, yaitu mencegah mereka yang sehat agar tidak
mendapatkan penyakit jantung koroner atau serangan jantung, seperti pola makan
sehat dan gizi seimbang, perbanyak olahraga, berfikiran positif dan hindari stress,
dan hindari kebiasaan minum minuman beralkohol.
Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan bagi penderita PJK agar
tidak mendapatkan komplikasi akibat PJK, termasuk serangan jantung baik yang
pertama maupun serangan jantung ulangan. Misalnya diagnosis dini dan
pengobatan segera, perawatan medis, dan pemabatasan ketidakmampuan.
Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan bagi penderita PJK agar tidak
mengalami komplikasi lanjut atau kecacatan akibat PJK. Misalnya pemeriksaan
secara berkala, rehabilitasi, menjaga pola makan, olahraga rutin, dan pemberian
motivasi.
2. 4 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. CT Scan.
b. Pemeriksaan Laboratorium.
c. Elektrokardiogram (EKG)
e. Treadmill
Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostic PJK. Berupa ban
berjalan serupa dengan alat olah raga umumnya, namun dihubungkan
dengan monitor dan alat rekam EKG. Prinsipnya adalah merekam aktifitas
fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa gambaran EKG saat
aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena
jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan sehingga pada
keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal.
f. Kateterisasi Jantung
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
PJK merupakan salah satu bentuk utama penyakit kardiovaskuler
(penyakit jantung dan pembuluh darah). Menurut WHO (1990) kematian karena
penyakit ini adalah 12 juta/ tahun dan menjadi penyebab kematian nomor satu di
dunia. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi sebagai
manifestasi dari penurunan suplai oksigen ke otot jantung sebagai akibat
penyempitan atau penyumbatan aliran darah arteri koronaria yang manifestasi
kliniknya, tergantung pada berat ringannya penyumbatan arteri koronaria.
Faktor resiko dari penyakit jantung koroner diantaranya adalah hipertensi,
kolesterol tinggi, merokok, diabetes, stress, obesitas, gaya hidup tidak sehat, dan
kurang olahraga. Untuk mencegah penyakit jantung koroner dilakukan upaya
pencegahan primer yaitu dengan pengaturan pola makan yang baik, perbanyak
olahraga, berfikiran positif dan hindari stress, dan hindari kebiasaan minum
minuman beralkohol.
Selain itu, juga dilakukan pencegahan sekunder seperti diagnosis dini dan
pengobatan segera, perawatan medis, dan pemabatasan ketidakmampuan dan
pencegahan tersier dengan pemeriksaan secara berkala, rehabilitasi, menjaga pola
makan, olahraga rutin, dan pemberian motivasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M.N. 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
CDC. 2009. Coronary Artery Disease (CAD). CDC. USA. Available at:
http://www.cdc.gov/heartdisease/coronary_ad.html (diakses tanggal 10 April
2017)
Kodim, Nasrin. 2010. Himpunan Bahan Kuliah Penyakit Tidak Menular. FKM-
UI. Jakarta.
WHO. 2013. Cardiovascular Diseases. World Health Organization. Geneva.
Available at: http://www.who.int/topics/cardiovascular_diseases/en/ (diakses
tanggal 10 April 2017)
WHO. 2013. About Cardiovascular diseases. World Health Organization. Geneva.
Available at: http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/ (diakses
tanggal 10 April 2017)