A. LATAR BELAKANG
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh terletak pada bagian teratas
dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. Hati secara luas
dilindungi oleh iga-iga.
Hati terbagi dalam dua belahan utama (lobus), yaitu lobus kanan (lobus
dextra hepatic) yang besar dan lobus kiri. (lobus sinistra hepatic) yang kecil.
Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma;
permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura
transverses. Permukaannya dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang
masuk keluar hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di
permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal-hal yang
sama di permukaan atas hati.
Fungsi hati untuk memelihara kadar gula yang normal dengan kombinasi
glikogenesis, glikogenolisis, glikolisis, dan glukoneogenesis diatur oleh
sejumlah hormon termasuk insulin, glukagon, hormon pertumbuhan dan
katekolamin tertentu.
Penyakit jantung sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu
memang penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60
tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena
penyakit jantung dan stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga
diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini terjadi karena adanya
perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dengan Makalah ini dibuat dengan tujuan agar siswa /siswi memiliki
kemampuan konsep pemahaman sebagai tenaga perawat professional di
bidang Keperawatan Dasar, sehingga mampu menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang komprehensif yang mencakup bio, psiko, sosio,
dan spiritual.
2. Tujuan Khusus
C. RUMUSAN MASALAH
D. MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia.Di dalam hati
terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita,yaitu proses penyimpanan
energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme
kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita.
Sehingga dapat kita bayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi
kerusakan pada hati.
Disfungsi hati disebabkan akibat kerusakan pada sel-sel parenkim hati yang
bisa secara lansung disebabkan oleh penyakit primer atau secara tidak
lansung disebabkan oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi
hepatik.
Alkohol bersifat toksik terhadap hati. Adanya penimbunan obat dalam hati
(seperti acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme obat dapat
menyebabkan penyakit pada hati.
- Penanda hepatitis B (HBsAg, HBe, Anti HBc, Anti HBe, HBV DNA
- Penanda imunitas :
Anti HAV
Anti HbsAg
2. Kanker Hati
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker
hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC
merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama
sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.
Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker hati : AFP, PIVKA II
3. Perlemakan Hati
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati
atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini
sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan
ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH
(Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH
(Nonalcoholic Steatohepatitis).
4. Hemochromatosis
5. Asites
1) hipertensi portal ;
Gejala klinis
1. Jika jumlah cairan yang terkumpul tidak terlalu banyak, biasanya tidak
menunjukkan gejala.
2. Jumlah cairan yang sangat banyak bisa menyebabkan: 1)
pembengkakan perut dan 2) rasa tidak nyaman, 3) juga sesak nafas.
6. Sirosis Hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati
sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis
hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena
alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan
saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan
untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah,
asites/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).
1. Gejala klinis
2. Pembagian
Gambaran klinis: pada kongesti hati, hati menjadi besar dan lunak, pasien
mungkin mengeluh nyeri kuadran kana atas yang parah karena peregangan
kapsul blisson; bilirubin serum sedikit meningkat (baik terkunjugasi dan
tidak terkonjugasi) kadar AST sedikit meningkat. dan protrombin serum
biasanya normal, tetapi dapat abnormal pada syok hati. Pada kasus
insufisiensi tricuspid hati dapat berdenyut, tetapi menghilang ketika sirosis
berkembang. Pada gagal jantung perdarahan usofagus jarang, yang
menonjol adalah encefalopati kronik, asites dan edema perifer.
Sirosis Hepatis. Sirosis hepatis adalah sirosis hati yang ditandai dengan
adanya skar. Ia merupakan penyakit kronis yang telah menyebabkan
destruksi difusi dan generasi fibrotik dari sel hepar. Jaringan nekrotik diganti
dengan jaringan fibrotik, struktur normal dari hati dan vaskularisasi
terganggu, gangguan aliran darah dan limfe, mengakibatkan insufisiensi
hati dan hipertensi portal.
3. Patofisiologi
Faktor penyebab terjadinya sirosis, terutama adalah konsumsi alcohol,
defisiensi gizi (asupan protein yang kurang), terpapar zat kimia seperti
karbon tetraklorida, naftalen, terklorinisasi, arsen atau fosfor), infeksi
skistosomiasis yang menular. Insidensi tertinggi pada pria dengan usia
antara 40-60 tahun.
Pulau-pulau jaringan normal hati yang masih tersisa dan jaringan hati hasil
regenrasi dapat menonjol dari bagian-bagian yang berkonstriksi sehingga
hati yang sirotik menunjukkan gambaran mirip paku sol sepatu berkepala
besar (hobnail appearance) yang khas. Sirosis hepatic biasanya memiliki
awitan yang insidius dan perjalanan penyakit yang sangat panjang sehingga
kadang-kadang melebihi rentang waktu 30 tahun atau lebih.
Faktor lain diantaranya termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbon
tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi
skistosomiastis dua kali lebih banyak daripada wanita dan mayoritas pasien
sirosis berusia 40 60 tahun.
Penyakit sirosis hepatis mempunyai gejala seperti ikterus dan febris yang
intermiten. Adanya pembesaran pada hati. Pada awal perjalanan sirosis
hepatis ini, hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak.
Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi tajam yang dapat diketahui
melalui palpasi. Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari
pembesaran hati yang cepat dan baru saja terjadi sehingga mengakibatkan
regangan pada selubung fibrosa hati (kapsula Glissoni). Pada perjalanan
penyakit yang lebih lanjut, ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut
menyebabkan pengerutan jaringan hati. Apabila dapat dipalpasi, permukaan
hati akan teraba benjol-benjol (noduler). Obstruksi Portal dan Asites. Semua
darah dari organ-organ digestif praktis akan berkumpul dalam vena portal
dan dibawa ke hati. Karena hati yang sirotik tidak memungkinkan pelintasan
darah yang bebas, maka aliran darah tersebut akan kembali ke dalam limpa
dan traktus gastrointestinal dengan konsekuensi bahwa organ-organ ini
menjadi tempat kongesti pasif yang kronis; dengan kata lain, kedua organ
tersebut akan dipenuhi oleh darah dan dengan demikian tidak dapat bekerja
dengan baik. Pasien dengan keadaan semacam ini cenderung menderita
dispepsia kronis atau diare. Berat badan pasien secara berangsur-angsur
mengalami penurunan.
Karena fungsinya bukan untuk menanggung volume darah dan tekanan yang
tinggi akibat sirosis, maka pembuluh darah ini dapat mengalami ruptur dan
menimbulkan perdarahan. Karena itu, pengkajian harus mencakup observasi
untuk mengetahui perdarahan yang nyata dan tersembunyi dari traktus
gastrointestinal. Edema. Gejala lanjut lainnya pada sirosis hepatis
ditimbulkan oleh gagal hati yang kronis. Konsentrasi albumin plasma
menurun sehingga menjadi predisposisi untuk terjadinya edema. Produksi
aldosteron yang berlebihan akan menyebabkan retensi natrium serta air dan
ekskresi kalium.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
3. Albumin akan merendah karena kemampuan sel hati yang berkurang, dan
juga globulin yang naik merupakan cerminan daya tahan sel hati yang
kurang dan menghadapi stress.
4. Pemeriksaan CHE (kolinesterase). Ini penting karena bila kadar CHE turun,
kemampuan sel hati turun, tapi bila CHE normal / tambah turun akan
menunjukan prognasis jelek.
1. Pengkajian
Apakah pasien pernah dirawat dengan penyakit yang sama atau penyakit
lain yang berhubungan dengan penyakit hati, sehingga menyebabkan
penyakit Sirosis hepatis. Apakah pernah sebagai pengguna alkohol dalam
jangka waktu yang lama disamping asupan makanan dan perubahan dalam
status jasmani serta rohani pasien.
n Riwayat Psikologi
n Pemeriksaan Fisik
Perlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari sadar - tidak sadar (composmentis
- coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien,
kekacuan fungsi dari hepar salah satunya membawa dampak yang tidak
langsung terhadap penurunan kesadaran, salah satunya dengan adanya
anemia menyebabkan pasokan O2 ke jaringan kurang termasuk pada otak.
Tanda - tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala - kaki TD, Nadi, Respirasi,
Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien / kondisi
pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dan lebih focus
pada pemeriksaan organ seperti hati, abdomen, limpa dengan menggunakan
prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi), disamping itu juga
penimbangan BB dan pengukuran tinggi badan dan LLA untuk mengetahui
adanya penambahan BB karena retreksi cairan dalam tubuh disamping juga
untuk menentukan tingakat gangguan nutrisi yanag terjadi, sehingga dapat
dihitung kebutuhan Nutrisi yang dibutuhkan.
1. Hati : perkiraan besar hati, bila ditemukan hati membesar tanda awal
adanya cirosis hepatis, tapi bila hati mengecil prognosis kurang baik,
konsistensi biasanya kenyal / firm, pinggir hati tumpul dan ada nyeri tekan
pada perabaan hati. Sedangkan pada pasien Tn.MS ditemukan adanya
pembesaran walaupun minimal (USG hepar). Dan menunjukkan sirosis hati
dengan hipertensi portal.
3. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Intervensi :
- Berikan diet 1700 kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan tinggi
karbohidrat.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan berat
badan.
Intervensi :
Diagnosa Keperawatan 3. :
Intervensi :
Rasional : Jaringan dan kulit yang edematus mengganggu suplai nutrien dan
sangat rentan terhadap tekanan serta trauma.
- Timbang berat badan dan catat asupan serta haluaran cairan setiap
hari.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh terletak pada bagian teratas
dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. Hati secara luas
dilindungi oleh iga-iga. Kerusakan fungsi hati yang biasa terjadi seperti
perlemakan hati, kegagalan hati, abses hati, sirosis.
Fungsi hati untuk memelihara kadar gula yang normal dengan kombinasi
glikogenesis, glikogenolisis, glikolisis, dan glukoneogenesis diatur oleh
sejumlah hormon termasuk insulin, glukagon, hormon pertumbuhan dan
katekolamin tertentu.
Perlemakan hati
Hemochromatosis
Asites
Sirosis hati
B. SARAN