Anda di halaman 1dari 2

B.

DINASTI SAFAWI (1501-1732)

1. Pendirian

Safi al-Din (pendiri tarekat Safawiah), menurut satu riwayat adalah


keturunan Musa al-Khazim, imam ketujuh Syiah Itsna Asyariah.
Tarekat ini mengubah gerakan keagamaan menjadi gerakan politik.
Gerakan politik yang pertama dilakukan oleh Ismail Ibn Haidar (1501
M) dengan menaklukan Anatolia (ketika itu berada di bawah kekuasaan
Qara Qayunlu dan Aq-Qayanlu dari Turki). Ismail Ibn Haidar (Ismail)
adalah khalifah pertama dinasti Safawi dan menjadikan Syiah sebagai
madzhab resmi Negara.

Persaingan antara Safawi dengan Turki Usmani ditandai dengan perang


berkepanjangan. Perang berlangsung selama kepemimpinan Ismail I
(1501-1524 M), Tahmasp I (1524-1576 M), Ismail II (1576-1577 M), dan
Muhammad Khudabanda (1577-1587 M). Akhirnya, Abbas I (1588-1628
M) melakukan perjanjian dengan Turki Usmani. Dengan perjanjian itu,
Abbas I harus menyerahkan Azerbajian, Georgia, dan sebagian
Khuziztan kepada Turki Usmani; dan kepemimpinan Abbas I berjanji
tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam khutbah Jumat. Masa
pemerintahan Abbas I merupakan zaman keemasan dinasti Safawi.

2. Kemajuan

Menurut Marshal G.S. Hodgson yang dikutip Jaih Mubarok (2004: 133),
pada zaman Khudabanda (1666), Isfahan memiliki 162 masjid, 48
perguruan, 162 caravansaries (?), dan 273 tempat pemandian umum
yang hampir seluruhnya dibangun oleh Abbas I dan penggantinya,
Abbas II. Pada tahun 1501 M, sekolah seni lukis Timuriah dipindahkan
dari Herat ke Tibriz. Di sekolah ini diterbitkan buku Syah Nameh (buku
tentang raja-raja) yang memuat lebih dari 250 lukisan. Ulama yang
muncul pada zaman Safawi di Persia adalah:

1) Baha al-Din al-Amili (generalis ilmu pengetahuan).


2) Sadr al-Din al-Syirazi (filosof), dikenal dengan Mulla Shadra (w.
1641 M). 92
3) Muhamad Bagir Ibn Muhammad Damad (filosof, ahli sejarah, dan
teolog). Beliau pernah melakukan penelitian (observasi) tentang
kehidupan lebah. Ia wafat pada tahun 1631 M.
3. Kemunduran dan Kehancuran

Setelah Abbas I, dinasti Safawi mengalami kemunduran. Sulaiman,


pengganti Abbas I, melakukan penindasan dan pemerasan terhadap
ulama Suni dan memaksakan ajaran Syiah kepada mereka. Pindasan
semakin parah terjadi pada zaman sultan Husein, pengganti sulaiman.
Penduduk Afgan (saat itu bagian dari Iran) dipaksa untuk memeluk
Syiah dan ditindas. Penindasan ini melahirkan pemberontakan yang
dipimpin oleh Mahmud Khan (Amir Kandahhar) sehingga berhasil
menguasai Herat, Masyhad, dan kemudian merebut Isfahan (1772 M).
Setelah itu, Safawi diserang oleh Turki Usmani dan Rusia. Wilayah
Armenia dan beberapa wilayah Azerbaijan direbut oleh Turki Usmani;
sedangkan beberapa wilayah propinsi laut Kaspia di Jilan, Mazandaran,
dan Asterabad direbut oleh Rusia.

Setelah sebagian besar wilayah dikuasai oleh Afghan, Turki Usmani dan
Rusia, Nadir Syah (dinasti Ashfariah)-karena mendapat dukunan dari
suku Zand di Iran Baratmenundukkan dinasti Safawiah. Nadir Syah
(bergelar Syah Iran) memadukan Suni-Syiah untuk mendapat
dukungan dari Afgan dan Turki Usmani; dan ia mengusulkan agar
madzhab fikih Jafari (Syiah) dijadikan madzhab hokum yang kelima
oleh ulama Suni. Dinasti Safawi pimpinan Nadir Syah kemudian
ditaklukan oleh dinasti Qajar.

Anda mungkin juga menyukai