Anda di halaman 1dari 8

POLA RESISTENSI Acinetobacter baumannii YANG DIISOLASI

DI Intensive Care Unit (ICU)


RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
PERIODE 1 JANUARI HINGGA 31 DESEMBER 2014

Venty Rahman
Dewi Anggraini
Dina Fauziah
ventyrahman@gmail.com

ABSTRACT

Bacterial resistance toward antibiotics occurs when antibiotics have lost their
ability to effectively control or kill the growth of the bacteria. Bacterial resistance
is a worldwide problem in both developing and developed countries. The purpose
of this research is to know A. baumannii pattern and their antibiotics resistance
isolated in an Intensive Care Unit of Arifin Achmad General Hospital in Riau
Province period 1 January until 31 December 2014. This research used
descriptive and retrospective design with the total number of isolates as much as
59 isolates. This study was carried out at Microbiology of the clinical Patologi
Laboratory Arifin Achmad General Hospital in Riau Province using a Vitek
Compact 2. The most commonly isolated bacteria of sputum culture were A.
baumannii 34,7% meanwhile in blood culture A. baumannii was found as much as
1,7%. Resistance pattern showed that A. baumannii bacteria have the resistance
against meropenem and the sensitivity were amikasin and tygesiclin.

Keywords : Antibiotics, bacteria resistance, Intensive Care Unit, sensitivity.

PENDAHULUAN
Antibiotik merupakan (unnecessary prescribing) dari 150
kelompok obat yang paling sering juta peresepan setiap tahun. Berbagai
digunakan terkait dengan banyaknya studi di Indonesia menemukan
kejadian infeksi bakteri. Antibiotik bahwa sekitar 40-62% antibiotik
juga digunakan sebagai profilaksis digunakan secara tidak tepat antara
untuk mencegah atau membatasi lain untuk penyakit-penyakit yang
infeksi utama pada pasien yang sebenarnya tidak memerlukan
2
berisiko. Maka dari itu penggunaan antibiotik.
antibiotik secara rasional menjadi hal Penggunaan antibiotik yang
penting yang perlu diperhatikan.1 tidak rasional tersebut dapat
Penggunaan antibiotik selama 5 menimbulkan masalah besar berupa
dekade terakhir ini mengalami muncul dan berkembangnya bakteri
peningkatan yang luar biasa. The kebal antibiotik dengan kata lain
Center for Disease Control and terjadinya resistensi antibiotik.
Prevention in USA menyebutkan Resistensi antibiotik merupakan
bahwa terdapat 50 juta peresepan masalah global baik di negara maju
antibiotik yang tidak diperlukan ataupun di negara berkembang.3
Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015
1
Apabila resistensi terhadap antibiotik sulfametoksazol sebesar 25% dan
terus berlanjut dan tersebar luas, amikasin sebesar 36%.9
dunia ini akan kembali ke masa Terapi empirik dapat
sebelum ditemukannya antibiotik mengurangi angka morbiditas dan
(pre antibiotic era).4 mortalitas dari infeksi pasien yang
Prevalensi resistensi bakteri tinggi dengan cepat. Terapi empirik
berbanding lurus dengan jumlah memperhatikan 3 hal yaitu patogen
antibiotik yang digunakan. Hal ini yang diperkirakan menyebabkan
dibuktikan dengan adanya infeksi, pola resistensi bakteri serta
peningkatan resistensi antibiotik faktor-faktor risiko yang dimiliki
yang ditemukan di rumah sakit pasien termasuk risiko resistensi.10
terutama di Intensive Care Unit Hal tersebut didapat dari data
(ICU).5 Pasien-pasien ICU hasil kultur bakteri dan uji resistensi
berpotensi mengalami resistensi antibiotik yang merupakan salah satu
antibiotik dikarenakan pasien strategi pengendalian penggunaan
mengalami penurunan imunitas, antibiotik dan pencegahan resistensi
memiliki penyakit komorbid dan antibiotik. Berdasarkan fakta tersebut
selalu kontak dengan alat-alat invasif penulis tertarik untuk melakukan
beserta petugas kesehatannya. penelitian mengenai pola resistensi
Penyakit-penyakit yang sering terjadi A. baumannii yang diisolasi di ICU
di ICU seperti sepsis dan infeksi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
nosokomial juga dapat periode 1 Januari hingga 31
mempengaruhi terjadinya resistensi Desember 2014
bakteri.6,7
Menurut penelitian METODE PENELITIAN
Sieniawski et al pada rumah sakit di
wilayah Asia dan Timur Tengah Penelitian ini adalah
(2013) ditemukan infeksi terbanyak penelitian deskriptif retrospektif,
yang disebabkan oleh Multi Drug sampel yang diambil dengan cara
Resistant A. baumannii terhadap total sampling. Penelitian ini telah
beberapa golongan antibiotik.8 dilakukan di bagian Mikrobiologi
Acinetobacter baumannii merupakan Laboratorium Patologi Klinik RSUD
merupakan patogen oportunistik Arifin Achmad Provinsi Riau untuk
yang seringkali menjadi penyebab mengetahui pola A. baumannii dan
infeksi berat ataupun infeksi resistensi antibiotik yang diisolasi di
nosokomial terutama pada pasien ruang ICU RSUD Arifin Achmad
immunokompromise yang lama Provinsi Riau periode 1 Januari
dirawat di rumah sakit.6 hingga 31 Desember 2014.
Pada penelitian yang ada di Sampel dari penelitian ini
ICU RSUP Sanglah Denpasar (2013) adalah data hasil kultur positif A.
didapatkan Acinetobacter baumannii baumannii dan uji resistensi
(29%) merupakan bakteri terbanyak antibiotik pada spesimen darah,
yang ditemukan. Bakteri ini sputum atau urin dari pasien yang
dilaporkan telah resisten dengan dirawat di ICU RSUD Arifin
golongan karbapenem yaitu Achmad Provinsi Riau periode 1
imipenem dengan sensitivitas sebesar Januari hingga 31 Desember 2014.
28%, begitu juga dengan antibiotik Data yang dikumpulkan
lainnya seperti trimetoprim/ adalah data sekunder berdasarkan

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


2
variabel penelitian yang diambil dari disajikan secara deskriptif dengan
Vitek 2 compact sebagai alat uji menggunakan tabel distribusi
kultur dan uji resistensi antibiotik frekuensi yang digunakan dalam
sesuai jumlah data yang tercantum mengambil kesimpulan. Penelitian
dalam buku besar/ register dari ini telah dinyatakan lolos kaji etik
tanggal 1 Januari hingga 31 oleh Unit Etika Penelitian
Desember 2014. Kedokteran dan Kesehatan Fakutas
Data kemudian diolah dengan Kedokteran Universitas Riau dengan
software WHONET 5.6 lalu nomor 27/UN19. 1.28/UEPKK/2015.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pola A. baumannii yang diisolasi dari spesimen sputum dan darah


pasien yang dirawat di ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

Data pola A. baumannii yang diisolasi dari spesimen sputum dan drah
pasien yang dirawat di ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau dapat dilihat
pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Distribusi pola bakteri pada kultur sputum yang diisolasi dari pasien yang
dirawat di ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

No Acinetobacter baumannii Jumlah isolat (%)


1 Spesimen sputum 58 98.3%
2 Spesimen darah 1 1.7%
Jumlah 59 100%

Hasil akhir pada penelitian ini Mangunkusumo telah terjadi


didapatkan A. baumannii yang peningkatan jumlah infeksi A.
ditemukan sebanyak 58 isolat baumannii yang ditemukan yakni
(98,3%) pada spesimen sputum dan 1 dari 11% menjadi sebanyak 23,3%.12
isolat (1,7%) pada spesimen darah. Penelitian di ICU RSUP Sanglah
Acinetobacter baumannii Denpasar pada Juli sampai Desember
pada penelitian ini mengalami 2013 didapatkan hasil kultur bakteri
peningkatan jumlah dari tahun terbanyak adalah Gram negatif yaitu
sebelumnya. Laporan dari A. baumannii (28,9%), P. aeruginosa
Laboratorium Mikrobiologi RSUD (16,3%) dan K. pneumoniae (7,4%)
Arifin Achmad pada Juni - Desember kemudian diikuti dengan bakteri
2013 didapatkan A. baumannii Gram positif yaitu CoNS (6%).9
merupakan bakteri terbanyak yang Demikian pula penelitian yang
ditemukan pada kultur sputum di dilakukan oleh Kausal et al di ICU
ICU yakni sebanyak 36,2%.11 India (2013) didapatkan bakteri
Berdasarkan laporan dari kedua terbanyak penyebab sepsis di
Laboratorium Mikrobiologi pada ICU yaitu A. baumannii (6,1%).13
tahun 2011 di ICU RS. Cipto Acinetobacter baumannii
merupakan bakteri aerob Gram

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


3
negatif yang tersebar luas di dalam ICU dan memiliki angka mortalitas
tanah dan air, dapat dibiakkan dari yang tinggi.17 Hospital Acquaired
kulit, membran mukosa, dan sekret Pneumonia didefinisikan sebagai
pada manusia.14 Bakteri ini mampu pneumonia yang berkembang setelah
bertahan hidup pada berbagai 48 jam dirawat di rumah sakit
permukaan (baik basah dan kering) sedangkan VAP adalah infeksi paru
di lingkungan rumah sakit.15 Bakteri yang muncul setelah 4872 jam
ini merupakan organisme lingkungan pemakaian ventilator mekanik.
yang secara alami resisten terhadap Selain memiliki angka mortalitas
banyak antibiotik dan berkoloni pada yang tinggi, HAP dan VAP juga
pasien di rumah sakit, terutama pada menyebabkan pemanjangan lama
pasien di ICU. Invasi sistemik rawat dan menambah biaya
menyebabkan pneumonia, kesehatan. Insidensnya 28% pada
septikemia, meningitis atau infeksi pasien dengan ventilasi mekanis
saluran kemih. Infeksi lebih invasif dan insidensnya meningkat
cenderung terjadi pada pasien yang seiring bertambahnya lama
mendapat antibiotik berlebihan dan pemakaian ventilasi mekanis. Hal ini
penggunaan alat-alat medis seperti juga mengakibatkan HAP dan VAP
kanula atau intubasi.16 Pada infeksi berisiko tinggi mengalami kolonisasi
saluran pernapasan, A. baumannii dan infeksi kuman MDR pada pasien
paling sering menyebabkan Hospital icu. Diperkirakan infeksi tersebut
Acquaired Pneumonia (HAP) dan menjadi penyebab kematian sebesar
Ventilator-associated pneumonia 33-50%.18
(VAP). Infeksi ini merupakan infeksi
nosokomial yang sering terjadi di

2. Pola resistensi A. baumannii yang diisolasi dari spesimen sputum dan


darah pasien yang dirawat di ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau
Data pola resistensi A. baumannii yang diisolasi dari spesimen
sputum dan darah pasien yang dirawat di ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


4
Tabel 4.3 Pola resistensi A. baumannii dari spesimen sputum dan spesimen darah

Trimetropim/ sulfametoksazol
Amoksisilin/ asam klavulanat
Antibiotik

Piperasilin/ tazobaktam
Ampisilin/ sulbaktam

Siprofloksasin

Levofloksasin
Jumlah isolat

Amoksisilin

Meropenem

Gentamisin
Seftriakson

Aztreonam
Seftazidim

Ertapenem
Sefoksitin

Tigesiklin
Amikasin
Sefazolin

Sefepim
Organisme

A. baumannii
41,4 22,4 1,7 1,7 15,5 24,1 41,3 17,2 75,8 25,8 22,4 18,9 79,3 50
(98,3%) pada 58
(58) (58) (58) (58) (58) (58) (58) (58) (58) (57) (58) (51) (58) (52)
sputum
A. baumannii
0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 0 100 0
(1,7%) pada 1
(1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
darah

Keterangan warna

49% ( ) :Jumlah isolat yang diuji


: Sensitivitas
: Sensitivitas 50%
0%0%
: Sensitivitas 51%
: Sensitivitas 75%
50% 75%

: Sensitivitas 76%
: Sensitivitas 100%
76% 100% :Antibiotik yang tidak diuji

Berdasarkan hasil uji Namun berbeda dengan penelitian


resistensi bakteri terhadap antibiotik yang dilakukan oleh Kausal et al di
didapatkan bahwa pada penelitian ini ICU India (2012) A. baumannii
A. baumannii telah resisten dengan memiliki sensitivitas yang tinggi
antibiotik golongan karbapenem dengan meropenem sebesar 100%.13
yaitu meropenem dengan sensitivitas Dalam pemilihan terapi, A.
yang rendah yaitu sebesar 41,3% baumannii umumnya efektif
pada kultur sputum dan 14,2% pada terhadap beberapa golongan
kultur darah. antibiotik seperti beta laktam dan
Penelitian ini sesuai dengan aminoglikosida.20 Namun dalam
penelitian lain seperti di ICU RSUP perkembangannya A. baumannii
Sanglah Denpasar (2013) didapatkan dapat resisten terhadap banyak
hasil bahwa A. baumannii telah antibiotik jika didukung dengan
resisten dengan golongan kondisi tertentu seperti pada pasien
karbapenem yaitu imipenem dengan ICU.21 Seperti yang telah dijelaskan,
sensitivitas sebesar 28%, begitu juga pada penelitian ini A. baumannii
dengan antibiotik lainnya seperti telah resisten dengan golongan beta
trimetoprim/ sulfametoksazol sebesar laktam yaitu karbapenem, namun
25% dan amikasin sebesar 36%.9 Hal masih sensitif dengan golongan
serupa juga terlihat pada penelitian aminoglikosida yaitu amikasin pada
Jamshidi M et al di Iran (2014) yang kultur sputum dengan sensitivitas
menyimpulkan bahwa Acinetobacter sebesar 75,8% begitu juga dengan
sp telah resisten dengan antibiotik tigesiklin sebesar 79,3% dan
pilihan terapi yang diujikan yaitu trimetoprim/ sulfametoksazol sebesar
imipenem dengan sensitivitas sebesar 50%.
47,7% dan antibiotik lainnya seperti Pada kultur darah
sefepim sebesar 0%.19 sensitivitasnya terhadap amikasin

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


5
dan tigesiklin masing-masing sebesar empirik. Sesuai dengan penelitian ini,
100%. Pada penelitian yang amikasin merupakan salah satu
dilakukan oleh Kausal et al di ICU antibiotik terpilih untuk tata laksana
India (2012) didapatkan A. penyebab infeksi di ICU RSUD
baumannii memiliki sensitivitas yang Arifin Achmad Provinsi Riau.
tinggi dengan amikasin sebesar Kombinasi dengan antibiotik
100%.13 Berbeda dengan penelitian tigesiklin dapat diberikan juga dapat
Widyatmoko di ICU RSUP Dr. diberikan. Kombinasi antibiotik dari
Kariadi Semarang (2013) kelas yang berbeda, selain
didapatkankan A. baumannii telah menunjukkan efek sinergistik
resisten terhadap tigesiklin dan sekaligus dapat mencegah terjadinya
kotrimoksazol dengan sensitivitas resistensi. Hal ini penting sejak
masing-masing sebesar 45% dan pemberian terapi antibiotik inisial
39%.22 Hasil penelitian Jamshidi M berhubungan dengan meningkatnya
et al di Iran (2014) A. baumannii mortalitas. Sehingga dapat dikatakan
juga memiliki sensitivitas rendah salah satu modalitas untuk
terhadap amikasin sebesar 31,8%.19 mengoptimalkan penggunaan
Tingginya insiden infeksi antibiotik dan resistensi antibiotik
kuman Gram negatif di ICU menjadi adalah dengan cara kombinasi.24
alasan pemberian antibiotik golongan
aminoglikosida sebagai terapi

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, 2. penggunaan antibiotik di ICU


maka dapat disimpulkan: sebagai dasar pemberian
antibiotik empirik oleh para
1. Pola A. baumannii yang klinisi
ditemukan pada spesimen sputum 3. Perlunya peningkatan upaya
sebesar 98,3% dan pada pencegahan transmisi infeksi
spesimen darah sebesar 1,7%. bakteri pada pasien ICU untuk
2. A. baumannii paling sensitif meminimalisir terjadinya
dengan amikasin, tigesiklin dan resistensi bakteri terhadap
trimetoprim/ sulfametoksazol. antibiotik pada pasien ICU.
4. Perlunya penelitian lanjutan
Berdasarkan hasil penelitian, mengenai pola bakteri dan
saran yang dapat penulis berikan resistensi antibiotik di RSUD
adalah sebagai berikut: Arifin Achmad Provinsi Riau tiap
tahunnya.
1. Kepada pihak rumah sakit agar
dapat membuat pedoman

UCAPAN TERIMA KASIH


1. Penulis mengucapkan terima
pihak Fakultas Universitas Riau, dr.
kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dewi Anggraini, Sp.MK dan dr.

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


6
Dina Fauziah, Sp.FK selaku memberikan waktu, bimbingan, ilmu,
pembimbing, dr. Rita Endriani, nasehat, motivasi dan semangat
M.Kes dan dr. Ligat Pribadi kepada penulis selama penyusunan
Sembiring, Sp.P.D selaku dosen skripsi sehingga skripsi ini dapat
penguji dan dr. Ilhami Romus, diselesaikan.
Sp.P.A selaku yang telah

DAFTAR PUSTAKA

1. Mandal B, Wilkins E, Dunbar E, Care Units. Europe pubmed


Mayon R. Lecture notes: central journal. 2004; 30(4): 580-
penyakit infeksi. Ed.6. Jakarta: 8. Tersedia dalam:
Erlangga; 2008.P.15-24 http://europepmc.org/abstract/M
2. Permenkes. Pedoman umum ED/14997295
penggunaan antibiotik. 2011 8. Sieniawski K, Kaczka K, Gaqis
Tersedia dalam: L, Pomorski L. Acinetobacter
http://binfar.kemkes.go.id/?wpd baumannii nosocomial infections.
mact=process&did/ 2013. 85(9):483-90. Polish
3. Fauziyah S, Radji M, Nurgani A. journal of surgery. Tersedia
Hubungan penggunaan dalam:
antibiotika pada terapi empiris http://www.degruyter.com/view/j
dengan kepekaan bakteri di ICU /pjs.2013.85.issue-9/pjs-2013-
RSUP Fatmawati Jakarta. Jurnal 0075/pjs-2013-
Farmasi Indonesia. 2011; 0075.xml;jsessionid=E9ECEFFF
5(3):150-8 5882F33E0C6F429EC139C0CA
4. Rustam I. A brief of the 9. Nyoman N. Pola bakteri dan
antibiotic era: lessons learned and kepekaan bakteri terhadap
challenges for the future. antibiotik di RSUP Sanglah
Frontiers in microbiology periode Juli-Desember 2013.
journal. 2010. Tersedia dalam: Bali: FK UNUD; 2014
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm 10. Jakarta Antimicrobial Update
c/articles/PMC3109405/ (JADE). Infectious disease: new
5. Elliott T, Worthington T, Gill M. challenges, new solutions.
Lecture notes: medical Cermin dunia kedokteran.
microbiology & infection. Ed.5. Jakarta; 2011; 38(5): 395-6
Jakarta: Erlangga; 2008.P.22-30 11. Anggriani D. Hasil uji kepekaan
6. Ralph J, Christophe J, Francois J. mikroorganisme terhadap
Antimicrobial resistance in antibiotik Juni-Desember 2013.
Intensive Care Units. The lancet Pekanbaru: Laboratorium
infectious disease journal. 2014; Mikrobiologi RSUD Arifin
14:3-5. Tersedia dalam: Achmad Provinsi Riau: 2014
http://www.thelancet.com/journal 12. Rosa Y, Rosana Y, Sudiro TM,
s/laninf/article/PIIS1473- Karuniawati A. Hasil uji
3099%2813%2970305-0/fulltext kepekaan mikroorganisme
7. Buissob B, Meshaka P, Pinton, terhadap berbagai antimikroba
Vallet. A reappraisal of the tahun 2011. Jakarta:
epidemiology and outcome of Laboratorium Mikrobiologi
severe sepsis in French Intensive Klinik Departemen Mikrobiologi

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


7
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011(6)37. Tersedia
Indonesia; 2012 dalam:
13. Kausal VS, Patel TK, Malek SS, http://www.jurnalmedika.com/edi
Tripathi CB. Antibiotic si-tahun-2011/edisi-no-06-vol-
sensitivity pattern of bacterial xxxvii-2011/333-kegiatan/650-
isolates from the ICU of a tertiary infeksi-bakteri-gram-negatif-
care hospital in India. Tropical fokus-pada-acinetobacter-
journal of pharmaceutical baumanii
research. 11(6): 991-99; 2012. 19. Jamshidi M, Javdpour S, Eghbal
tersedia dalam: TE, Moradi N, Jomehpor F.
http://dx.doi.org/10.4314/tjpr.v11 Antimicrobial resistance pattern
i6.17 among Intensive Care Unit
14. Srivastava Jawetz, Melnick, patients. African journal of
Adelberg. Mikrobiologi microbiology research. 2009;
kedokteran. Ed.23. Jakarta: EGC; 3(10): 590-4
2008.P.163-192 20. Jawetz, Melnick, Adelberg.
15. Manchanda V. Sanchaita S. Mikrobiologi kedokteran. Ed.23.
Multidrug resistant acinetobacter. Jakarta: EGC; 2008.P.163-192
Journal of global infection 21. Gillespie S, Bamford K. At a
diseases. 2010. Tersedia dalam: glance: mikrobiologi medis dan
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm infeksi. Ed.3. Jakarta: Erlangga;
c/articles/PMC2946687/ 2009.P.56-7
16. Gillespie S, Bamford K. At a 22. Widyatmoko L. Profil
glance: mikrobiologi medis dan mekanisme resistensi antibiotik
infeksi. Ed.3. Jakarta: Erlangga; A. baumanii di ICU RSUP
2009.P.56-7 Dr.Kariadi Semarang [Skripsi].
17. Rotstein C, Evans G, Born A, Semarang: FK UNDIP;2013
Grossman R. Clinical practice 23. Choirunnisa. Penggunaan terapi
guidelines for HAP and VAP in kombinasi meropenem-amikasin
adults. The Canadian journal of dan meropenem levofloksasin.
infectious diseases & medical Journal Medical. 2013. (9)39.
microbiology. 2008(1)19:19-53. tersedia dalam:
Tersedia dalam: http://jurnalmedika.com/edisi-
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm tahun-2013/edisi-no-09-vol-
c/articles/PMC2610276/ xxxix-2013/612-fokus/1370-
18. Hidayati. Infeksi bakteri Gram penggunaan-terapi-kombinasi-
negatif: focus pada A. baumannii. meropenem-amikacin-dan-
Jurnal Medika kedokteran meropenem-levofloxacin-di-icu

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


8

Anda mungkin juga menyukai