Resume Kelompok 3
Resume Kelompok 3
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Disusun oleh :
DINA RAHMAWATI
KASIFUL GITO
Carr (1995) berpendapat mengenai perbedaan antara dua tradisi filosofis yang sangat
berbeda dan mendominasi penelitian dengan pendidikan. Di satu sisi lain, ada tradisi yang
melihat penelitian pendidikan sebagai bagian dari ilmu-ilmu sosial. Dengan demikian, hukum
yang mengkondisikan secara umum yang akan memungkinkan guru atau pembuat kebijakan
untuk memprediksi, Oleh karena itu, penelitian pendidikan telah didominasi oleh pertanyaan
empiris, awalnya dari dalam psikologi pendidikan, tetapi baru baru ini terjadi dalam
sosiologi. Teori Belajar termasuk dalam pelatihan guru yang relatif terjadi baru-baru ini, teori
tersebut termasuk atau mengacu ke pada teori naluri dari McDougal yang didefinisikan
psikologi sebagai ilmu positif dari perilaku makhluk hidup.
Keragaman penelitian pendidikan Salah satu fitur penting dari penelitian pendidikan
antara lain adalah. pendekatan yang berbeda atau yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan berbeda. Namun di balik pendekatan yang berbeda juga dapat terjadi perbedaan
mendasar dari jenis filosofis. ketidaksepakatan antara peneliti banyak menimbulkan
perselisihan asumsi-asumsi yang berbeda tentang metode penelitian pendidikan. kesalahan
kesalahan penelitian pendidikan kuantitatif dan kualitatif. Bahaya dalam penelitian
pendidikan, dalam segala hal, menggambarkan antara berbagai jenis kegiatan atau berbagai
jenis penyelidikan. Divisi antar lembaga, dengan anggota dari satu lembaga atau anggota
lembaga lainnya. Dengan demikian, dalam banyak tesis dan buku, perbedaan yang sering
dibuat antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Perbedaan ini dibuat atas dasar
ketidaksesuaian epistemologi dan bahkan ontologi. Kuantitatif terlihat memiliki khas
tampilan tentang sifat pengetahuan kita tentang fisik dan dunia sosial. Dan para peneliti
kualitatif menolak seluruh peneliti kuantitatif sebagai epistemologis dan peneliti bekerja
dalam paradigma yang berbeda.
Paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun
berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur
metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan
teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dari Materialisme.
Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan yang valid adalah
ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada pengalaman yang
tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar. Secara epistemologis, dalam
penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan paling utama
adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang dapat ditangkap
pancaindera. Hal ini sekaligus mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi
penelitian kuantitatif adalah fenomena dan hubungan-hubungan umum antara fenomena.
Paradigma Penelitian kualitatif satu model penelitian humanistik, yang menempatkan
manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini
berlandaskan pada filsafat fenomenologis, dalam sosiologi Sifat humanis dari aliran
pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku
individu dan gejala sosial. Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak
merupakan konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di
kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas
makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terkspresi
secara eksplisit. Terdapat sejumlah aliran filsafat yang mendasari penelitian kualitatif, seperti
Fenomenologi, Interaksionisme simbolik, dan Etnometodologi. Harus diakui bahwa aliran-
aliran tersebut memiliki perbedaan-perbedaan, namun demikian ada satu benang merah yang
mempertemuan mereka, yaitu pandangan yang sama tentang hakikat manusia sebagai subyek
yang mempunyai kebebasan menentukan pilihan atas dasar sistem makna yang membudaya
dalam diri masing-masing pelaku.