Anda di halaman 1dari 14

Makalah Elektronika Dasar

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk Keperluan


Rumah Tangga

DISUSUN OLEH
Nama: PEPI RAHMAYANI
Nim : 4151121052
Kelas : Fisika Dik D 2015

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015/2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini bisa dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangatlah kurang. Oleh kerena itu kami harap kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, November 2016

Pepi Rahmayani

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3
1. Latar Belakang............................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
3. Tujuan Penulisan............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 6
1. Pengertian Energi Surya................................................................................. 6
2. Teknologi Energi Surya Fotovoltaik............................................................... 7
3. Teknologi Energi Surya Termal...................................................................... 9
4 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya........................................... 10
5. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya............................................... 11
6. Kelebihan dan Kelemahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya...................... 12
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

3
1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang hanya mengalami dua musim, panas dan hujan.
Matahari akan bersinar sepanjang tahun, meskipun pada musim hujan intensitasnya
berkurang. Kondisi iklim ini menyebabkan matahari dapat menjadi alternatif sumber energi
masa depan di Indonesia. Selain matahari, Indonesia juga mempunyai cadangan minyak dan
gas bumi yang relatif banyak. Sebagian telah dieksploitasi. Masalahnya minyak dan gas bumi
adalah sumber energi yang tidak terbaharui. Tanpa pemakaian yang bijaksana suatu saat
sumber tersebut akan habis Selain itu, pembakaran minyak dan gas bumi menimbulkan polusi
udara. Ketika isu lingkungan makin keras disuarakan oleh kelompok hijau, sumber energi
yang ramah lingkungan dan terbarui menjadi aset berharga.
Apalagi penggunaan energy surya Indonesia saat ini masih kurang dari 5% total
pemakaian energi nasional. kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena
tercemarnya lingkungan dari efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan global
warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis
polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium,
plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar
dari fosil tidak dapat diperbaharui, tidakb seperti bahan bakar non-fosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energy sudah
merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan
menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin,
tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah mulai merubah
tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar
non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana
saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya.
Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap
lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit
listrik tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan
secara singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistem kelistrikan tenaga surya.

2. Rumusan Masalah

4
Melalui latar belakang di atas, maka adapun yang menjadi rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya ?
2. Bagaimana prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya ?
3. Apa saja komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya ?
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ?

3. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan dari makalah ini agar peserta diskusi atau pembaca dapat mengetahui:
1. Mengetahui tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
2. Mengetahui prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
3. Mengetahui komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1 ENERGI SURYA
Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya (matahari)
melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Energi surya menjadi
salah satu sumber pembangkit daya selain air, uap,angin, biogas, batu bara, dan minyak
bumi.
Teknik pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun 1839, ditemukan oleh A.C.
Becquerel. Ia menggunakan kristal silikon untuk mengkonversi radiasi matahari, namun
sampai tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan. Selama kurun waktu lebih dari
satu abad itu, sumber energi yang banyak digunakan adalah minyak bumi dan batu barat.
Upaya pengembangan kembali cara memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada tahun
1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk mengubah energi surya menjadi sumber daya
mulai diperhitungkan sebagai metode baru, karena dapat digunakan sebagai sumber daya bagi
satelit angkasa luar.
Energi surya telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa aplikasi energi
surya adalah:
Pencahayaan bertenaga surya,
Pemanasan bertenaga surya, untuk memanaskan air, memanaskan dan mendinginkan
ruangan,
Desalinisasi dan desinfektifikasi,
Untuk memasak, dengan menggunakan kompor tenaga surya.
Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan saat ini oleh
Pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi energi surya
yang besar.
Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi
surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut :

Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan distribusi penyinaran sekitar 4,5 kWh/m2/hari dengan
variasi bulanan 10%

Kawasan Timur Indonesia (KTI) dengan distribusi penyinaran sekitar 5,1 kWh/m2/hari
dengan variasi bulanan sekitar 9%.

6
Gambar 1. Sel surya

2.2 TEKNOLOGI ENERGI SURYA FOTOVOLTAIK


Salah satu cara penyediaan energi listrik alternatif yang siap untuk diterapkan secara massal
saat ini adalah Sistem Energi Surya Fotovoltaik (SESF) atau secara umum dikenal sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik).
Sebutan SESF merupakan istilah yang telah dibakukan oleh pemerintah yang digunakan
untuk mengidentifikasikan suatu sistem pembangkit energi yang memanfaatkan energi
matahari dan menggunakan teknologi fotovoltatik. Jika dibandingkan energi listrik
konvensional, SESF terkesan rumit, mahal dan sulit dioperasikan.
Namun demikian, berdasarkan pengalaman operasional lebih dari 15 tahun di beberapa
kawasan di Indonesia, SESF merupakan suatu sistem yang mudah dalam pengoperasiannya,
handal dan memerlukan biaya pemeliharaan dan operasi yang rendah menjadikan SESF
mampu bersaing dengan teknologi konvensional pada sebagain besar kondisi wilayah
Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tidak terjangkau oleh jaringan PLN dan
tergolong sebagai kawasan terpencil.
Selain itu, SESF merupakan suatu teknologi yang bersih dan tidak mencemari lingkungan.
Beberapa kondisi yang sesuai untuk penggunaan SESF antara lain pada permukiman desa
terpencil, lokasi transmigrasi dan perkebunan baik untuk penerangan rumah maupun fasilitas
umum. Pada umumnya, modul fotovoltaik dipasarkan dengan kapasitas 50 Watt-peak (Wp)
dan kelipatannya. Unit satuan Watt-peak adalah satuan daya (Watt) yang dapat dibangkitkan
oleh modul fotovoltaik dalam keadaan standar uji (Standard Test Condition STC). Efisiensi
pembangkitan energi listrik yang dihasilkan modul fotovoltaik pada skala komersial saat ini
adalah 14 15%.

7
Gambar 2. Skema instalasi solar home system 50 Wp Komponen utama suatu SESF adalah :
Sel fotovolatik yang mengubah radiasi matahari menjadi listrik secara langsung. Produk akhir
dari modul fotovoltaik menyerupai bentuk lembaran kaca dengan ketebalan 6 8 mm,
Balance of System (BOS) yang meliputi controller, inverter, kerangka modul peralatan listrik,
seperti kabel dan stop kontak,
Unit penyimpan energi (baterai),
Peralatan penunjang lainnya, seperti inverter untuk pompa, sistem terpusat dan sistem hybrid.

Gambar 3. Model penggunaan SESF untuk keperluan rumah tangga

Untuk pengembangan energi surya fotovoltaik di Indonesia, dapat digunakan berbagai


strategi berikut:
Mendorong pemanfaatan SESF secara terpadu, untuk keperluan penerangan (konsumtif) dan
kegiatan produktif,
Mengembangkan pemanfaatan SESF di perdesaan dan perkotaan,
Mendorong komersialisasi SESF dengan melibatkan pihak swasta,
Mengembangkan industri SESF dalam negeri berorientasi ekspor,

8
Mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia
perbankan.

2.3 TEKNOLOGI ENERGI SURYA TERMAL


Sebelumnya, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan secara
tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi surya untuk
mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung.
Sebenarnya, pemanfaatan energi surya termal dapat dikembangkan untuk berbagai keperluan,
seperti:
Pengering pasca panen,
Pemasak / kompor,
Pompa air,
Penyuling air.

Gambar 4. Kompor matahari


Dalam pengembangan energi surya termal di Indonesia, dapat digunakan beberapa strategi
berikut :
Mengarahkan pemanfaatan energi surya termal untuk kegiatan produktif, khususnya untuk
kegiatan agro industri,
Mendorong keterlibatan swasta dalam pengembangan teknologi surya termal,
Mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efektif,

Program pengembangan energi surya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah :
Melakukan inventarisasi, identifikasi dan pemetaan potensi serta aplikasi teknologi
fototermik secara berkelanjutan,
Melakukan diseminasi dan alih teknologi dari pihak pengembang kepada pemakai
(agroindustri, gedung komersial dan lain-lain) dan produsen nasional (manufaktur, bengkel

9
mekanik dan lain-lain) melalui forum komunikasi, pendidikan dan pelatihan dan proyek-
proyek percontohan,
Melaksanakan standardisasi nasional komponen dan sistem teknologi fototermik,
Mengkaji skema pembiayaan dalam rangka pengembangan manufaktur nasional,
Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan manufkatur nasional,
Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk berbagai teknologi fototermik

2.4 Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Sel surya adalah dioda semikonduktor yang dapat mengubah cahaya menjadi
listrik dan merupakan komponen utama dalam sistem PLTS. Menurut Anya P. Damastuti,
dalam cahaya matahari terkandung energi dalam bentuk foton. Pada siang hari modul
surya menerima cahaya matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses
fotovoltaik. Ketika foton ini mengenai permukaan sel surya, elektron-elektronnya akan
tereksitasi dan menimbulkan aliran listrik. Prinsip ini di kenal sebagai prinsip
photoelectric. Sel surya dapat tereksitasi karena terbuat dari material semikonduktor;
yang mengandung silicon. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitif: lapisan (tipe-n)
dan lapisan positif (tipe-p) Listrik yang dihasilkan oleh modul dapat langsung disalurkan
ke beban ataupun disimpan dalam baterai sebelum digunakan ke beban: lampu, radio, dll.
Pada malam hari, dimana modul surya tidak menghasilkan listrik, beban sepenuhnya
dicatu oleh battery. Demikian pula apabila hari mendung, dimana modul surya
menghasilkan listrik lebih rendah dibandingkan pada saat matahari benderang.

2.5 Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat langsung digunakan atau disimpan
lebih dahulu ke dalam batere. Arus listrik yang dihasilkan adalah listrik dengan arus searah
(DC) sebesar 3.5 A. Besar tegangan yang dihasilkan adalah 0.4-0.5V. Kita dapat
mendesain rangkaian panel-panel surya, secara seri atau paralel, untuk memperoleh output
tegangan dan arus yang diinginkan. Untuk memperoleh arus bolak balik (AC) diperlukan
alat tambahan yang disebut inverter.
Prinsip kerja dari panel surya adalah jika cahaya matahari mengenai panel surya,
maka elektron elektron yang ada pada sel surya akan bergerak dari N ke P, sehingga

10
pada terminal keluaran dari panel surya akan menghasilkan energi listrik. Besarnya energi
listrik yang dihasilkan oleh panel surya berbeda beda tergantung dari jumlah sel surya
yang dikombinasikan didalam panel surya tersebut. Keluaran dari panel surya ini adalah
berupa listrik arus searah (DC) yang besar tegangan keluarnya tergantung dengan jumlah
sel surya yang dipasang didalam panel surya dan banyaknya sinar matahari yang
menyinari panel surya tersebut.
Keluaran dari panel surya ini sudah dapat digunakan langsung ke beban yang
memerlukan sumber tegangan DC dengan konsumsi arus yang kecil. Agar energi listrik
yang dihasilkan juga dapat digunakan pada kondisi kondisi seperti pada malam hari
(kondisi saat panel surya tidak disinari cahaya matahari), maka keluaran dari panel surya
ini harus di hubungkan ke sebuah media penyimpanan (storage). Dalam hal ini adalah
batere. Tetapi ini tidak langsung dihubungkan begitu saja dari panel surya ke batere, tetapi
harus dihubungkan ke rangkaian Regulator, dimana didalam rangkaian tersebut terdapat
rangkaian pengisi Batere otomatis (Automatic charger).
Fungsi dari Regulator ini adalah untuk meregulasi tegangan keluaran dari panel
surya dan mengatur arus yang masuk ke Batere secara otomatis. Selain itu Regulator
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus dari Panel Surya ke Batere secara
otomatis dan juga berfungsi untuk memutuskan aliran arus dari batere kebeban bila terjadi
hubungsingkat ataupun beban yang berlebihan. Tipe regulator yang dirancang disini
adalah tipe modifikasi atau gabungan antara seri dan paralel.
Panel Surya sebenarnya dapat langsung digunakan tanpa diberi rangkaian regulator
ataupun batere, tetapi ini tidak dilakukan karena dapat membebani kinerja dari panel
(akibat adanya beban yang berlebihan) sehingga tidak akan terjadi kerusakan yang fatal
pada panel surya tersebut. Selain itu regulator ini juga berfungsi untuk mengamankan dari
terjadinya kelebihan beban dari panel surya sehingga panel surya tidak cepat rusak.
Hubungan batere dengan beban adalah dihubungkan paralel langsung ke beban.
Jika batere tersebut telah terisi dengan penuh. Untuk melindungi batere akibat adanya
beban yang berlebihan (over load) ataupun hubungsingkat pada beban, maka sebelum
batere dihubungkan langsung harus melewati rangkaian proteksi. Dimana fungsinya sudah
cukup jelas, yaitu untuk memproteksi ataupun melindungi batere akibat adanya beban
yang berlebihan (over load) ataupun hubungsingkat pada beban.
Jika kita menginginkan hasil keluaran listrik dari PLTS ini berupa listrik arus
bolak-balik (AC) maka PLTS yang sudah dapat mengeluarkan listrik arus searah (DC) ini
harus dihubungkan ke sebuah rangkaian elektronik / modul elektronik yang bernama

11
Inverter DC AC. Dimana Inverter DC AC. berfungsi untuk mengubah arus listrik
searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Setelah arus listrik searah diubah
menjadi arus listrik bolak balik, selanjutnya keluaran dari inverter ini yang telah berupa
arus bolak balik ini dapat langsung digunakan untuk mencatu peralatan listrik dan
elektronika yang membutuhkan arus bolak-balik.
Besarnya tegangan dan daya keluaran yang dapat dihubungkan kebeban nantinya
harus sesuai dengan kemampuan inverter yang dipakai dan besarnya sistem penyimpanan
yang digunakan (besarnya ampere hour (AH) atau amper jam dari batere).

2.5 Kelebihan dan kelemahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

a. Keunggulan-keunggulan PLTS :
Tidak memerlukan bahan bakar, karena menggunakan sumber energi matahari
yang dapat diperoleh dimana saja secara cuma-cuma sepanjang tahun, sehingga
hampirtidak memerlukan biaya operasi.
Tidak memerlukan konstruksi yang berat dan menetap, sehingga dapat
dipasangdimana saja dan dapat dipindahkan bilamana dibutuhkan.
Dapat diterapkan secara sentralisasi (PLTS ditempatkan di suatu area dan
listrik yang dihasilkan disalurkan melalui jaringan distribusi ke tempat-tempat
yangmembutuhkan) maupun desentralisasi (sistem PLTS dipasang pada setiap
rumah,dengan demikian tidak diperlukan jaringan distribusi).

Pada pola desentralisasi, gangguan pada satu sistem tidak akan


mempengaruhisistem yang lain dan tidak banyak energi yang terbuang pada
jaringan distribusi.
Bersifat moduler; kapasitas listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan
dengankebutuhan dengan cara merangkai modul secara seri dan paralel.
Dapat dioperasikan secara otomatis (unattendable) maupun menggunakan operator
(attendable).
Ramah lingkungan. Tidak menimbulkan polusi suara maupun polusi asap.
Tidak ada bagian yang bergerak, sehingga hampir tidak memerlukan
biayapemeliharaan, yang diperlukan hanya membersihkan modul apabila kotor
danmenambah air accu (aquades).
Umur pakai (life time) lebih dari 25 tahun

b. Kelemahan kelemahan PLTS :

12
Modul surya memiliki efisiensi konversi yang rendah dibandingkan
jenispembangkit lainnya.
Untuk bekerja dengan baik, modul surya harus cukup mendapatkan
penyinaranmatahari (tergantung pada musim).
Memerlukan area yang luas untuk pemasangan modul surya untuk
mendapatkandaya keluaran yang tinggi.
Harga modul surya (skala kecil) masih mahal sehingga biaya pembangkitan yang
dihasilkan juga mahal.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembuatan makalah ini, saya menarik kesimpulan bahwa Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) memiliki berbagai keuntungan dan juga sangat cocok
dikembangkan di Indonesia yang sangat berpotensi, karena beriklim tropis, dan kaya akan
perairanya. PLTS ini bisa digunakan sebagai pengganti pembangkit listrik berbahan bakar
fosil yang tidak terbarukan dan akan menimbulkan keuntungan secara materi dan
kesehatan lingkungan alam. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) memiliki Banyak
manfaat dalam kehidupan sehari hari terutama dalam rumah tangga.

3.2 Saran

13
Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang ramah lingkungan dan juga sumber
energinya terbarukan, sebaiknya kita sebagai warga masyarakat Indonesia mulai peduli
dan juga berpartisipasi untuk memakai serta mengembangkan teknologi PLTS .Jika,
teknologi ini berhasil berjalan dan berkembang pesat, dapat di bayangkan berapa jumlah
polusi yang berkurang. Serta juga dapat mengurangi Global Warming serta dampak yang
di timbulknya. Dan kemungkinan dari segi perekonomian daerah akan meningkat, sarana
dan prasarana dapat berjalan lancar. Sehingga nantinya akan menghasilkan SDM yang
berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Fadel. 2013. Prinsip Kerja Dioda Zener http://fadelmi.blogspot.com/2013/04/prinsip- kerja-


dioda-zener.html (diakses pada tanggal 29 Oktober 2016 pukul 21.00 WIB)

Gunawan, Hanapi. 1986. Prinsip-prinsip Elektronik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Septian, Alif. 2012. Pengertian Fungsi Dioda Zener http://teknikelektronika.com /pengertian-


fungsi-dioda-zener/ (diakses pada tanggal 29 Oktober 2016 pukul 21.00 WIB)

Setyawan, Danny. 2011. Regulator Tegangan http://elektronika-dasar.web.id/teori-


elektronika/regulator-tegangan/ (diakses pada tanggal 29 Oktober 2016 pukul 21.00
WIB)

14

Anda mungkin juga menyukai